• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2021 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR DALAM

PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN NYAMAN : NYERI Umi Nurkhayati1, Mutiara Dewi Listiyanawati2

1Mahasiswa/Fakultas Ilmu Kesehatan/Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga/Universitas Kusuma Husada Surakarta

2Dosen/Fakultas Ilmu Kesehatan/Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga/Universitas Kusuma Husada Surakarta

E-mail : uminkh20@gmail.com ABSTRAK

Latar belakang : Fraktur atau patah tulang merupakan gangguan penuh atau sebagian pada kontinuitas struktur tulang yang terjadi dikarenakan hantaman langsung sehingga sumber tekanan lebih besar dari pada yang bisa diserap, ketika tulang mengalami fraktur maka struktur sekitarnya akan ikut terganggu dengan keluhan nyeri. Tindakan yang dapat dilakukan adalah kompres dingin cryotherapy yang diharapkan dapat menurunkan intensitas nyeri. Tujuan : Mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan pasien fraktur tertutup dalam pemenuhan kebutuhan aman nyaman : nyeri dengan teknik kompres dingin cryotherapy . Metode : Menggunakan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Hasil : Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien fraktur tertutup dengan masalah keperawatan nyeri akut yang dilakukan tindakan kompres dingin cryotherapy selama 20-30 menit di IGD didapatkan hasil pada akhir asuhan keperawatan yaitu skala nyeri menurun dari skala 6 menjadi skala 4 (skala sedang). Kesimpulan : Tindakan kompres dingin efektif diberikan pada pasien fraktur tertutup dengan nyeri akut.

Kata kunci : Fraktur, Nyeri akut dan Kompres dingin cryotherapy

(2)

Study Program of Nursing Diploma Three Faculty of Health Sciences University of Kusuma Husada Surakarta 2021 NURSING IN FRACTURE PATIENTS IN THE FULFILLMENT OF SAFE

COMFORT: PAIN NEEDS

Umi Nurkhayati1, Mutiara Dewi Listiyanawati2

1 Student/Faculty of Health Sciences/Nursing Study Program Diploma Three/University of Kusuma Husada Surakarta

2 Lecturer/Faculty of Health Sciences/Nursing Study Program Diploma Three /University of Kusuma Husada Surakarta

E-mail : uminkh20@gmail.com ABSTRACT

Background: Fracture is a complete or partial disruption on the continuity of the bone structure that occurs due to direct impact thus the source of pressure is greater than that which can be absorbed, when the bone is fractured, the surrounding structure will also be disturbed with complaints of pain. Actions that can be taken are cryotherapy cold compresses which are expected to reduce pain intensity. Objective : To know the implementation of nursing care for closed fracture patients in fulfilling the needs of safe comfort : pain with cryotherapy cold compress technique. Methods: Using interview, observation and physical examination techniques. Results: The management of nursing in closed fracture patients with acute pain nursing problems who performed cold compresses with cryotherapy for 20-30 minutes in the ER showed that at the end of nursing care the pain scale decreased from a scale of 6 to a scale of 4 (medium scale).

Conclusion: Cold compresses are effective for closed fracture patients with acute pain.

Key words: Fracture, Acute pain and cryotherapy cold compress

(3)

PENDAHULUAN

Fraktur atau patah tulang merupakan gangguan penuh atau sebagian pada kontinuitas struktur tulang. Fraktur terjadi dikarenakan hantaman langsung sehingga sumber tekanan lebih besar dari pada yang bisa diserap, ketika tulang mengalami fraktur maka struktur sekitarnya akan ikut terganggu (Smeltzer, 2018).

Menurut WHO prevalensi kecelakaan lalu lintas pada tahun 2011-2012 terdapat 1,3 juta orang menderita fraktur. Secara ringkas dan umum fraktur adalah patah tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan tulang itu sendiri, serta jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap.

Faktor yang dapat menyebabkan fraktur yaitu meliputi cedera traumatik antara lain cedera langsung, cedera tidak langsung, dan trikan otot dan cedera patologis antara lain tumor tulang (jinak atau ganas), infeksi seperti osteomielitis,

rakhitis (Dosen Kepeawatan Medikal-Bedah 2017).

Pada kondisi seseorang yang mengalami fraktur akan merasakan ketidaknyamanan yaitu nyeri.

Penatalaksaan nyeri pada pasien fraktur tertutup ektermitas bawah di IGD RSUD Ungaran diberikan tindakan kompres dingin cryotherapy, karena tindakan ini diketahui dapat menurunkan atau mengurangi intensitas nyeri, mengurangi kerusakan hipoksia dengan menurunkan metabolism jaringan yang terluka.

Penatalaksanaan kompres dingin cryotherapy dilakukan pada pasien nyeri akibat fraktur pada 24 sampai 48 jam setelah terjadinya cedera selama 20-30 menit dan pemberian kompres dingin dilakukan ketika pasien tidak dalam pengaruh analgetik atau 4 jam setelah pemberian analgetik (Arofah 2009).

METODE

Metode studi kasus ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik pada subjek studi

(4)

kasus yaitu dengan pasien nyeri akut yang mengalami fraktur tertutup di IGD RSUD Ungaran yang dilakukan pada 22 Februari 2021.

HASIL

Hasil pengkajian ABCD yang dilakukan didapatkan hasil pengkajian A (airway) jalan nafas paten, lidah tidak jath, tidak ada benda asing dalam jalan nafas, tidak ada edema pada mulut dan tidak ada nafas tambahan. Pengkajian B (Breathing) di dapatkan hasil pola nafas teratur, frekuensi nafas 20 x/menit, tidak menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, SP02 99%. Pengkajian C (Circulation) didapatkan hasil frekuensi nadi 117 x/menit, irama teratur, TD : 120/80 mmHg, capillary refile <2 detik, akral ektermitas atas teraba hangat, akral ektermitas bawah pada bagian cedera teraba dingin, suhu tubuh 36°C.

Pengkajian D (Disability) didapatkan hasil Tingkat kesadaran pasien composmetis, nilai GCS : 15 E4 V5 M6, pupil positif (+) terhadap

cahaya. Pengkajian E (Exposure) didapatkan hasil Pasien mengalami pembengkakan pada kaki sebelah kanan, pada pemeriksaan tubuh tidak terdapat lesi/luka pada bagian tubuh bagian belakang, bagian lengan maupun kepala, hanya terdapat goresan luka pada kaki bagian kanan, pasien berada di IGD RSUD Ungaran untuk dilakukan tindakan.

Pengkajian give comfort ddapatkan hasil pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan karena kecelakaan lalu lintas, pada pengkajian P (provocation) pasien mengatakan nyeri, pengkajian Q (quality) pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk- tusuk, pengkajian R (region) pasien mengtakan nyeri pada kaki bagian kanan atas atau femur dextra dengan fraktur inkomplit, pengkajian S (skala) pasien mengatakan skala nyeri 6 , pengkajian T (time) pasien mengatakan nyeri terus menerus, bertambah jika digerakan.

Pengkajian history SAMPLE didapatkan hasil Subjektif didapatkan hasil pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan bagian atas (femur dextra). Pengkajian alergi

(5)

didapatkan hasil pasien tidak memiliki alergi terhadap obat atau makanan. Pengkajian medikasi didapatkan hasil pasien mengatakan tidak sedang mengkonsumsi obat/tidak sedang menjalani pengobatan. Pengkajian riwayat penyakit sebelumnya didapatkan hasil pasien mengatakan tidak ada riwayat fraktur. Pengkajian last meal didapatkan hasil pasien mengatakan terakhir kali mengkonsusmi nasi, sayur dan air putih. Pengkajian event leading didapatkan hasil pasien mengatakan hendak pergi ke semarang pada sekitar pukul 14.00 WIB, tetapi ketika sampai di depan SMK nurul barqi ada sebuah mobil yang menyebrang secara mendadak karena pasien terkejut pasien tidak bisa menghindar sehingga menyebabkan pasien terjatuh dengan posisi kaki kanan tertimpa badan motor dan menyebabkan terjadinya kecelakaan, pasien merasakan nyeri pada paha bagian kanan. Pasien dibawa ke IGD RSUD Ungaran oleh warga sekita yang mengetahui adanya kecelakaan dan dilakukan pengkajian ABCDE serta pengkajian PQRST dan dilakukan penanganan

non farmakologis kompres dingin sesampainya di IGD RSUS Ungaran.

Diagnosa yang muncul berdasarkan pengkajian didapatkan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis (D.0077).

Intervensi yang dilakukan pada masalah keperawatan yang muncul yaitu manajemen nyeri (I.08238), observasi : identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas nyeri, terapeutik : berikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (kompres dingin), edukasi : ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri, kolaborasi : kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

Implementasi keperawatan dilakukan dengan mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas nyeri, memberikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (kompres dingin), mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi

(6)

nyeri, mrngkolaborasi pemberian analgetik.

Setelah dilakukan implementasi keperawatan dengan melakukan tindakan kompres dingin di IGD RSUD Ungaran kemudia dilakukan evaluasi untuk mengetahui pre dan post penurunan skala nyeri pada pasien. Hasil setelah dilakukan tindakan kompres dingin cryotherapy dalam skala nyeri pasien menurun dari skala 6 menjadi skala 4.

Hari dan Tanggal

Skala Sebelum tindakan

Sesudah tindakan Senin,

22 Februari 2021

6 4

Tabel 4.1 skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan tindakan keperawatan kompres dingin.

PEMBAHASAN

Pada pasien setibanya di rumah sakit dilakukan pengkajian primer yang mencakup airway didapatkan : jalan nafas paten, lidah tidak jatuh, tidak ada benda asing dalam jalan nafas, tidak ada edema pada mulut dan tidak ada nafas tambahan, breathing

didapatkan pola nafas teratur, frekuensi nafas 20 x/menit, tidak menggunakan alat bantu bernafas, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, SPO2 99%, circulation didapatkan frekuensi nadi 117 x/menit, irama teratur, TD : 120/80 mmHg, capillary refile <2 detik, akral teraba hangat, suhu tubuh 36°C disability didapatkan tingkat kesadaran klien composmetis, nilai GCS : 15 E4 V5 M6, pupil positif (+) terhadap cahaya, exposure : terdapat pembengkakan pada kaki sebelah kanan, dan pengkajian secondary survey didapatkan P : pasien mengatakan nyeri, Q : pasien mengatakn nyeri seperti tertusuk- tusuk, R : pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan bagian atas (paha), S : pasien mengatakan skala nyeri 6, T : pasien mengatakan nyeri terus menerus. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dan juga rotgen pada ekstermitas kanan didapatkan hasil terjadi clse fraktur femur dextra. Fraktur adalah gangguan komplet atau inkomplet pada kontinuitas struktur tulang dan didefinisikan sesuai dengan jenis dan

(7)

keluasannya yang disebabkan hantaman yang lebih besar dari yang dapat diserap (Smeltzer s.c, 2018).

Kondisi seseorang mengalami fraktur akan merasakan nyeri dimana rasa nyeri tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pada seseorang.

Dari pengkajian yang telah dilakukan pada pasien dengan data subjektif dan data objektif sehingga dapat di rumuskan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencemdera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis (D.0077). Nyeri akut merupakan pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI, 2017. Diagnosa ini dipilih karena sesuai dengan kebutuhan manusia mengenai kebutuhan rasa aman nyaman : nyeri.

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri pada pasien close fraktr femur dextra adalah identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas

nyeri, identifikasi skala nyeri, berikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (kompres dingin), ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu. Tindakan non- farmakologis digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri pada pasien fraktur adalah kompres dingin. Berdasarka penelitian yang dilakukan oleh sastra lenni (2018) membuktikan bahwa kompres dingin dapat menurunkan itensitas nyeri pada pasien fraktur tertutup yang relatif tidak menimbulkan efek samping.

Implemetasi yang dilakukan pada pasien close fraktur femur dextra dengan masalah keperawatan nyeri adalah : mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, memberikan teknik non- farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri dengan kompres dingin yang dilakukan selama 20-30 menit.

Implemntasi yang dilakukan pada pasien fraktur tertutup mendapatkan respon pasien bersedia di berikan

(8)

tindakan. Implementasi atau tindakan keperawatan ini sesuai dengan teori yang dilakukan sastra lenni, (2018) yaitu kompres dingin untuk mengurangi intensitas nyeri pada pasien fraktur.

Evaluasi yang didapatkan pada pasien dengan close fraktur femur dextra adalah Subjektif : pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 6 menjadi skala 4, objektif : pasien terlihat meringis kesakitan, assesment : masalah belum teratasi, planning : lanjutkan intervensi.

Kompres dingin yang dilakukan pada pasien dengan fraktur terbukti efektif untuk menurunkan intensitas nyeri karena terdapat perubahan skala nyeri sebelm dan sesudah dilakukan tindakan kompres dingin. Penurunan skala ini sesuai dengan jurnal sastra lenni (2018) membuktikan kompres dingin pada pasien fraktur dapat mengurangi intensitas nyeri.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil studi kasus dan pembahasan mengenai kompres dingin cryotherapy terhadap pasien fraktur tertutup ekstermitas bawah.

Hasil studi menunjukkan bahwa

pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien fraktur tertutup ekstermitas bawah dalam pemenuhan kebutuhan aman nyaman : nyeri dengan masalah keperawatan nyeri akut yang dilakukan tindakan keperawatan kompres dingin cryotherapy diberikan 1x selama 2o- 30 menit terjadi penurunan nyeri akut dari skala nyeri 6 menjadi skala nyeri 4. Rekomendasi tindakan kompres dingin cryotherapy efektif dilakukan pada pasien fraktur tertutup.

SARAN

Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran setelah mengelola asuhan keperawatan pada pasien fraktur ekstermitas bawah.

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit dapat memberikan intervensi keperawatan pada pasien fraktur dengan teknik non- farmakologis yaitu kompres dingin atau terapi dingin untuk mengurangi intensitas nyeri

(9)

2. Bagi Perawat

Diharapkan dapat menambah wawasan untuk perawat dalam menangani pasien fraktur dengan tindakan non- farmakologis kompres dingin.

3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dalam penanganan kasus fraktur dalam mengatasi nyeri dan dapat memingkatkan mutu pelayanan bagi institusi pendidikan yang lebih berkualitas dan juga profesional sehingga dapat tercipta perawat yang berkualitas, profesional dan bermutu.

DAFTAR PUSTAKA

Arofah Novita Intan. 2009. Terapi Dingin (Cold Therapy) Dalam Penanganan Cedera

Olahraga. Jurnal

MEDIKORA. Vol. V , No 1, April 2009: 102-117. Di akses pada tanggal 12 April

2020 dari

https://scholar.google.com/sc

holar?hl=id&as_sdt=0%2C5

&q=terapi+dingin+dalam+pe nanganan+cedera+olahraga&

oq=terapi+dingin+da#d=gs_q abs&u=%23p%3D_CrOzAxe 2ZYJ

Dosen Keperawatan Medikal-Bedah.

2017. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah.

Diagnosis NANDA-1 2015- 2017 Intervensi NIC Hasil NOC. Jakarta: Kedokteran EGC.

Mediarti Dewi, dkk. 2015. Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri pada Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang Tahun 2012. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 2, No. 3, Oktober 2015:253-260. Diakses pada tanggal 22 November 2020 dari

https://ejournal.unsri.ac.id/ind ex.php/jkk/article/view/2826

Nurchairah, Andi (2015). Efektifitas kompres dingin terhadap

(10)

nyeri pasien fraktur tertutup di Ruang Dahlia RSUD Arifin Ahmad. Dari https://jom.unri.ac.id. Diakses pada tanggal 21 November 2020

Ridwan Nurul Utari, dkk. 2019.

Karakteristik Kasus Fraktur Ektermitas Bawah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Chasan Boesoire Ternate Tahun 2018. Volume 1. No 1 Tahun 2019, e-ISSN: 2686- 5912. Diakses pada tanggal 08, Desember 2020 dari http://ejournal.unkhair.ac.id/i ndex.php/kmj/article/view/16 62

Sastra Lenni, Lola despitasari. 2018.

Pengaruh Kompres Dingin Cryotherapy Terhadap Penurunan Nyeri Pada Fraktur Ektermitas Tertutup.

Jurnal kesehatan hesti wira sakti no 6 vol 2. Diakses pada tanggal 18 November 2020 dari https://jurnal.poltekkes- soepraoen.ac.id/index.php/H WS/article/view/242

Smeltzer Susan C. 2018.

Keperawatan Medikal Bedah.

Ed. 12. Jakarta : EGC

Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Edisi 1. Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019).

Standar Luaran

Keperawatan Indonesia.

Edisi 1. Cetakan II. Jakarta:

DPP PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017).

Standar Diangnosis Keperawatan Indonesia.

Edisi 1. Cetakan III. Jakarta:

DPP PPNI

WHO Global status report on road 2011: World Health Organization. Di akses pada tanggal 24 November 2020 dari

https://sehatnegeriku.kemkes.

go.id/baca/rilis-

media/20110609/351156/kec

(11)

elakaan-lalu-lintas-penyebab- utama-kematian-nomor-3/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman dengan tindakan relaksasi otot progresif selama 3

Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien fraktur dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan tindakan yang dilakukan adalah pemberian

Hasil studi kasus ini menunjukkan, bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien post operasi cholelithiasis dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman nyeri dengan masalah

KESIMPULAN DAN SARAN Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan masalah keperawatan nyeri akut dan dilakukan tindakan

Kesimpulan Pengelolaan asuhan keperawatan pasien abdominal pain indikasi hepatitis B dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman : nyeri dengan masalah keperawatan nyeri akut yang

Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada ibu postpartum normal dengan gangguan pemenuhan kebutuhan fisiologis : nyeri dan kenyamanan masalah keperawatan nyeri

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2021 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA

Hasil studi menunjukan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien fraktur dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman nyeri dengan masalah nyeri akut dengan dilakukan tindakan