• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU "

Copied!
142
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana implementasi pemanfaatan warisan bersama dengan cara menggilir sawah pada masyarakat Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap pemanfaatan harta warisan bersama dalam menggilir sawah pada masyarakat Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

Batasan Masalah

Ketiga kalinya, survei ini dilakukan pada tanggal 3 hingga 21 Juni 2021 sesuai dengan sertifikat survei yang dilakukan oleh Kecamatan Kelam Tengah, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan dan landasan bagi masyarakat lokal, pemangku adat, tokoh desa dan unsur masyarakat lainnya untuk dijadikan pedoman atau acuan dalam melaksanakan pemanfaatan warisan bersama di sawah bergilir. . Dapat juga memperkaya bacaan siswa tentang pemanfaatan warisan bersama dengan menggilir persawahan masyarakat Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur.

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Keempat, skripsi yang ditulis oleh Hartono Ya'kub pada tahun 2012 yang berjudul “Sistem Warisan dalam Perkawinan Semendo Suku Rejang Dalam Perspektif Hukum Islam”. 15 Hartono Ya'kub, Sistem Warisan dalam Perkawinan Semendo Suku Rejang, Perspektif Hukum Islam, (Bengkulu: Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Bengkulu, 2012), hal.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Subjek dan Objek Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah topik yang akan diteliti dan dianalisis, maka tujuan yang akan diteliti dalam hal ini adalah implementasi pemanfaatan warisan bersama dengan cara menggilir sawah di Kecamatan Kelam Tengah, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu di wilayah tersebut. pandangan terhadap hukum Islam dan hukum adat. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara, dengan pemilihan informan data secara sengaja (yang ditunjuk langsung bila diperlukan).

Sistematika Penulisan

Bab Ketiga Pada bab ini akan membahas tentang gambaran umum daerah penelitian yaitu Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Bab Lima, bab ini memuat kesimpulan sekaligus saran mengenai hasil penelitian yang ditemukan penulis serta jawaban atas permasalahan pokok.

LANDASAN TEORI

Dasar Hukum Waris Islam

Hukum waris Islam cenderung membagi harta warisan kepada sebanyak-banyaknya ahli waris, dengan cara memberikan bagian tertentu kepada beberapa ahli waris. Misalnya, anak laki-laki yang menanggung beban menafkahi keluarga mempunyai hak yang lebih besar dibandingkan anak perempuan yang tidak terbebani menafkahi keluarga. Hukum waris Islam membedakan besar kecilnya bagian tertentu dari ahli waris sesuai dengan kebutuhannya dalam kehidupan sehari-hari, selain melihat kedekatannya dengan almarhum (ahli waris).

Berdasarkan prinsip undang-undang pusaka Islam, Al-Quran menyediakan peraturan perundangan yang ketat dan terperinci. Apa yang diterangkan ialah status adik-beradik dengan bapa atau dengan anak lelaki, yang mana mereka tidak mendapat apa-apa kerana bertudung.

Asas-asas Hukum Waris Islam

Hak kebendaan (Hukukul Maliyah) hanyalah hak material yang boleh diwariskan kepada ahli waris. Apa yang diyakini oleh Ijbari ialah dalam hukum pewarisan Islam, harta secara automatik berpindah dari orang yang telah meninggal dunia (waris) kepada ahli warisnya mengikut ketetapan Allah swt tanpa bergantung kepada kehendak seseorang, baik ahli waris mahupun ahli waris. . Dalam pelaksanaannya, semua harta pusaka ditetapkan dalam nilai tertentu, yang kemudiannya dibahagikan kepada ahli waris yang berhak menerimanya mengikut kadar bahagian masing-masing.

Begitu pula jika terjadi keadaan dimana jumlah bagian seluruh ahli waris lebih besar dari masalah yang disebutkan (aul), atau sebaliknya, timbul keadaan dimana jumlah bagian seluruh ahli waris lebih kecil dari masalah awal (radd), maka diatur. sampai harta warisan itu dibagi menurut peraturan. Sedangkan asas perdamaian dalam pembagian harta warisan adalah dimungkinkannya pembagian harta warisan di luar jalur yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan Hadits serta kemungkinan melanggar ketentuan (tarif) bagian masing-masing ahli waris yang mempunyai. telah ditetapkan dalam Al-Qur'an.

Syarat dan Rukun Waris Islam

Kehidupan orang yang mewaris: kehidupan orang yang mewarisi setelah meninggalnya orang yang mewaris itu juga harus direalisasikan, bisa dengan kehidupan yang perlu dan tetap atau disamakan dengan orang yang masih hidup dengan taksiran (taqdiri) . Ahli waris (wârits), yaitu orang yang mempunyai hubungan dengan orang yang meninggal dengan salah satu sebab pewarisan. Warisan (maurûts) yang disebut juga tarikah dan mîrâts, yaitu harta atau hak yang berpindah dari ahli waris kepada ahli waris.

Sebab penerimaan dan sebab menghalang pewarisan Pewarisan adalah wajar atas sebab-sebab berikut.

Sebab-sebab Menerima dan Sebab-sebab Penghalang Kewarisan 40

Dan bagi kamu (suami) setengah dari harta warisan istrimu jika mereka tidak mempunyai anak. Sementara itu, diriwayatkan dari Mu’adz, Muawiyah, Ibnu Musayyib, Masruq dan an-Nakha’i bahwa umat Islam mewarisi dari orang kafir dan bukan sebaliknya, sebagaimana laki-laki Islam boleh mengawini perempuan kafir dan laki-laki kafir tidak boleh mengawini perempuan. Muslim. Adapun bagi non-Muslim, ada yang mewarisi dari yang lain karena dianggap satu agama.

Adapun mengenai perbedaan tanah antara non-Muslim, masih diperdebatkan apakah menjadi penghalang bagi mereka untuk saling mewarisi atau tidak. Mayoritas ulama berpendapat bahwa hal ini tidak menghalangi umat Islam untuk saling mewarisi, sebagaimana tidak menghalangi umat Islam untuk saling mewarisi.

Unsur-Unsur Kewarisan

Ahli waris adalah orang yang berhak atas harta warisan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Selain adanya hubungan kekerabatan dan perkawinan, mereka hanya berhak menerima warisan secara sah dengan syarat ahli warisnya masih hidup atau masih hidup pada saat ahli waris meninggal dunia, tidak ada hambatan hukum dalam menerima warisan dan tidak sepenuhnya. terselubung atau ditutupi oleh ahli waris terdekat.

Ahli Waris dan Bagian-bagiannya

Anak dari saudara kandung (ibnul akhi shaqiq) dan anak dari saudara laki-laki dari pihak ayah (ibnul akhi li ab) g. Dua anak perempuan dari anak laki-laki atau lebih, jika jenazah tidak mempunyai anak, tidak ada anak perempuan sendiri, tidak. Saudara laki-laki atau perempuan dari ibu, dua orang atau lebih jika tidak mempunyai anak, ayah atau kakek.

Kakek, dan seterusnya dari pihak laki-laki jika tidak ada anak dan ayah. Cucu dari anak laki-laki ini dan seterusnya turun dari pihak laki-laki secara berurutan.

Hak Milik Dalam Hukum Islam

  • Pengertian Milik
  • Sebab-sebab Kepemilikan dalam Hukum Islam
  • Macam-macam Kepemilikan

Aturan wajib adalah aturan yang dibutuhkan masyarakat agar kebutuhan manusia tidak dilanggar oleh orang lain dan agar masyarakat tidak melanggar hak orang lain. Al-fi'lu al-darr (perbuatan merugikan) seperti merugikan, melanggar hak atau kepentingan orang lain.90. Yaitu orang yang tidak berusaha atau bekerja, tetapi merampas hak orang lain, misalnya mencuri, merampok, dan sebagainya.

Kedua, kepemilikan perkumpulan adalah kepemilikan yang manfaatnya dapat dimanfaatkan oleh sebagian orang yang dibentuk dengan cara tertentu, misalnya kerjasama yang melibatkan beberapa orang tanpa melibatkan sekelompok orang yang lain. Milk al-dain (harta piutang) yaitu kepemilikan atas harta yang menjadi tanggung jawab orang lain karena alasan tertentu.

Hukum Kewarisan Dalam Kompilasi Hukum Islam

  • Pewaris
  • Harta Warisan
  • Ahli Waris
  • Pembagian Harta Warisan
  • Penggantian Kedudukan, Mawali atau Plaatsvervulling

Ulama Syafi'iyah banyak menggunakan 'urf dalam perkara-perkara yang tidak menemukan ketentuan batasannya secara syara' atau dalam penggunaan bahasa. Setiap orang yang datang secara mutlak dengan syara', dan tidak ada pasangannya secara syara' atau secara bahasa, maka dikembalikan kepada 'urf'. Sesuatu yang diketahui secara 'urf (adat) dalam suatu komunitas dalam masyarakat dengan syarat sesuatu itu ma'ruf atau tidak.

Para ulama ushul fiqh sepakat bahwa 'urf sah, yaitu 'urf yang tidak bertentangan dengan syara' dapat dijadikan dalil dalam menegakkan syara'. Ulama Syafi'iyah sering menggunakan 'urf' dalam permasalahan yang tidak ada batasan syara' maupun penggunaan bahasanya.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Kependudukan

Masyarakat merupakan sumber daya yang potensial bagi kemajuan daerah dan lingkungan tempat tinggal penduduknya. Menurut sejarah, sebagian besar penduduk asli Kecamatan Kelam Tengah berasal dari suku Pasmah dan Semende, yaitu suku asli wilayah Sumatera Selatan. Seiring berjalannya waktu, banyak pendatang yang merantau ke Kecamatan Kelam Tengah sehingga penduduk Kecamatan Kelam Tengah kini terdiri dari berbagai suku, bahasa dan budaya antara lain suku Jawa, Sunda, Rejang dan lain-lain.

Hal tersebut tidak mengurangi kearifan lokal masyarakat Kecamatan Kelam Tengah, baik suka duka gotong royong dan kekeluargaan masih tetap terjaga hingga saat ini. Angka tersebut menunjukkan bahwa setiap 100 penduduk perempuan di Kecamatan Kelam Tengah terdapat 104 penduduk laki-laki.

Kondisi Keagamaan

Berdasarkan informasi Kantor Kecamatan Kelam Tengah dan Kantor Urusan Agama (KUA) hingga tahun 2020, diketahui masyarakat Kecamatan Kelam Tengah mayoritas penduduknya menganut agama Islam, persentasenya mencapai 100. Kehidupan beragama Masyarakat di Kecamatan Kelam Tengah sangat baik dan berjalan normal, rukun dan damai, kemungkinan besar agama yang dianut masyarakat hanya Islam. Sarana prasarana ibadah yang diajukan di Kecamatan Kelam Tengah sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan peribadatan.

Tabel 3.4 Jumlah Tempat Ibadah  Nama Desa  Jenis Tempat Ibadah
Tabel 3.4 Jumlah Tempat Ibadah Nama Desa Jenis Tempat Ibadah

Kondisi Pendidikan

Kondisi Kesehatan

Kondisi Pertanian

Kondisi Ekonomi

Implementasi Pemanfaatan Warisan Bersama dengan Cara Melakukan Rotasi Sawah di Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu 1. Sehingga sebagian besar masyarakat melakukan praktik memanfaatkan warisan bersama dengan cara rotasi sawah). Pemanfaatan warisan bersama dengan cara menggilir sawah, ada sawah yang dirotasi dan ada yang mengelolanya.

Pemanfaatan Warisan Bersama dengan Cara Memutar Sawah di Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu Ditinjau dari Hukum Islam. Dibolehkan menggunakan warisan bersama dengan cara menggilir sawah di Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur menurut sudut pandang hukum Islam.

HASIL PENELITIAN

Perspektif Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Pemanfaatan Harta Waris

PENUTUP

Saran

Sebaiknya kepala desa (bersama perangkat) dan camat memperhatikan pemanfaatan peninggalan tersebut dengan menggilir sawah, sehingga. Kepada para akademisi dan peneliti tingkat lanjut, agar dapat menggali permasalahan pemanfaatan warisan bersama dengan rotasi sawah dari aspek lain yang tidak penulis pertimbangkan, sehingga penelitian mengenai pemanfaatan warisan bersama dengan rotasi sawah dapat tuntas. Dasan, Ahmad, Hukum Waris Islam dalam Praktek dan Perspektif Masyarakat Enggano, Bengkulu, Bandung: Jurnal Hukum Res Nullius, 2020.

Ghafur Anshori, Abdul, Existence and Adaptation of Islamic Inheritance Law in Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012. Purbenazir, Eka Rahayu, Implementering van Islamitiese Erfreg in Kepahiang Distrik Gemeenskappe, Kepahiang Regency, Bengkulu: Bengkulu State Islam Institute, 2016 .

Gambar

Tabel 3.1 Letak Astronomis Wilayah Kecamatan Kelam Tengah  Letak Astronomis
Tabel  3.3  Jumlah  Penduduk  Menurut  Jenis  Kelamin  dan  Sex  Rasio  di  Kecamatan Kelam Tengah
Tabel 3.4 Jumlah Tempat Ibadah  Nama Desa  Jenis Tempat Ibadah

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat kampung adat Ciptagelar ini menjadikan alam dan adat atau kebiasaan nenek moyang mereka bersinergi dengan teknologi, adanya pengelolaan sumber mata air yang dimanfaatkan