• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH "

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus mempunyai kemampuan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan dengan bidang pekerjaannya. 4 Guru sebagai motivator dan fasilitator mampu mengembangkan atau menumbuhkan motivasi siswa. Kode Etik Profesi Guru, (Jakarta: Pustaka Prestasi, 2014), hal. Guru bersinergi menjaga dan meningkatkan mutu organisasi sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Guru secara langsung menggunakan upaya profesionalnya untuk membantu siswa mengembangkan seluruh kepribadiannya, termasuk kemampuannya dalam berkreasi. i) Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas dan tidak pernah merendahkan martabat siswanya. j) Guru bertindak dan melihat tindakan seluruh siswanya dengan adil. k) Guru berperilaku sesuai dengan hukum dan memperhatikan kebutuhan dan hak siswanya. l) Guru terpanggil oleh hati nurani dan akhlaknya untuk tekun dan memperhatikan tumbuh kembang anak didiknya. m) Guru melakukan upaya wajar untuk melindungi siswanya dari kondisi yang menghambat proses pembelajaran, menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan. n) Guru tidak boleh mengungkapkan rahasia pribadi siswanya karena alasan yang tidak berkaitan dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan atau kemanusiaan. o) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya dengan siswa dengan cara yang melanggar norma sosial, budaya, moral, dan agama. p) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan siswanya untuk keuntungan pribadi.

Guru tidak boleh mengadakan hubungan profesional dengan orang tua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan pribadi a) Guru wajib menjamin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan keterkaitan dengan standar dan kebijaksanaan profesional. h) Guru hendaknya membantu rekan-rekan juniornya untuk berkembang secara profesional dengan berbagai cara dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan kebutuhan profesional mereka. i) Guru menerima wewenang rekan seniornya untuk menyatakan pendapat profesional sehubungan dengan tugas belajar mengajar. j) Guru mendasarkan setiap tindakan profesionalnya bersama rekan kerja pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan. Profesionalisasi dan etika profesi guru. k) Guru mempunyai beban moral untuk bekerjasama dengan rekan sejawat untuk meningkatkan efektivitas pribadi sebagai guru dalam melaksanakan tugas belajar mengajar secara profesional. l) Guru mengoreksi tindakan rekan sejawatnya yang menyimpang dari kaidah agama, kesusilaan, kemanusiaan, dan harkat dan martabat profesi. M).

Guru tidak boleh membuat pernyataan palsu tentang kualifikasi dan kompetensi rekan atau calon rekannya. n) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengemukakan pendapat yang akan merendahkan harkat dan martabat pribadi dan profesional rekan sejawatnya. Selain itu, seorang guru ketika mengajar harus mempunyai niat yang ikhlas dan ikhlas untuk menyampaikan ilmunya kepada siswanya. Hasyim Asy'ari tentang Etika Guru Kepada Siswa dengan Kode Etik Guru Indonesia Siswa dengan Kode Etik Indonesia Guru.

Terkait etika guru terhadap siswa, Hasyim Asy'ari menyatakan bahwa guru harus bertindak demokratis, yaitu dengan memberikan kesetaraan perilaku kepada siswa tanpa melakukan diskriminasi. Oleh karena itu, guru harus menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa dan masyarakat. Dengan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tua siswa, guru dapat memberikan bimbingan dan pembinaan kepada siswa.

Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, rekan pendidik, tenaga kependidikan dan orang tua/wali peserta didik. Hasyim Asy'ari, ada 3 etika yang harus dimiliki guru, yaitu etika guru terhadap dirinya sendiri, etika guru dalam proses belajar mengajar, dan etika guru terhadap siswanya. Dalam mengajar seorang guru harus memperhatikan kemampuan setiap siswa, mengajar tidak terlalu lama dan menciptakan ketenangan di kelas serta memilih mata pelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, hal ini relevan dalam kaitannya dengan kode etik guru di Indonesia.

gambar  saja,  melainkan  ide,  tema,  pesan  arti,  maupun  simbol-simbol  yang  terdapat  dalam  teks
gambar saja, melainkan ide, tema, pesan arti, maupun simbol-simbol yang terdapat dalam teks

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Defenisi Istilah/Pengertian Judul

Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Landasan Teoritis

Metode Penelitian

BIOGRAFI TOKOH

Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari Tentang Etika Guru

Adabul 'Alim wal Mutaallim juga merupakan satu-satunya karyanya yang memuat aturan etika dalam proses pembelajaran atau etika praktis bagi seorang guru atau siswa atau siswa dalam proses pembelajaran. Hasyim Asy'ari mengenai pendidikan dalam proses pembelajaran akan fokus pada buku ini karena buku ini membahas masalah etika dalam pembelajaran. Hasyim Asy'ari dapat dikategorikan sebagai gaya berpikir yang mengarah pada ranah praktis dan masih bertumpu pada dalil-dalil Al-Qur'an dan al-Hadits.

Hal ini dimaksudkan agar ilmu yang dimiliki bermanfaat sebagai bekal hidup di dunia dan di akhirat. Hasyim Asy'ari, buah ilmu adalah sedekah. Jika ilmunya diamalkan maka akan mendapat kebahagiaan di akhirat, namun jika tidak. 53Hasyim Asy'ari, Pendidikan karakter khas di pesantren, diterjemahkan dari kitab Adabul 'Alim wal Muta'alim, terj.

Jagalah perkara-perkara yang sangat dianjurkan oleh syarak, baik dalam perkataan mahupun perbuatan, seperti memperbanyakkan membaca al-Quran, berzikir melalui hati dan mulut. Mengaitkan manusia dengan akhlak yang baik seperti menebarkan salam, bersikap baik, mengawal emosi, tidak suka menyakiti, tidak segan-segan memberi penghargaan (kepada yang berhak), dan tidak terlalu menuntut untuk dihargai. 54 Hasyim Asy'ari, Pendidikan Karakter Khas Pesantren, terjemahan kitab Adabul 'Alim wal Muta'alim, terj.

Perlakukan siswa dengan kasih sayang dan bersabarlah terhadap perilaku buruk siswa saat Anda berupaya memperbaiki perilaku siswa. 55Hasyim Asy'ari, Pendidikan karakter khas di pesantren, diterjemahkan dari kitab Adabul 'Alim wal Muta'alim, terj.

Relevansi Pemikiran Pendidikan KH. Hasyim Asy’ari

Pendidik menyadari ada atau tidaknya siswa dan berusaha mencari tahu berita tentang siswa dan orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dengan siswa tersebut. Ciri-ciri tersebut tidak sepenuhnya terdapat pada organisasi lain yang kelimanya adalah Istiqomah, Istifadah, Istisyarah, Istikharah dan Istighotsah. Kedua, dalam melaksanakan ilmu, hendaknya guru mengoreksi niatnya terlebih dahulu, bukan hanya mengharapkan materi saja. Selain itu, apa yang diajarkan harus konsisten dengan tindakan yang dilakukan karena pembelajaran harus bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai Islam, bukan sekedar menghilangkan kebodohan.

Oleh karena itu, etika sebagai instrumen moral yang diterapkan pada guru bertujuan untuk menjaga perilakunya sendiri karena setiap tindakannya merupakan teladan dan selalu mendapat perhatian dari siswanya. Sedangkan moralitas berasal dari kata latin mores yang merupakan bentuk jamak dari mos yang berarti kebiasaan atau adat istiadat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moralitas adalah penentu baik buruknya perbuatan dan perilaku.58 Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos yang berarti budi pekerti atau kebiasaan. Dalam kamus bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu tentang prinsip-prinsip moral (moralitas).59 Dari penjelasan di atas terlihat adanya persamaan dan perbedaan antara moralitas, etika, dan moralitas.

Dilihat dari objek moralitas, baik etika maupun moralitas menentukan baik buruknya perbuatan manusia. Dan persamaan fungsinya dapat dikatakan bahwa etika, akhlak dan akhlak adalah sama yaitu menentukan hukum atau nilai suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk menentukan baik atau buruknya. Akhlak dinilai berdasarkan ajaran Al-Quran dan al-Hadits, etika mencerminkan akal dan akhlak berdasarkan norma-norma hidup yang ada dalam masyarakat berupa adat atau aturan tertentu.

Akhlak didasarkan pada Al-Quran dan al-Hadits, sehingga akhlak bersifat mutlak, mutlak dan tidak dapat diubah. Sedangkan etika dan moral didasarkan pada sesuatu yang berasal dari manusia, namun lebih terbatas dan dapat berubah sesuai tuntutan zaman.

KODE ETIK GURU INDONESIA

Teknik Analisis Data

RELEVANSI PEMIKIRAN KH. HASYIM ASY’ARI TENTANG

Relevansi Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang Etika Guru

Jangan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi sesuai dengan yang tertuang dalam kode etik guru terhadap siswanya.105 Sebagaimana kita ketahui, tugas utama seorang guru adalah berusaha mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswanya agar dapat mandiri. dan berkembang menjadi orang yang cerdas. Untuk menjadi guru yang adil, hakikat keadilan harus diimplementasikan dalam proses pembelajaran pada siswa. Artinya guru memberikan keteladanan yang baik dalam pergaulan antar sesama guru dihadapan siswanya, sehingga menjadikannya sebagai pendidikan dan pembelajaran untuk kepentingan persaudaraan Islam dalam pergaulannya sehari-hari serta memberikan nasehat dan teguran yang baik apabila ada. siswa yang nakal dan keras kepala.

Dalam tut wuri maksudnya siswa mengikuti bakatnya sedangkan guru hanya memperhatikannya. Oleh karena itu, kepemimpinan berarti mengambil sikap tegas dalam membentuk manusia Indonesia yang sempurna, berjiwa Pancasila, dan tidak mendikte siswa, apalagi memaksa mereka untuk menuruti kemauan guru.107 Apalagi tugas guru tidak hanya pada siswa, tetapi juga pada siswa. dengan orang tua siswa dan masyarakat. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi, guru dapat berkomunikasi dengan siapapun tanpa membeda-bedakan, dalam hal ini guru dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa, orang tua siswa.

Guru perlu menjalin hubungan dengan orang tua siswa dan rekan guru dalam melaksanakan proses pendidikan bahkan dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. Hubungan timbal balik antara guru dan orang tua dengan informasi berharga mengenai situasi dan kondisi individu siswa akan melahirkan suatu bentuk kerjasama yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah. Melakukan pembinaan terhadap siswa dengan cara berkomunikasi dengan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah, mengetahui kepribadian masing-masing anak dan latar belakang keluarga, komunikasi guru diadakan hanya untuk kepentingan siswa.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.110. Kedua, guru hendaknya mengetahui cara mengajar siswa yang baik dengan memberikan pengajaran dengan penjelasan dan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu, lebih ditekankan pada penguasaan guru terhadap beberapa komponen dalam berinteraksi, baik interaksi dengan siswa, orang tua siswa, maupun masyarakat, seperti tutur kata yang baik dan akhlak yang baik. Hal ini penting untuk kode etik guru di Indonesia, seorang guru harus menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan sukses dengan masyarakat demi kemajuan dan perkembangan pendidikan.

Hasyim Asy'ari tentang etika guru terhadap siswa dengan kode etik guru di Indonesia.

PENUTUP

Gambar

gambar  saja,  melainkan  ide,  tema,  pesan  arti,  maupun  simbol-simbol  yang  terdapat  dalam  teks

Referensi