• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Belajar Konsumen dalam Iklan Pasta Gigi Close Up

N/A
N/A
23031010137 MUTIARA RENGGANIS

Academic year: 2025

Membagikan "Proses Belajar Konsumen dalam Iklan Pasta Gigi Close Up"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas 2 - Iklan Pasta Gigi Close Up

Komunikasi-Bisnis (Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin)

Scan to open on Studocu

(2)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university

(3)

1. Gambar 1. Iklan Pasta Gigi Close Up Gambar 1 di atas adalah salah satu iklan pasta gigi Close Up. Iklan tersebut menyapaikan pesan bahwa pasta gigi Close Up dapat membuat nafas segar hingga 12 jam. Iklan tersebut juga menampilkan dua orang model yang saling berdekatan seakan-akan tidak khawatir dengan bau mulut.

a. Sebutkan proses belajar konsumen yang digunakan pada iklan di Gambar 1!

Jawaban:

Proses belajar konsumen yang digunakan pada iklan di Gambar 1 adalah "Pengkondisian Klasik" atau "Pavlovian Conditioning." Dalam iklan tersebut, pasta gigi Close Up disajikan dengan pesan bahwa dapat membuat nafas segar hingga 12 jam. Dua orang model yang muncul dalam iklan tersebut berdekatan tanpa khawatir tentang bau mulut. Hal ini

menciptakan hubungan antara penggunaan pasta gigi Close Up dan rasa percaya diri dalam interaksi sosial.

Dengan menampilkan situasi di mana orang-orang merasa nyaman dan percaya diri berkat pasta gigi Close Up, iklan ini mencoba mengkondisikan pemirsa untuk mengaitkan produk tersebut dengan nafas segar yang tahan lama dan meningkatnya kepercayaan diri dalam situasi sosial. Dengan kata lain, iklan menggunakan pengkondisian klasik untuk

menghubungkan produk dengan perasaan positif dan kebutuhan konsumen.

b. Jelaskan alasan anda! Uraikan mekanisme proses belajar tersebut!

Jawablah menggunakan konteks contoh iklan di atas.

Jawaban:

Alasan penggunaan pengkondisian klasik (Pavlovian Conditioning) dalam iklan pasta gigi Close Up adalah untuk menghubungkan produk dengan perasaan positif, seperti rasa percaya diri dan nafas segar yang tahan lama, sehingga calon konsumen akan merasa tertarik dan berkeinginan untuk membeli produk tersebut. Proses belajar ini mekanismenya berfungsi sebagai berikut:

1. Penciptaan Asosiasi: Iklan menciptakan asosiasi antara penggunaan pasta gigi Close Up dan perasaan nyaman, percaya diri, serta bau mulut segar. Model-model yang digunakan dalam iklan digambarkan sedang berdekatan tanpa khawatir, sehingga pemirsa menciptakan asosiasi positif dengan produk tersebut.

(4)

2. Stimulus Netral dan Stimulus Tidak Bersyarat: Dalam konteks Pavlovian Conditioning, stimulus netral adalah pasta gigi Close Up (sebelum penggunaan) dan stimulus tidak bersyarat adalah nafas segar yang tahan lama serta rasa percaya diri.

3. Pengaitan: Melalui iklan, stimulus netral (pasta gigi Close Up) dihadirkan bersamaan dengan stimulus tidak bersyarat (perasaan percaya diri dan nafas segar). Ketika pemirsa melihat dan mendengar pesan iklan ini berulang kali, mereka mulai mengaitkan pasta gigi Close Up dengan perasaan positif ini.

4. Respon Emosional: Proses belajar ini menyebabkan pemirsa merespons secara emosional terhadap pasta gigi Close Up dengan perasaan positif dan keinginan untuk mencoba produk tersebut.

5. Keinginan untuk Membeli: Penciptaan asosiasi antara produk dan perasaan positif ini berpotensi menghasilkan keinginan untuk membeli produk tersebut. Konsumen percaya bahwa dengan menggunakan pasta gigi Close Up, mereka dapat merasakan manfaat yang dijanjikan dalam iklan, seperti nafas segar hingga 12 jam dan rasa percaya diri dalam interaksi sosial.

Dengan demikian, melalui pengkondisian klasik, iklan pasta gigi Close Up mencoba untuk mengubah persepsi dan respon emosional pemirsa terhadap produknya, menciptakan dorongan untuk mencoba, dan akhirnya membeli produk tersebut. Proses belajar ini digunakan dalam banyak iklan untuk menciptakan hubungan antara produk dan perasaan positif atau kebutuhan konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan produk.

c. Jelaskan tujuan pemasar menggunakan strategi ini!

Jawaban:

Tujuan pemasar menggunakan strategi pengkondisian klasik dalam iklan seperti yang terlihat pada Gambar 1 adalah:

1. Menciptakan Asosiasi Positif: Pemasar ingin menciptakan asosiasi positif antara produk mereka (pasta gigi Close Up) dan perasaan positif yang diinginkan oleh calon konsumen, seperti rasa percaya diri dan nafas segar yang tahan lama. Dengan

menciptakan hubungan ini, mereka berharap konsumen akan melihat produk sebagai solusi yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka.

(5)

2. Mengubah Persepsi Produk: Tujuan pemasar adalah mengubah persepsi calon konsumen terhadap produk mereka. Melalui pengkondisian klasik, mereka berupaya menggeser persepsi awal terhadap pasta gigi Close Up sebagai produk biasa menjadi produk yang dapat memberikan manfaat tambahan dalam bentuk perasaan percaya diri dan nafas segar yang tahan lama.

3. Meningkatkan Minat dan Keinginan: Pemasar ingin meningkatkan minat dan keinginan konsumen untuk mencoba produk mereka. Dengan menghubungkan produk dengan perasaan positif, mereka berharap calon konsumen akan merasa tertarik untuk mencoba pasta gigi Close Up guna merasakan manfaat yang dijanjikan dalam iklan.

4. Mendorong Tindakan Membeli: Tujuan akhir dari pengkondisian klasik dalam iklan adalah mendorong tindakan pembelian. Pemasar ingin konsumen tidak hanya tertarik dan menginginkan produk, tetapi juga benar-benar membelinya. Dengan menciptakan asosiasi positif, mereka berharap calon konsumen akan memilih pasta gigi Close Up ketika mereka berada di toko dan dihadapkan pada pilihan berbagai merek pasta gigi.

5. Mencapai Keunggulan Bersaing: Dalam industri yang penuh persaingan seperti produk perawatan pribadi, menciptakan asosiasi positif dapat membantu produk unggul dalam persaingan. Jika produk dikenal dengan perasaan positif tertentu, ini bisa menjadi pembeda dari produk sejenis dari pesaing.

Dengan demikian, pengkondisian klasik dalam iklan bertujuan untuk memengaruhi perilaku konsumen dan mencapai hasil akhir yang berupa peningkatan penjualan produk.

2. Gambar 2. Iklan Bir Bintang Gambar 2 di atas merupakan iklan Bir Bintang zero alkohol, yang mempromosikan bir tanpa alkohol. Buatlah analisa terhadap iklan di atas! Dengan menggunakan model sikap tiga komponen coba uraikan masing-masing komponen sikap yang mungkin dialami konsumen ketika melihat iklan di atas!

Jelaskan masing-masing komponen sikap!

Perkirakan respon konsumen berdasar komponen sikap tersebut!

Prediksi sikap konsumen berdasar penilaian dari tiga komponen tersebut!

(6)

Model Sikap Tiga Komponen:

Model sikap tiga komponen terdiri dari tiga elemen utama yang dapat membantu kita memahami respon konsumen terhadap iklan Bir Bintang Zero Alkohol:

1. Komponen Kognitif: Ini adalah komponen pemahaman atau pengetahuan. Dalam iklan ini, konsumen mungkin memproses informasi bahwa Bir Bintang yang

diiklankan adalah bir tanpa alkohol. Mereka mungkin juga memperhatikan merek "Bir Bintang" yang sudah dikenal sebagai merek bir.

2. Komponen Affective (Afektif): Ini adalah komponen perasaan atau emosi yang dialami konsumen. Konsumen yang melihat iklan ini mungkin mengalami emosi seperti rasa penasaran, minat, atau bahkan kepuasan jika mereka menyukai bir tanpa alkohol atau jika iklan berhasil menggugah perhatian mereka.

3. Komponen Konatif: Komponen ini berkaitan dengan perilaku atau niat tindakan.

Setelah melihat iklan, konsumen mungkin memiliki niat untuk mencoba atau membeli produk tersebut, atau mungkin mereka merasa tidak tertarik dan tidak memiliki niat untuk mencoba produk tersebut.

Perkirakan Respon Konsumen Berdasarkan Komponen Sikap:

Komponen Kognitif: Konsumen mungkin merasa bahwa mereka telah mendapatkan informasi bahwa Bir Bintang Zero Alkohol adalah produk bir tanpa alkohol. Mereka mungkin juga mengetahui bahwa ini adalah produk dari merek Bir Bintang yang sudah dikenal.

Komponen Afektif: Respon emosional mungkin bervariasi. Beberapa konsumen yang mungkin menginginkan alternatif bir tanpa alkohol dapat merasa positif dan berminat. Mereka yang tidak suka bir mungkin merasa netral atau tidak tertarik, sedangkan yang menyukai bir dengan alkohol mungkin merasa kurang tertarik atau skeptis terhadap bir tanpa alkohol.

Komponen Konatif: Respon dalam hal perilaku atau niat tindakan juga dapat beragam. Konsumen yang merasa positif atau berminat mungkin memiliki niat untuk mencoba produk tersebut, sementara yang tidak tertarik tidak akan memiliki niat untuk mencoba.

Prediksi Sikap Konsumen Berdasarkan Tiga Komponen:

(7)

Berdasarkan tiga komponen sikap, kita dapat memprediksi bahwa konsumen akan merespons iklan ini dengan berbagai cara. Beberapa konsumen mungkin memiliki sikap positif dan tertarik untuk mencoba Bir Bintang Zero Alkohol, terutama jika mereka adalah target pasar potensial untuk bir tanpa alkohol. Namun, ada juga konsumen yang mungkin memiliki sikap netral atau negatif tergantung pada preferensi pribadi mereka terhadap bir. Prediksi sikap konsumen dapat mencakup perasaan positif, apatis, atau bahkan skeptisisme terhadap produk ini.

3. Buatlah pengamatan terhadap segmentasi pasar kendaraan bermotor. Apakah menurut anda produsen kendaraan bermotor melakukan segmentasi pasar berdasar jenis kelamin?

a. Uraikan jawaban Anda! Uraikan bagaimana segmentasi tersebut dilakukan!

Jelaskan dengan menggunakan contoh! (untuk memudahkan coba gunakan merek kendaraan Honda)

Jawaban:

Produsen kendaraan bermotor sering melakukan segmentasi pasar untuk mencapai beragam kelompok konsumen yang memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda. Salah satu dimensi segmentasi yang mungkin digunakan adalah jenis kelamin, meskipun hal ini dapat bervariasi tergantung pada merek dan model kendaraan tertentu.

Contoh Segmentasi Pasar Berdasarkan Jenis Kelamin pada Merek Honda:

1. Motor Sport: Produsen seperti Honda mungkin melakukan segmentasi berdasarkan jenis kelamin dengan menawarkan sepeda motor sport yang lebih cenderung menarik bagi konsumen pria. Ini bisa mencakup sepeda motor dengan desain sporty, mesin yang kuat, dan fitur yang menekankan performa. Misalnya, Honda CBR series sering dianggap lebih cocok bagi pengendara pria yang mencari pengalaman berkendara yang sporty.

2. Motor Skuter: Di sisi lain, Honda juga dapat menargetkan konsumen perempuan dengan sepeda motor skuter yang lebih ringan, nyaman, dan mudah dikendalikan.

Mereka dapat memasarkan model seperti Honda Scoopy atau Honda BeAT

(8)

kendaraan yang lebih sesuai untuk kebutuhan sehari-hari dan transportasi kota yang nyaman.

3. Motor Petualangan: Honda juga mungkin menawarkan sepeda motor petualangan yang dapat menarik baik pria maupun wanita. Model-model ini biasanya menawarkan kenyamanan dan performa yang seimbang, sehingga bisa menjadi pilihan yang baik untuk konsumen dari kedua jenis kelamin yang suka menjelajah.

4. Skema Warna dan Desain: Selain jenis kendaraan, Honda juga dapat

mempertimbangkan segmentasi berdasarkan jenis kelamin melalui skema warna dan desain. Mereka mungkin menawarkan warna-warna yang lebih populer di antara konsumen pria atau wanita. Misalnya, beberapa varian warna mungkin lebih feminin dengan warna-warna cerah atau nuansa pastel, sedangkan yang lain mungkin lebih maskulin dengan warna-warna bold atau desain yang lebih agresif.

Segmentasi berdasarkan jenis kelamin ini tidak selalu mutlak, dan banyak konsumen mungkin memilih kendaraan berdasarkan preferensi pribadi dan kebutuhan mereka, bukan hanya berdasarkan jenis kelamin. Namun, produsen kendaraan cenderung

mempertimbangkan dimensi jenis kelamin sebagai salah satu faktor dalam strategi pemasaran dan desain produk mereka.

b. Uraikan bagaimana produk tersebut melakukan komunikasi pemasaran untuk menarik target pasarnya dan buatlah analisa!

Jawaban:

Untuk menarik target pasarnya, produk kendaraan bermotor seperti Honda menggunakan beragam strategi komunikasi pemasaran. Berikut beberapa contoh strategi komunikasi pemasaran yang dapat digunakan oleh produsen kendaraan bermotor:

1. Iklan Televisi dan Media Sosial: Honda dan produsen lainnya sering menggunakan iklan televisi dan media sosial untuk mencapai audiens yang lebih luas. Mereka dapat membuat iklan yang menyoroti fitur-fitur unggulan produk mereka, termasuk

performa, keamanan, kenyamanan, dan gaya. Iklan ini biasanya mencoba

mengkomunikasikan pesan tentang bagaimana kendaraan mereka dapat memenuhi kebutuhan dan gaya hidup konsumen.

(9)

2. Acara Pameran dan Demonstrasi: Produsen kendaraan bermotor sering menghadiri acara pameran otomotif atau mengadakan demonstrasi produk. Ini memungkinkan calon konsumen untuk melihat secara langsung dan bahkan mencoba produk-produk terbaru. Pameran otomotif adalah peluang bagi produsen seperti Honda untuk memamerkan berbagai model kendaraan mereka dan berinteraksi langsung dengan calon pembeli.

3. Kerja Sama dengan Selebriti: Honda dan produsen lainnya dapat melakukan kerja sama dengan selebriti atau pembalap terkenal untuk memperkuat citra merek dan menarik perhatian konsumen. Misalnya, mereka dapat mengontrak pembalap MotoGP atau aktor terkenal untuk menjadi duta merek dan muncul dalam iklan atau acara promosi.

4. Promosi dan Diskon: Penawaran promosi seperti diskon, suku bunga rendah, atau bonus aksesori dapat menjadi cara yang efektif untuk menarik konsumen. Honda dapat menawarkan insentif kepada pembeli yang membeli kendaraan selama periode promosi tertentu. Ini dapat mencakup penawaran harga khusus, paket servis gratis, atau aksesori tambahan sebagai hadiah.

5. Konten Edukasi: Produsen kendaraan bermotor sering membuat konten edukatif, baik dalam bentuk video tutorial, artikel, atau panduan pemilik. Ini membantu calon pembeli memahami produk secara lebih baik, termasuk cara merawat dan

mengoperasikannya. Honda dapat menyediakan sumber daya ini di situs web mereka atau melalui platform media sosial mereka.

Analisis: Strategi-strategi di atas memungkinkan Honda dan produsen kendaraan lainnya untuk mencapai target pasarnya dengan cara yang efektif. Mereka dapat mengkomunikasikan manfaat produk mereka, menciptakan citra merek yang kuat, dan mempengaruhi keputusan pembelian calon konsumen. Penggunaan media sosial dan konten digital juga memungkinkan mereka untuk berinteraksi lebih langsung dengan pelanggan dan mendapatkan umpan balik yang berharga.

Namun, persaingan dalam industri otomotif sangat sengit, dan produsen harus berusaha keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan menarik pelanggan baru. Strategi komunikasi pemasaran yang efektif adalah salah satu kunci kesuksesan dalam mencapai target pasar yang sesuai.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Image, Harga, Iklan, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pasta Gigi Pepsodent di Kota Manado”..

1 Bintang iklan pasta gigi Pepsodent memiliki kemampuan dialog dengan menggunakan bahasa tubuh yang baik. 2 Bintang iklan pasta gigi Pepsodent memiliki

Mengambil iklan pasta gigi Pepsodent versi “little monster” sebagai obyek penelitian, karena iklan tersebut mencermati permasalahan tentang kesehatan gigi salah satunya adalah

LOYALITAS, ASOSIASI MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN PADA MEREK PASTA GIGI PEPSODENT DI SURABAYA”. 1.2

Mengkaji pengaruh signifikansi positif asosiasi merek terhadap perilaku pembelian konsumen produk pasta gigi pepsodent di Surabaya.. Mengkaji pengaruh signifikansi

Mengambil iklan pasta gigi Pepsodent versi “little monster” sebagai obyek penelitian, karena iklan tersebut mencermati permasalahan tentang kesehatan gigi salah satunya adalah

Interpretasi : Ada hubungan yang tinggi antara tingkat penerimaan terhadap pesan iklan pasta gigi yang ditonton dengan perilaku murid dalam memelihara kesehatan

Angka tersebut berarti antara produk, harga dan kemudahan mempunyai hubungan yang positif dan kuat dengan loyalitas konsumen produk pasta gigi close up karena nilainya lebih besar