• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

2021

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CEDERA KEPALA RINGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Nur Aisyah1, Mellia Silvy Irdianty2, Anissa Cindy Nurul Afni3

1Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected]

2Dosen Program Studi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected]

3Dosen Program Studi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected]

ABSTRAK

Cedera kepala terjadi karena adanya kekuatan eksternal yang mengenai otak. Hal tersebut menyebabkan aliran darah ke otak menjadi tidak lancar, sehingga berpengaruh pada kecukupan oksigen. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan posisi head up 30°. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien cedera kepala ringan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Tindakan ini dilakukan dengan meninggikan kepala menggunakan bantal selama 15 menit dan dievaluasi sebanyak 2 kali. Subjek studi kasus ini merupakan satu orang pasien cedera kepala ringan dengan saturasi oksigen 94% di ruang IGD Klinik Rifda Medica. Hasil studi kasus menunjukkan adanya perubahan saturasi oksigen dari 94%

menjadi 97%. Pemberian posisi head up 30° efektif untuk meningkatkan saturasi oksigen pasien cedera kepala ringan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Kata kunci : Posisi Head Up 30°, Saturasi Oksigen, Cedera Kepala Ringan

(2)

Diploma Three of Nursing Study Program Faculty of Health Sciences University of Kusuma Husada Surakarta 2021

NURSING CARE PATIENTS WITH MINOR HEAD INJURY IN MEETING OXYGEN DEMANDS

Nur Aisyah1, Mellia Silvy Irdianty2, Anissa Cindy Nurul Afni3

1 Student of Diploma Three Nursing Study Program University of Kusuma Husada Surakarta

[email protected]

2 Lecturer of Diploma Three Nursing Study Program University of Kusuma Husada Surakarta

[email protected]

3 Lecturer of Diploma Three Nursing Study Program University of Kusuma Husada Surakarta

[email protected]

ABSTRACT

Head injuries are neurological problems that result from to external forces and are marked by increased intracranial pressure, changes in hemodynamic status, and changes in oxygen saturation. One of the independent acts of nursing that can be done to increase the oxygen saturation by providing 30° head up position. The purpose of this case study is to find out the description of nursing care in patients with minor head injuries in meeting oxygen demands.

This type of research is a descriptive approach to case studies. The subject of this case study was single patient with a minor head injury with 94% oxygen saturation in the Emergency Room at Klinik Rifda Medica, Sragen. The 30° head up position was given for 15 minutes and evaluated twice. The results of the case study showed that after giving the 30° head up position for 30 minutes, there was a change in oxygen saturation from 94% to 97%. Giving a 30° head up position is effective for increasing oxygen saturation of patients with minor head injuries in meeting oxygen demands.

Key words: 30° Head Up Position, Oxygen Saturation, Minor Head Injury

(3)

PENDAHULUAN

Cedera kepala terjadi akibat adanya pukulan atau benturan secara mendadak yang mengenai kepala dan dapat disertai peningkatan tekanan intrakranial tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala, tengkorak maupun otak yang dapat terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (Takatelide, Kumaat, & Malara, 2017). Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak yang dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran, gangguan fungsi tubuh, gangguan emosional dan tingkah laku (Manurung, 2018).

Global Burden of Disease (GBD) 2016 menyatakan bahwa angka kejadian cedera kepala di dunia terjadi sebanyak 55.900.000 jiwa (Dewan, 2019). Angka kematian akibat cedera kepala di dunia menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC).

Menurut Riskesdas (2018) kecelakaan menjadi penyebab tertinggi terjadinya cedera kepala dengan prevalensi 31,4%.

Kecelakaan lalu lintas menjadi salah satu penyebab terjadinya cedera kepala akibat peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Di Indonesia sendiri angka kejadian cedera kepala yaitu 11,9%.

Pasien yang mengalami cedera kepala dapat ditandai dengan penurunan kesadaran dan amnesia ringan

berdasarkan tingkat keparahannya, disorientasi, nyeri kepala, mual serta perubahan tanda-tanda vital seperti perubahan pola nafas (Satyanegara &

dkk, 2010). Perubahan pola nafas terjadi akibat adanya masalah pada aliran darah yang berpengaruh pada berkurangnya kadar oksigen (Takatelide, Kumaat, &

Malara, 2017).

Berkurangnya aliran darah ke otak menjadi tanda adanya masalah hemodinamik yang disebut dengan iskemia. Kurangnya aliran darah yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan kerusakan otak secara irreversibel. Tindakan yang dapat dilakukan yiatu dengan pemberian oksigen untuk menjaga kestabilan oksigen pada jaringan tubuh dan otak (Takatelide, Kumaat, & Malara, 2017).

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dapat berupa tindakan farmakologis dan non farmakologis.

Tindakan non farmakologis menjadi salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan obat dan bantuan oksigen. Tidakan tersebut dapat dilakukan dengan fisioterapi dada, postural drainase, relaksasi nafas, latihan batuk efektif, latihan diafragma dan pemberian posisi (Mubarak, Indrawati,

& Susanto, 2015).

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menunjang aliran darah ke otak

(4)

yaitu dengan pemberian posisi head up 30° (Mehta & Parmar, 2017). Posisi head up 30° merupakan posisi tidur dengan kepala lebih tinggi daripada badan. Pemberian posisi head up ini dilakukan dengan mengatur badan dan kaki dalam keadaan lurus kemudian mengatur ketinggian tempat tidur pada bagian kepala setinggi 30° (Kusuma &

Anggraeni, 2019). Meninggikan kepala dapat dilakukan dengan mengangkat kepala dari kasur atau dengan menambah penggunaan bantal (Venturelli & dkk, 2015). Posisi ini dapat diberikan selama 15 menit, dilakukan sebanyak 2x dengan pengukuran saturasi oksigen sebanyak 3x yaitu pada menit ke 0, menit ke 15 dan menit ke 30 (Mustikarani &

Mustofa, 2020).

Tujuan umum dari studi kasus ini yaitu untuk melaksanakan asuhan keperawatan pasien cedera kepala ringan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan mengeksplorasi masalah dan memperoleh jawaban dari pertanyaan secara mendalam (Fitrah & Luthfiyah, 2017). Studi kasus ini dilakukan dengan mengeskplorasi masalah asuhan

keperawatan pada pasien cedera kepala ringan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Subjek yang diguanakan adalah satu orang pasien dengan diagnosa medis cedera kepala ringan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 15- 27 Februari 2021 di Ruang UGD Klinik Rifda Medica Gondang, Sragen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengkajian pada studi kasus ini dilakukan dengan berfokus pada masalah kebutuhan oksigenasi yang dilihat dari tanda-tanda vital terutama saturasi oksigen.

Hasil pengkajian primer didapatkan bahwa Airway tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada lidah jatuh, tidak ada darah, tidak ada sekret, tidak ada edema pada mulut serta tidak ada suara stridor, wheezing maupun gargling. Breathing didapatkan tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada pernafasan cuping hidung, respiratory rate (RR) 20x/menit, SPO2 94%.

Circulation didapatkan heart rate (HR) 85x/menit, tekanan darah (TD) 130/80 mmHg, nadi teraba kuat, capilary refill time (CRT) < 2 detik, akral teraba hangat, Suhu 36°C, kulit sawo matang, kulit tampak kering, terdapat luka robek

(5)

pada kulit kepala bagian atas. Disability didapatkan bahwa tingkat kesadaran composmentis, GCS 15 E4V5M6, ukuran pupil 2 mm kanan dan kiri, simetris dan reaksi pupil normal.

Exposure didapatkan adanya luka robek pada kulit kepala bagian atas dengan ukuran panjang 7 cm, lebar 1 cm dan kedalaman 0,5 cm serta luka lecet pada siku tangan kanan dan kaki kiri.

Pengkajian sekunder sign and symptoms didapatkan hasil bahwa pasien mengatakan pusing berputar. Pasien juga mengatakan mual dan muntah sebanyak satu kali di ruang UGD. Dari pengkajian juga didapatkan bahwa tekanan MAP (Mean Arterial Pressure) pasien yaitu 97 mmHg.

Diagnosis keperawatan utama yang muncul pada kasus ini disesuaikan dengan kriteria yang sudah ditetapkan yaitu adanya keluhan pusing berputar, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial yang dilihat dari mual dan muntah, SPO2 94%, serta peningkatan rata-rata tekanan darah 97mmHg adalah Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017).

Intervensi pada studi kasus ini berfokus pada diagnosis utama risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan cedera kepala pada Tn.C yaitu Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (I.06194) : monitor MAP,

montior status pernafasan, berikan posisi head up 30 derajat (modifikasi) dan kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan jika perlu. Tindakan keperawatan dilakukan pada tanggal 16 Februari 2021 pukul 21.40 dengan pemantauan monitor MAP dengan mengkaji tekanan darah didapatkan data subyektif pasien mengatakan merasa pusing berputar dan data objektif didapatkan tekanan darah (TD) 130/80 mmHg, mean aretrial pressure (MAP) 97 mmHg.

Selanjutnya pada pukul 21.45 dilakukan pemantauan monitor status pernafasan dengan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital secara lengkap didapatkan hasil respiratory rate (RR) 20 x/menit, SPO2 94% dan heart rate (HR) 85 x/menit. Kemudian pada pukul 21.50 dilakukan tindakan pemberian posisi head up 30 derajat karena saturasi pasien kurang dari batas normal, tidak ada respon yang berarti dari pasien.

Dalam pemberian posisi ini dilakukan pemantauan sebanyak 2 kali yaitu pada 15 menit pertama pukul 22.05 dengan memonitor mean arterial pressure (MAP) dan memonitor status pernafasan pasien. Data subyketif didapatkan pasien mengatakan masih merasa pusing berputar dengan data objektif tekanan darah (TD) 110/70

(6)

mmHg, mean arterial pressure (MAP) 83 mmHg, respiratory rate (RR) 20 x/menit, heart rate (HR) 73 x/menit, SPO2 96. Pada jam 22.20 yaitu 15 menit kedua dilakukan observasi dengan data subyektif pasien mengatakan bahwa sudah tidak merasa pusing berputar, data objektif tekanan darah (TD) 120/80 mmHg, mean arterial pressure (MAP) 93 mmHg, respiratory rate (RR) 20 x/menit, heart rate (HR) 80 x/menit, SPO2 97%.

Grafik 1. Hasil Pemberian Posisi Head Up 30°

Hasil evaluasi akhir setelah 30 menit pemberian posisi head up 30°

pada tanggal 16 Februari 2021 pukul 22.30 WIB didapatkan hasil S: pasien mengatakan sudah tidak merasakan pusing berputar, O : tekanan darah (TD) 120/80 mmHg, mean arterial pressure (MAP) 93 mmHg, heart rate (HR) 80

x/menit, respiratory rate (RR) 20 x/menit, SPO2 97%, A : masalah keperawatan teratasi, P : hentikan intervensi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pemberian posisi head up 30°

selama 15 menit yang dievaluasi sebanyak 2 kali mampu meningkatkan saturasi oksigen dari 94% menjadi 97% . Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang penerapan tindakan keperawatan mandiri yaitu posisi head up 30° pada pasien cedera kepala ringan dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2020, March 6). Mordibity and Mortality Weekly Report (MMWR). Retrieved from CDC Goverment:

https://www.cdc.gov/mmwr/vol umes/69/wr/mm6909a2.htm?s_c id=mm6909a2_w

Dewan, M. C., & dkk. (2019).

Estimating the Global Incidence of Traumatic. Journal Neurosurg, 130, 1080-1097.

(7)

Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017).

Metodologi Penelitian : Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. Jawa Barat: CV Jejak.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018.

Jakarta: Sekretariat Badan Litbang Kesehatan.

Kusuma, A. H., & Anggraeni, A. D.

(2019). Pengaruh Posisi Head Up 30° terhadap Nyeri Kepala pada Pasien Cedera Kepala Ringan. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 10(2), 417-422.

Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan NAnda NIC NOC (1 ed.). Jakarta Timur: CV.

Trans Info Media.

Mehta, J. N., & Parmar, L. D. (2017).

The Effect of Positional Changes on Oxygenation in Patients with Head Injury in the Intensive Care Unit. Journal of Family Medicine and Primary Care, 6(4), 853-858.

Mubarak, W. J., Indrawati, L., &

Susanto, J. (2015). Buku Ajar

Ilmu Keperawatan Dasar.

Jakarta: Salemba Medika.

Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020).

Peningkatan Saturasi Oksigen pada Pasien Stroke melalui Pemberian Posisi Head Up. Ners Muda, 1(2), 114-119.

Takatelide, F. W., Kumaat, L. T., &

Malara, R. T. (2017). Pengaruh Terapi Oksigenasi Nasal Prong terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kondou Manado. e-Jurnal Keperawatan, 5(1).

Venturelli, P. M., & dkk. (2015). Head Position in Stroke Trial (HeadPoST) - sitting-up vs lying-flat positioning of patients with acute stroke : study protocol for a cluster randomised controlled trial.

BioMed Central, 16(256), 1-11.

Referensi

Dokumen terkait

Pukul 14.00 WIB melakukan teknik latihan ROM pasif spiherichal grip dengan genggaman bola karet bergerigi, didapatkan hasil data subjektif: keluarga pasien mengatakan

Evaluasi keperawatan Hasil evaluasi yang diperoleh setelah dilakukan implementasi selama 2 x 8 jam didapatkan hasil akhir yaitu setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan

Hasil studi kasus menunjukan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien Congestive Heart Failure CHF dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang diberikan tindakan keperawatan

Wijayanti et all 2021, bahwa terjadi perubahan suhu tubuh setelah pemberian terapi kompres hangat warm water bags pada pasien anak yang mengalami demam tifoid, didapatkan nilai

Data subjektif yang didapatkan pada kunjungan awal nifas adalah pengkajian dilakukan tanggal 16 Mei 2021 pukul 11.00 WIB, ibu mengatakan saat ini merupakan masa nifas hari ke-6, ibu

Hasil studi kasus tersebut sesuai dengan penelitian Kadri, Salvita 2020 menyatakan bahwa pemberian aromaterapi lemon dapat menurunkan tingkat nyeri pada pasien post laparatomi,

Kemudian diberikan intervensi berupa terapi relaksasi benson dan dilakukan pengukuran tingkat nyeri setelah diberikan intervensi, didapatkan hasil yaitu tingkat nyeri menjadi 2,27 hal

yang menjalani perawatan di IGD Puskesmas Gondangrejo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian posisi fowler 90 derajat sangat efektif untuk memberikan perubahan peningkatan