• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Penelitian FIDDIYAH MAULIDINA WINATA

N/A
N/A
38. Anis Nur Amirah

Academic year: 2024

Membagikan "Proposal Penelitian FIDDIYAH MAULIDINA WINATA"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN GURU DAN SISWA DI UPT SPF SDN

MINASAUPA

THE IMPLEMENTATION OF THE ADIWIYATA PROGRAM TOWARDS THE ENVIRONMENTAL ATTITUDE OF TEACHERS AND STUDENTS

AT UPT SPF SDN MINASA UPA

FIDDIYAH MAULIDINA WINATA 1947040021

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023

(2)

i

(3)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

i ii

DAFTAR ISI iii

I. PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 11

A. Kajian Pustaka 11

B. Kerangka Berfikir 29

III. METODE PENELITIAN 31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian 32

C. Subjek Penelitian 32

D. Data dan Sumber Data 32

E. Teknik pengumpulan data 34

F. Instrument penelitian 36

G. Analisis Data 37

H. Pengecekan Keabsahan Data 39

I. Fokus Penelitian 40

J. Prosedur Penelitian 41

DAFTAR PUSTAKA 42

LAMPIRAN 44

ii

(4)

Lingkungan hidup merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi makhluk hidup dibumi, terutama manusia. Lingkungan hidup yang sehat, bersih, dan tertata dapat membuat makhluk hidup sekitar tidak mudah terkena serangan penyakit, tumbuhan hidup dengan subur, hewan sekitar dan juga manusia tidak mudah terkena virus menular saat meninggali suatu tempat. Dalam rangka terbentuknya lingkungan yang sehat dan bersih, maka usaha yang harus dilakukan adalah dengan memulai dari diri sendiri dan dimulai sedari dini.Dengan cara melakukan kegiatan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari- hari seperti membuang sampah ditempat sampah, menghemat penggunaan listrik dan air, melakukan penanaman pohon, mengurangi penggunaan sampah plastik, memisahkan sampah organik dan sampah anorganik, dan hal lainnya yang berkaitan erat dengan sikap peduli lingkungan (Diyan 128)

Sebagaimana tercantum dalam (Undang-Undang No. 23, 1997) pasal 1 ayat 1 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup:

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehiduan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;

Selain menjadi tempat beraktivitas, lingkungan juga berperan penting bagi manusia untuk mendapatkan segala kebutuhan harian. Untuk itu, sebagai manusia yang menikmati hasil sumber daya alam, sangat wajib untuk kita

1

(5)

2

menjaga sikap, melestarikan, serta mencintai lingkungan alam agar kita dapat menikmati keindahannya sampai akhir hayat.

Hal ini dikemukakan Muammar (2015) bahwa kesadaran lingkungan adalah kesadaran individu tentang lingkungan yang bersih dan menyehatkan seperti kebersihan lingkungan, penggunaan dan pengelolaan air, polusi kendaraan serta stabilitas keseimbangan lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk kesadaran lingkungan itu sendiri adalah dengan Pendidikan di Lingkungan sekolah (Rahma, 2020).

Ardiyanto (2018) mengungkapkan bahwa Sikap peduli lingkungan sekolah merupakan suatu perbuatan atau usaha untuk menjaga, melindungi, dan juga merawat lingkungan yang dimulai darilingkungan sekolah. Selain dari pada itu, sikap peduli lingkungan sekolah juga merupakan ajang dimana anak-anak membentuk sikap untuk tidak merusak dan melestarikan lingkungan hidup.

Menurut (Desfandi, 2015) dalam penelitiannya Program adiwiyata dilaksanakan untuk menciptakan masyarakat sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dimulai dari pengelolaan lingkungan sekitar yang baik dan bersih untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.

Menurut Palmer & Neal Indikator kecerdasan ekologi dalam proses Pendidikan dilembaga sekolah adalah dengan mengembangkan rasa kepekaan, kesadaran lingkungan dan pemikiran kritis serta keterampilan pemecahan masalah dalam permasalahan lingkungan serta pembentukan etika peduli lingkungan (Deswari, 2015)

(6)

Dalam upaya pembentukan sikap peduli dan kesadaran lingkungan di masyarakat itu sendiri dilakukan sebuah terobosan dari pemerintah program pendidikan lingkungan sekolah . Sekolah merupakan tempat dimana siswa atau murid mendapatkan ilmu dan pengetahuan dengan bimbingan dari seorang guru.

Sekolah juga menjadi tempat dimana siswa mengeluarkan bakat dan pengontrolan sikap (Mulyana, 2009).

Dalam hal ini, Menteri Negara Lingkungan Hidup Bersama Menteri Pendidikan Nasional telah menyepakati salah satu program Pendidikan yang akan menjadi salah satu Langkah pendorong percepatan pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup terkhusus jalur Pendidikan formal jenjang Pendidikan sekolah dasar. (Landriany, 2014) Menyebutkan bahwa Program tersebut yakni Program Adiwiyata, program adiwiyata dicanangkan oleh tanggal 3 Juni 2005 dan terlaksanakan pada tanggal 21 februari 2006

Dalam (Adiwiyata, 2009) Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) & (2) yang menyatakan bahwa :

Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan.

(7)

4

Pada awalnya program adiwiyata hanya dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup (Al-Jauhari, 2021). Akan tetapi pada saat ini sudah semakin banyak sekolah yang ikut melaksanakan dan melakukan penerapan program adiwiyata sebagai salah satu usaha membentuk sikap peduli lingkungan pada guru, siswa dan masyarakat sekolah. Salah satu bukti sekolah yang mengikuti penerapan program adiwiyata sekolah adalah UPT SPF SDN Minasaupa, Kota Makassar yang juga telah mendapatkan sertifikat program adiwiyata provinsi di tahun 2017.

Menurut penuturan sekertaris adiwiyata UPT SPF SDN Minasaupa, sekolah ini sudah ingin mengajukan adiwiyata tingkat mandiri akan tetapi ternyata sekolah masih memiliki kendala dalam mengembangkan pengimplementasian Program Adiwiyat . UPT SPF SDN Minasaupa juga telah membuat aturan dengan menunjuk perwakilan siswa perkelas untuk menjadi duta kebersihan, agar banyak lagi siswa yang ingin mendapatkan penghargaan tersebut dan mengikuti sikap peduli lingkungan disekolah. Peran guru dalam program ini yaitu memasukkan adiwiyata kedalam rancangan pelaksanaan pembelajaran sehingga seiring berjalannya pembelajaran maka guru juga menyisipkan program adiwiyata didalam nya berdasarkan materi yang berkaitan dengan adiwiyata.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara oleh peneliti pada bulan Januari 2023 pada salah satu tim Adiwiyata yang ada di UPT SPF SDN Minasaupa diperoleh informasi mengenai Program adiwiyata dan juga sikap peduli lingkungan di sekolah tersebut. Dan hasilnya, implementasi program adiwiyata cukup terlihat baik di sekolah tersebut. Yang dilihat dari indikator komponen adiwiyata yakni:

(8)

pengadaan visi & misi sekolah peduli lingkungan, Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan seperti proses belajar mengajar yang memakai materi lingkungan hidup, pengembangan kegiatan berbasis partisipatif seperti kegiatan sabtu bersih, dan juga pengelolaan atau pengembangan sarana pendukung sekolah seperti pembuatan Green House, pemanfaatan kertas bekas, dan juga pembuatan bank sampah. Program yang dilaksanakan cukup optimal seperti tersedia nya tempat sampah di setiap halaman kelas dan juga ruang guru, banyaknya pohon yang tertanam yang mengelilingi halaman sampai lapangan sekolah, penunjukkan siswa duta kebersihan di setiap kelas yang dapat membangkitkan rasa sikap peduli lingkungan serta kebersihan kelas dan juga sekolah. Dengan jalannya pengimplementasian program adiwiyata tersebut, UPT SPF SDN Minasaupa mendapatkan sertifikat program adiwiyata provinsi pada tahun 2017 silam.

Berdasarkan latar belakang dan hasil observasi tersebut, peneliti ingin melihat pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Sikap Peduli Lingkungan masyarakat sekolah melalui Indikator yakni Pengembangan kurikulum lingkungan, Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Pengembangan Kegiatan Berbasis Partispatif, dan juga Pengelolaan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah (Al-Jauhari, 2021).Yang akan disusun dalam penelitian yang berjudul “Implementasi Program Adiwiyata Terhadap Sikap Peduli Lingkungan Guru dan Siswa di UPT SPF SDN Minasaupa”.

(9)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kesimpulan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi Program Adiwiyata di UPT SPF SDNMinasaupa?

2. Bagaimana sikap peduli lingkungan guru dan siswa terhadap implementasi Indikator program adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa?

3. Apa saja hambatan-hambatan dalam implementasi Indikator program adiwiyata di UPT SPF SDN Minasupa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi Program adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa.

2. Untuk mengetahui sikap peduli lingkungan guru dan siswa terhadap implementasi Indikator-Indikator program adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa.

3. Untuk mengatahui apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi Indikator-Indikator program adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah duraikan sebelumnya, maka manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Menambah pemahaman mengenai program adiwiyata, tujuan program

(10)

lingkungan disekolah.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat menambah edukasi dan informasi lebih kepada guru, siswa, dan seluruh masyarakat sekolah untuk upaya peduli lingkungan hidup sekitar dan juga menambah kegiatan – kegiatan menarik pada program adiwiyata sekolah.

2. Bagi Guru, diharapkan dapat meningkatkan Pendidikan atau kebijakan Pendidikan lingkungan hidup.

3. Bagi siswa, diharapkan dapat menambah wawasan tentang Program adiwiyata dan sikap peduli lingkungan sekolah.

4. Bagi peneliti, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasandan gambaran – gambaran nyata tentang program adiwiyata dan sikap peduli lingkungan di sekolah.

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 1. Program Adiwiyata

a. Pengertian Program Adiwiyata

ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna : tempat yang baik dan ideal dimana dpaat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagainorma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan (K. Lingkungan Hidup, 2010)

Dalam (Adiwiyata, 2009) Program Adiwiyata merupakan salah satu program yang dibangun oleh Kementerian Lingkungan Hidup untuk melaksanakan Permen Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 2009 yang dimana menjelaskan bahwa Program Adiwiyata merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah kepadaLembaga Pendidikan formal.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Pasal 1 Tentang Pedoman Pelaksanan Program Adiwiyata, menyatakan bahwa Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan.

Pada dasarnya Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program Adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kehidupan kita (Ardiyanto et al., 2018)

b. Tujuan Program Adiwiyata

8

(12)

dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Adapun tujuan lain dari sebuah program adiwiyata yang ada di sekolah yakni untuk menciptakan kondisi sekolah yang bersih dan nyaman sebagai tempat belajar dan mengajar serta menyadarkan masyarakat sekolah tentang betapa pentingnya melindungi lingkungan. Sehingga rasa tanggung jawab dapat dimiliki oleh seluruh masyarakat sekolah.

Dalam Buku Panduan Adiwiyata (2012), untuk mencapai tujuan program adiwiyata, maka ditetapkan empat Komponen sebagai berikut:

1. Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, 2. Kurikulum Berbasis Lingkungan,

3. Kegiatan Berbasis Partisipatif,

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah.

Komponen Program Adiwiyata dijabarkan dalam beberapa kriteria yaitu : 1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,

dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa peraturan sekolah yang bisa mendorong pelaksanaan kegiatan program adiwiyata. Pengembangan yang dimaksud yakni :

a) Visi dan Misi Sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, b) Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran PLH

(Pendidikan Lingkungan Hidup) 9

(13)

c) Kebijakan peningkatan tenaga kependidikan atau non kependidikan dibidang Pendidikan Lingkungan Hidup,

d) Kebijakan sekolah dalam usaha penghematan sumber daya alam, e) Kebijakan sekolah dalam pengelolaan dan penggunaan dana bagi

kegiatan yang menyangkut masalah lingkungan hidup.

2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, dalam hal ini dilakukan penyampaian materi lingkungan hidup kepada siswa melalui kurikulum secara terintegrasi dan monolotik. Pengembangan kurikulum berbasis peduli dan berbudaya lingkungan dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut

:

a) Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,

b) Penggalian materi persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar,

c) Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

3. Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, dalam hal ini warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai kegiatan pembelajaran lingkungan hidup.

Kegiatan yang dilakukan seperti ;

a) Mengikuti aksi lingkungan hidup yang dilaksanakan dari pihak luar, b) Membangun kegiatan kemitraan dalam pengembangan Pendidikan

lingkungan hidup di sekolah.

4. Pengelolaan dan pengembangan sarana pendukung sekolah, dalam membangun sekolah peduli dan berbudaya lingkungan perlu dorongan sarana dan prasarana yang mencerminkan pengelolaan lingkungan hidup seperti :

a) Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan diluar

(14)
(15)

Kawasan sekolah

b) Penghematan sumber daya alam seperti listrik, air, serta alat tulis kantor,

c) Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat yang ada dikantin, d) Pengembangan system pengelolaan sampah.

Berdasarkan uraian diatas mengenai tujuan program adiwiyata, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan program adiwiyata yakni untuk menjadikan sekolah sebagai tempat pembelajaran dalam sikap peduli lingkungan. Dengan adanya pembelajaran peduli lingkungan, maka masyarakat akan sadar akan pentingnya sikap peduli lingkungan disekolah.

c. Prinsip Program Adiwiyata

Pelaksanaan program adiwiyata berdasarkan prinsip yang ada sebagai berikut:

1. Edukatif ; memberikan Pendidikan tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2. Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran.

3. Berkelanjutan : seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara kompherensif.

11

(16)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa seluruh warga dan masyarakat sekolah harus terlibat didalam kegiatan-kegiatan yang masuk dalam program adiwiyata sekolah. Kegiatan program adiwiyata sekolah juga harus dilakukan secara berkelanjutan, agar terbangun menjadi sebuah kebiasaan peduli lingkungan yang baik. Jadi, dengan adanya prinsip partisipatif maka seluruh masyarakat dalam sekolah dapat melakukan seluruh kegiatanprogram adiwiyata secara terencana, konsisten dan saling berperan didalam kegiatan pembentukan sikap peduli lingkungan.

Sebagai usaha menanamkan nilai budaya dan peduli lingkungan di sekolah yang lebih banyak di wilayah Indonesia, maka pemerintah menargetkan pencapaiannya mulai dari tahun 2012 sampai tahun 2014 adalah 6.480 sekolah dasar sampai menengah diseluruh kabupaten atau kota. Adapun keuntungan dari pelaksanaan program adiwiyata di sekolah sebagai berikut :

1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/kompetensi dasar dan standar konpetensi lulusan (SKL) Pendidikan dasar dan menengah.

2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi.

3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.

4. Menjadikan tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungna hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.

5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui

(17)

1

kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan an pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.

d. Implementasi Program Adiwiyata

Implementasi adalah suatu proses untuk menilai, mengevaluasi dan mengukur apakah suatu peraturan atau kebijakan dapat berjalan dengn baik atau tidak (Unifikasi et al., 2017). jadi implementasi program adiwiyata adalah segala rangkaian kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah pusat untuk dilaksanakan nya Program Adiwiyata. Program adiwiyata telah menjadi program yang bertujuan untuk membangun sikap peduli lingkungan pada masyarakat sekolah. Dalam buku panduan pelaksanaan program adiwiyata kementerian lingkungan hidup ada beberapa Indikator terkait dengan keberhasilan pelaksanaan program adiwiyata yaitu:

1) Visi & Misi sekolah dalam kurikulum tingkat satuan Pendidikan yang peduli dan berbudaya lingkungan .

2) Kebijakan sekolah dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran Pendidikan lingkungan hidup.

Sekolah yang bergelar sebagai sekolah adiwiyata juga harus melaksanakan kurikulum berwawasan lingkungan. Dalam buku Ali Sudin yang berjudul kurikulum dan pembelajaran (Sudin, 2014), menjelaskan bahwa

Kurikulum mempunyai berbagai macam arti yakni; 1) kurikulum sebagai rencana pembelajaran, 2) kurikulum sebagai pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari sekolah, 3)kurikulum sebagai rencana belajar siswa.

(18)

Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih kreatif saat melaksanakan pembelajaran, agar terbentuk nya generasi muda yang memiliki sikap peduli lingkungan yang juga menjadi tujuan adanya program adiwiyata ini. Selain dengan memberikan ilmu, guru juga memiliki peran penting dalam memberikan contoh sikap atau perilaku yang baik kepada peserta didik agar peserta didik dapatmengikuti perilaku guru yang baik.

(Ummi & Rokhmah, 2019) mengatakan bahwa Sekolah adiwiyata merupakan gelar nama yang didapatkan karena dianggap sekolah sudah menjadi tempat yang ideal untuk seluruh peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, dan etika disekolah adiwiyata tersebut. Pelaksanaan penilaian dibagi dalam dua tahap, tahap pertama dilakukan penilaian administrasi, apabila persyaratan administrasi terpenuhi maka dilakukan penilaian tahap kedua terkait aspek teknis.

Program adiwiyata yang sudah diimplementasikan ke beberapa sekolah yang ada di Indonesia bertujuan untuk menciptakan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dan juga kegiatan berbasis partisipatif atau seluruh asyarakatmengikuti aksi ligkungan hidup. Pada kenyataanya, dari hasil peneitian (Nurdiati &

Pambudi,

D, 2018) menyatakan bahwa

di SD Negeri Bhayangkara Yogyakarta, ada faktor penghambat dari kebijakan adiwiyata seperti masih ada siswa yang tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan serta hambatan kurikulum lingkungan yang dimana ada beberapa guru yang kurang memahami dan kurang kreatif dalam mengembangkan pembelajaran.

(19)

1

Kurikulum yang telah berjalan dan ditetapkan di UPT SPF SDN Minasaupa yakni memberlakukan kurikulum berbasis lingkungan dengan cara Integrasi, yang dimaksud dengan intergrasi yakni dimasukkan ke dalam RPP di semua mata pelajaran, Jadi, kurikulum berbasis lingkungan tidak hanya di 1 mata pelajaran saja tetapi diseluruh mata pelajaran.

2. Pembentukan Sikap a. Definisi Sikap

Seluruh manusia tentu memiliki sikap yang saling berbeda dengan manusia yang lainnya untuk mengekspresikan objek tertentu. Bersikap juga dapat diartikan sebagai salah satu cara memperlihatkan perasaan, pada saat merasakan atau melihat objek tertentu. Karena terdapat perbedaan pengalaman, pemahaman, dan juga pertimbangan maka sikap yang dikeluarkan juga akan memiliki perbedaan.

Untuk itu dalam bersikap, manusia memiliki perbedaan seperti memperlihatkan sikap menerima ataupun sikap menolak terhadap objek yang harus dipilih (Anwar, 2009). Dengan mengetahui sikap seseorang, orang dapat memperkirakan bagaimana perilaku yang akan diambil oleh orang yang lain.

Dengan ini ada beberapa pengertian dari beberapa ahli mengenai sikap, yakni :

1) Menurut LL. Thursione yang dikutip oleh Abu Ahmadi menyatakan, sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi ini meliputi: symbol, kata- kata, slogan, orang, Lembaga, ide dan sebagainya. Sedangkan menurut Saefudin Azwar, sikap adalah salah satu unsur kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk

(20)

menentukan tindakannya dan bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif dan negatif (Suharyat, 2009).

2) Menurut Darmiyati Zuchdi (1995:51) sikap manusia merupakan predictor yang utama bagi perilaku (tindakan) sehari-hari, serta ada juga faktor-faktor lain seperti lingkungan dan juga kepribadian setiap manusia. Seperti penjelasan jenis-jenis sikap menurut Harlen (1996) yang mengatakan paling kurang ada empat jenis sikap yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan sikap ilmiah siswa sekolah dasar: 1) sikap terhadap pekerjaan di sekolah, 2) sikap terhadap diri mereka sebagai siswa, 3) sikap terhadap ilmu pengetahuan, khususnya sains, dan 4) sikap terhadap obyek dan kejadian dilingkungan sekitar. keempat sikap ini akan membentuk sikap ilmiah yang mempengaruhi keinginan sesorang untuk ikut serta dalam kegiatan tertentu (Azwar S, 2011).

3) Menurut Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1973 lewat siregar, 1993:17), diantara variable sikap dan perilaku (tindakan) ada variable yang mengantarai-nya yaitu maksud (disposisi). Seseorang yang akan melakukan suatu tindakan didasari oleh maksud tertentu (Azwar S, 2011)

4) (Syamaun, 2019) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

Alen, Guy dan Edgley mendefinisikan sikap sebagai “suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial”.

5) Menurut Allport (1954) bahwa sikap diperoleh dari interaksi dengan manusia lain, baik dirumah, tempat ibadah, sekolah, ataupun tempat lainnya. Sejalan dengan itu Krech (1962) menyatakan bahwa sikap mencakup kesiapan perilaku. Jadi jika seseorang memiliki sikap positif terhadap suatu objek maka ia cenderung siap

(21)

1

membantu, mendukung, mendekati dan menerima untuk menjadikannya dalam kondisi seimbang (Dan et al., 2008).

definisi dari ahli yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan sebuah perilaku atau tindakan yang memiliki dikeluarkan dengan memiliki maksud tertentu. Sikap juga suatu perbuatan yang ditunjukkan seseorang atas maksud positif dan juga bisa bermaksud negatif. Sikap atau tindakan seseorang dapat terbentuk di dalam rumah, di tempat ibadah, dan juga di sekolah. Dan setiap manusia pasti merasakan dan menyikapi hal yang ada di lingkungan sekitar termasuk lingkungan hidup.

Pembentukan sikap di rumah akan didapatkan dari pengawasan dan juga pembentukan karakter oleh orangtua, pembentukan sikap di tempat ibadah akan didapatkan secara spiritual atau menyesuaikan kata hati dengan ilmu agama yang didapatkan, sedangkan pembentukan sikap di sekolah akan didapatkan dari apa yang didik oleh guru sekolah, seperti ilmu tentang bersikap atau pembelajaran yang dilakukan guru serta sikap guru yang akan mencerminkan sikap siswa yang ada di sekolah tersebut. Salah satu pembellajaran yang ada diskeolah mengenai sikap yakni ada pada Pendidikan lingkungan hidup, yang mengajarkan siswa atau peserta didik untuk bersikap terhadap lingkungan sekitar.

b. Peduli Lingkungan

Makhluk hidup yang menjadi penghuni bumi bukan hanya manusia, akan tetapi banyak makhluk hidup lainnya seperti hewan dan juga tumbuhan serta

(22)

masih banyak lagi. Untuk mendapatkan hidup yang berkelanjutan, sudah pasti manusia membutuhkan orang lain.

Sejalan dengan itu, Dalam buku (Manik, 2018) yang berjudul Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa:

Sistem ekologi adalah satu kesatuan tatanan yang terbentuk oleh interaksi (hubungan) timbal balik dalam suatu wilayah. Suatu ekosistem terdiri dari unsur- unsur hayati seperti Tumbuhan,satwa atau hewan, mikrooganisme, dan manusia.

Serta unsur nonhayati seperti (unsur fisik dan kimia), seperti tanah, batuan, air, udara, sinar matahari, curah hujan, suhu, dan faktor iklim lainnya.

Untuk dapat hidup terus menerus atau berkepanjangan, kita sebagai manusia atau makhluk yang diciptakan oleh tuhan dengan kelebihan yang berlimpah seperti berakal sehat maka kita harus menjaga lingkungan hidup

(Wihardjo, M.Pd & Rahmayanti, M.Si, 2021) dalam buku yang berjudul Pendidikan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa :

Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang memengaruhi suatu organisme;

faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic factor) atau variable- variabel yang tidak hidup (abiotic factor). Dari inilah kemudian terdapat dua komponen utama lingkungan, yaitu:

1. Biotik: Makhluk(organisme) hidup; dan 2. Abiotic: Energi, bahan kimia, dan lain-lain.

Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan

(23)

1

tingkah-tingkah perbuaatannya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya (Wihardjo, M.Pd & Rahmayanti, M.Si, 2021).

Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 Pasal 1tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan :

“Bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup seperti manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”.

Jika disimak pengertian dari lingkungan, dapat dilihat bahwa lingkungan memiliki wawasan yang sangat luas. Lebih jelas L.L. Bernard memberikan pembagian lingkungan ke dalam 4(empat) bagian besar, yakni:

1. Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tari, ombak, dan sebagainya.

2. Lingkungan biologi atau organic, segala sesuatu yang bersifat biotis berupa mikroorganisme, arasit, hewan, tumbuhan, termasuk juga disini lingkungan prenatall, dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan, dan sebagainya.

3. Lingkungan sosial, dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

a. Lingkungan fisiososial yaitu meliputi kebudayaan materitil (alat), seperti peralatan senjata, mesin, Gedung, dan lain-lain.

(24)

b. Lingkungan biososial, yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestic dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organic.

c. Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat batin manusia seperti sikap, pandangan, keinginan, dan keyakinan. Hal ini terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi, Bahasa , dan lain-lain.

4. Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yangdiatur secara institusional, berupa Lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah kota atau desa (Wihardjo, M.Pd & Rahmayanti, M.Si, 2021).

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki akal serta fikiran untuk dapat mengelola lingkungan sekitarnya. Namun, akal dan fikiran tersebut kadang berjalan dengan sifat buruk manusia seperti egois, serakah dan juga nafsu untuk mendapatkan sesuatu secara berlebihan. Seperti sering melakukan eksploitasi terhadap lingkungan yang ada disekitarnya, atau membuang sampah ditempat yang bukan seharusnya. Meskipun memahami bahwa lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dimasa yang akan datang (Rusdina, 2015).

Seperti yang terlihat belakangan ini bahwa seringnya terjadi bencana yang dikarenakan rusaknya lingkungan sekitar oleh tindakan-tindakan eksploitasi yang diperbuat manusia, seperti rusaknya terumbu karang yang menjadi tempat hidup biota laut, banjir yang terjadi diberbagai daerah, serta tanah longsor akibat banyaknya penebangan pohon disekitar pegunungan.

(25)

2

Untuk itu sebagai makhluk hidup yang berakal, maka sudah seharusnya saling mengerti dan menjaga lingkungan dimulai dari diri sendiri. Dengan cara menghemat pemakaian listrik, membatasi penggunaan air, dan tidak menggunakan atau memangkas alam secara berlebih serta membuang sampah pada tempatnya.

c. Sikap Peduli Lingkungan

Sikap peduli lingkungan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan seseorang terhadap kepedulian lingkungan di sekitarnya, dengan cara menjaga, merawat, dan juga melestarikan lingkungan disekitar nya. Saat sikap peduli lingkungan terlaksana dengan baik, maka akan membangun dan menumbuhkan sebuah lingkungan yang nyaman dan juga bersih.

Menurut Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lingkungan hidup telah menjadi satu objek penting bagi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dengan adanya SDGs (Suistanable Development Goals) yang dimana salah satu negara yang ikut berperana pada saat itu adalah negara Indonesia. Tetapi fakta hingga saat ini bahwa masih sedikit masyarakat Indonesia yang peduli tentang akan pentinngnya lingkungan hidup, sehingga tidak sedikit mengakibatkan permasalahan lingkungan(Rahma, 2020).

(26)

Dalam buku Pendidikan Lingkungan Hidup Oleh (Wihardjo, M.Pd &

Rahmayanti, M.Si, 2021) Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya. Sejalan dengan ini (Keraf, 2010) menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Etika Lingkungan Hidup bahwa

Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung.

Menurut Sue (2003:43) menjelaskan bahwa “peduli lingkungan adalah menyatakan sikap-sikap umum terhadap kualitas lingkungan yang diwujudkan dalam kesadaran diri untuk menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan” (Tamara, 2016).

Pengetahuan mengenai lingkungan harus diwariskan kepada generasi muda sedari dini agar terbiasa untuk tidak merusak lingkungan sekitar. Pengetahuan lingkungan perlu diterapkan dalam Pendidikan dengan menerapkan di segala aspek yang mulai dari aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor dan juga aspek minat (Yanti & Aprilia, 2021). Pendidikan kepedulian lingkungan memiliki tujuan untuk membangun generasi muda yang berwawasan lingkungan dan mempunyai kemampuan dalam pengelolaan lingkungan dengan bijak. (Riskina, 2019) juga mangatakan bahwa Pendidikan lingkungan ini diselenggarakan oleh seluruh pendidik, baik keluarga, guru, dan masyarakat

(27)

2

sekitar. menciptakan sikap kepedulian lingkungan juga dibutuhkan penanaman nilai kesadaran lingkungan hidup yang dimulai dari diri sendiri, dan hal itu wajib diimplementasikan Pendidikan lingkungan kepada generasi muda sejak masih dibangku sekolah. Sehingga akan membentuk sikap dan menumbuhkan rasa ingin tau lebih dalam terhadap kepedulian lingkungan.

Upaya untuk menciptakan sikap peduli terhadap lingkungan memerlukan informasi dan proses. Setelah adanya informasi dan upaya proses sikap peduli lingkungan, maka diperlukan Pendidikan, pelatihan, pemberian penghargaan, pemberian infromasi secara terus menerus, pelatihan, serta dorongan agar generasi muda dapat melewati nya dengan proses yang diharapkan dapat menciptakan sikap peduli terhadap lingkungan yang dimulai dari lingkungan sekitar seperti di sekolah ataupun di rumah masing-masing (Ahmad, 2013).

Indikator Perilaku Peduli Lingkungan yang diterbitkan oleh badan statistik Lingkungan Hidup (S. D. S. Lingkungan Hidup, 2015) memiliki beberapa indikator perilaku peduli lingkungan yang diantaranya sebagai berikut:

1) Pengelolaan Air

Ketersediaan sumber daya air dipermukaan bumi terbatas jumlahnya. Meskipun 71 persen permukaan bumi adalah air, tetapi hanya sekitar 2,5 persen yang merupakan air tawar sedangkan sisanya merupakan air laut yang mengandung garam. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 1 persen yang dapat dimanfaatkan oleh manusia secara langsung atau sekitar 30 persen dari total persediaan air tawar.

Ketersediaan air yang sangat terbatas tersebut mengharuskan pemanfaatan air secara efisien dan bijaksana. Untuk itu dalam hal ini, perilaku peduli lingkungan

(28)

Yang dimana baik guru dan siswa dapat melakukan penghematan air di sekolah seperti mematikan keran setlah digunakan.

2) Pengelolaan Energi

Berbicara tentang energi di Indonesia, sumber energi utama dalam segala kegiatan yakni minyak bumi dan gas baik dalam industry atau rumah tangga. Namun, tak mau kalah seiring berjalannya waktu yang semakin modern dimana batubara kini sudah menjadi sumber pembangkit listrik di Indonesia. Selain itu, semakin modern dan berjalannya waktu energi matahari dan angin juga dimanfaatkansebagai sumber energi alternatif di Indonesia. Dalam hal ini, cahaya matahari dapat dimanfaatkan menjadi berbagai kegunaan contohnya seperti penerangan rumah tangga di siang hari. Selain itu energi alternatif lainnya yang dapat dimanfaatkan yakni kotoran ternak yang dapat digunakan menjadi biogas.

Untuk itu, sudah seharusnya warga Indonesia memanfaatkan sumber sumber alternatif yang dapat berguna menerangkan area rumah seperti cahaya matahari yang masuk lewat jendela. Dengan ini pengelolaan energi juga menjadi salah satu indikator sikap peduli lingkungan untuk pelaksanaan program adiwiyata.

3) Penggunaan Alat Transportasi

Dari masa ke masa, alat transportasi akan menjadi modern dan berkembang dengan canggih. Bagi makhluk hidup seperti manusia, alat transportasi sudah menjadi alat paling utama untuk kegiatan sehari-hari. Namun dengan penggunaan alat transportasi yang berlebih akan mengganggu lingkungan hidup seperti bahan bakar yang kian hari semakin melonjak permintaan. Dikarenakan banyaknya

(29)

2

manusia di kota-kota besar yang menggunakan kendaraan terlebih kendaraan bermotor. Untuk itu sebaiknya dihimbau kepada seluruh masyarakat sekolah agar sekiranya meminimalisasir penggunaan alat transportasi dengan menggunakan transportasi umum.

4) Pengelolaan Sampah

Sampah adalah bahan sisa yang lebih banyak sudah tidak bisa dipakai, atau biasa digunakan hanya untuk satu kali pakai. Sampah merupakan salah satu hal yang menjadi masalah besar diseluruh dunia. Bahkan hingga saat di zaman modern saat ini pun, masih banyak negara-negara yang mempermasalahkan penumpukan sampah didaerah masing-masing. Karena semakin modern zaman, maka semakin banyak sampah plastik atau sampah yang tidak dapat didaur ulang digunakan untuk alat makanan bahkan sampai minuman. Di zaman modern ini, masyarakat indonesia masig belum menerapkan pembuangan sampah dengan ramah lingkungan. Justru semakin banyak masyarakat yang memilih membuang sampah dengan cara instan seperti membakar, mengubur dalam tanah, membuang di sungai bahkan melempar nya di saluran air atau got. Untuk itu, sangat diharapkan kepada masyarakat Indonesia agar sekiranya mulai melakukan pengolahan sampah seperti melakukan pendaur ulangan untuk sampah yang berjenis plastik.

(30)

5) Penanggulangan Pencemaran Lingkungan

Lingkungan adalah salah satu komponen di bumi yang memiliki hubungan erat dengan manusia, namun belakangan ini telah terjadi penurunan kualitas lingkungan. Seperti hal nya banjir yang semakin meningkat, tercemarnya air rumah tangga, dan juga pencemaran udara akibat asap yang berasal dari kendaraan yang tidak layak pakai. Untuk itu, sikap yang perlu dilakukan dalam penanggulangan pencemaran lingkungan adalah dengan melakukan sesuatu yang dimulai dari membuang sampah pada tempatnya dan juga memisahkan jenis sampah.

6) Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana adalah usaha kecil yang digunakan untuk mengecilkan kemungkinan terjadi bahaya akibat bencana. Kegiatan mitigasi bencana yang dimaksudkan seperti pembuatan peta untuk daerah yang rawan bencana, memberikan sosialisasi kepada warga untuk peduli lingkungan dan juga melakukan penghijauan Bersama.

Terkait dengan munculnya berbagai macam masalah yang terjadi di lingkungan semakin bertambah, dan bermacam-macam. Maka dengan itu sangat dibutuhkan suatu usaha untuk mengayomi warga dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dan dari pada itu, Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menciptakan suatu program yang memiliki fokus implementasi ditingkat sekolah atau satuan kependidikan, yakni Program Adiwiyata.

(31)

2

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan dari uraian pada halaman sebelumnya bahwa, dari implementasi program adiwiyata memiliki beberapa indikator yang bertujuan untuk terciptanya program adiwiyata sekolah, indikator tersebut yaitu: Kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung sekolah. Dari indikator tersebut dapat diselaraskan dengan beberapa indikator peduli lingkungan yang bertujuan membentuk sikap peduli lingkungan bagi guru dan siswa. Peduli lingkungan dalam hal ini memiliki beberapa indikator menurut Badan Pusat Statistik, yakni:

Pengelolaan air, pengelolaan energi, penggunaan alat transportasi, pengelolaan sampah dalam pencemaran lingkungan, dan mitigasi bencana.

Berdasarkan hal tersebut maka kerangka pikir dapat dirumuskan sebagai berikut:

(32)

Pembentukan Sikap Peduli Lingkungan

Program Adiwiyata

Sikap Peduli Lingkungan Guru dan siswa

Pengelolaan air Pengelolaan energi

Penggunaan alat transportasi Pengelolaan sampah

Penanggulangan pencemaran lingkungan Mitigasi Bencana

Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, KurikulumBerbasis Lingkungan,

Kegiatan Berbasis Partisipatif,

Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah.

Implementasi Program Adiwiyata

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

(33)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Secara etimologis kualitatif berasal dari kualitas (quality) yang memiliki makna nilai.

Kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adlaah sebagai instrument kunci, Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang (Anggito & Setiawan, S.Pd., 2018).

Penelitian ini menunjukkan peneliti juga sebagai instrument utama yang harus hadir dalam penelitian lapangan, karena peneliti sebagai perencana, memilih informan, pengumpul data, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan yang ada dalam lapangan, sehingga didapatkan hasil yang detaill dan tanpa unsur yang dibuat-buat.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif , yang dilakukan dalam penelitian ini ialah mendeskripsikan suatu pokok perkara,

29

(34)

30

(35)

3

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu

Waktu yang akan dilakukan pada penelitian ini kurang lebih selama 1 bulan. Yang akan dimulai pada bulan April sampai dengan Mei Tahun 2023.

2. Tempat

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di UPT SPF SDN Minasaupa Kecamatan Rappocini , Kota Makassar. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang menerapkan Program Adiwiyata sebagai Program yang wajib ada di lingkungan sekolah.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah responden atau pihak-pihak yang akan dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Adapun subjek yang digunakan calon peneliti dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, ketua program adiwiyata, dan juga siswa yang menjadi duta lingkungan hidup di UPT SPF SDN Minasaupa, Kota Makassar.

D. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian pada dasarnya terdiri dari semua informasi atau bahan yang disediakan alam yang harus dicari, dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Data bisa terdapat pada segala sesuatu apa pun yang menjadi bidang dan sasaran penelitian

Data dalam penelitian kualitatif tidak terlihat seperti data angka-angka statistic yang ada didalam penelitian kuantitatif, karena data dalam penelitian

(36)

kualitatif akan terlihat berupa kalimat, Tindakan, pengungkapan, dan juga kata- kata. Kalimat fakta, kata-kata yang sesuai dengan Tindakan subjek atau seseorang yang diteliti menjadi data yang paling penting didalam penelitian kualitatif. Data seperti yang disebutkan sangatlah penting untuk menjadi bukti penyimpanan informasi yang dapat berbentuk foto, rekaman suara, rekaman video/film dan juga lukisan/sketsa (Soendari, 2012).

Berbagai sumber data dalam penelitian kualitatif bisa dikelompokkan macam dan kedudukannya, dari yang nyata hingga yang terlihat samar-samar, mulai dariprimer hingga sekunder. Berikut macam dari sumber data yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian kualitatif yakni :

1) Dokumen atau arsip, 2) Narasumber (informant), 3) Peristiwa atau aktivitas, 4) Tempat atau lokasi,

5) Benda, gambar serta rekaman.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah 2 sumber data, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

1) Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang dilakukan secara langsung dengan turun ke lapangan dan mencari tahu akar masalah objek yang diteliti. Dalam penelitian ini sumber data primer ialah masyarakat

(37)

3

sekolah, seperti guru, siswa serta karyawan yang ada didalam sekolah.

Dengan menggunakan sumber data primer, maka masih dibutuhkan juga sumber data sekunder yang akan menjadi penguat didalam menyelesaikan masalah yang terjadi disekolah. Dalam hal ini peneliti mengambil beberapa sampel dari masyarakat UPT SPF SDN Minasaupa. Peneliti mengambil Langkah ini agar dapat mempermudah dalam pengambilandata penelitian.

2) Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang dapat berbentuk benda mati atau dokumen-dokumen penting yang dapat menjadi referensi dalam penelitian ini, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Profil Sekolah, Visi & Misi Sekolah, serta Tujuan Sekolah.

E. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kreadibilitas tinggi, dan sebaliknya. Pengumpulan data merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam penelitian, untuk Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi kepada sumber – sumber data.

1) Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati suatu kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan

(38)

pelaksanaan program-program yang masuk dalam Implementasi program Adiwiyata.

Untuk mendapatkan informasi dan menjawab fokus permasalahan pada nomor 2 yaitu : melihat bagaimana sikap peduli lingkungan guru dan siswa terhadap implementasi program adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa, apakah sikap guru dan siswa di sekolah sudah masuk dalam indikator pelaksanaan program adiwiyata atau belum. Menurut Adler &

Adler dalam menyebutkan bahwa observasi merupakan salah satu dasar fundamental untuk mengumpulkan data yang menyangkut ilmu-ilmu sosial dan perilaku manusia (Hasanah, H (2017)).

2) Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencari dat dan informasi-informasi dari sumber yang terpilih.

Wawancara menjadi salah satu Teknik utama dalam pengumpulan data pada penelitian. Teknik wawancara ini dilakukan untuk menjawab fokus penelitian nomor 1 yaitu : menjawab bentuk-bentuk implementasi program adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa. Menurut Nawawi dan Hardadi (1992), jenis wawancara antara lain adalah wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur, dan wawancara semi berstruktur.

Penelitian ini akan menggunakan wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur sehingga data yang didapatkan akan sesuai.

Wawancara ini dilaksanakan secara individu yang diharapkan akan mendapat keterangan mengenai sikap peduli lingkungan Guru dan Siswa

(39)

3

di UPT SPF SDN Minasaupa.

Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti akan menghasilkan data adanya sikap peduli lingkungan Guru dan Siswa. Sikap.

Dalam Teknik wawancara ini peneliti akan mewawancarai seputar implementasi program Adiwiyata, kegiatan Adiwiyata apa saja yang telah dilakukan, dan hambatan-hambatan yang sering dialami.

3) Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi menduduki sebagai penelitian sekunder.

Dokumentasi merupakan suatu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan bukti-bukti atau data yang berguna untuk dilampirkan sebagai bukti nyata dari pendapat sumber saat wawancara mengenai implementasi program Adiwiyata yang sedang berjalan di UPT SPF SDN Minasaupa.

(40)

Dalam penelitian ini, ada beberapa instrument yang dilakukan oleh calon peneliti antara lain sebagai berikut :

1. Lembar observasi

Selanjutnya calon peneliti juga akan menggunakan lembar observasi sebagai salah satu instrument pengumpulan data dalam penelitian ini. Tujuan lembar observasi yakni untuk mendapatkan fakta mengenai kegiatan Pendidikan Lingkungan Hidup serta melihat kegiatan guru dan siswa di lapangan dalam melakukan penerapan pelaksanaan program adiwiyata sekolah dan juga sikap peduli lingkungan di UPT SPF SDN Minasaupa.

2. Lembar Wawancara

Salah satu instrument penelitian yang akan digunakan oleh calon peneliti adalah lembar wawancara, wawancara akan dilakukan secara langsung oleh calon peneliti kepada sumber. Pertanyaan yang akan dilampirkan pada lembar wawancara memiliki tujuan untuk mengetahui fakta-fakta dan juga penjelasan- penjelasan tentang seluruh kegiatan implementasi adiwiyata serta sikap peduli lingkungan yang diterapkan oleh guru dan siswa di UPT SPF SDN Minasaupa.

3. Dokumentasi

Instrumen berikutnya ialah dengan dokumentasi yang bertujuan untuk mendapatkan data berupa dokumen, catatan, dan lain sebagainya. Dalam instrument dokumentasi ini akan mengambil dokumentasi seperti visi & misi sekolah, tujuan sekolah, kegiatan-kegiatan yang mencangkup indikatorprogram adiwiyata dan sikap peduli lingkungan.

G. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, konseptual, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar “kejadian” yang diperoleh Ketika kegiatan lapangan

(41)

Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan/Verifikasi Pengumpulan data

Penyajian data

3 berlangsung. Karena, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis tidak

mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan, prosesnya berbentuk siklus dan interaktif, buka linear. Miles dan Huberman (1992:20) menggambarkan proses analisis data penelitian kualitatif sebagai berikut.

Gambar 3. 1 Sumber : (Silalahi, 2009)

Gambar tersebut memperlihatkan sifat interaktif pengumpulan data dengan analisis data, pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data Reduksi data adalah upaya menyimpulkan data, kemudian memilih data dalam satuan konsep Sikap Peduli Lingkungan Hidup, dalam kategori program adiwiyata, dan tema peduli lingkungan. Penjelasan adalah sebagai berikut.

1. Reduksi data adalah proses meringkas hasil pengumpulan data ke dalam konsep, kategori, dan tema-tema. Reduksi data meliputi: a) meringkas data,

b) mengkode, c) menelusur tema, d) membuat gugus-gugus. Dengan

(42)

cara seleksi ketat data, ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkannya ke dalam pola yang lebih luas.

2. Penyajian data adalah kegiatan Ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada dilapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola, penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proporsi.

Dalam model analisis interaktif ini, analisis data sudah mulai dilakukan Ketika proses pengummpulan data berlangsung dilapangan dan analisis data dilakukan dalam bentuk siklus. Analisis data dilakukan sampai peneliti mendapatkan kesimpulan akhir. Apabila simpulan penelitian yang ditarik masih dirasa meragukan, peneliti dapat mengulang Kembali Langkah dari awal.

H. Pengecekan Keabsahan Data

Pengujian validitas dan reliabilitas pada penelitian kualitatif disebut dengan pemeriksaan keabsahan data, dalam penelitian kualitatif pemeriksaan keabsahan data meliputi :

1. Kepercayaan (credibility) 2. Keteralihan (transferability)

(43)

3

3. Kebergantungan (dependability) 4. Kepastian (confirmability).

Dari ke empat kriteria tersebut, pendekatan kualitatif memiliki Teknik pemeriksaan data, dan dalam penelitian ini peneliti memakain teknik pemeriksaan data Triangulasi (Rijali, 2019). Triangulasi Teknik ada berbagai macam cara yaitu:

1. Triangulasi Sumber 2. Triangulasi Waktu 3. Triangulasi Teori 4. Triangulasi Peneliti 5. Triangulasi Metode

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Triangulasi Teknik pemeriksaan data Triangulasi Sumber, yang memiliki arti membandingkan dan mencek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang didapatkan dari berbagai sumber. Atau disebut membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

I. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah implementasi program adiwiyata terhadap sikap peduli lingkungan guru dan siswa yang dilihat dari indikator program Adiwiyata, yakni :

(44)

1. Kebijakan berwawasan Lingkungan.

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan.

3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

J. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti membuat 3 tahap dalam prosedur yang diantaranya yaitu:

1) Tahap Pra-Lapangan

a) Menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat atau objek penelitian, saat setelah itu peneliti memutuskan memilih UPT SPF SDN Minasaupa menjadi lokasi tetap penelitian,

b) Mengurus Perizinan di UPT SPF SDN Minasaupa untuk menjadi tempat penelitian,

c) Menyatukan dan memilih para sumber yang memiliki keterkaitan dengan penelitian.

2) Tahap Pekerjaan Lapangan

a) Memulai observasi lapangan secara langsung di UPT SPF SDN Minasaupa,

b) Mengawasi atau memperhatikan segala proses dan kegiatan penerapan program Adiwiyata yang di Implementasikan di UPT SPF SDN Minasaupa,

c) Menggali sumber data penelitian yang ada di sekolah penelitian.

3) Tahap penyusunan laporan berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti atau disebut tahap pengolahan data.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiyata, P. M. N. L. H. R. I. N. 02 T. 2009 tentang P. P. P. (2009). Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. 10.

Ahmad, T. A. (2013). Pembelajaran Sejarah Berwawasan Ligkungan. Indonesian Journal of Conservation, 2(1), 74–

83. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc/article/view/2696

Al-Jauhari, A. (2021). Buku Paduan Adiwiyata. In Dialog (Vol. 44, Issue 1).

https://doi.org/10.47655/dialog.v44i1.470

Anggito, A., & Setiawan, S.Pd., J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif (E. Deffi Lestari (ed.); Cetakan Pe).

CV Jejak.

Anwar, H. (2009). Penilaian Sikap llmiah Dalam Pembelajaran Sains Oleh: Herson Anwar, S.Pd. Jurnal Pelangi Ilmu, 2(5), 103–114.

Ardiyanto, R., Banowati, E., & Suharini, E. (2018). Implementasi Program Adiwiyata Terhadap Sikap Peduli Siswa Pada Lingkungan Di SMA Negeri 1 Bandar Kabupaten Batang. Edu Geography, 6(2).

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo

Azwar S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. November, 51–63.

Dan, S., Mahasiswa, K., & Kumurur, V. A. (2008). Hidup Kota Jakarta. 8(2), 1–24.

Desfandi, M. (2015). Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan Melalui Program Adiwiyata. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2(1). https://doi.org/10.15408/sd.v2i1.1661

Keraf, A. S. (2010). Etika Lingkungan Hidup (A. . Rahmawanta (ed.)). PT Kompas Media Nusantara.

Landriany, E. (2014). Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. 2, 82–88.

Lingkungan Hidup, K. (2010). Buku Panduan 2010 (Adiwiyata : Wujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan).

Lingkungan Hidup, S. D. S. (2015). Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2014 (S. D. S. Lingkkungan Hidup (ed.)). Badan Pusat Statistik.

Manik, P. D. K. E. S. (2018). Pengelolaan Lingkungan Hidup (E. Wahyudin (ed.); Edisi Pert). KENCANA.

Muammar, M. D. (2015). Pengaruh Kesadaran Lingkungan dan Kesehatan Terhadap Perilaku Pro-Lingkungan Masyarakat Bukit Duri Jakarta. Skrips Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 1–125.

Mulyana, R. (2009). Penanaman Etika Lingkungan Melalui Sekolah Perduli Dan Berbudaya Lingkungan. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 6(2), 175–180.

Nurdiati & Pambudi, D, I. (2018). Implementasi Program Adiwiyata Di Sd Negeri. Fundamental Pendidikan Dasar, Vol 1(1), 45–54.

Rahma, K. (2020). Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Sebagai Upaya Pembentukan SIkap Peduli Lingkungan Peserta Didik Di SMPN 207 Jakarta. Repository.Uinjkt.Ac.Id.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/54035

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81.

https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374

Riskina, M. D. (2019). Studi Deskriptif Tentang Sikap Peduli Lingkungan Melalui Program Sekolah Adiwiyata di 41

(46)

Silalahi, U. (2009). Metode penelitian sosial / Ulber Silalahi ; editor, Aep Gunarsa (A. Gunarsa (ed.)). Bandung : Refika Aditama.

Soendari, T. (2012). Metode penelitian deskriptif. Bandung, UPI. Stuss, Magdalena & Herdan, Agnieszka, 17.

Sudin, A. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran (Julia (ed.)). UPI PRESS.

Suharyat, Y. (2009). Hubungan Antara Sikap, Minat Dan Perilaku Manusia. Jurnal Region, 1(3), 1–19.

Syamaun, S. (2019). 81 | JURNAL AT-TAUJIH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM Vol. 2 No. 2 Juli - Desember 2019 (http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Taujih). Jurnal At-Taujih Bimbingan Dan Konseling Islam, 2(2), 81–95.

Tamara, R. M. (2016). Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Di Sma Negeri Kabupaten Cianjur. Jurnal Geografi Gea, 16(1), 44. https://doi.org/10.17509/gea.v16i1.3467 Ummi, O. :, & Rokhmah, N. (2019). PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA SEBAGAI UPAYA

PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH. Al Qalam:

Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 13(1).

Undang-Undang No. 23. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara RI. 1997 No. 3699. 1–59.

Unifikasi, J., Rahmat, D., Hukum, F., & Kuningan, U. (2017). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT. 04, 35–42.

Wihardjo, M.Pd, D. R. S. D., & Rahmayanti, M.Si, P. D. H. (2021). Pendidikan Lingkungan Hidup (D. S.

Ramadhan (ed.); cetakan ke). PT. Nasya Expanding Management.

Yanti, K., & Aprilia, N. (2021). Membentuk Karakter Peserta Didik Peduli Lingkungan melalui Program Adiwiyata.

Seminar Nasional Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan, 439–447.

42

(47)

Lampiran

43

(48)

Lampiran 1 : Instrumen Observasi

INSTRUMEN OBSERVASI

Dalam melakukan penelitian, peneliti juga melakukan instrument observasi yang disusun dengan bertujuan mempermudah saat melakukan penelitian. instrument observasi mengenai “Implementasi Program Adiwiyata Terhadap Sikap Peduli Lingkungan Guru dan Siswa DI UPT SPF SDN Minasaupa” sebagai berikut :

A. Tujuan :

Untuk mendapatkan informasi dan menjawab fokus permasalahan pada nomor 2 yaitu : melihat bagaimana sikap peduli lingkungan guru dan siswa terhadap implementasi program adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa, apakah sikap guru dan siswa di sekolah sudah masuk dalam indikator pelaksanaan program adiwiyata atau belum. Menurut Adler & Adler dalam menyebutkan bahwa observasi merupakan salah satu dasar fundamental untuk mengumpulkan data yang menyangkut ilmu-ilmu sosial dan perilaku manusia (Hasanah, H (2017)).

B. Aspek yang diamati :

1. Alamat atau Lokasi Penelitian.

2. Para pelaku dengan peran-peran tertentu.

3. Aktifitas para pelaku dengan peran-peran tertentu.

(49)

4

LEMBAR OBSERVASI Tanggal :

Lokasi : No.

Aspek yang diamati Rincian Indikator yang diobervasi Realisasi Ya Tidak 1.

Kebijakan Berwawasan Lingkungan

Visi, misi dan tujuan sekolah terkait Pendidikan karakter peduli lingkungan melalui program Adiwiyata.

Adanya Pelajaran Terkait Pendidikan Lingkungan.

2.

Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan.

Guru mampu Menyusun dan menerapkan strategi, metode, Teknik pembelajaran serta berkompeten dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup.

3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

Kepedulian kebersihan lingkungan sekolah yang dilakukan oleh para warga sekolah.

Kepedulian siswa terhadap pengelolaan air.

Kepedulian siswa terhadap pengelolaan sampah

Siswa mampu menggunakan energi listrik disekolah.

Keikutsertaan siswa dalam kegiatan aksi lingkungan.

4. Keadaan sarana dan prasarana yang terkait dengan Program Adiwiyata

Ruang tenaga kependidikan yang bersih Ruang kelas yang bersih

Laboratorium dan ruang ibdah

Penyediaan tempat sampah yang terpisah sesuai jenisnya dan tempat pengelolaan sampah

Toilet yang bersig dan layak Adanya ruang terbuka hijau Wastafel dan drainase air Taman/kebun/hutan sekolah Green house

Kolam ikan Sumur resapan

Penyediaan alat kebersihan Kantin ramah lingkungan Tempat Parkir

(50)

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara

INSTRUMEN WAWANCARA Kepala Sekolah UPT SPF SDN Minasaupa

A. Tujuan :

untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program adiwiyata dalam membentuk Sikap Peduli Lingkungan di UPT SPF SDN Minasaupa.

B. Pertanyaan panduan :

Kepala Sekolah UPT SPF SDN Minasaupa a. Identitas Diri

1) Nama :

2) Jabatan :

3) Pekerjaan :

4) Jenis Wawancara :

5) Pendidikan Terakhir : 6) Tanggal/waktu wawancara : b. Pertanyaan Penelitian

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah bapak/ibu mengetahui keberadaan Program Adiwiyata di Sekolah ini?

2. Apakah Bapak/Ibu tahu sudah berapa lama Program Adiwiyata dilaksanakan di Sekolah ini?

3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui Kegiatan-kegiatan apa saja yang

dilakukan dalam pelaksanaan Program Adiwiyata?

4. Bagaimana mengenai pelaksanaan- pelaksanaan Program Adiwiyata yang dilakukan di sekolah!

(51)

4 5. Apa saja Kegiatan-Kegiatan yang

dilakukan dalam pelaksanaan program adiwiyata disekolah ini!

6. Apakah ada dari Guru atau siswa yang tidak menyetujui adanya program Adiwiyata di sekolah ini?

7. Menurut Bapak/Ibu Kepala Sekolah sejauh mana pentingnya program Adiwiyata terhadap sikap peduli lingkungan guru dan siswa?

8. Bagaimana struktur kurikulum terkait Pendidikan sikap peduli lingkungan pada siswa?

9. Apakah dalam RPP termuat nilai-nilai Pendidikan sikap peduli lingkungan melalui program Adiwiyata?

10. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dikelas yang menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa?

11. Bagaimana bentuk keteladanan kepala sekolah, guru dan staff sekolah yang dapat memberikan contoh pada siswa terkait Pendidikan sikap peduli

lingkungan?

12. Bagaimana kebijakan sekolah tentang peraturan terkait implementasi sikap peduli lingkungan melalui program sekolah?

13. Apa saja kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam

mengimplementasikan sikap peduli lingkungan melalui program Adiwiyata pada guru dan siswa?

14. Bagaimana tindakan sekolah dalam menghadapi guru dan siswa yang kurang mencerminkan sikap peduli lingkungan terhadap sarana dan prasarana sekolah?

15. Bagaimana kendala dan sousi yang dihadapi pihak sekolah terkait

implementasi sikap peduli lingkungan melalui program Adiwiyata pada Guru dan siswa?

(52)

INSTRUMEN WAWANCARA Guru UPT SPF SDN Minasaupa

A. Tujuan :

Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di UPT SPF SDN Minasaupa.

B. Pertanyaan panduan :

Guru UPT SPF SDN Minasaupa a. Identitas Diri

1) Nama :

2) Jabatan :

3) Agama :

4) Pekerjaan :

5) Alamat :

6) Pendidikan Terakhir :

7) Tanggal/waktu wawancara : b. Pertanyaan penelitian

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa pengertian program Adiwiyata?

2. Kapan peogram adiwiyata mulai dilaksanakan di UPT SPF SDN Minasaupa?

3. Apa saja program Adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa?

4. Bagaimana pelaksanaan program Adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa?

5. Bagaimana pendapat guru sekolah terkait pelaksanaan program Adiwiyata mengimplementasikan sikap peduli lingkungan pada guru dan siswa di UPT SPF SDN

(53)

4

Minasaupa?

6. Apakah ada penerapan kurikulum terkait sikap peduli lingkungan siswa?

7. Apakah dalam RPP dan mata pelajaran termuat nilai-nilai sikap peduli lingkungan melalui program Adiwiyata?

8. Bagaimana bentuk keteladanan Guru yang dapat memberikan contoh pada siswa UPT SPF SDN Minasaupa terkait sikap peduli lingkungan?

9. Bagaimana sarana dan prasarana sebagai bentuk pengkondisian dalam mendukung sikap peduli lingkungan?

10. Bagaimana kendala dan solusi yang dihadapi pihak sekoalh terkait implementasi sikap peduli lingkungan melalui program Adiwiyata pada Guru dan siswa di UPT SPF SDN Minasaupa?

(54)

INSTRUMEN WAWANCARA Siswa UPT SPF SDN Minasaupa

A. Tujuan :

Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di UPT SPF SDN Minasaupa.

B. Pertanyaan panduan :

Guru UPT SPF SDN Minasaupa a. Identitas Diri

1. Nama :

2. Kelas :

3. Agama :

4. Alamat :

5. Tanggal/ waktu wawancara : b. Pertanyaan penelitian

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang siswa ketahui mengenai Program Adiwiyata?

2. Apakah siswa mengetahui program Adiwiyata di UPT SPF SDN Minasaupa?

3. Apakah siswa diajarkan mata pelajaran yang dikaitkan dengan sikap peduli lingkungan oleh guru saat proses Kegiatan Belajar Mengajar?

(55)

5 4. Apakah siswa mengamalkan

pengetahuan peduli lingkungan yang telah diberikan guru?

5. Apakah setiap kelas di UPT SPF SDN Minasaupa diadakan jadwal piket setiap hari?

6. Bagaimana pendapat siswa mengenai sarana prasarana yang telah disediakan sekolah? Cukup nyaman atau tidak?

7. Apakah ada kegiatan rutin terkait peduli lingkungan yang

dilaksanakan setiap minggu atau di hari lingkungan?

8. Apakah para siswa dilibatkan atau wajib berpartisipasi dalam semua program Adiwiyata yang telah direncanakan sekolah?

9. Bagaimana tindakan siswa jika melihat siswa lain membuang sampah sembarangan di lingkungan kelas?

10. Apakah siswa merasa senang merawat dan menjaga lingkungan di sekolah maupun lingkungan di luar sekolah?

(56)

Lampiran 4: Instrumen Dokumentasi

Gambar 1.1 Struktur Tim Adiwiyata

Gambar 1.2 Pekarangan Green House

(57)

5

Gambar 1.3 Halaman

sekolah

Gambar 1.2 Pekarangan Green House

Referensi

Dokumen terkait

PENANAMAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN SIKAP ILMIAH SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI SOSIALISASI PROGRAM SEKOLAH PEDULI DAN..

Tabel 4.11 Hasil Observasi Sikap Peduli Lingkungan Siswa Siklus III 105. Tabel 4.12 Presentase Hasil Observasi Peningkatan Sikap

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi secara langsung dengan melihat dan mengamati kondisi lingkungan sekolah, sarana prasarana, dan bagaimana

Berdasarkan keempat indikator sekolah Adiwiyata menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup, dapat dinyatakan bahwa proses pelaksanaan program sekolah peduli dan

Dalam menjalankan program Adiwiyata, Tim Adiwiyata SDN 6 Pekanbaru tergerak untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan sikap peduli dan berbudaya lingkungan

Hal ini sesuai dengan indikator dan kriteria program Adiwiyata yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (2011). 1) Pengembangan kebijakan sekolah

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Program Adiwiyata yang dilakukan di SMA Negeri 3 Tasikmalaya untuk mewujudkan sekolah yang

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka peneliti tertarik meneliti mengenai pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap peduli lingkungan