• Tidak ada hasil yang ditemukan

proses pembelajaran inklusi untuk anak berkebutuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "proses pembelajaran inklusi untuk anak berkebutuhan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Dalam proses pembelajaran di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu, ABK dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas selalu didampingi oleh wali kelas dan wali kelas. Pelaksanaan pembelajaran di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu, guru kelas mempersiapkan diri secara psikis dan fisik sebelum proses pembelajaran.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Proses

Faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran inklusif pada anak berkebutuhan khusus di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu. SDIT Al Aufa juga menyediakan fasilitas kelas dan guru pendamping untuk memperlancar proses pembelajaran di kelas.

Pembelajaran

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang menggambarkan secara sistematis prosedur-prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pendidikan Inklusi

Dengan demikian, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah suatu sistem pelayanan pendidikan yang mewajibkan anak berkebutuhan khusus untuk belajar di sekolah terdekat dalam kelas reguler bersama teman-temannya. Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif tentunya terdapat permasalahan yang dapat menghambat proses penyelenggaraan pendidikan inklusif, seperti yang dikemukakan oleh Mudjito, dkk. Dari beberapa uraian di atas terlihat bahwa dalam proses penyelenggaraan pendidikan komprehensif banyak terdapat permasalahan yang dapat menghambat proses penyelenggaraan pendidikan komprehensif, sehingga hendaknya sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan komprehensif.

22. mempersiapkan diri untuk dapat meminimalisir permasalahan tersebut agar penyelenggaraan pendidikan inklusif dapat berjalan dengan baik. Landasan filosofis utama penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia adalah Pancasila, lima pilar dan cita-cita yang dilandasi oleh landasan yang lebih fundamental lagi yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan inklusif di Indonesia ternyata tidak hanya bertumpu pada landasan filosofis yang mencerminkan bentuk kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus.

28 Febriana Nur Umami, Permasalahan Manajemen Pendidikan Inklusif di SDN Piyaman III Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidu, disertasi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan, 2016), hal, 25. Landasan Hukum Penyelenggaraan pendidikan inklusif berkaitan langsung dengan hierarki, undang-undang, peraturan pemerintah, direktur jenderal, hingga peraturan sekolah.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kecerdasan di bawah rata-rata dan mengalami gangguan dalam perkembangan kemampuan berpikirnya. Oleh karena itu, mereka memerlukan bantuan dalam program pengembangan kemandirian dan mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. untuk hidup. Anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan dapat dilatih menjadi pekerja semi-terampil, seperti pekerja laundry, bertani, beternak dan pekerjaan rumah tangga, bahkan jika anak-anak cacat mental ringan yang telah dilatih dan diawasi dengan baik dapat bekerja di pabrik dengan sedikit pengawasan. Anak tunagrahita sangat kesulitan bahkan tidak bisa belajar secara akademis, seperti belajar menulis, membaca, dan berhitung, sedangkan mereka masih bisa menulis secara sosial, misalnya dengan menulis namanya sendiri.

Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan total dalam kaitannya dengan berpakaian, mandi, makan dan sebagainya. Kemampuan belajar anak tunagrahita, terutama yang bersifat abstrak seperti belajar berhitung, menulis dan membaca, juga terbatas. Anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang usianya lebih muda, sangat bergantung pada orang tuanya, tidak mampu memikul beban tanggung jawab sosial dengan bijaksana, sehingga harus selalu dibimbing dan diawasi.

Selain itu, anak tunagrahita kurang mampu memperhitungkan segala sesuatu, membedakan yang baik dan yang buruk serta membedakan yang benar dan yang salah. Hal ini dikarenakan kemampuannya yang terbatas sehingga anak tunagrahita tidak dapat membayangkan terlebih dahulu akibat dari suatu tindakan.

Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Diagnosa merupakan suatu keputusan (penetapan) mengenai hasil penanganan data, tentunya keputusan tersebut diambil setelah menganalisis data yang diolah. Kedua, tesis yang ditulis oleh Seventina Yustina Giawa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam tesisnya yang berjudul “Strategi Pembelajaran Slow Leaners di Sekolah Dasar Inklusif SDN Suka Menolong Yogyakarta.51 Tesis ini membahas tentang strategi yang diterapkan oleh Guru SDN Suka Menolong Yogyakarta dalam memberikan pembelajaran kepada anak lamban belajar di sekolah inklusif SDN Suka Menolong Yogyakarta Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Niki Asmorowati dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam tesisnya yang berjudul “Bimbingan Kemandirian Anak Tunagrahita di SLBE Prayuwana Yogyakarta.

Vierdens, 'n tesis geskryf deur Febriana Nur Umami van die Fakulteit Opvoedkunde, Yogyakarta State University in haar tesis getiteld "Problems in the Management of Inclusive Education at Piyaman Iii Public Elementary School, Wonosari District, Gunungkidul Regency". 51Senventina Yustina Giawa, "Studying Service Model for Children with Special Needs at SDIT Hidayatullah Yogyakarta", Yogyakarta: Voorgraadse Tesis, Teaching and Education Faculty, Sanata Dharma University, 2017. 52Niki Asmorowati, "Independence Guidance for Children atBEogyad" Practical Disabled Proefskrif, ( Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016).

53 Febriana Nur Umami, “Masalah Manajemen Pendidikan Inklusif di SD Negeri Piyaman III Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul”, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016). Penelitian ini menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian serupa yang bertajuk “Pembelajaran Inklusif pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu”.

Kerangka Berfikir

Pendidikan inklusif merupakan konsep pendidikan yang mewakili seluruh aspek yang berkaitan dengan keterbukaan dalam menerima ABK untuk memperoleh hak-hak dasar sipil. Pada titik ini, konsep pendidikan inklusif nampaknya sejalan dengan filosofi pendidikan nasional Indonesia, yang tidak membatasi akses siswa terhadap pendidikan hanya karena perbedaan kondisi awal dan latar belakang. Harus diakui, munculnya pendidikan inklusif integratif justru memicu ketidakpuasan terhadap segregasi dan sistem pendidikan khusus, yang sebelumnya mengiringi jalan anak-anak penyandang disabilitas dan disabilitas dalam memperoleh layanan pendidikan sesuai tingkat kemampuan dan kebutuhannya.

Fakta menunjukkan bahwa pendidikan inklusif terpadu tidak lepas dari ironi yang menusuk hati nurani para penyandang disabilitas yang semakin terpinggirkan dalam dunia pendidikan formal. Bahkan kemampuan memperoleh pendidikan semakin sulit dicapai karena kebijakan pemerintah yang tidak mendukung fasilitas yang disebut dengan keterampilan berbeda.

METODE PENELITIAN

  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

67 Wawancara Ibu Wiwit Dwi Seplin selaku guru kelas IV SDIT Al Aufa Kota Bengkulu pada tanggal 13 Oktober 2020. Dalam proses pembelajaran inklusif yang dilakukan kelas penuh, ABK ditempatkan bersama dengan anak reguler lainnya, oleh guru kelas yang berada dibantu oleh GPK. Berbeda dengan proses pengajaran matematika ini, proses pengajaran matematika dilaksanakan di kelas inklusif oleh guru kelas dan GPK.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu, sebelum proses pengajaran dimulai dan berkembang, guru kelas menyusun RPP. Sebaliknya GPK belum menyiapkan RPP sebelum proses pembelajaran karena sudah disiapkan oleh wali kelas. Namun GPK tidak menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai karena sudah dijelaskan oleh wali kelas.

Lebih lanjut berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa guru kelas dan GPK menggunakan pendekatan individual dalam mengelola pembelajaran matematika di kelas inklusi. Proses pembelajaran inklusif di kelas IV A mata pelajaran matematika dilaksanakan di kelas inklusif, oleh guru kelas dibantu oleh GPK.

Tabel 4.1 Data Siswa Sdit Al Aufa T.P 2020/2021  No.  Kelas  Laki-laki  Perempuan  Jumlah Siswa
Tabel 4.1 Data Siswa Sdit Al Aufa T.P 2020/2021 No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru kelas tentang kegiatan pembelajaran. Di bawah ini adalah kutipan wawancaranya. Namun indikator ABK tidak dicantumkan dalam RPP, melainkan guru kelas menuliskannya di buku catatannya. Setelah itu guru kelas menyampaikan materi yang telah disiapkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, guru kelas menjelaskan materi tentang bentuk-bentuk pecahan.

Setelah guru kelas menjelaskan materi, guru kelas memberikan soal-soal latihan kepada siswa terkait materi yang disampaikan dan siswa diminta untuk mengerjakannya. Metode yang digunakan guru kelas dalam penelitian ini antara lain metode ceramah, kerja mandiri dan pekerjaan rumah (PR). Yang berkaitan dengan kemampuan anak yang diamati selama pembelajaran dibagikan kepada GPK, selanjutnya akan dilakukan diskusi antara wali kelas dengan GPK dari observasi yang dilakukan.” 77.

Penilaian tertulis untuk ABK dilakukan oleh wali kelas, sedangkan pada penilaian anak reguler, wali kelas dan GPK bekerja sama. Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan yang terjadi pada guru kelas adalah faktor anak, seperti perbedaan kemampuan anak reguler dan non reguler.

Pembahasan Hasil Penelitian

Perlu adanya kolaborasi antara guru kelas dan GPK untuk membuat RPP di kelas inklusif. Pada tahap pendahuluan ini guru kelas memberikan soal-soal pengetahuan terkait materi sebelumnya dan materi yang akan dibahas baik untuk anak reguler maupun ABK (cacat mental). Guru memberikan tugas mandiri dan pekerjaan rumah, setelah anak menyimak penyampaian materi yang diberikan oleh wali kelas.

Pemberian tugas dan pekerjaan rumah bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan pemahaman materi yang disampaikan guru kelas kepada anak reguler dan ABK (penyandang disabilitas intelektual). Kemudian ada pengobatan terhadap ABK (cacat mental) yang dilakukan oleh guru kelas dan GPK dengan memberikan motivasi kepada anak yang mengalami gangguan pendengaran. Oleh karena itu guru kelas dan GPK mempunyai solusi pembelajaran dengan selalu menggunakan benda nyata atau nyata untuk membantu menjelaskan dan ketika menjelaskan materi kepada anak tunagrahita tidak cukup hanya sekali tetapi dilakukan berulang-ulang dengan bahasa yang sederhana dan cara yang sederhana. bertahap.

Untuk itu sebagai wali kelas dan GPK harus mempunyai solusi atas kendala yang dialami ABK (penyandang cacat mental), agar tidak ditemukan lagi saat proses pembelajaran. Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran inklusif matematika di kelas IVA adalah anak mampu duduk diam, anak dapat diajak berkomunikasi dengan bahasa sederhana, anak mampu mengikuti petunjuk dan penerimaan guru kelas.

PENUTUP

Saran

Sebagai cara menambah wawasan materi pembelajaran dengan cara sharing kepada sesama guru di sekolah khususnya dalam pembelajaran inklusif dan juga menambah pengetahuan tentang ciri-ciri ABK, misalnya melalui seminar tentang ABK dan informasi dari orang tua anak tentang keseharian anak di rumah. Penambahan ruangan khusus penanganan ABK dan pemberian alokasi dana untuk menambah media pembelajaran khususnya bagi ABK. Masalah pembelajaran anak berkebutuhan khusus pada anak autis kelas II di SD Negeri Inklusi Ketawanggede Malang.

Gambar

Tabel 4.1 Data Siswa Sdit Al Aufa T.P 2020/2021  No.  Kelas  Laki-laki  Perempuan  Jumlah Siswa
Tabel 4.2 Data Siswa Inklusi Sdit Al Aufa Kota Bengkulu  T.P 2020/2021

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru mata pelajaran di SMK Negeri 4 Padang pada tanggal 20 Maret 2015 terungkap bahwa “Adanya kesulitan yang dihadapi oleh