• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal pengelolaan sampah lingkungan

N/A
N/A
Rizky Fahira

Academic year: 2023

Membagikan "Proposal pengelolaan sampah lingkungan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tasikmalaya, 27 Januari 2023 No

Sifat Lampiran Perihal

: 01 : Penting

: 1 (satu) Berkas

: Permohonan Bantuan Kegiatan Bank Sampah

Kepada Yth,

Bapak Walikota Tasikmalaya Di

Tasikmalaya Assalamualaikum Wr. Wb

Disampaikan dengan hormat, semoga dalam menjalan tugasnya seharihari, Bapak selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin. Selanjutnya, menyikapi perkembangan kondisi persampahan secara global. Sampai dengan saat ini permaslahan sampah belum dapat di tanggulangi dengan baik. Dari beberapa pertimbangan serta melihat kondisi yang saat ini terjadi, maka dipandang perlu untuk melakukan upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam penanggulangan sampah. Kegiatan in bermaksud untuk merubah perilaku buang sampah dan penanggulangan residu sampah supaya tidak menjadi beban TPA sampah yang ada di Kota Tasikmalaya.

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami mohon perkenan Bapak untuk sudi kiranya dapat memberikan bantuan agar kegiatan kami tersebut dapat kami laksanakan.

Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama ini kami sertakan Proposal sebagaimana terlampir.

Demikian kami sampaikan, atas perkenan dan bantuan Bapak, kami haturkan banyak terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb Mengetahui, Lurah Setiajaya

Hormat Kami,

IRFAN NURSYAMSI Ketua RW 05

(3)

1.

Latar Belakang

Permasalahan sampah bukan hanya persoalan lokal yang ada di Tasikmalaya, akan tetapi merupakan permasalahan global dunia. Dalam kontek Indonesia saja, Jumlah timbunan sampah kira-kira sebesar 67,8 juta ton pada tahun 2020. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, kelihatannya akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan dengan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan. Pemerintah sendiri sudah mengumumkan target pengurangan sampah hingga 30% pada tahun 2025. Target yang sangat ambisius.

Namun, bukan tidak mungkin tercapai apabila bisa melibatkan semua pihak.

Untuk mencapai upaya tersebut, dilakukan beberapa upaya seperti Program PILAH (singkatan dari Peningkatan Daur Ulang dan Kolaborasi Pengelolaan Sampah) yang merupakan bagian dari Program Hibah dari USAID, penelitian yang dilakukan Universitas Diponegoro bersama Yayasan Bintari, yaitu yayasan yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup, menyimpulkan bahwa pembangunan tempat pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, and Recycle) atau TPS-3R dan bank sampah menjadi dua program andalan pemerintah daerah untuk mencapai target tersebut. Sayangnya, kedua program ini masih menemui kendala di lapangan dan membuat masyarakat menjadi skeptis terhadap upaya pemilahan sampah yang merupakan upaya awal penting dalam mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Namun, kedua program tersebut belum bisa mendorong upaya pemilahan sampah yang dilakukan mandiri oleh masyarakat karena tiga hal berikut :

a. Masyarakat skeptis

Di Indonesia, masyarakat skeptis dengan kegiatan pemilahan sampah karena mereka melihat sampah yang sudah dipisahkan nantinya akan tercampur juga di dalam truk dan gerobak sampah.

b. Sarana dan prasarana

Keterbatasan fasilitas di TPS-3R dan bank sampah juga menjadi masalah.

Pemerintah kota seperti di Semarang contohnya terlihat kewalahan memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung untuk bank sampah, seperti gudang, mesin

(4)

pencacah, armada angkut, maupun pendampingan tentang pengelolaan fasilitas TPS- 3R.

c. Pengelolaan secara profesional

Pengelolaan sampah di daerah berjalan tidak maksimal karena tidak ditangani oleh orang yang profesional dan ahli di bidang persampahan. Salah satu contohnya dari 28 lokasi TPS-3R di Semarang, Jawa Tengah, hanya empat yang dikelola secara profesional dan beroperasi dengan baik.

Demikian juga dengan pengelolaan bank sampah. Bank sampah biasanya dipegang oleh individu secara sukarela, terutama oleh ibu rumah tangga. Seringkali, bank sampah tidak bisa menutup biaya pengeluaran, seperti aset, fasilitas, dan operasional karena tergantung kepada partisipasi aktif nasabah. Ketika pengelola bank sampah merasa waktu dan tenaga yang tercurah tidak sepadan dengan manfaat ekonomi, maka mereka akan memilih untuk berhenti.

Pada prinsipnya, program bank sampah maupun TPS-3R adalah upaya untuk mengatasi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah kelebihan kapasitas. Salah satu langkah teknis yang dilakukan untuk mewujudkan program tersebut adalah bahwa sampah dipilah dulu mulai dari rumah tangga. Secara sederhana, sampah di Indonesia minimal terpilah menjadi dua jenis yaitu sampah anorganik (plastik dan kardus) dan organik (sisa-sisa makanan). TPS-3R dan bank sampah merupakan dua program pemerintah yang diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan pemilahan sampah. Kegiatan di TPS-3R mencakup daur ulang sampah anorganik (plastik dan kardus) dan pengolahan sampah organik (sisa makanan menjadi kompos). TPS-3R biasanya memiliki teknologi pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efisien. Hasil kompos dari TPS-3R akan dijual untuk pupuk tanaman hias atau digunakan di lahan sekitar areal TPS.

Sementara, bank sampah merupakan solusi yang terlihat ideal dan praktis Untuk mengurangi sampah rumah tangga sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pengelola. Layaknya sistem perbankan, warga menabung bukan dengan

(5)

uang melainkan dengan sampah kering, seperti plastik, kertas, kardus. Mereka akan mendapatkan buku tabungan dan bisa meminjam uang. Pengembalian pinjaman berupa sampah senilai dengan uang yang dipinjam.

Menurut data pelayanan persampahan tahun 2021, dengan jumlah penduduk Kota Tasikmalaya sebanyak 731.606 jiwa volume produksi sampah yang dihasilkan setiap hari yaitu sebanyak 321,91 ton sedangkan pengurangan sampah hanya 39,74 ton.

Volume sampah di kecamatan Cibeureum dengan persentase jumlah penduduk sebanyak 9,60% menyumbang timbunan sampah sebanyak 30,89 ton/hari.

Sebagai bagian dari upaya penanggulangan sampah di seluruh wilayah Kota Tasikmalaya, dilakukan upaya dengan mengurangi atau mereduksi sampah dari sumber-sumber sampah. Pilot Project ini adalah satu eksperimen sejauhmana efektifitas pengelolaan sampah yang dikelola oleh kelompok masyarakat dapat menjadi solusi untuk penanggulangan sampah secara lebih luas. Sebagai persepsi awal, pola membuang sampah di kategorikan sebagai perilaku atau budaya dalam membuang sampah yang terjadi di masyarakat. Kondisi saat ini menggambarkan bahwa terjadinya timbulan sampah di TPA di karenakan pola budaya buang sampah masyarakat yang masih belum memenuhi standar aturan Pemerintah tentang Upaya Penangulangan sampah dengan memilah sampah.

Konsep dalam Pilot Project ini berbeda dengan konsep Bank Sampah yang saat ini sedang diterapkan. Masih kurang efektifnya pola Bank Sampah terjadi karena masyarakat memilah sampah hanya pada sampah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Sedangkan yang tidak bernilai ekonomi tetap saja menjadi residu yang harus di buang ke TPA.

2. Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dari kegiatan pilot project ini adalah :

a. Mengelola wilayah percontohan pengelolaan sampah oleh elemen masyarakat sebagai pembaharu pengelolaan sampah khususnya di segmentasi pemilahan sampah b. Menemukan cara paling efektif dalam pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah

menjadi sirkular ekonomi masyarakat

(6)

c. Membuat inovasi lain dalam pengelolaan sampah untuk menjadi sirkular ekonomi masyarakat

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :

a. Melakukan perubahan budaya buang sampah untuk pengurangan sampah 50 % di mulai dari masyarakat;

b. Melakukan perubahan paradigma hidup sehat dimulai dari pengelolaan sampah;

c. Melakukan perubahan mind set sampah sebagai potensi sirkular ekonomi;

3. Analisis Kegiatan

Dengan konsepsi Sirkular ekonomi dari sampah, kegiatan ini mencoba menggali konsepsi reward terhadap perilaku atau budaya buang sampah. Ada 2 faktor yang menjadi penunjang dalam upaya penanggulangan sampah, yaitu kelompok masayarakat sebagai pelopor kebersihan sampah dan naiknya partisipasi masyarakat dalam bentuk perubahan perilaku membuang sampah. Keuntungan bagi masyarakat yang sudah melakukan perubahan perilaku dalam membuang sampah diberikan reward berupa beras ataupun barang lainnya. Sedangkan keuntungan bagi kelompok pemuda pelopor kebersihan adalah adanya usaha baru dari pengelolaan sampah itu sendiri.

4. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini berlokasi di Kp. Negla Kidul RW 05 Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

5. Mekanisme Pelaksanaan

Adapun rancangan teknis kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a. Sosialisasi kepada masyarakat dalam hal pemilahan sampah menjadi sampah organik dan non organik kepada masyarakat

b. Melakukan pola kerjasama dengan pelaku usaha sekitar wilayah dalam hal pengelolaan sampah

c. Mengelola hasil pemilahan khususnya sampah organik dalam bentuk pemanfaaan lain

d. Mengelola hasil pemilahan khususnya sampah non organik menjadi bentuk lain 6. Rencana Anggaran dan Biaya

No. Kebutuhan Jumlah Satuan Harga Jumlah

(7)

Satuan Total 1 Karung bekas pakai

ukuran 30 kg

10.000 buah 1.500 15.000.000

2 Kantong plastik sampah

500 buah 1.000 500.000

3 Paranit 200 m x 4 m 1 rol 4.000.000 4.000.000

4 Beras 200 kg 12.000 2.400.000

5 Mie instan @40/dus 100 dus 100.000 10.000.000

6 Minyak goreng 200 liter 17.000 3.400.000

7 Telur 150 kg 38.000 5.700.000

8 Biaya operasional 3.000.000

9 Sewa tempat TPS 6.000.000

JUMLAH TOTAL 50.000.000 7. Penutup

Demikian Proposal ini kami sampaikan, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan tindak lanjut.

Hormat Kami,

IRFAN NURSYAMSI Ketua RW. 05

(8)

LAMPIRAN

(9)

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

TANGGUNGJAWAB Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : IRFAN NURSYAMSI

NIK : 3278061003820008

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 09 Januari 1983

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Negla Kidul RT 004 RW 005 Kel. Setiajaya Kec.

Cibeureum

Jabatan : Ketua RW. 05

Dengan ini menyatakan bahwa saya akan mempergunakan dana hibah yang di berikan oleh Pemerintah kota Tasikmalaya dengan sebenar-benarnya dan bersedia untuk Mempertanggungjawabkan seluruh pengguna anggaran hibah tersebut.

Demikian kesediaan tanggungjawab ini di buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, 27 Januari 2023 Yang membuat pernyataan

(10)

IRFAN NURSYAMSI Ketua RW. 05

(11)

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENYEDIAKAN DANA PENDAMPING APABILA DIPERLUKAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : IRFAN NURSYAMSI

NIK : 3278061003820008

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 09 Januari 1983

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Negla Kidul RT 004 RW 005 Kel. Setiajaya Kec.

Cibeureum

Jabatan : Ketua RW. 05

Dengan ini menyatakan bahwa saya sanggup menyediakandana pendamping apabila diperlukan bagi dana hibah yang di berikan oleh Pemerintah kota Tasikmalaya dengan sebenar-benarnya dan bersedia untuk Mempertanggungjawabkan seluruh pengguna anggaran hibah tersebut.

Demikian kesediaan tanggungjawab ini di buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, 27 Januari 2023 Yang membuat pernyataan

IRFAN NURSYAMSI Ketua RW. 05

(12)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN DANA HIBAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : IRFAN NURSYAMSI

NIK : 3278061003820008

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 09 Januari 1983

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Negla Kidul RT 004 RW 005 Kel. Setiajaya Kec.

Cibeureum

Jabatan : Ketua RW. 05

Dengan ini menyatakan bahwa saya akan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana hibah yang di berikan oleh Pemerintah kota Tasikmalaya dengan sebenar-benarnya dan bersedia untuk Mempertanggungjawabkan seluruh pengguna anggaran hibah tersebut.

Demikian kesediaan tanggungjawab ini di buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, 27 Januari 2023 Yang membuat pernyataan

IRFAN NURSYAMSI Ketua RW. 05

(13)

FAKTA INTEGRITAS Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : IRFAN NURSYAMSI

NIK : 3278061003820008

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 09 Januari 1983

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Negla Kidul RT 004 RW 005 Kel. Setiajaya Kec.

Cibeureum

Jabatan : Ketua RW. 05

Bertindak atas nama : Warga Negla Kidul RW. 05 Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya

Dalam rangka pelaksanaan bantuan Hibah dari Pemerintah Kota Tasikmalaya, dengan ini saya menyatakan :

1. Tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi dan nepotisme (KKN)

2. Akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apabila mengetahui ada indikasi Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam proses pelaksanaan program Penataan jalan lingkungan (hotmik) Rukun Warga yang dibiayai dari dana hibah 3. Akan menggunakan dana hibah sesuai dengan propasal serta pelaksanaan akan

mematuhi Peraturan Walikota Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Penganggaran, penatausahaan, Pertanggungjawaban,dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Bantuan Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapat Dan Belanja Daerah kota Tasikmalaya dan perundang-undangan yang berlaku.

4. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta Integritas ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Demikian kesediaan tanggungjawab ini di buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

(14)

Tasikmalaya, 27 Januari 2023 Yang membuat pernyataan

IRFAN NURSYAMSI Ketua RW. 05

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Konsep pengelolaan sampah yang direncanakan adalah konsep zero waste yang mengaplikasikan teknologi komposting dan daur ulang yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah

 b. 6eaflet kesehatan yang berisi tentang pengertian sampah, komposisi sampah, teknologi pengelolaan sampah, sistem pengomposan sampah, sistem pembakaran sampah, dan daur

Daur ulang sampah merupakan salah satu komponen pada IPS, dimana daur ulang sampah adalah strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat hasil dari kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material

Namun ada permasalahan juga masyarakat tidak tepat didalam melakukan pemilahan sampah, administrasi pembukuan bank sampah yang masih manual, produk daur ulang yang belum

548 Pemberdayaan Masyarakat Desa Baturan dalam Pengelolaan Sampah Mandiri Melalui Program Pilah Sampah Nabung Emas Ratnasari Diah Utami1 , Minsih2, Choirun Nisa3, Nur Amalia4,

Model yang didapat dari penelitian ini adalah model pengelolaan sampah mengumpulkan dan menyalurkan ke produsen daur ulang yang memanfaatkan aplikasi kassampah untuk menangani

Tentu, berikut adalah beberapa contoh implementasi kebijakan pengelolaan sampah yang dapat dilakukan menggunakan pendekatan System Dynamics: Peningkatan Program Daur Ulang: Sebuah