PENDAHULUAN
Rumusan Masalahan
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Bagi Anak Sekolah Dasar
- Bagi SDN 01 Kalisari
- Bagi STIKes Binawan
- Bagi Peneliti
- Bagi Peneliti Lainnya
Ruang Lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian Obesitas
- Penilaian Status Gizi Obesitas
- Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Obesitas
- Pola Makan
- Konsumsi Fast Food
- Aktivitas Fisik
- Sosial Ekonomi
- Pendidikan Ibu
- Pengetahuan Ibu
- Genetik
- Jenis Kelamin
- Uang Jajan/Saku
- Anak Sekolah Dasar
Pola makan harian adalah pola makan seseorang yang berkaitan dengan kebiasaan makan sehari-hari (Adriani dan Wijatmadi, 2012). Diet adalah serangkaian informasi yang memberikan gambaran tentang jenis dan jumlah makanan yang dimakan seseorang setiap hari. Pola makan yang menyebabkan obesitas adalah makan saat tidak lapar dan makan sambil menonton televisi atau mengerjakan sesuatu seperti membaca atau mengerjakan pekerjaan rumah (Bidjuni, dkk, 2013).
Pola makan yang sehat dan bergizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan motorik anak. Pola makan yang baik pada anak, salah satunya mungkin karena orang tua mengajarkan kebiasaan makan yang baik kepada anak, seperti sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Orang tua cenderung mengatur pola makan anaknya dalam hal jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta memperhatikan waktu makan (Noviani, dkk, 2016).
Dari hasil penelitian Bidjuni dkk tahun 2013 yang menyatakan bahwa ada hubungan pola makan dengan obesitas dengan nilai (p-value = 0,007) di SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado, sebanyak. Berbekal pendidikan yang cukup, seseorang akan memperoleh lebih banyak informasi saat menentukan pola makan bagi dirinya dan keluarganya (Merisya, dkk, 2014). Anak laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama untuk mengalami obesitas, sehingga jenis kelamin anak tidak mempengaruhi kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar.
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN
Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian
Definisi Operasional
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi fast food dengan obesitas pada siswa kelas V di SDN 01 Kalisari Jakarta Timur tahun 2018. Karakteristik Anak Berdasarkan Jenis Kelamin, Suplemen, Pola Makan, Aktivitas Fisik dan Kecepatan Konsumsi makanan dengan obesitas. Hubungan jenis kelamin, uang saku, pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi fast food dengan obesitas.
Didapatkan nilai p-value sebesar 0,015 (p-value<0,05), yang berarti ada hubungan antara konsumsi fast food dengan obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi fast food dengan kegemukan pada anak kelas V dengan P-value 0,015. Penelitian ini juga sejalan dengan Junaidi dan Noviyanda tahun 2016 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara konsumsi fast food dengan obesitas dengan nilai (p-value = 0,024) di SDN 67 Percontohan Banda Aceh, sebanyak 20 anak mengkonsumsi fast food. sering (62,5%) dan sebanyak 12 anak jarang mengkonsumsi fast food (37,5%).
Berikut dapat ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian “Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik, Konsumsi Makanan Cepat Saji Dengan Obesitas Pada Siswa Kelas V SDN 01 Kalisari Jakarta Timur Tahun 2018”. Ada hubungan antara konsumsi fast food dengan obesitas pada anak kelas V (p = 0,015) di SDN 01 Kalisari Jakarta Timur tahun 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperjelas hubungan pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi fast food dengan obesitas. di kelas. Siswa V SDN 01 Kalisari Jakarta Timur Tahun 2018.
HUBUNGAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN KONSUMSI FAST FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA KELAS V SDN 01 KALISARI. Hubungan pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi fast food dengan obesitas pada siswa kelas V SDN 01 Kalisari Jakarta Timur Tahun 2018.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitan
Subjek Penelitian
- Populasi
- Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 01 Kalisari Jakarta Timur tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 180 anak.
Teknik Pengambilan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk data primer karena diperoleh dengan mengambil langsung pada saat penelitian seperti antropometri (tinggi dan berat badan), dan kuesioner yang dibagikan dan dikumpulkan bersamaan dengan pengambilan data.
Instrumen Penelitian
Prosedur Pengambilan Data
Analisis Data
- Analisis Univariat
- Analisis Bivariat
Terdapat 39 anak (60,9%) yang memiliki kebiasaan konsumsi makanan cepat saji yang sering dan 25 anak (39,1%) yang memiliki kebiasaan konsumsi makanan cepat saji yang jarang. Analisis bivariat dilakukan untuk mengukur hubungan antara variabel bebas yaitu jenis kelamin, izin, pola makan, aktivitas fisik, konsumsi fast food dan variabel terikat yaitu obesitas pada anak kelas 5 SD. Diperoleh nilai OR yang berarti bahwa responden yang sering mengkonsumsi fast food memiliki peluang 3696 kali untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan responden yang jarang mengkonsumsi fast food.
Hasil kategori berdasarkan konsumsi fast food pada penelitian ini termasuk kategori sering konsumsi fast food yaitu 39 anak (60,9%), sedangkan responden yang jarang mengkonsumsi fast food sebanyak 25 anak (39,1%). Hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan konsumsi fast food dengan kejadian gizi lebih pada siswa SD Sudirman I Makassar. Hubungan konsumsi fast food dan aktivitas fisik dengan menarche pada anak (9-12 tahun) di SDN Banjarsari II Bandung.
Bersama surat ini, saya mengucapkan selamat kepada Rika Kurniagustina, mahasiswa Program Studi Gizi, sebagai peneliti utama dalam penelitian berjudul, “Hubungan Pola Makan, Olahraga, dan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Obesitas Siswa Kelas V SDN 01 Kalisari Jakarta Timur Tahun 2018” dimana Mahasiswa diminta untuk bersedia menjadi responden survei dan bersedia mengisi kuesioner yang terlampir.
Etika Penelitian
HASIL, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Gambaran Sekolah
Sekolah ini juga dekat dengan masjid dan di sebelah banyak toko kelontong dan kios jajanan. Sekolah ini merupakan gabungan dari 3 sekolah, sehingga jumlah siswa di SDN 01 Kalisari Jakarta Timur adalah 869 siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Memiliki 426 siswa laki-laki dan 443 siswa perempuan, setiap tingkatan kelas dibagi menjadi tingkatan dari A sampai F, rata – rata 35 siswa per kelas.
Sekolah ini juga memiliki fasilitas lain seperti dapur, gudang, mushola, kantor UKS yang masing-masing memiliki 1 ruangan. Selain itu, SD ini juga dekat dengan SD lain yaitu SDN 03 Kalisari Jakarta Timur sehingga banyak penjual makanan dan minuman di sekitar kedua sekolah tersebut, seperti makanan utama, jajanan, dan minuman kemasan. Sekolah ini memiliki kantin di setiap lantainya, namun kantin tersebut hanya menjual makanan ringan dan minuman serta tidak menjual makanan berat seperti nasi dan lauk pauk.
Analisa Univariat
Responden dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar di SDN 01 Kalisari Jakarta Timur tahun 2018 sebanyak 64 anak kelas V. Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa 30 anak (46,9%) mengalami obesitas dan 34 anak yang tidak obesitas. obesitas (53,1%). Ada 31 anak (48,4%) yang berjenis kelamin laki-laki dan 33 anak perempuan (51,6%).
Anak yang memiliki uang saku tinggi sebanyak 6 anak (9,4%), sedangkan anak yang memiliki uang saku rendah sebanyak 58 anak (90,6%). Terdapat 38 anak (59,4%) yang memiliki pola makan sering, sedangkan 26 anak (40,6%) memiliki pola makan yang jarang. Aktivitas fisik kurang sebanyak 30 anak (46,9%) dan aktivitas baik sebanyak 34 anak (53,1%).
Analisa Bivariat
Dari analisis tabel 5 di atas terlihat bahwa 45,2% anak obesitas adalah laki-laki, sedangkan 48,6% adalah perempuan. Hasil analisis uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh nilai p sebesar 0,790 (p-value > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian konstipasi. Diperoleh p-value sebesar 0,307 (p-value > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara uang saku dengan obesitas.
Diperoleh nilai p sebesar 0,033 (nilai p <0,05) yang menunjukkan adanya hubungan antara pola makan dengan obesitas. Diperoleh nilai p-value sebesar 0,013 (p-value<0,05), yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas.
Pembahasan
- Obesitas
- Hubungan Jenis Kelamin Dengan Obesitas
- Hubungan Uang Jajan Dengan Obesitas
- Hubungan Pola Makan Dengan Obesitas
- Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Obesitas
- Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Obesitas
Dinyatakan bahwa tidak ada hubungan jenis kelamin dengan obesitas pada anak kelas V dengan nilai P 0,790. Penelitian ini juga sejalan dengan Santosa Erwin tahun 2017 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas dengan nilai (p-value = 0,464) di SDN 1 Sleman, laki-laki sebanyak 2 orang (6,7%) dan sebanyak 4 anak perempuan (13,3%). Dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara uang saku dengan kegemukan pada anak kelas V dengan nilai P 0,307.
Hal tersebut menyatakan bahwa ada hubungan pola makan dengan obesitas pada anak kelas V dengan nilai P sebesar 0,033. Penelitian ini juga sejalan dengan Bidjuni et al tahun 2013 yang menyatakan bahwa ada hubungan pola makan dengan obesitas dengan nilai (p value = 0,007) di SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado, sebanyak 27 anak dengan pola makan teratur. (67,5%) dan sebanyak 13 anak dengan pola makan jarang (32,5%). Hal tersebut menyatakan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada anak kelas V dengan P-value 0,013.
Penelitian ini juga sejalan dengan Dannari et al tahun 2013 yang menyatakan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan obesitas dengan nilai (p value = 0,004) di SD Kota Manado responden yang melakukan aktivitas fisik kurang sebanyak 58 anak (85,3%). , ketika .
Keterbatasan Penelitian
Distribusi frekuensi konsumsi anak berdasarkan jenis fast food yang biasa dikonsumsi siswa adalah french fries, fried chicken, hamburger, ice cream, sosis, coklat, dan permen. Termasuk makanan cepat saji, kentang goreng, ayam goreng, burger, pizza, spageti, donat, es krim, dan lain-lain. Konsumsi fast food yang baik bila frekuensi makannya 1 kali per minggu, bila dikatakan buruk lebih sering.
Fast food adalah makanan siap saji yang tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat. Ada hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada anak kelas V (p=0,013) di SDN 01 Kalisari Jakarta Timur Tahun 2018. Bagi siswa/I untuk membatasi frekuensi konsumsi fast food maksimal 1x per bulan, olahraga teratur untuk membakar sisa lemak dan kadar gula yang tinggi dari fast food.
Bagi peneliti selanjutnya agar memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi hubungan antara konsumsi fast food dengan aktivitas fisik pada anak obesitas, seperti pengukuran tinggi dan berat badan serta wawancara dengan kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Sekolah hendaknya memberikan informasi atau nasehat tentang kesehatan anak, khususnya yang berkaitan dengan pola makan yang baik, porsi makan, waktu makan, pemilihan makanan dengan kandungan gizi Kajian pencegahan obesitas pada anak, aktivitas fisik di sekolah saat olahraga atau di rumah, dan pemantauan berat badan . Hubungan gizi dengan obesitas pada anak usia 8 sampai 10 tahun di SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado. Kebiasaan jajan dan pola makan serta hubungannya dengan status gizi anak sekolah dasar di SD Sonosewu Bantul.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak usia sekolah pada keluarga atas dan bawah (Kasus di Desa Sidoarjo Kabupaten Ponorogo). Tinjauan perilaku makan pada anak overweight dan obesitas di SDSN Ujung Menteng 01 Pagi Jakarta Timur. Jumlah uang jajan dan kebiasaan melewatkan sarapan berhubungan dengan status gizi obesitas pada anak sekolah dasar.
Penggunaan gadget, aktivitas fisik, asupan dan hubungannya dengan kejadian overweight pada siswa SD Marsudirini Matraman Jakarta Timur tahun 2013. Status gizi lebih dan faktor lain yang berhubungan dengan siswa kelas IV dan V MTs Tirtayasa di Kota Serang tahun 2014. Prevalensi obesitas di SD anak usia sekolah menurut IMT/U di SD Negeri Ploso II No 173 Surabaya.