PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Masyarakat suku Serawai di desa Dusun Baru masih banyak yang belum mengetahui pengertian sastra lisan rejung. 5 Suantoko, “Fungsi Pendukung Komunitas Sastra Lisan Komunitas Genaharjo di Kabupaten Tuban,” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra xvi, no. Generasi muda masyarakat Serawai di Desa Dusun Baru masih belum mempersepsikan sastra lisan rejung.
Pertunjukan sastra lisan rejung pada pesta pernikahan mulai tergantikan, karena adanya organ tunggal dalam masyarakat suku Serawai, desa Dusun Baru.
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan bentuk sastra lisan masyarakat Rejung suku Serawai di Desa Dusun Baru Kecamatan Seluma Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Untuk mendeskripsikan makna sastra lisan rejung masyarakat etnis Serawai di Desa Dusun Baru Kecamatan Seluma Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.
Manfaat Penelitian
Sebagai wadah rujukan masyarakat untuk mengetahui lebih jauh tentang bentuk dan makna sastra lisan Rejung, agar dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi mendatang.
LANDASAN TEORI
Hakikat Sastra
Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang dan refleksinya terhadap fenomena sosial yang ada disekitarnya. Pentingnya subjek individu mengelaborasi realitas sosial yang melingkupinya menunjukkan bahwa suatu karya sastra berakar pada suatu kebudayaan dan masyarakat tertentu.
Tinjauan Folklor terhadap Sastra
Lore adalah suatu tradisi rakyat, yaitu bagian dari kebudayaannya, yang diwariskan secara lisan atau teladan dari generasi ke generasi disertai dengan gerak tubuh atau alat mnemonik. Dengan demikian, cerita rakyat merupakan bagian dari kebudayaan kolektif, yang secara tradisional disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun contoh-contoh yang disertai gerak tubuh atau alat bantu ingatan. Pembagian dan pewarisannya bersifat lisan, yaitu disebarkan dari mulut ke mulut atau dengan contoh disertai isyarat dan alat bantu pengingat dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Cerita rakyat lisan ialah cerita rakyat yang hanya wujud secara lisan dalam masyarakat pemiliknya, seperti puisi rakyat, gelaran tradisional, peribahasa, cerita prosa rakyat dan lagu rakyat.
Sastra Lisan
14 Refisa Ananda, “Kajian Fungsi Sastra Lisan Kaba Urang Tanjuang Karang dalam Pertunjukan Dendang Pauah,” Jurnal Semantik iv, no. 15 Refisa Ananda, “Kajian Fungsi Sastra Lisan Kaba Urang Tanjuang Karang dalam Pertunjukan Dendang Pauah,” Jurnal Semantik iv, no. Hal ini terlihat pada sastra lisan prosa murni, seperti dongeng, cerita rakyat, dan lain-lain.
16 Refisa Ananda, “Kajian Fungsi Sastra Lisan Kaba Urang Tanjuang Karang dalam Pertunjukan Dendang Pauah,” Jurnal Semantik iv, no.
Rejung
Bagi masyarakat yang berada di perantauan, sastra lisan menjadi ajang nostalgia, penghangat kampung dan ikatan etnik. Tari Andun merupakan salah satu kesenian daerah yang dimiliki masyarakat Serawai dan ditampilkan pada acara pernikahan masyarakat Serawai. Tiga gerak yang dilakukan dalam pertunjukan tari Andun Serawai yaitu betaup, ayunan dan kipas.
Pelaksanaan tradisi merejung berlaku dalam persembahan tarian Andun iaitu antara gerak nyengkeling dan gerak kipas. 20.
Bentuk Rejung
Analisis struktur suatu karya sastra merupakan suatu tahapan pembahasan guna mengungkap hakikat keberadaan suatu karya sastra. Ciri khas penelitian sastra formalis adalah perhatiannya terhadap sesuatu yang unik dalam sebuah teks sastra. Strukturalisme dinamis adalah suatu konsep yang mendasarkan diri pada pentingnya hubungan antara “struktur batin” sebuah karya sastra dan
Landasan pemahamannya adalah bahwa konteks karya sastra tidak dapat dilepaskan dari kelas sosial yang ada.
Makna Rejung Ditinjau dari Segi Semiotik
Struktur luar karya sastra yang dimaksud terdiri dari pengarang, kelas sosial, lingkungan, dan aspek ideologis yang berada di luar karya sastra tersebut. Bahasa sebagai media karya sastra sudah merupakan sistem semiotika atau petanda, yaitu sistem tanda-tanda yang mempunyai makna. Karya sastra merupakan ungkapan tidak langsung, yaitu ungkapan pikiran atau gagasan secara tidak langsung.
Sehingga fungsi yang terdapat pada kolom makna non kognitif dapat memberikan acuan bagi penelitian gaya bahasa novel atau karya sastra lainnya.
Kajian Penelitian Terdahulu
Dari ketujuh makna tersebut, Leech mengelompokkan makna konotatif, makna statistik, makna afektif, makna reflektif, dan makna kolokatif ke dalam satu jenis makna yaitu makna asosiatif. Kajian Retoris Tradisi Rejung pada Masyarakat Etnis Serawai Kecamatan Semidang Alas dan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma” yang diteliti oleh Defen Oktozi. Dalam penelitian ini terdapat persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis kali ini, yaitu subjek penelitiannya sama-sama menggunakan rejung, namun berbeda dengan kajian teoritisnya, sedangkan objek kajiannya menggunakan bentuk dan makna sastra lisan.
Cerita Rakyat Rejung pada Suku Serawai di Provinsi Bengkulu” yang diteliti oleh Sarwit Sarwono dan Agus Joko Purwadi. Fungsi Sastra Lisan Masyarakat Genaharjo Kabupaten Tuban Bagi Masyarakat Pendukungnya” diteliti Suantoko dengan menggunakan teori fungsi Alan Dundes dan William R. 49 Refisa Ananda, “Kajian Fungsi Sastra Lisan Kaba Urang Tanjuang Karang dalam Pertunjukan Dendang Pauah,” Jurnal Semantik iv, no.
52 Suantoko, “Fungsi Pendukung Komunitas Sastra Lisan Komunitas Genaharjo di Kabupaten Tuban,” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra xvi, no. Analisis Bentuk dan Makna Sastra Lisan Sumbawa Sakeco Suku Sumbawa di Kabupaten Sumbawa dengan Pendekatan Cerita Rakyat. Penelitian Zekriady dilakukan dengan tujuan untuk: (1) mendeskripsikan sastra lisan Sakec agar diketahui masyarakat umum, dan (2) mendeskripsikan bentuk dan makna sastra lisan Sakec.
Penelitian Zekriady relevan dengan penelitian yang penulis lakukan karena sama-sama mengkaji sastra lisan yang ada di masyarakat. Namun dalam penelitian ini penulis mengutamakan analisis wujud dan makna sastra lisan rejung yang berasal dari Desa Dusun Baru, Kecamatan Seluma, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Kerangka Berpikir
METODOLOGI PENELITIAN
- Setting Penelitian
- Subjek dan Informan
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Keabsahan Data
- Teknik Analisis Data
Dan Bulia di pagar bersama Selasiah mempunyai makna umum dari teks rejung ini, yaitu merestui seseorang untuk menikah. Teks rejung diatas mempunyai arti jawaban Rejung pada laki-laki, pada baris pertama A…a…a…i…ding andun bejudi menjelaskan arti bujangan dan gadis. Isi teks rejung di atas mempunyai makna sebagai berikut, baris pertama Gumah Keciak Bukit Penyabungan menggambarkan rumah yang jelek.
Selanjutnya jalur keempat berhenti di lubuak ipuah yang mempunyai arti menggambarkan air dalam dan sedikit. Isi teks rejung ini mempunyai makna pada setiap barisnya, yaitu pada baris pertama desa durian artinya tanah tandus atau kering. Dari informasi sumber, teks rejung, Kampung Durian dan Bukit Penyabungan mempunyai makna yang sama tentang kehidupan kemiskinan bagi seseorang yang pasrah dengan apa yang dialaminya.
Teks rejung di atas berdasarkan informasi dari sumber mempunyai makna terkait bahwa dalam memilih segala sesuatu hendaknya kita memikirkannya dengan matang agar nantinya tidak ada penyesalan. Teks rejung di atas terdiri dari delapan baris, baris pertama rantau panjang mempunyai arti perairan dangkal/surut dan beracun/pencemar. Isi teks rejung diatas berjudul daun nelapo, baris pertama O….o…o….o…daun nelapo mempunyai arti melambangkan suami istri.
Isi teks rejung di atas mempunyai makna pada baris pertama Saghang semut petai Tinggi yang menjelaskan tentang orang tua. Teks rejung diatas mempunyai sepuluh baris yang mempunyai arti tersendiri, baris pertama Gemulunglah daun pandan tinggi mempunyai arti kecantikan seseorang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Lengkap Lokasi Penelitian
Selain RW dan RT, terdapat perangkat lain seperti lembaga adat, LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat), LINMAS (Perlindungan Masyarakat), Pengurus Masjid dan Aparat Kelurahan yang masing-masing berada dalam wilayah kerja Kelurahan. Desa Dusun Baru terletak antara 1000 Bujur Timur dan 30 Lintang Selatan – 40 Lintang Selatan, secara geografis terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dan di sebelah selatan Kota Bengkulu. Menurut BPS, luas Desa Dusun Baru di Kecamatan Seluma adalah 2.015 hektar atau 0,91 persen dari luas wilayah Kecamatan Seluma.
Sedangkan berdasarkan data di atas, luas Kelurahan diperoleh dari tokoh masyarakat atau informasi dari perangkat desa yang pernah bertugas sebelum terbentuknya Kelurahan, karena Kelurahan belum mempunyai alat yang akurat untuk mengukur luas tanah. digunakan, namun tidak terstandarisasi. Pada tahun 2013, data yang ada di Kelurahan sampai bulan Desember 2013 berjumlah 1.188 orang dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 615 orang dan perempuan sebanyak 573 orang, namun pada awal tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah penduduk akibat adanya migrasi penduduk dan angka kelahiran. Sedangkan pada tahun 2016, berdasarkan data RW dan RT, jumlah penduduk Kelurahan sebanyak 1.250 jiwa, terdiri dari laki-laki 647 orang (51,8%) dan perempuan 603 orang (48,2%). Pendataan ini sesuai dengan keadaan saat ini. Agustus 2016 atau pada saat pendataan untuk penyusunan profil Desa Dusun Baru Kecamatan Seluma.
Perkembangan sumber daya manusia (SDM) suatu negara akan menentukan karakter pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara. Jumlah sekolah di Kecamatan Dusun Baru pada tahun 2016 sebanyak 1 Taman Kanak-Kanak (TK), 1 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah Pertama (SLTP).
Gambaran Lengkap Data Penelitian
Puisi merupakan karya sastra seseorang yang berupa ungkapan perasaan yang mempunyai makna tertentu. Pada baris keenam, Kesuno kaba lagi-lagi artinya bekanco, walaupun kurang beruntung tapi kita tetap mempunyai teman. Teks rejung mempunyai arti pada setiap barisnya, baris pertama Sangkan mbak mano kenda padi menjelaskan bahwa kata pady merupakan lambang keinginan atau harapan.
Pada baris ketiga, halaman terbang menjauh seiring terbangnya burung gagak, menandakan kepergian pria atau wanita yang hendak menikah tadi. Pada baris kedua, semak parang kalipai seringkali mempunyai arti rumah jelek atau kecil, hanya saja bagian atapnya terdapat daun kalipai (daun seperti pandan). Baris ketiga juga memiliki arti yang lebih menggambarkan rumah jelek, yaitu di pinggir semak-semak sepanjang jalan, yang menjelaskan bahwa selain jelek, rumah tersebut juga berada di pinggir kota atau tepatnya di dalam hutan.
Berdasarkan keterangan sumber, teks Rejung Hills Penyabungan mempunyai makna tentang kehidupan seseorang yang kurang mampu (miskin) yang mengalami kesulitan sejak kecil hingga dewasa dan pasrah pada hidupnya sendiri. Baris ketiga bedetaslah muni dahan patah mempunyai arti menggambarkan tanah tandus yang tadinya hanya mempunyai ranting-ranting yang tersebar disekitarnya. Pada baris keempat bisa sekecil paku yang dikeringkan, artinya menguatkan kembali dari keadaan tanah yang tandus tadi, tidak ada tumbuhan yang hidup disana walaupun hanya sedikit.
Teks rejung pada baris pertama mempunyai makna yang berbeda, sedangkan perbedaannya dijelaskan lagi pada baris kedua. Lepang tidak boleh dikatakan menggambarkan perbedaan, bahwa segala sesuatu mempunyai perbedaannya masing-masing, tidak dapat disamakan, walaupun bentuknya sama pasti ada perbedaan yang menjadi ciri khasnya. Baris keempat mempunyai arti kelanjutan dari baris ketiga, yaitu seseorang kebingungan dan terdiam di antara pilihan-pilihannya. Pada baris keenam masih mempunyai arti yang sama yaitu orang yang bermuka dua atau berpura-pura suka dan baik kepada kita.
Sedangkan pada baris kedelapan Ngapo ku iluak, cabang kemambang dari aku lalamo berarti bujangan tua atau gadis tua. Menurut sumber tersebut, lirik Rejung Rantau Panjang bermakna kita tidak boleh munafik atau bermuka dua. Selanjutnya pada baris keenam zaman, kini saya mengetahui bahwa era saat ini mempunyai arti kritik sosial.