• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Penebaran Benih Nila di Desa Buahan, Bangli

N/A
N/A
Perikanan Kabupaten Bangli

Academic year: 2025

Membagikan "Proposal Penebaran Benih Nila di Desa Buahan, Bangli"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENEBARAN BENIH NILA DI DESA BUAHAN

DESA BUAHAN

KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI

PROPINSI BALI

(2)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DESA BUAHAN , KECAMATAN KINTAMANI

KAB. BANGLI, PROVINSI BALI.

Bangli, 30 Agustus 2024 Nomor : Kepada : Lampiran : 1 (Satu) Proposal

Prihal : Pemohonan penebaran benih ikan .

Dalam pemanfaatan sumber daya perikanan agar tetap terjamin kelangsungan usaha pemanfaatan dan tetap mempertahankan kelestarian sumber daya ikan di perairan umum perlu di lakukan upaya pelestarian.maka bersama ini kami mengajukan proposal kegiatan penebaran benih nila di Desa Buahan sebanyak 25.000 ekor benih nila sebagai bahan pertimbangan untuk kelancaran kegiatan pelestarian sumber daya ikan.

Demikian kami sampaikan atas bantuan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.

Perbekel Desa Buahan Penyuluh Perikanan Desa Buahan

I Wayan Sudarsana Sang Putu Dirga, S.P,M.Si NIP. 196412311988031244

Yth. Bupati Bangli

Cq. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Bangli

Di - Tempat

(3)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Danau Batur terletak di Kabupaten Bangli merupakan jenis danau kaldera aktif yang berada pada ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut. Hasil batimetri terhadap Danau Batur tahun 1975, diketahui bahwa luas permukaan air danau adalah 16,05 km2, dengan volume air 815,38 juta m3 dengan kedalaman rata-rata 50,80 m dan kedalaman maksimum 70 m. Danau Batur bersumber dari air hujan dan rembesan-rembesan air dari pegunungan sekitarnya dengan luas daerah tangkapan 105,35 km2. Keberadaan Danau Batur dengan area yang begitu luas menjadikannya memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat sekitar yaitu sebagai penyedia sumber air utama. Selain sebagai sumber air utama, Danau Batur juga memiliki peranan penting dalam sektor perikanan, pertanian/ perkebunan, pariwisata dan kegiatan keagamaan.

Danau Batur merupakan danau yang terbentuk akibat dari aktifitas gunung berapi sehingga termasuk dalam danau vulkanik. Danau Batur terletak didalam kawah kaldera gunung berapi aktif, Gunung Batur yang berada di Danau Batur keberadaannya sangat spesifik yakni pertama, merupakan danau vulkanik alami tanpa inlet dan outlet(cekaman terkungkung), kedua sebagai water reservoir yang menciptakan ekosistem spesifik menjaga keberlangsungan daur hidrologi bagi Bali secara keseluruhan. Ketiga, sebagai sumber air baku/minum bagi masyarakat, perikanan (tangkap dan budidaya), pertanian/ perkebunan, pariwisata/ekowisata (panorama Gunung Batur dan Danau Batur) hotel/restoran), dan kegiatan keagamaan. Keempat, merupakan warisan budaya (cultural heritages) dunia (WBD) dan berfungsi sebagai daerah konservasi, edukasi dan sustainable development. Kelima sebagai Geopark (taman bumi) yang mempunyai nilai ekologi.

Dalam sektor perikanan Keberadaan Danau Batur menjadi sumber penghasilan bagi nelayan, namun seiring perkembangan waktu mulai mengalami banyak masalah seperti munculnya ikan invasif yaitu red devil. Berdasarkan data nelayan kabupaten Bangli tahun 2023, jumlah nelayan kabupaten Bangli sebanyak 158 orang (24 orang desa Abangsongan, 55 orang desa Abang Batudinding, 40 orang desa Trunyan, dan 39 orang desa Buahan) dengan hasil tangkapan sebanyak 602,8 ton/tahun. Jumlah tangkapan tersebut menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 604,3 ton.

(4)

Permasalahan yang terjadi di Danau Batu adalah penyebaran ikan red devil yang begitu invasif di Danau Batur dan mengancam ikan endemis serta secara ekonomi merugikan nelayan dengan menurunnya hasil tangkapan mencapai 65% dari waktu sebelumnya. Kemampuan menguasai perairan Danau Batur menjadikan ikan red devil sebagai ikan yang termasuk dalam jenis agen berbahaya dan invasif (jabi) atau spesies yang dilarang di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengeluarkan aturan larangan terhadap ikan red devil melalui peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41/PERMEN KP/ 2014, ikan red devil masuk sebagai hewan air yang dilarang di Indonesia. Mencermati kondisi Danau Batur dari segi biota perairan dimana keberadaan ikan ini sudah sangat menghawatirkan terhadap lingkungan dan merugikan masyarakat. Berdasakan hal tersebut diatas perlu dirancang kegiatan yang bersifat diperlukan upaya untuk memulihkan kembali keaneka ragaman hayati ikan endemis di Danau Batur.

2. Tujuan

1. Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat bahwa tanggung jawab pengelolaan ekosistem danau merupakan tugas bersama Masyarakat dan pemerintah.

2. Memberikan informasi tentang penebaran benih di Danau Batur.

3. Upaya dalam penyelamatan ikan endemis Danau Batur dan membantu peningkatan ekonomi nelayan di pesisir Danau Batur.

(5)

II. PENEBARAN BENIH DI DANAU BATUR

Danau Batur merupakan sumber daya alam yang memiliki peranan penting di kehidupan sehari-hari masyarakat Kabupaten Bangli. Potensi Sumber daya hayati dan non hayati belum teriventaris secara memadai yangdalam rangka pendayagunaan bagi pengembangan aktivitas perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Danau Batur mempunyai arti yang strategis dalm rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar danau, pelestarian keanekaragaman hayati danau dan pengembangan pariwisata danau.

Danau Batur mempunyai arti strategis dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat di desa-desa sekitar kawasan danau. Berbagai aktivitas manusia berbasis sumber daya alam danau telah berlangsung dengan cukup intensif antara lain penangkapan ikan, budidaya ikan, budidaya sayur-sayuran dn hortikultura lainnya, pariwisata dan rekreasi, transportasi dan lain sebagainya. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa Danau Batur mengalami penurunan kualitas perairan yang disebabkan adanya kemajuan aktivitas pemanfaatan Danau Batur. Kemajuan aktivitas pemanfaatan sumber daya alam di Danau Batur diikuti dengan permasalahan lingkungan yang bermuara pada menurunnya fungsi- fungsi sistem sumber daya alam dalam menopang kegiatan karena adanya masuknya dari sisa pakan KJA dan aktivitas lainnya. Semburan belerang merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia. Peningkatan kadar belerang menyebabkan perubahan warna air di permukaan sehingga secara visual mudah dikenali.

Peningkatan konsentrasi belerang dapat menurunkan kadar oksigen di permukaan sehingga dapat berdampak langsung terhadap ikan di danau. Luasan atau jarak semburan belerang dari sumber timbulnya belerang tergantung dari faktor penggeraknya yaitu arah angin dan arus permukaan yang terjadi. Selain itu adanya ikan invansif di Danau Batur mengakibatkan menurunnya hasil tangkapan ikan konsumsi bagi nelayan.

Hasil tangkapan nelayan lebih didominasi dengan ikan red devil sedangkan jenis tangkapan seperti ikan nila sangat sedikit. Ikan mujair dan ikan tawes serta ikan endemis lainnya sulit didapatkan. Ikan mujair sudah termasuk ikan dengan status keberadaan di alam hampir terancam, ikan nila statusnya belum terevaluasi dan ikan tawes masuk ke dalam status kurang diperhatikan. Berdasarkan hal tersebut ikan yang ditangkap di Danau

(6)

Batur masuk ke dalam ikan yang belum dilindungi atau dilestarikan. Akan tetapi ikan mujair memerlukan perhatian khusus agar keberadaannya di alam tidak punah menjadi status terancam.

Dalam pemanfaatan sumber daya perikanan agar tetap terjamin kelangsungan usaha pemanfaatan dan tetap mempertahankan kelestarian sumber daya ikan di perairan umum perlu di lakukan upaya pelestarian

1. Pelarangan penangkapan ikan dengan bahan dan alat yang berbahaya (racun, bom, setrum).

2. Penetapan daerah tutupan (reservatio – area), daerah tutupan ini berhubungan tempat yang diperkirakan menjadi area pemijahan ikan.

3. Penutupan waktu penangkapan, penangkapan dilarang selama ikan musim memijah ikan.

4. Pembatasan ukuran maupun jenis alat tangkap 5. Penebaran ikan.

Penebaran ikan di perairan umum memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menambah atau menggantikan peremajaan (rekruitmen) oleh reproduksi alamiah.

2. Menambah populasi ikan dalam perairan yang tidak terdapat (kekurangan) tempat pemijahan, tempat pembesaran dan lainnya

3. Menebar ulang jenis ikan yang sebelumnya telah hilang / punah di suatu perairan akibat dari perubahan kondisi lingkungan maupun karena kegiatan penangkapan.

4. Mengisi relung (niche) yang kosong guna meningkatkan produksi

5. Mengendalikan tumbuhan pengganggu atau pertumbuhannya meledak (bloming)

6. Mengembangkan jenis ikan yang lebih disenangi/disukai dalm perikanan untuk konsumsi atau pemancingan.

7. Menyeimbangkan populasi (struktur komunitas)

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan kegiatan penebaran di perairan umum. Hal ini untuk menjaga agar pelaksanaan penebaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Adapaun pesyaratannya sebagai berikut:

1. Mempunyai tingkat kesuburan perairan yang tinggi.

2. Perairan tidak tercemar

3. Kualitas air memenuhi kriteria baku mutu air.

4. Kondisi perairan layak bagi kehidupan biota akuatik

5. Sifat Perairan permanen (mengandung air sepanjang tahun).

6. Perairan umum yang sudah kritis dan padat tangkap

7. Banyak nelayan/pembudidaya ikan/masyarakat yang bermukim disekitar perairan tersebut.

(7)

Jenis ikan yang direkomendasikan untuk ditebar di perairan umum antara lain ikan-ikan asli yang ada di perairan umum tersebut atau ikan domestikaseperti ikan mas, ikan nila, ikan tawes, ikan patin, ikan lele, ikan gurame, ikan gabus, ikan mujair.

1. Menemukan ikan yang cepat tumbuh karena mempunyai efisiensi tinggi dalam hal pemanfaatan sumber daya pakan.

2. Populasi ikan sesuai dengan sumber daya pakan yang tersedia di alam sehingga pertumbuhan ikan seimbang dengan kebutuhan pakan di alam.

3. Tidak diketemukan ikan yang sakit sehingga tidak menular kepada ikan yang lain.

4. Tidak diketemukan ikan invansif yang berpeluang untuk mendominasi di suatu perairan.

III. PENUTUP

Keseimbangan lingkungan akan tercipta apabila tercipta kestabilan antara upaya pemulihan dengan daya dukung lingkungan dengan kegiatan penebaran benih nila di Desa Buahan sebanyak 25.000 ekor.

Referensi

Dokumen terkait

 Sebelum melakukan anestesi, benih ikan nila dipuasakan dan diaklimatisasi terlebih dahulu selama 48 jam dalam bak penampungan.  Benih ikan nila dimasukkan ke

Hasil penelitian menunjukkan penebaran ikan nila pada kolam budidaya ikan lele sistem heterotrofik mengalami dinamika kadar fosfat dan klorofil dimana terjadi

Ikan nila ( Oreochromis niloticus ) merupakan jenis ikan air tawar dengan bentuk tubuh pipih memanjang dan warna putih kehitaman. Ikan nila telah tersebar di

Toksisitas dan Daya Anaestesi Ekstrak Tembakau Komersial (Nicotiana tobacum) Terhadap Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.).Skripsi.. Bogor: Fakultas Perikanan dan

Dari jumlah tersebut 3.000 ekor benih dilakukan proses jantanisasi (monoseks) sementara 2.500 ekor benih tidak dilakukan proses jantanisasi. Pendederan ikan nila dilakukan

Dari informasi di atas perlu dilakukan kembali penelitian pembanding tentang pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan benih ikan lele, tetapi dengan spesies yang

Pemeriksaan Ektoparasit Pada Benih Ikan Nila Pemeriksaan ektoparasit pada benih ikan nila Oreochromis niloticus meliputi organ luar, yaitu insang dan kulit Kabata, 1985.Pemeriksaan

Standar Nasional Indonesia ini menetapkan persyaratan untuk benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih