FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLACENTA PREVIA KHUSUSNYA PADA WANITA DI RSUD ABDUL WAHAB SYAHRANI KOTA SAMARINDA. Grand multiple parity merupakan variabel dominan terhadap kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di RSUD AW Syahrani. Hubungan Usia Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa Pada Ibu Melahirkan Di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahrani Samarinda Tahun 2012.
Hubungan Usia Ibu dengan Plasenta Previa pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahrani Samarinda Tahun 2012.
Hubungan Usia Ibu Dengan terjadi Plasenta Previa pada lbu bersalin Di RSUD Abdul Wahab Syahrani Samarinda Tahun 2012
Variabel dominan yang berhubungan dengan terjadinya plasenta previa pada saat ibu melahirkan adalah Paritas Grande Multipara. Sesuai dengan Manuaba dkk (2010) menyatakan bahwa plasenta previa menyebabkan ibu mengalami anemia dari ringan sampai berat dengan Hb <7 gr%, pada plasenta previa posisi plasenta dapat menutupi seluruh atau sebagian leher rahim. Ternyata usia ibu tidak selalu menjadi faktor terjadinya plasenta previa pada masa kehamilan dan persalinan, sehingga dapat disimpulkan bahwa “tidak ada hubungan antara usia ibu saat melahirkan dengan kejadian plasenta previa. Namun usia tidak beresiko, terdapat kemungkinan 1,6 kali lipat terjadinya plasenta previa pada ibu bersalin di RS AW Syahrani”.
Hubungan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahrani Samarinda Tahun 2012.
Hubungan Paritas Ibu Dengan terjadi Plasenta Previa pada lbu bersalin DiRSUD Abdul Wahab Syahrani Samarinda Tahun 2012
Ibu grande multipara sebanyak 8 orang (80%) tidak mengalami plasenta previa, namun terdapat 2 ibu (20%) ibu grande multipara yang mengalami plasenta previa saat melahirkan. Pada ibu dengan anemia berat didapatkan 2 orang ibu menderita plasenta previa, dimana 1 orang ibu multipara dan 1 orang ibu multipara grandiose. Sedangkan pada ibu multipara besar ditemukan 1 (2%) ibu mengalami plasenta previa total dan 1 (2%) ibu mengalami plasenta previa parsial.
Ibu multipara berisiko mengalami plasenta previa saat melahirkan, begitu pula ibu multipara muluk.
Hubungan Endometrium Cacat dengan terjadi Plasenta Previa pada lbu bersalin Di RSUD Abdul Wahab Syahrani Samarinda Tahun 2012
Oleh karena itu dapat disimpulkan “ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian ibu bersalin mengalami plasenta previa antara paritas ibu primipara dan grande multipara dengan paritas ibu multipara yang melahirkan di RSUD AW Syahrani.” Hubungan Defect Endometrium dengan Kejadian Plasenta Previa pada Ibu Melahirkan di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahrani Samarinda Tahun 2012. Senada dengan itu, Prawiroharjo (2005) mengatakan bahwa kejadian plasenta previa tiga kali lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan primigravida.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kerusakan endometrium dengan kejadian ibu melahirkan dengan plasenta previa.
Hesti Prawita Widiastuti 2)
Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara sikap bidan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan kehamilan. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi bidan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan kehamilan. Hasil analisis bivariat antara variabel Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Sikap dan Komunikasi bidan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan kehamilan.
Sesuai dengan penelitian Rambe (2013) yaitu ada hubungan antara komunikasi verbal dan non verbal yang dilakukan bidan dengan tingkat kepuasan pasien, serta penelitian Erabka (2012) yaitu ada hubungan antara komunikasi bidan dengan tingkat kepuasan pasien. sikap. dan komunikasi serta tingkat kepuasan ibu hamil dalam Pelayanan Antenatal.
Farida Nailufar 2)
- Gambaran Umum Poltekkes Kemenkes Kaltim Balikpapan
- Demografi
- Preferensi Konsumen Terhadap Produk Bakso
- Perilaku Mahasiswa Terhadap Produk Bakso
- Hubungan Faktor Demografi dengan Preferensi Mahasiswa
- Keamanan Pangan
Keadaan ini menunjukkan bahwa responden cenderung memilih tekstur produk bakso yang agak kasar dibandingkan tekstur lainnya. Dari hasil penelitian, hanya 8 persen responden yang menyukai produk bakso alot sangat, 65 persen responden menyukai produk bakso alot biasa, dan 27 persen responden menyukai produk bakso yang tidak alot. Sementara hasil uji keamanan pangan produk bakso di sekitar Politeknik Kesehatan Kaltim Balikpapan dinyatakan bebas Escheria Colli.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh peneliti lain mengenai kandungan formalin dan boraks pada produk bakso di sekitar Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur, Balikpapan.
Joko Sapto Pramono 2)
Lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi penyebab penyakit tuberkulosis paru, karena lingkungan tersebut menjadi media berkembang biaknya bakteri khususnya bakteri tuberkulosis. Namun lingkungan rumah yang kurang memenuhi syarat kesehatan dapat diubah melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Mengenai denah rumah sebagian besar responden kasus tidak memenuhi syarat (54,2%), sedangkan responden kelompok kontrol memenuhi syarat (75,0%).
Mengenai faktor kelembaban sebagian besar responden tidak memenuhi syarat (58,3%) dan responden kontrol memenuhi syarat (75,0%). Artinya terdapat hubungan yang bermakna antara jenis dinding rumah dengan kejadian tuberkulosis paru. OR (Odds Ratio) yang diperoleh sebesar 7.000 yang berarti responden yang mempunyai rumah dengan tipe dinding yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko terkena tuberkulosis paru sebesar 7.000. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara jenis lantai dengan kejadian tuberkulosis paru, nilai OR (Odds Ratio) sebesar 4,491 yang berarti responden yang memiliki rumah dengan tipe lantai kurang lancar berisiko menderita. tuberkulosis paru 4,491 kali lipat dibandingkan itu.
Artinya ada hubungan yang signifikan antara pencahayaan dengan kejadian tuberkulosis paru, nilai OR (odds rasio) sebesar 4,200 yang berarti responden yang memiliki rumah dengan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko tertular tuberkulosis paru. dari 4.200. kali lipat dibandingkan responden yang memiliki rumah dengan pencahayaan yang memenuhi syarat. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban dengan kejadian tuberkulosis paru.Nilai OR (odds rasio) sebesar 4,200 yang berarti responden yang mempunyai rumah dengan kelembaban yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko tertular tuberkulosis paru. . penyakit 4.200 kali lipat dibandingkan responden yang memiliki rumah dengan kelembapan yang memenuhi syarat. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara suhu dengan kejadian tuberkulosis paru, OR (odds rasio) sebesar 4,048 yang berarti responden yang memiliki rumah dengan suhu tidak memenuhi syarat mempunyai risiko tertular tuberkulosis paru. . 4,048 kali dibandingkan responden yang mempunyai rumah dengan suhu yang memenuhi syarat.
Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara ventilasi dengan kejadian TBC paru, nilai OR (Odds Ratio) sebesar 4.000 yang berarti responden yang mempunyai rumah dengan luas ventilasi kurang mempunyai risiko 4.000 kali lipat menderita penyakit TBC paru. kepada responden yang mempunyai rumah dengan luas ventilasi yang memadai. Suhu udara yang memenuhi syarat pada penelitian ini adalah 180C – 300C dan tidak memenuhi syarat apabila suhu udara dalam rumah < 180C dan > 300C.
Lamri 2)
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu kualitas hidup lansia, variabel bebas yaitu aktivitas kader dan dukungan keluarga. Berdasarkan data penelitian ternyata terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia (Pvalue = 0,000 < nilai α = 0,05). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu kualitas hidup pasien PJK, variabel bebasnya adalah efikasi diri. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari Self-Efficacy, dan Quality of Life sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien PJK di RSUD Dr.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu status gizi remaja, variabel bebas adalah kebiasaan sarapan pagi. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan perilaku berciuman dengan penyalahgunaan narkoba dan hubungan seksual pranikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas senam diabetes melitus dalam menurunkan kadar kolesterol pada pasien diabetes tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Juanda Samarinda.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bahasa anak prasekolah di kota Samarinda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bahasa anak prasekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif dan menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bahasa pada anak prasekolah.
Bagi Puskesmas Mangkupalas, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi mengenai sejauh mana pemberian ASI eksklusif, serta untuk mengetahui kondisi perkembangan bahasa dan mengatasi terjadinya gangguan perkembangan bahasa pada anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas Mangkupalas. Puskesmas Mangkupalas Kota Samarinda.
Nilam Noorma 2) Rizky Setiadi 3)
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efikasi pemberian profilaksis ceftriaxone selama 1 hari versus 3 hari pada pasien BPH yang menjalani TURP. Tidak terdapat perbedaan bermakna suhu tubuh, frekuensi pernafasan dan denyut nadi saat diberikan profilaksis ceftriaxone pada pasien TURP BPH selama 1 hari berbanding 3 hari. Statistik deskriptif dan uji perbandingan sebelum dan sesudah efikasi profilaksis Ceftriaxone pada pasien TURP terhadap leukosit darah.
Pada uji perbandingan Wilcoxon suhu tubuh sebelum dan sesudah pemberian antibiotik profilaksis ceftriaxone pada pasien TURP BPH selama 1 hari terbukti p. Pada uji perbandingan Independent T-Test pada pemberian antibiotik profilaksis ceftriaxone pada pasien TURP BPH selama 1 hari berbanding 3 hari pada hitung leukosit darah didapatkan p = 0,01543. Pada uji perbandingan Independent T-Test pemberian antibiotik profilaksis ceftriaxone pada pasien TURP BPH selama 1 hari versus 3 hari denyut nadi diperoleh p.
Secara statistik, tidak terdapat perbedaan bermakna membandingkan denyut nadi efektivitas profilaksis seftriakson pada pasien BPH TURP sebelum dan sesudah pemberian 1 hari dibandingkan sebelum dan sesudah pemberian 3 hari. Secara statistik ditemukan perbedaan yang signifikan pada perbandingan jumlah leukosit darah terhadap efektivitas profilaksis ceftriaxone pada pasien TURP BPH selama 1 hari berbanding 3 hari. Secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna suhu tubuh terhadap efektivitas profilaksis ceftriaxone pada pasien TURP BPH yang diberikan selama 1 hari berbanding 3 hari.
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada laju pernapasan dan denyut nadi pada efikasi profilaksis seftriakson pada pasien BPH TURP yang menerima 1 hari versus 3 hari. Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik yang ditemukan pada suhu tubuh, laju pernapasan, dan detak jantung ketika membandingkan kemanjuran profilaksis seftriakson pada pasien TURP BPH yang menerima 1 hari versus 3 hari.
PENDAHULUAN
Azhari 2) Esti Ana 3)
Varises pada tungkai bawah merupakan masalah kesehatan kerja baik di negara maju maupun berkembang. Varises adalah rusaknya fungsi katup pembuluh darah vena akibat peregangan berlebihan akibat peningkatan tekanan vena dalam jangka waktu lama yang ditandai dengan pembengkakan pembuluh darah vena besar yang terlihat di bawah kulit seluruh tungkai, terutama di bagian bawah. kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan sepatu hak tinggi dan berdiri dalam waktu lama dengan kejadian varises pada tungkai bawah pada sales Promotion Girls di Mall Plaza Mulia Bagian Matahari Tahun 2015 yang terdiri dari variabel sepatu hak tinggi dan berdiri. untuk waktu yang lama. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan sepatu hak tinggi dan berdiri dalam waktu lama dengan kejadian varises pada tungkai bawah pada sales Promotion Girls dengan nilai yang sesuai. ρ = 0,003, ρ = 0,007 pada Mall Plaza Mulia bagian Matahari pada tahun 2015.
Varises pada ekstremitas bawah (VVTB) merupakan kelainan pembuluh darah yang merupakan salah satu manifestasi kulit dari insufisiensi vena kronis pada ekstremitas bawah. Varises pada tungkai bawah merupakan penyakit yang diketahui berhubungan dengan kebiasaan seseorang yang lebih banyak hidup dalam posisi berdiri. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di pusat perbelanjaan Lembuswana Matahari, dari 30 sampel yang diambil, terdapat 7 orang yang menderita varises di tungkai bawah, dari 30 sampel tersebut, 20 orang mengenakan sepatu hak tinggi dan berdiri. lama sekali, hal ini menunjukkan adanya fenomena, begitu juga dari hasil wawancara di Banyak gadis promosi yang mengeluhkan nyeri pada kaki saat memakai sepatu hak tinggi dan berdiri dalam waktu lama.Menurut penelitian Yurnila Ningsih Achmad pada tahun 2009, ada korelasinya. antara penggunaan sepatu hak tinggi dengan potensi terjadinya varises pada tungkai bawah, sedangkan menurut Carina Adriana pada tahun 2012 terdapat hubungan antara berdiri dalam waktu lama dengan terjadinya varises pada tungkai bawah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan sepatu hak tinggi dan berdiri dalam waktu lama dengan terjadinya varises pada tungkai bawah pada gadis promosi di Mall Plaza Mulia bagian Matahari. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan sepatu hak tinggi dan berdiri dalam waktu lama dengan terjadinya varises pada tungkai bawah pada gadis promosi di Mall Plaza Mulia seksi Matahari tahun 2015. Variabel terikatnya adalah terjadinya varises tungkai bawah pada tungkai dan variabel bebasnya adalah penggunaan sepatu hak tinggi dan berdiri dalam waktu lama.
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran kejadian varises ekstremitas bawah di Mall Plaza Mulia Bagian Matahari Tahun 2015 yaitu mendeskripsikan identitas responden dan masing-masing variabel terikat dan variabel bebas dalam penelitian dengan menggunakan frekuensi. distribusi. meja. Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Chi Square untuk melihat dan menganalisis hubungan antara penggunaan sepatu hak tinggi dan berdiri dalam waktu lama dengan kejadian varises pada tungkai bawah.