• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PTK

N/A
N/A
Qaridhatul

Academic year: 2024

Membagikan "PROPOSAL PTK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PRAKTIK LAPANGAN KEPENDIDIKAN – ASISTENSI MENGAJAR JULI – DESEMBER 2024

Tinjauan Metode T-TEST dalam TKSI Fase B untuk meningkatkan kelincahan siswa di kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun

Oleh : Qaridhatul Ambia

21086503/2021

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun

Guru Pamong : Puspa Dewita, S. Pd

Guru Pembimbing : Drs. Syafri A., S.Pd., M.Pd., Ph.D

PUSAT PRAKTIK LAPANGAN KEPENDIDIKAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PELAKSANA STRATEGIS

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2024

(2)

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING PROPOSAL PENELITIAN KELAS

PRAKTIK LAPANGAN KEPENDIDIKAN – ASISTENSI MENGAJAR JULI – DESEMBER 2024

Tinjauan Metode T-TEST dalam TKSI Fase B untuk meningkatkan kelincahan siswa di kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun

Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Praktik Lapangan Kependidikan Asistensi Mengajar

Universitas Negeri Padang Semester Juli - Desember 2024

Menyetujui, Penulis, 13 September 2024

Dosen Pembimbing Lapangan Mahasiswa

Drs. Syafri A., S.Pd., M.Pd., Ph.D Qaridhatul Ambia

NIP. 195912121987101001 21086503

(3)

HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH PROPOSAL PENELITIAN KELAS

PRAKTIK LAPANGAN KEPENDIDIKAN – ASISTENSI MENGAJAR JULI – DESEMBER 2024

Tinjauan Metode T-TEST dalam TKSI Fase B untuk meningkatkan kelincahan siswa di kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun

Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Praktik Lapangan Kependidikan Asistensi

Mengajar Universitas Negeri Padang Semester Juli - Desember 2024

Menyetujui, Penulis, 13 September 2024

Guru Pamong Mahasiswa

Puspa Dewita, S. Pd Qaridhatul Ambia

NIP. 196507051986032009 21086503

Mengetahui, Kepala Sekolah

Nurma Gusti, S. Pd NIP. 196911272008012001

(4)

DAFTAR ISI

Daftar Isi...

Daftar Tabel...

Daftar Lampiran...

Bab I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang Masalah...

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah...

C. Tujuan Penelitian...

D. Manfaat Penelitian...

Bab II KAJIAN PUSTAKA ...

A. Dasar Teori...

B. Kerangka Berpikir...

C. Hipotesis Tindakan...

BAB III. METODE PENELITIAN ...

A. Setting Penelitian...

B. Prosedur Penelitian...

C. Instrumen Penelitian...

D. Teknik Pengumpulan Data...

E. Teknik Analisis Data...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Salah satu komponen penting dalam pendidikan jasmani adalah pengembangan kelincahan siswa, terutama pada tingkat sekolah dasar.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih. Salah satu komponen penting dalam PJOK adalah pengembangan kelincahan siswa, terutama pada tingkat sekolah dasar.

Kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Pada siswa sekolah dasar, khususnya kelas III dan IV, pengembangan kelincahan menjadi sangat penting karena pada usia ini anak-anak berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.

(6)

Berdasarkan observasi awal di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun, ditemukan bahwa sebagian besar siswa kelas III dan IV masih memiliki tingkat kelincahan yang relatif rendah. Hal ini terlihat dari kesulitan mereka dalam melakukan gerakan-gerakan yang membutuhkan perubahan arah secara cepat dan tepat dalam berbagai aktivitas olahraga dan permainan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan sebuah metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kelincahan siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode T-TEST dalam Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Fase B. Metode ini dipilih karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya dapat mengukur kelincahan siswa secara komprehensif, melibatkan gerakan multi-arah, dan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul "Tinjauan Metode T-TEST dalam TKJI Fase B untuk Meningkatkan Kelincahan Siswa di Kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun".

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini berfokus pada efektivitas metode T-TEST dalam Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Fase B untuk meningkatkan kelincahan siswa di kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun. Observasi awal menunjukkan bahwa banyak siswa di tingkat ini memiliki tingkat kelincahan yang rendah, yang tercermin dari kesulitan mereka dalam melakukan gerakan-gerakan yang memerlukan perubahan arah

(7)

dengan cepat dan tepat. Dengan demikian, masalah utama yang perlu dipecahkan adalah bagaimana metode T-TEST dapat digunakan untuk secara efektif meningkatkan kelincahan siswa pada usia ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana metode tersebut dapat memperbaiki kemampuan kelincahan siswa dan bagaimana penerapannya dapat dilakukan dalam konteks pendidikan jasmani. Dalam hal ini, pertanyaan penelitian yang dihadapi meliputi:

1. Apakah penerapan metode T-TEST dalam TKJI Fase B dapat meningkatkan kelincahan siswa di kelas III dan IV?

2. Bagaimana metode ini dapat diimplementasikan secara efektif dalam pembelajaran pendidikan jasmani untuk mencapai hasil yang optimal?

Untuk mengatasi permasalahan rendahnya tingkat kelincahan siswa kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun, penerapan metode T-TEST dalam Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Fase B dapat menjadi solusi yang efektif. Metode ini akan diimplementasikan melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan sistematis. Pertama, guru PJOK akan memperkenalkan konsep kelincahan dan pentingnya dalam berbagai aktivitas olahraga kepada siswa. Selanjutnya, siswa akan diajarkan teknik dasar gerakan dalam T-TEST, seperti sprint, side-stepping, dan backpedaling. Latihan akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari gerakan-gerakan sederhana hingga kompleks, dengan intensitas dan durasi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Variasi latihan juga akan diterapkan untuk menghindari kejenuhan, misalnya dengan menggunakan permainan yang mengintegrasikan unsur-unsur

(8)

T-TEST. Evaluasi berkala akan dilakukan untuk memantau perkembangan kelincahan siswa, dan hasil evaluasi akan digunakan sebagai dasar untuk menyesuaikan program latihan. Selain itu, kolaborasi dengan orang tua akan dijalin untuk mendorong siswa melakukan latihan kelincahan di luar jam sekolah. Dengan penerapan metode ini secara konsisten dan terpadu, diharapkan dapat terjadi peningkatan signifikan pada kelincahan siswa kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan metode T-TEST dalam TKJI Fase B dalam meningkatkan kelincahan siswa di kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kelincahan siswa sekolah dasar.

b. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan peningkatan kelincahan siswa sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa :

1) Meningkatkan kelincahan siswa melalui metode pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.

(9)

2) Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Bagi Guru :

1) Memperoleh alternatif metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kelincahan siswa.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

c. Bagi Sekolah :

1) Meningkatkan kualitas pendidikan jasmani di sekolah.

2) Memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan prestasi siswa dalam bidang olahraga.

d. Bagi Peneliti:

1) Menambah pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

2) Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dalam praktik pembelajaran di sekolah.

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Dasar Teori

1. Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) merupakan satu paket rangkaian t es kebugaran siswa Indonesia yang harus dilakukan secara keseluruhan tanpa mengurangi dan menambahkan item tes lain (Kemendikbud, 2023). Tujuannya adalah untuk menjadi panduan dalam pelaksanaan tes dan latihan, serta sebagai alat pengolahan dan penyimpanan data, bahkan sebagai prediktor dalam pengembangan bakat peserta didik di bidang olahraga.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) adalah sebuah instrumen penilaian yang dirancang khusus untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa di Indonesia. Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi komponen-komponen kebugaran fisik yang penting bagi kesehatan dan kinerja akademik siswa.

Menurut Prof. Dr. Toho Cholik Mutohir (2019), seorang pakar pendidikan jasmani dan olahraga dari Universitas Negeri Surabaya, TKSI merupakan "alat ukur yang komprehensif dan terstandarisasi untuk menilai kebugaran jasmani siswa Indonesia, dengan mempertimbangkan karakteristik fisik dan lingkungan yang khas di negara kita.

TKSI terdiri dari beberapa rangkaian tes yang mencakup berbagai aspek kebugaran, seperti:

(11)

a. Kekuatan otot

b. Daya tahan kardiorespiratori c. Kelentukan

d. Kecepatan e. Kelincahan

Seorang ahli pengukuran dan evaluasi pendidikan jasmani dari Universitas Negeri Jakarta, menegaskan bahwa "TKSI tidak hanya mengukur kebugaran fisik, tetapi juga memberikan gambaran holistik tentang kesiapan siswa dalam menghadapi tuntutan akademik dan kehidupan sehari-hari" (Widiastuti, 2020).

Pelaksanaan TKSI biasanya dilakukan secara berkala di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Hasil dari tes ini dapat digunakan oleh para pendidik, orang tua, dan pembuat kebijakan untuk:

a. Mengevaluasi efektivitas program pendidikan jasmani di sekolah b. Mengidentifikasi siswa yang memerlukan perhatian khusus dalam

hal kebugaran

c. Merancang intervensi yang tepat untuk meningkatkan kebugaran siswa

d. Memantau tren kebugaran siswa secara nasional

Menurut Kristiyanto (2021). dari Universitas Sebelas Maret menambahkan, "TKSI bukan hanya sekadar alat ukur, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam upaya membangun generasi Indonesia yang sehat, bugar, dan berprestasi.

Dengan adanya TKSI, diharapkan dapat tercipta kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya kebugaran jasmani di kalangan siswa, guru, dan masyarakat secara umum. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam

(12)

meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan yang holistik dan berorientasi pada kesehatan.

2. T-test

Metode T-Test adalah metode statistik yang digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata dua kelompok data. Metode ini sangat berguna dalam penelitian pendidikan untuk membandingkan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengalami intervensi pendidikan tertentu dengan kelompok yang tidak mengalami intervensi tersebut.

Metode t-test dalam Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) adalah suatu teknik analisis statistik yang digunakan untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil tes kebugaran siswa. Metode ini memungkinkan para peneliti dan praktisi pendidikan jasmani untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara dua kelompok atau dua set data hasil TKSI.

Menurut Sugiyanto (2022), seorang pakar statistik olahraga dari Universitas Negeri Yogyakarta, menjelaskan bahwa metode t-test dalam TKSI membantu kita menginterpretasikan data kebugaran siswa dengan lebih akurat, memungkinkan kita untuk membuat kesimpulan yang berbasis bukti tentang efektivitas program kebugaran atau perbedaan tingkat kebugaran antar kelompok.

Dalam konteks TKSI, metode t-test dapat diaplikasikan untuk berbagai tujuan, antara lain:

(13)

a. Membandingkan hasil pre-test dan post-test setelah implementasi program kebugaran tertentu.

b. Menganalisis perbedaan tingkat kebugaran antara siswa laki-laki dan perempuan.

c. Mengevaluasi perbedaan kebugaran siswa antar daerah atau sekolah.

d. Mengkaji efektivitas berbagai metode latihan kebugaran.

Menurut Ma'mun (2023) dari Universitas Pendidikan Indonesia menekankan bahwa "penggunaan metode t-test dalam TKSI harus disertai dengan pemahaman mendalam tentang asumsi-asumsi statistik yang mendasarinya, seperti normalitas distribusi data dan homogenitas varians".

Langkah-langkah umum dalam penerapan metode t-test untuk TKSI meliputi:

a. Pengumpulan data hasil TKSI dari dua kelompok yang akan dibandingkan.

b. Penghitungan nilai rata-rata dan standar deviasi untuk masing- masing kelompok.

c. Penentuan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

d. Perhitungan nilai t menggunakan rumus yang sesuai (t-test independen atau t-test berpasangan).

e. Perbandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada tingkat signifikansi tertentu.

f. Pengambilan keputusan berdasarkan hasil perbandingan tersebut.

Menurut Lumintuarso (2024), ahli pengukuran kebugaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, menambahkan bahwa "interpretasi hasil t-test dalam TKSI harus mempertimbangkan tidak hanya signifikansi statistik, tetapi juga signifikansi praktis dalam konteks pendidikan jasmani dan pembinaan kebugaran siswa".

(14)

Penggunaan metode t-test dalam TKSI memiliki beberapa keuntungan:

a. Memberikan dasar ilmiah untuk evaluasi program kebugaran di sekolah.

b. Membantu dalam pengambilan keputusan berbasis data untuk perbaikan kurikulum pendidikan jasmani.

c. Memungkinkan perbandingan objektif antara berbagai kelompok siswa atau metode latihan.

d. Mendukung penelitian longitudinal tentang perkembangan kebugaran siswa.

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian penulis mengajukan hipotesis yaitu untuk mengetahui tinjauan Metode T-TEST dalam TKSI Fase B untuk meningkatkan kelincahan siswa di kelas III dan IV di SD Negeri 20 Berok Gunung Pangilun.

Pre-Test

T-test Siklus I

Sprint

Siklus II Side-stepping

Siklus III

Backpedaling Post-Test

T-test

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD N 20 Berok Gunung Pangilun. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Juli sampai Desember 2024 dari tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan. Peneliti memilih sekolah ini dikarenakan peneliti sedang melakukan PLK di sekolah tersebut dan ingin mengetahui masalah apa yang mungkin terjadi pada sekolah tersebut.

B. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian ini, terdiri dari siklus I, II dan III. Untuk kelancaran penelitian, diperlukan prosedur dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti yaitu dalam bentuk persiapan penelitian.

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh data dari sumber yang diteliti mulai dari awal sampai akhir untuk disajikan dalam bentuk penelitian. Jalannya penelitian yang dilakukan sampai dengan penyusunan penelitian ini adalah melalui tahap-tahap berikut:

Tabel 1.

Kegiatan Langkah-langkah

Siklus I 1. Siswa berdiri di garis start.

2. Setelah aba-aba "mulai", siswa berlari secepat mungkin ke arah garis finish.

3. Siswa harus berlari lurus dan tidak boleh keluar dari lintasan yang ditentukan.

4. Waktu dicatat saat siswa melewati garis finish.

Siklus II 1. Siswa berdiri di garis start dengan posisi menyamping.

2. Setelah aba-aba "mulai", siswa bergerak menyamping

(16)

dengan cara melangkahkan kaki kanan dan kiri secara bergantian.

3. Siswa harus tetap menghadap ke arah yang sama selama bergerak menyamping.

4. Gerakan dilakukan sampai garis finish yang telah ditentukan.

5. Waktu dicatat saat siswa melewati garis finish.

Siklus III 1. Siswa berdiri di garis start menghadap ke arah berlawanan dengan garis finish.

2. Setelah aba-aba "mulai", siswa berlari mundur (backpedaling) menuju garis finish.

3. Siswa harus tetap menghadap ke arah yang sama selama berlari mundur.

4. Siswa harus menjaga keseimbangan dan tidak boleh menoleh ke belakang.

5. Waktu dicatat saat siswa melewati garis finish.

Jadwal pelaksanaan penelitian Tabel 2.

Pertemuan Hari/tanggal Kegiatan

Pre-test Senin dan Jum’at

30 September dan 4 Oktober T-test

Siklus I Senin dan Jum’at

7 dan 11 Oktober Sprint

Siklus II Senin dan Jum’at

14 dan 18 Oktober Side-stepping Siklus III Senin dan Jum’at

21 dan 25 Oktober Backpedaling

Post-test Senin dan Jum’at

1 dan 4 Novmber T-test

C. Instrumen Penelitian

(17)

1. Peralatan :

a. Cone Mangkok.

b. Lakban atau kapur.

c. Stopwatch.

d. Roll meter.

e. Alat Tulis f. Formulir Tes.

2. Persiapan tes :

a. Membuat lintasan start dan finish T Test dengan menandai tiap- tiap titik A, B, C, dan D.

b. Jarak titik A ke B adalah 10 meter.

c. Jarak titik B ke C dan B ke D adalah 5 meter.

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif artinya data ini diperoleh dari pengukuran, dan alat ukur yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

Kesegaran jasmani siswa putra kelas V SD di Gugus Ayodyapala Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2010 yang diukur menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan gambaran tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III, IV dan V SD Negeri 3 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara Tahun 2009/2010 adalah untuk

Untuk masing-masing item tes kesegaran jasmani yang diteskan pada siswa kelas IV, V dan VI putra SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang menunjukkan skor nilai tertinggi adalah

Berdasarkan hasil perhitungan dengan skala lima bahwa norma tes kesegaran jasmani anak tunagrahita ringan usia 13-15 tahun di Yogyakarta dengan menggunakan tes TKJI anak normal

Pengukuran sehat fisik secara dinamis bagi siswa sekolah dasar adalah dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun 1999 yang terdiri dari: 1.. Pengukuran sehat

Data diperoleh dari hasil tes TKJI dengan sampel sebanyak 26 orang siswa putera ( purposive sampling ). Berdasarkan hasil analisis data kesegaran jasmani Siswa Kelas V SMPN

yang digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani siswa dalam penelitian ini menggunakan tes TKJI Tahun 2010 dari Depdiknas untuk anak umur 10-12 tahun. Sesuai