• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL TA VINCE 2 revisi - Copy

N/A
N/A
Vince Cavanaugh

Academic year: 2025

Membagikan "PROPOSAL TA VINCE 2 revisi - Copy"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PACKAGING dan REBRANDING MINUMAN LET’S CAO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN di KOTA

SURABAYA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun oleh:

Vince Cavanaugh Baskoro NIM : 22934020018

PROGRAM STUDI D3 PERHOTELAN AKADEMI PARIWISATA MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2024

(2)

PENGARUH PACKAGING dan REBRANDING MINUMAN LET’S CAO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN di KOTA

SURABAYA TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menempuh Gelar Ahli Madya Pariwisata (A.Md.Par)

Disusun oleh:

Vince Cavanaugh Baskoro NIM: 22934020018

PROGRAM STUDI D3 PERHOTELAN AKADEMI PARIWISATA MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2024

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PACKAGING dan REBRANDING TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK LETS CAO di KOTA SURABAYA

Disusun Oleh : Vince Cavanaugh Baskoro

NIM : 22934020018

Telah Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Asisten Direktur 1 Bidang Pendidikan

Hedy Wahidin Saleh,SH,MBA,M.Si.Pa NIDN:

990701146

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan dihadapan Komisi Penguji Program Studi D3 Perhotelan, Akademi Pariwisata Majapahit, Mojokerto.

Pada Hari : Tanggal : Pukul :

Telah Disahkan Oleh :

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Mengetahui,

Direktur Akademi Pariwisata Majapahit

Ir. Juwono Saroso M.M., M.MPar NIDN: 072911660

(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Vince Cavanaugh Baskoro NIM : 22934020018

Program Studi : D3 Perhotelan

Judul Tugas Akhir PENGARUH PACKAGING dan REBRANDING MINUMAN LET’S CAO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN di KOTA SURABAYA Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya.

Apabila ternyata di kemudian hari penelitian ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan atas karya orang lain, maka saya bersedia bertanggung jawab sekaligus menerima sanksi.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksakan.

Mojokerto, 17 Januari 2024

Vince Cavanaugh Baskor o NIM : 22934020018

(6)

PRAKATA

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat nya penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir yang berjudul “PENGARUH PACKAGING dan REBRANDING MINUMAN LET’S CAO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN di KOTA SURABAYA”.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Besar harapan penulis penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan saya kekuatan dan pencerahan dalam mengerjalan tugas akhir ini.

2. Ir. Juwono Saroso, M.M., M. Mpar, selaku Direktur dari Akademi Pariwisata Majapahit Mojokerto.

3. Hedy Wahidin Saleh, S.H., MBA., M.Si.Par selaku Wakil Direktur 1 bidang Pendidikan Akademi Pariwisata Majapahit Mojokerto.

4. Endang Sri R. S.E., M.Mpar selaku Dosen Pembimbing 1 dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Drs.Efendi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing 2 dalam penyusunan tugas akhir ini.

6. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam setiap langkah penulis.

7. Pemilik lets cao yang telah membantu dalam memberikan ilmu dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

(7)

8. Seluruh staff pengajar Akademi Pariwisata Majapahit yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di Akademi Pariwisata Majapahit.

9. Teman-teman yang memberin semangat dan motivasi selama proses pembuatan tugas akhir ini kepada penulis.

10. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu.

Mojokerto, Penulis

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR...2

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...3

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...4

PRAKATA... 5

DAFTAR ISI... 7

DAFTAR TABEL... 9

DAFTAR GAMBAR... 9

DAFTAR LAMPIRAN...10

BAB 1 PENDAHULUAN... 11

1.1 Latar Belakang Masalah...11

1.2 Rumusan Masalah... 12

1.3 Batasan Masalah...12

1.4 Tujuan Penelitian...13

1.5 Manfaat Penelitian...13

1.5.1 Manfaat Praktis...13

1.5.2 Manfaat Teoritis...14

BAB II KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN...1

2.1 Kajian Teori... 1

2.1.1 Variabel dan Hubungan Antar Variabel...1

2.1.2 Penelitian Terdahulu...10

2.1.3 Kerangka Pemikiran Teoritis...11

2.1.4 Pengajuan Hipotesis Penelitian...11

2.2 Metode Penelitian...11

2.2.1 Jenis dan Desain Penelitian...11

2.2.2 Populasi dan Sampel...12

2.2.3 Jenis dan Sumber Data...13

2.2.4 Teknik Pengumpulan Data...13

2.2.5 Variable dan Definisi Konsep...14

2.2.6 Uji Kelayakan Instrumen...15

2.2.7 Teknik Analisis Data...16

2.3 Tempat dan Waktu Penelitian...18

2.3.1 Tempat Penelitian...18

(9)

2.3.2 Waktu Penelitian...18 DAFTAR RUJUKAN...19

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu...10 Tabel 2. 2 Variabel dan Definisi Konsep...14 Tabel 2. 3 Waktu Penelitian...18

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Desain kemasan plastik...3

Gambar 2. 2 Rebranding perusahaan twitter menjadi x...5

Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran Teoritis...11

Gambar 2. 4 Desain Penelitian Korelasi...12

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya dan makanan tradisional. Seperti kue klepon, putu dan lainnya. Tidak hanya makanan, negara Indonesia juga terkenal akan warisan minuman tradisionalnya mulai dari yang hangat sampai yang dingin. Salah satu warisan minuman dingin tradisional khas yang cukup terkenal di Indonesia adalah es cincau. Minuman ini terbuat dari perasan daun cincau yang dikentalkan serta didiamkan hingga mengeras teksturnya.

Cincau memiliki tekstur kenyal seperti agar – agar. Es yang satu ini disajikan dengan larutan gula merah, dan santan. Memiliki rasa yang cenderung manis serta gurih dari santan membuat minuman ini digemari berbagai khalayak orang. Tidak hanya orang tua, melainkan para remaja juga menyukai minuman tradisional ini.

Lets Cao adalah brand cincau yang didirikan oleh sekelompok mahasiswa / i dari Universitas Kristen Petra. Brand ini mulai didirikan pada tahun 2023 dan sampai sekarang masih aktif berjualan. Lets Cao memiliki strategi berjualan dengan cara yang cukup unik. Merk ini membeli bahan cincau jadi dari pedagang di pinggir jalan, kemudian dikemas menggunakan packaging yang menarik lalu di rebranding kemudian produk mereka dijual melalui event – event bazaar di mall. Mereka juga memperkenalkan produk nya melalui media sosial dan platform media sosial yang mereka gunakan adalah Instagram. Lets Cao mendesain packaging dengan bentuk yang menarik dengan tujuan ingin lebih menggaet minat para pembelinya. Strategi

(14)

ini di nilai cukup menguntungkan beberapa pihak, tidak hanya pelaku usaha yang meng rebranding, melainkan juga pedagang cincau yang memproduksi cincau tersebut. Hal ini secara tidak langsung juga membantu pedagang kecil untuk mendapat keuntungan. Strategi ini juga tidak hanya sekedar mendesain dan mengemas suatu produk, namun juga tetap harus melakukan quality control terhadap produk yang dijual agar rasa cincau yang dijual tidak mengecewakan para pembelinya.

Berdasarkan penjelasan di atas dan setelah melihat strategi berjualan yang cukup unik dan menguntungkan. Peneliti tertarik untuk meneliti strategi marketing yang satu ini. Dengan ini peneliti mengusung judul penelitan “PENGARUH PACKAGING dan REBRANDING MINUMAN LET’S CAO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN di KOTA SURABAYA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah packaging minuman Let’s Cao berpengaruh terhadap minat beli konsumen di kota Surabaya ?

2. Apakah rebranding minuman Let’s Cao berpengaruh terhadap minat beli konsumen di kota Surabaya?

3. Apakah packaging dan rebranding minuman Let’s Cao secara bersama-sama mempengaruhi minat beli konsumen di kota Surabaya?

1.3 Batasan Masalah

(15)

Melalui rumusan masalah yang sudah terbentuk, agar penelitian ini tidak melebar kemana – mana. Maka peneliti membatasi :

1. Pada rumusan masalah , peneliti membatasi pada desain kemasan dari segi nilai estetika dan nilai fungsional kemasan Let’s Cao.

2. Peneliti membatasi strategi rebranding hanya pada pembuatan logo serta penamaan sebuah brand yaitu “Let’s Cao” yang dipromosikan melalui media sosial bernama Instagram.

3. Untuk rumusan masalah 1 dan 2, peneliti membatasi Batasan wilayah penelitian hanya di kota Surabaya

1.4 Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui seberapa pengaruh strategi packaging pada minuman Let’s Cao terhadap minat beli konsumen di kota Surabaya.

2. Ingin mengetahui seberapa pengaruh strategi rebranding pada minuman Let’s Cao terhadap minat beli konsumen di kota Surabaya.

3. Ingin mengetahui seberapa pengaruh strategi packaging dan rebranding secara bersamaan pada minuman Let’s Cao terhadap minat beli konsumen di kota Surabaya.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi kepada : A. Penulis

Berkaitan dengan strategi repackaging dan rebranding terhadap peningkatan minat beli konsumen / masyarakat.

B. Produsen

(16)

Sebagai masukan agar tujuan dalam meningkatkan mknat beli konsumen terhadap produk Let’s Cao dapat tercapai.

C. Akademi Pariwisata

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan meneliti mengenai pengaruh strategi repackaging dan rebranding dalam Upaya meningkatkan minat beli konsumen.

1.5.2 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan keterkaitan variabel yang selama ini diungkapkan dalam teori atau sebaliknya, serta hasil penelitian ini akan memberikan pandangan yang sama atau berbeda terhadap teori yang sudah ada.

(17)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Variabel dan Hubungan Antar Variabel

2.1.1.1 Variabel A. Packaging

a. Definisi Packaging atau Kemasan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kemasan memiliki arti hasil mengemas atau bungkus pelindung barang dagangan (niaga). (KBBI Daring).

Menurut Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah pada tahun 2009 kemasan dapat dijelaskan sebagai ilmu, seni, dan teknologi yang memiliki fungsi sebagai penjagaan suatu produk agar tetap terlindungi dari mulai proses pengiriman, penyimpanan, sampai proses penjualan. (Widiati, p. 70). Kotler dan Amstrong (2012) mendefinisikan packaging sebagai “packaging involves designing and producing the container or wrapper for a product” yang artinya kemasan mencakup tahap desain dan produksi dengan fungsi utama nya untuk menjaga keamanan produk sehingga produk tersebut tetap terlindungi. Berdasarkan ketiga definisi di atas, kemasan dapat diartikan secara sederhana sebagai sesuatu yang berfungsi untuk melindungi produk sampai di tangan konsumen. (Syahmardi

& Johannes, 2019, p. 3)

b. Peranan dan Fungsi Packaging

Packaging menjadi salah satu peranan dalam menunjukan suatu identitas atau informasi sebuah brand dengan mempertimbangkan kejelasan, kemudahan

1

(18)

pemahaman, dan daya ingat yang optimal. (Widiati, p. 70). Bagi Titik Wijayanti (2012), Kemasan memiliki tujuan dan fungsi tertentu bagi sebuah produk yaitu pemberi keindahan dan keamanan agar tidak rusak saat dijual atau bahkan pada saat proses pendistribusian ke pengguna. (Syahmardi & Johannes, 2019, p. 3). Dari keterangan para ahli di atas dapat diartikan kemasan memiliki peranan bukan hanya sebagai pelindung melainkan juga untuk menambah keindahan suatu produk yang akan dijual ke konsumen.

c. Aspek Packaging

Pada umumnya aspek kemasan terdiri dari fungsi, estetika, dan lain sebagainya. Hal ini didapatkan melalui riset, pemikiran kreatif, serta referensi dari desain yang sudah ada. Selain itu ada beberapa aspek juga yang perlu diperhatikan dalam packaging atau kemasan, antara lain yaitu daya tarik kemasan. Menurut (Wirya 1999 dalam Firmansyah, 2019, Hlm 193) daya tarik visual dibagi menjadi dua yaitu; daya tarik visual dan daya tarik praktis. Daya Tarik visual mencakup warna, bentuk, merk/logo, teks atau tulisan, ilustrasi, dan tata letak. Sementara untuk daya tarik praktis merupakan daya tarik yang mengacu pada efisiensi kemasan yang ditargetkan kepada konsumen, distributor, pengecer.

d. Indikator Kemasan

Menurut (Philip Kotler 2005 dalam Putri 2016, Hlm 9) indicator sebuah kemasan antara lain ;

1. Desain, merupakan sebuah faktor yang berkontribusi dalam membentuk tingkat kepercayaan terhadap suatu produk.

2. Warna, memberikan representasi atau makna tertentu pada sebuah produk.

(19)

Gambar 2. 1 Desain kemasan plastik

3. Ukuran, hal ini bergantung pada produk apa yang akan dikemas.

E. Contoh Kemasan atau Packaging

produk apa yang akan dikemas. Kemasan pada sebuah produk dapat terbuat dari bahan dasar yang beraneka ragam. Berikut merupakan beberapa contoh pengemasan sebuah produk yang terbuat dari berbagai macam bahan ;

B. Rebranding a. Definisi

Pada dasarnya rebranding merupakan proses dimana sebuah merek atau produk yang sudah ada melakukan pembaharuan brand atau citra. Moote (2013, Hlm 48) mengatakan bahwa rebranding biasanya dilakukan karena konsumen sudah lupa akan citra dari merek yang sudah ada atau konsumen hanya mempertahankan ingatan yang lemah pada merek tersebut. Selain itu, (Larslong dalam Budi 2010 Hlm 37) mengemukakan bahwa rebranding perlu dilakukan bila konsumen sudah terlanjur memiliki persepsi buruk pada sebuah perusahaan.

b. Peranan Rebranding

Lee at all (2014 dalam Marco;1453) mengatakan bahwa rebranding memiliki peranan cukup penting dalam membawa dampak positif dan sangat dianjurkan bagi perusahaan atau merek yang sudah terlanjur dinilai buruk oleh

Sumber : wiratech.co.id

(20)

konsumen nya. Hal ini diperkuat juga oleh pernyataan Argenti (2010; 160) yang menjelaskan bahwa rebranding dapat menutupi sebuah citra negatif dari sebuah merek.

c. Tahapan Tahapan Rebranding

Di dalam rebranding ada beberapa tahapan tahapan yang perlu dilakukan, antara lain :

1. Repositioning

Goi dan Goi (2011 dalam Marco;1456) mengatakan bahwa repositioning merupakan elemen penting dalam tahapan rebranding, dimana brand melakukan perubahan posisi citra mereka kembali terhadap persepsi para konsumen.

2. Renaming

Renaming merupakan pemberian nama baru dimana hal ini ditujukan bahwa suatu perusahaan telah melakuan perubahan strategi, maupun fokus pada perusahaan nya.

3. Redesigning

Redesigning berfokus pada aspek tangible atau dapat dilihat dan dirasakan dan fokus pada hal estetika pada suatu produk (seperti logo, jingle,dan lain sebagai nya).

4. Relaunching

Secara garis besar relaunching adalah pengkomunikasian perubahan kepada para konsumen. Hal ini menjadi tahap terakhir dalam sebuah kegiatan Rebranding (Muzellec, Doogan & Lambkin 2003, hlm. 31-40)

(21)

d. Macam – Macam Rebranding

Menurut Muzellec dan Lambkin (dalam Diky 2017;18) rebranding terbagi menjadi dua, yaitu rebranding evolusioner dan rebranding revolusioner.

rebranding evolusioner merupakan perubahan secara kecil yang dilakukan oleh perusahaan, biasanya dimulai dari perubahan logo atau slogan. Sedangkan rebranding revolusioner adalah perubahan besar yang biasa dimulai dari perubahan nama, logo dan slogan sebuah perusahaan.

e, Contoh Rebranding

Berikut merupakan contoh contoh dari perubahan ulang pada brand atau rebranding yang dilakukan oleh Twitter.

Gambar 2. 2 Rebranding perusahaan twitter menjadi x

C. Minat Beli Konsumen a. Definisi

Kotler dan Keller (2016;181 dalam Pratiwi 2022) menjelaskan bahwa minat beli konsumen merupakan kondisi dimana seseorang ingin membeli dan memilih sebuah produk berdasarkan pada pengalaman penggunaan, atau pengalaman mengkonsumsi. Kurnia (2010 dalam Edwin; Stephanie 2020: 36) berpendapat

Sumber : infokomputer.

(22)

bahwa minat beli adalah sesuatu yang muncul dari keinginan konsumen untuk memiliki suatu produk. Hal ini dipengaruhi oleh hasil pengamatan konsumen terhadap suatu produk. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Penitasari, (2017 dalam Edwin; Stephanie 2020: 36) bahwa minat beli dapat didefinisikan sebagai dorongan rasa untuk ingin memiliki atau mendapatkan suatu barang serta jasa. Ini merupakan representasi pemikiran para konsumen yang mencerminkan niat untuk membeli sebuah produk dengan merek tertentu.

Dari pendapat ahli diatas dapat diartikan bahwa minat beli konsumen merupakan sebuah situasi dimana seseorang atau biasa disebut konsumen menginginkan sebuah barang atau jasa , hasil dari analisis bahkan pengalaman mereka saat menggunakan barang atau jasa pada suatu merek tertentu.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli menurut Kotler dan Keller (2012: 137) adalah sebagai berikut :

1. Motivasi

Kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu hal , guna mengurangi ketegangan yang mereka rasakan.

2. Persepsi

Proses dimana seseorang mengambil sebuah keputusan, Menyusun, serta memahami informasi yang diterima untuk membentuk pemahaman yang signifikan.

3. Pengetahuan

Hasil pembelajaran seorang individu yang mencakup perubahan sebagaimana akibat dari adanya sebuah pengalaman.

(23)

4. Keyakinan dan Pendirian

Suatu hal yang diperoleh individu dari melakukan tindakan dan belajar.

c. Dimensi Minat Beli

Menurut Kotler dan Keller (2012:503 dalam Muhammad 2011:17) dimensi minat beli dapat dipahami melalui model stimulasi AIDA yang menggambarkan beberapa stimulus yang mungkin dialami konsumen terhadap suatu rangsangan yang diberikan oleh pemasar. Antara lain sebagai berikut :

1. Perhatian (Attention)

Dalam tahap ini konsumen pernah mendengar atau melihat suatu produk yang dihasilkan dari suatu perusahaan. Tahap ini ditandai dengan adanya perhatian seseorang terhadap sebuah merek ketika melihat untuk pertama kali nya.

2. Minat (Interest)

Tahap dimana seseorang mulai ada rasa minat akibat dari penjelasan yang terperinci pada produk tersebut. Pada saat ini konsumen tertarik akan promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

3. Kehendak (Desire)

Konsumen mempelajari serta memikirkan yang pada akhirnya meningkatkan hasrat untuk membeli produk dari suatu perusahaan.

4. Tindakan (Action)

(24)

Pada tahap ini konsumen sudah mengambil Keputusan positif terhadap suatu produk akibat dari pada promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Di tahap ini konsumen sudah melewatkan tahap desire Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai model AIDA , dimensi minat beli konsumen mencakup respon melalui tahapan – tahapan tertentu. antara lain perhatian, minat, kehendak, dan yang paling akhir adalah tindakan.

d. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand dalam Mayasari (2019) yang dicuplik oleh Dedi (2021:103) terdapat beberapa indikator dalam minat beli konsumen, antara lain :

1. Minat transaksional

Individu yang memiliki kecenderungan melakukan pembelian produk.

2. Minat referensial

Seorang individu yang cenderung memberikan rekomendasi produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial

Perilaku seseorang yang tercermin melalui perilaku yang menunjukan preferensi yang kuat terhadap suatu produk tertentu.

4. Minat eksploratif

Minat ini menunjukan kecenderungan individu dalam mencari informasi tentang produk yang diminati.

2.1.1.2 Hubungan Antar Variabel

A. Hubungan Packaging Let’s Cao Terhadap Minat Beli Konsumen

Julianti (2014: 16 dalam Anie; I Made 2021:3) mengatakan bahwa ketika pelanggan memutuskan untuk membeli sebuah produk yang belum pernah

(25)

mereka beli sebelumnya, alasan mereka membeli produk tersebut bervariasi.

Beberapa mungkin karena hasil rekomendasi atau mungkin tertarik karena penampilan kemasan produk tersebut menarik.

Penjelasan ini tentu menunjukan bahwa adanya keterkaitan atau hubungan yang penting antara kemasan dan produk dengan keputusan minat beli seorang konsumen.

B. Hubungan Rebranding Let’s Cao Terhadap Minat Beli Konsumen

Kwak dan Kang (2009 dalam Alya; Mahfudz 2023:3) berpendapat bahwa perubahan desain logo pada suatu perusahaan dapat menjadi suatu hal yang sangat penting, karena perubahan tersebut dapat menyebabkan dampak yang signifikan bagi desain produk dagang yang tentunya pada akhirnya akan mempengaruhi minat beli konsumen serta penjualan produk.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa rebranding logo dari sebuah perusahaan dapat menimbulkan dampak dan memiliki keterkaitan pada minat beli konsumen pada suatu produk tersebut.

C. Hubungan Packaging dan Rebranding Let’s Cao Terhadap Minat Beli Konsumen

Dengan menggunakan desain kemasan, perusahaan dapat memiliki kemampuan untuk meningkatkan nilai suatu produk terhadap elemen dari nilai merek dan branding. (Erlyana, 2018 dalam Anie; I Made 2021:2). Berdasarkan penjelasan dari atas desain kemasan dapat meningkatkan nilai branding pada suatu produk. Bahkan ketika suatu perusahaan ingin melakukan rebranding, pada umumnya perusahaan tersebut juga akan mendesain ulang kemasan produk mereka agar supaya tercipta citra baru pada konsumen mereka.

(26)

Rebranding dan hasil desain kemasan atau packaging yang baru ini tentu berkaitan dan berhubungan dengan tujuan perusahaan untuk meningkatkan minat beli konsumen yang ditargetkan oleh perusahaan tersebut.

2.1.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Nama,Tahun, Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Albert Christoval Hiero, Christopher Aldrich, Cyrilla Latif, David Yesaya, Jesselyn Mega Putri, Jonathan Olivier, Melda R Simaremare, Sophia Kineta Djohan, dan Sonny Agustiawan, 2023 Strategi Improvement Packaging Dalam Meningkatkan Minat Beli Konsumen dan Penjualan Produk Usus Ayam Crispy Di Kabupaten Kuningan.

Menciptakan sebuah kemasan baru yang lebih modern serta mengetahui pengaruh dari packaging atau kemasan yang baru tersebut terhadap

minat beli

konsumen.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan

pengamatan terhadap mitra umkm peneliti yaitu usus ayam crispy

di kabupaten

Kuningan.

Dari hasil pengamatan serta penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa desain kemasan yang baru mampu meningkatkan penjualan serta minat beli konsumen terhadap produk usus ayam crispy yang dijual.

Moch. Rafie Pratama, Endang Iryanti, 2023 Pendampingan Rebranding Logo Dan Kemasan Guna Meningkatkan Penjualan UMKM Opak Gapit

Menciptakan logo dan kemasan baru untuk memperkuat nilai branding produk opak gapit dengan upaya untuk

meningkatkan popularitas serta minat beli dari produk tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara peneliti mewawancarai

pemilik, dan

mendalami

permasalahan yang ada.

Hasil dari penelitian ini adalah

terciptanya perubahan pada logo bahkan packaging secara total yang

diharapkan dapat

meningkatkan penjualan pada produk Opak Gapit.

Resa Priya Dika, Fauziah Andary, Yusrina Nur Amalia Sabila, Sely Novitasari, dan Syamsul Arifin, 2023, Analisis Pentingnya Desain Produk Bahan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (STUDI KASUS “SAMBEL SATE

Menganalisa pengaruh desain produk bahan kemasan sambel sate mbah no terhadap minat beli konsumen dan tingkat penjualan

Penelitian ini mengidentifikasi masalah yang ada kemudian menemukan masalah ada pada desain kemasan yang harus diperbarui.

Kemudian

Hasil daripada penelitian ini adalah

terciptanya kemasan baru dan minat serta penjualan terhadap

(27)

MBAH NO”DESA MUNGGUNG,

KECAMATAN PULUNG)

nya. menganalisa hasil

penjualan yang ada setelah melakukan pembaharuan desain kemasan.

produk sambel sate mbah no meningkat.

2.1.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Menurut Suriasumantri (2017 dalam Sugiyono yang dicuplik dari Syifa; Susi 2020:

120) Kerangka berpikir merupakan sebuah penjelasan awal pada fenomena – fenomena yang menjadi fokus permasalahan.

2.1.4 Pengajuan Hipotesis Penelitian

H1 : Packaging minuman Let’s Cao berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

H2 : Rebranding minuman Let’s Cao berpengaruh terhadap minat beli konsumen H3 : Packaging dan Rebranding minuman Let’s Cao berpengaruh terhadap minat beli konsumen

2.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitaif dimana metode ini menggunakan statistik atau angka dalam pengumpulan data. Peneliti akan menyebarkan pernyataan dan akan diisi oleh populasi menggunakan parameter angka 4-1 (sangat benar, benar,tidak benar, sangat tidak benar) dengan metode observasi dan data yang diambil adalah data primer

Packaging Let’s Cao

Minat beli konsumen Rebranding

Let’s Cao

H1

H3 H2

Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran Teoritis

(28)

2.2.1 Jenis dan Desain Penelitian

Silaen (2018 dalam Raka 138) berpendapat bahwa desain penelitian adalah keseluruhan kerangka kerja yang meliputi seluruh tahapan dalam merencanalan dan melaksanakan penelitian.

Packaging (x1)

Rebranding (x2) Minuman

Let’s Cao

Minat Beli (Y)

Pengumpulan data :

- Obse

rvasi

- Kues

ioner

Teknik Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2. 4 Desain Penelitian Korelasi

(29)

2.2.2 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2014 dalam Nidiya; Risnita; M.Syahran Hlm 26) Populasi dapat dipandang sebagai sekumpulan objek atau subjek yang memiliki kualitas serta karakteristik sebagaimana telah ditetapkan oleh peneliti untuk diselidiki. Sementara sampel merupakan sebagian dari populasi tersebut.

Adapun populasi daripada penelitian ini adalah para customer atau pembeli minuman tradisional es cincau yang dibranding dengan brand yang bernama Lets Cao. Rumus yang digunakan peneliti untuk menentukan sample adalah rumus metode Slovin :

n = N / (1 + N.e2) n = Jumlah sampel

N = Populasi sampel

e = Batas kesalahan maksimal yang ditoleransi dalam sampel

2.2.3 Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

2.2.3.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat melalui pengumpulan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti kepada objek teliti. Didapatkan dari hasil observasi, dokumentasi, dan kuesioner.

2.2.3.2 Data Sekunder

Data sekunder memiliki definisi data yang didapatkan melalui sumber sumber literatur, jurnal, dan artikel yang sudah ada.

(30)

2.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner yang akan diukur menggunakan uji validitasdan reabilitas sehingga penelitian ini akan menghasilkan data yang valid dan reliable. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut memang sudah tepat mengukur apa yang seharusnya diukur. dengan kata lain instrumen tersebut sudah akurat dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat atau metode ukur. Sedangkan instrument yang reliable merupakan instrumen yang ketika kita pergunakan berulangkali akan menghasilkan data yang sama pula.

2.2.5 Variable dan Definisi Konsep

Tabel 2. 2 Variabel dan Definisi Konsep

Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Skala Dimensi Indikator

Packaging

Usaha atau

strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan informasi

mengenai produk yang ada di dalamnya.

(Wijayanti 2012 dalam Waried 2018)

Rebranding Menurut Tevi dan Otubanjo (2013 dalam Rifyal 289- 290) Rebranding didefinisikan

(31)

sebagai proses berkelanjutan akibat dari suatu perusahaan

menerima perubahan

dinamika pada

bisnis nya,

sehingga suatu perusahaan

merubah identitas dengan tujuan berkembang atau bertahan.

Minat Beli

Minat beli dapat dijelaskan sebagai dorongan atau keinginan yang datang dari konsumen untuk ingin memiliki dan mebeli suatu produk

(Ferdinand 2016 dalam Silvania;

Muhammad; Ira 2022:2037)

2.2.6 Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen merupakan proses uji yang digunakan untuk menilai sejauh mana data yang diperoleh dari kuesioner sesuai dengan penelitian yang diharapkan. (Sugiyono 2019:363 dalam Devinta;Anita;Tri;Leonard : 10) Di dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas untuk menguji data yang telah diperoleh dari kuesioner.

1. Uji validitas

(32)

Uji validitas merupakan uji yang menentukan sejauh mana suatu instrumen pengukuran benar benar tepat mengukur apa yang di inginkan, dengan kata lain uji validitas membantu mengukur kebenaran data yang diujikan yang diperoleh dari instrument terhadap apa yang sebenarnya ingin dinilai. (Ghozali 2013 dalam Devinta;Anita;Tri;Leonard : 10).

a) sig Thitung > Ttabel, maka instrumen valid.

b) sig Thitung < Ttabel, maka instrumen tidak valid

jika Thitung lebih besar dari Ttabel maka instrumen dapat dikatakan valid.

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur konsistensi respon yang diberikan responden dalam mengisi kuesioner.

ketika respon dari responden konsisten dan stabil sepanjang waktu maka kuesioner dapat dianggap dapat dipercaya. (Ghozali 2013 dalam Devinta;Anita;Tri;Leonard : 10).

1) ketika > 0,60, maka data dianggap reliabel.

2) ketika < 0,60, maka data dianggap tidak reliabel

2.2.7 Teknik Analisis Data

(33)

Uji hipotesis untuk penelitian ini menggunakan uji simultan atau uji F dan uji parsial atau uji T

A. Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan dengan maksud untuk membandingkan antara Fhitung

dengan Ftabel. Jika Fhitung lebih besar daripada Ftabel dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa variabel X berpengaruh terhadap variabel Y.

2. Uji Parsial (Uji T)

Uji T dimaksudkan untuk menguji variabel X dan Y secara parsial.

Dari hasil pengujian ini bila diperoleh probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 maka diperoleh hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Berarti hal ini menunjukan ada pengaruh antara variabel X dan Y.

(34)

2.3 Tempat dan Waktu Penelitian 2.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di salah satu stand brand Lets Cao yaitu di mall Galaxy Mall JL Dharmahusada Indah Timur Mulyorejo Surabaya.

2.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama ±5 bulan dalam kurun waktu Januari- Juni 2024

Tabel 2. 3 Waktu Penelitian

(35)

DAFTAR RUJUKAN

Yuan, Y., Lu, L. Y., Tian, G., & Yu, Y. (2020). Business Strategy and Corporate Social Responsibility. Journal of Business Ethics, 162(2), 359–377.

Barisnis. (2020, March 22). Peluang Usaha Repacking dan Rebranding.

https://www.barisnis.com/peluang-usaha-repacking-dan-rebranding/

Abdullah ‘Azzam, M. S. , S. M. , I. P. R. E. K. R. A. (2023). DesignLogo Produk Menggunakan Design ThinkingSebagai Sarana Branding Pada Usaha Pesantren.

https://journal.uii.ac.id/JATTEC/issue/view/1749/413

ebookpangan.com. (2006). PENGUJIAN ORGANOLEPTIK (EVALUASI SENSORI) DALAM INDUSTRI PANGAN.

Gedepreneur.com. (n.d.). RE-BRANDING. Retrieved January 29, 2024, from https://gadepreneur.com/rebranding/

Ginting, C., & Hartati, F. A. (n.d.). Analisis Minat Beli Konsumen Berdasarkan Kemasan Produk Makanan dan Minuman. Retrieved January 29, 2024, from

https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/11321/8891 H Silpiya. (2019). III. 30. http://repository.stei.ac.id/5645/4/III.pdf KL TENGAH. (n.d.). III (1). 27. Retrieved January 28, 2024, from http://digilib.unila.ac.id/10918/9/III.pdf

Pemasaran, A. M. (2009). BAB II LANDASAN TEORI.

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/13877/4/BAB%20II.pdf

Prawida, N., Sutrisno, W., Ismail, W., Prabaswari, A. D., Jurusan, ), Industri, T., Industri, F.

T., Penelitian, D., & Masyarakat, P. (n.d.). Peningkatan Penjualan Kopi Bubuk Melalui Program Repackaging di Dusun Stabelan Kabupaten Boyolali.

Prawiyogi, A. G., Sadiah, T. L., Purwanugraha, A., & Elisa, P. N. (2021). Penggunaan Media Big Book untuk Menumbuhkan Minat Membaca di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(1), 446–452. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.787

Stekom.ac.id. (n.d.). Cincau (tumbuhan). In Stekom. Retrieved January 29, 2024, from https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Cincau_(tumbuhan)

Wahyuningtias, D., Trias, ;, Putranto, S., Raden, ;, & Kusdiana, N. (2014). Uji Kesukaan Hasil …… (Dianka Wahyuningtias; dkk) UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GANDUM UTUH.

https://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/view/1196/1064

Zenitha Maulida, D. R. I. (2021). ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEBAGAI STRATEGI PERSAINGAN BISNIS : STUDI KASUS BISNIS KULINER RUMAH

MAKAN KHAS ACEH “HASAN” DI KOTA BANDA ACEH. 188–202.

https://www.ejurnalunsam.id/index.php/jmas/article/view/3899/2620

19

(36)

20

Gambar

Gambar 2. 1 Desain kemasan plastik
Gambar 2. 2 Rebranding perusahaan twitter menjadi x
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran Teoritis
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu perusahaan perlu melakukan suatu peningkatan produk laptop pada desain produk agar konsumen lebih mudah tertarik dan memiliki dorongan keinginan

Telah diketahui pula bahwa minat beli konsumen pada produk organik sejatinya memiliki keterkaitan dengan kepedulian konsumen atas produk organik ( green awareness )

Dalam menumbuhkan minat beli konsumen, sebelumnya konsumen harus membeli produk dan merasakan sendiri kualitas dari produk tersebut, dan untuk membuat konsumen

Menurut Henry Assael (1984 ; p44) minat beli atau purchase intention adalah suatu kondisi dimana konsumen berniat untuk membeli sebuah produk atau jasa yang memiliki

Hal ini juga didukung oleh Durianto (2003: 58 dalam Putra, 2011), yang mengatakan bahwa minat beli adalah keinginan untuk memiliki produk, minat beli akan timbul apabila

Tahapan-tahapan produsen dalam menentukan minat beli atau menentukan dorongan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan, dapat

merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan karena menunjukan keinginan konsumen untuk menggunakan suatu produk pada waktu yang akan datang. Minat menggunakan

Minat beli merupakan suatu hal yang penting, karena jika konsumen sudah memiliki minat untuk membeli suatu produk, maka kecendurungan untuk membeli produk