PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana kemampuan membaca Alquran siswa kelas VII MTs DDI Al-Ihsan Kanang. Cara belajar qira'ah mata pelajaran bahasa arab untuk siswa kelas VII MTs DDI AL-Ihsan Kanang. Bagaimana mengimplementasikan kemampuan membaca Al Quran dalam pembelajaran qira'ah siswa kelas VII MTs DDI AL-Ihsan Kanang.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teoritis
Secara istilah ilmu Qira'at berarti ilmu atau ilmu yang membahas tentang cara membaca Al-Qur'an. 16Abdul Majid Khon, Amalan Qiraat, Keanehan Bacaan Al-Qur'an Ashin dari Hafash (Jakarta: Hamzah' 2011). 17 Ismail Press¸ Tajwid Al-Qur'anul Karim, Risalah Praktis Populer dan Sistematis (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2006).
Waqaf merupakan tanda berhenti dalam pembacaan Al-Qur'an yang biasanya terletak di tengah kalimat atau di akhir. 19Ismail Press, Tajwid Al-Qur'anul Karim, Pembahasan Praktis Populer dan Sistematis (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2006). 21Ismail Press¸ Tajwid Al-Qur'anul Karim, Pembahasan Praktis Populer dan Sistematis (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2006).
22Abu Sabiq Aly, Abu Ubaidillah Zain, Kaidah Membaca Al-Qur'an dengan Tartil (Jakarta: Al-Qamar Media, 2009). Melihat kondisi siswanya, sebagian besar siswa MTs khususnya siswa kelas VII sangat membutuhkan bimbingan dalam membaca Al-Qur'an.
Kerangka Konseptual
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi lengkap tentang implementasi kemampuan membaca Al-Qur’an dalam pembelajaran Qira’ah pada mata pelajaran bahasa Arab bagi siswa kelas VII MTs DDI al-Ihsan Kanang. Alasan peneliti memilih lokasi ini didasari oleh pertimbangan bahwa sebagian siswa Madrasah masih kurang percaya diri dalam membaca Al-Qur’an. Mengenai implementasi kemampuan membaca Al-Qur’an dalam pembelajaran Qira’ah pada mata pelajaran bahasa Arab bagi siswa kelas VII.1 MTs DDI Al-Ihsan Kanang.
Teknik ini digunakan untuk memeriksa keakuratan data penelitian mengenai implementasi kemampuan membaca Al-Qur’an secara Qira’ah dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab siswa kelas VII.1 Mts DDI Al-Ihsan Kanang. Setiap santri akan mengikuti tes membaca Al-Quran yang menjadi syarat masuk pesantren. Sisanya sebesar 75% siswa dikategorikan mampu atau mendekati sempurna dalam membaca Al-Quran.
Hal-hal seperti inilah yang menjadi salah satu kendala siswa jarang atau tidak berminat membaca Al-Qur’an. Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa tidak semua siswa mengetahui cara membaca Al-Qur'an. Kemampuan membaca Al-Qur’an yang harus dimiliki siswa mencakup beberapa hal yang menjadi dasar penilaian siswa.
56 Surti Ariati, guru bahasa Arab, wawancara, di MTs DDI Kanang, 12 Januari 2022. . kemampuan membaca Al-Qur'an dalam pembelajaran Qira'ah bagi siswa. Kesimpulan mengenai kemampuan membaca Al-Qur'an siswa ternyata mempunyai permasalahan yang sangat berbeda-beda. Sementara itu, terlihat beberapa siswa mengetahui bagaimana menerapkan kaidah membaca Al-Qur'an sesuai hukum tajwid.
Membaca Al-Qur'an atau membaca teks bahasa Arab secara Qira'ah, pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab sendiri mempunyai titik sentral kerja yang sama yaitu membaca. Kemampuan membaca Al Quran yang dikuasai siswa merupakan hal yang sangat berperan penting dalam pengajaran Qira. TES kemampuan membaca Alquran siswa kelas VII.1). wawancara dengan siswa kelas VII.1).
Kerangka Berfikir
METODE PENELTIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Fokus Penelitian
Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa MT DDI Kanang Kemampuan membaca Al-Quran merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa, khususnya santri yang bersekolah di pondok pesantren. Lancar dalam arti membaca Al-Qur'an tanpa tersedak dan memahami bacaan-bacaan, termasuk surat makharijul, qalqalah dan nun sukun/tanwin. Oleh karena itu, peran orang tua dalam mendorong dan mengingatkan pentingnya menerapkan kebiasaan membaca Al-Quran sangatlah penting.
Sebagian santri telah menguasai cara membaca Al-Qur'an dengan memperoleh maharijul hurut, nun sukun dan tanwin serta qalqalah. Kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik terdapat sebagian siswa yang mengaku telah mempelajari Al-Qur’an baik di asrama maupun di sekolah. Jadi, dari wawancara di atas terlihat jelas bahwa siswa yang mampu membaca Al-Qur'an memahami teks bahasa Arab jauh lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan siswa yang belum lancar membaca Al-Qur'an.
Siswa diberi kesempatan untuk membaca Al-Qur’an secara bergiliran sehingga terlihat kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an dalam prosesnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya bimbingan dan dorongan dalam mempelajari Al-Qur’an, sehingga tidak jarang peneliti menemukan siswa masih resah dalam membaca Al-Qur’an. Maka pentingnya membaca Al-Qur'an dengan menggunakan Tajwid menjadi kriteria bacaan Al-Qur'an yang benar.
Pembelajaran kira pada mata pelajaran bahasa arab untuk siswa VII. kelas di MTs DDI Al-Ihsan Kanang. Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits dan Bahasa Arab merupakan dua mata pelajaran yang akan mengarah pada satu pokok kajian. Ini juga akan sangat sulit bagi seseorang yang tidak memiliki dasar-dasar atau tidak tahu cara membaca Al-Quran.
Oleh karena itu, pengaruh Al-Qur'an terhadap pengucapan kalimat-kalimat bahasa Arab sangat erat kaitannya sehingga memberikan pengaruh yang besar terhadap pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Hal ini disebabkan ketika siswa dapat membaca Al-Qur’an maka ia juga akan mampu menerapkan Qira’ah bacaannya. Dalam hal ini, beberapa siswa mengaku telah mempelajari Al-Qur'an sejak tingkat sekolah dasar dengan mengikuti kegiatan pengajian di lingkungannya masing-masing.
Berdasarkan hasil analisis dan observasi yang diuraikan dalam skripsi ini yang membahas tentang penerapan keterampilan membaca Al-Qur’an dalam pembelajaran Qira mata pelajaran bahasa Arab bagi siswa kelas VII MTs DDI Al-Ihsan Kanang, Polewali Rrethi Mandar. Khon, Abdul Majid, Praktikum Qiraat Keanehan Bacaan Al-Qur'an Ashin Karya Hafash, Jakarta: Hamzah, 2011. Wawancara dengan Guru Hadits Al-Qur'an MTs DDI Al-Ihsan Kanang). wawancara dengan guru bahasa Arab di MTs DDI Kanang).
Temu bual dengan guru al-Qur'an Hadis di MTs DDI Al-Ihsan Kanang). Suasana pengajaran Qira'ah darjah VII.I MTs DDI Al-Ihsan Kanang).
Jenis dan Sumber Penelitian
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Uji Keabsahan Data
Penerapan validitas meliputi data-data yang diperlukan dalam teknik penelitian yang didasarkan pada berbagai kriteria yang telah ditentukan. Menurut Moleong, ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan, transferabilitas, reliabilitas, dan konfirmabilitas. Kredibilitas dalam penelitian ini dapat digunakan untuk membuktikan kesesuaian antara hasil observasi dengan kenyataan di lapangan.
Memperluas observasi berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan observasi, melakukan wawancara baru dengan sumber data yang ditemukan atau baru. Memperluas pengamatan ini, peneliti memeriksa kembali apakah data yang diberikan selama ini adalah data yang benar atau tidak. Perluasan penelitian ini merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan secara berulang-ulang hingga suatu jawaban dianggap cukup untuk menjawab permasalahan yang diteliti.
Pembuktian keabsahan data melalui observasi teliti dilakukan melalui observasi cermat, membaca, dan melakukan penelitian. Tringulasi diartikan sebagai teknik pengujian keabsahan data yang memadukan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Dua triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu triangulasi sumber daya, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
Tujuan dari pengalihan ini adalah agar orang lain dapat memahami hasil penelitiannya, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga untuk menerapkannya peneliti dalam membuat laporannya gambaran yang jelas, sistematis dan dapat dipercaya mengenai pelaksanaan penelitian kualitatif. keterampilan membaca Al-Quran dalam pembelajaran Qira'ah pada mata pelajaran bahasa Arab untuk kelas VII.1 MTs DDI Al-ihsan Kanang. Dengan cara ini pembaca akan mengetahui lebih jelas hasil penelitian yang telah dilakukan dan memutuskan apakah dapat diterapkan di tempat lain atau tidak. Penelitian dikatakan obyektif apabila hasil penelitiannya disetujui oleh banyak orang. 46 Konfirmabilitas dalam penelitian dilakukan bersamaan dengan reliabilitas, perbedaannya terletak pada tujuan penilaiannya.
Sedangkan reliabilitas digunakan untuk menilai proses penelitian, mulai dari pengumpulan data hingga penyusunan laporan yang terstruktur dengan baik.
Teknik Analisis Data
Indikator mampu membaca Al-Qur’an adalah ketika santri mampu menguasai huruf-huruf meharijhul, mampu membedakan bacaan hukum nun sukun dan tanwin, serta mampu membedakan kalkalah. Sehingga menjadi tugas tambahan bagi para pendidik atau guru, khususnya guru Hadits Al-Qur'an, untuk menyadarkan para siswa dan juga orang tua siswa. Sebelum saya memulai pembelajaran qiraat di kelas, terlebih dahulu saya meminta siswa untuk membaca Al-Qur'an agar terbiasa dengan pengucapan kalimat arab dan juga ingat untuk memperhatikan cara pengucapan huruf dan aturan membacanya. .
Pembacaan Al-Quran siswa terlihat dari beberapa siswa yang cukup mampu mengenal huruf hijaiyah dan mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dalam artian beberapa siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN