• Tidak ada hasil yang ditemukan

prosiding wnpg xi bidang 3

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "prosiding wnpg xi bidang 3"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

Dalam hal ini, fokus pembahasan pada jilid ini adalah “Peningkatan jaminan keamanan dan mutu pangan”. Dalam hal ini, fokus pembahasan pada jilid ini adalah “Peningkatan jaminan keamanan dan mutu pangan”.

PEMBELAJARAN PENCEGAHAN STUNTING OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN INDUSTRI PANGAN 124

Endang S Rahayu – Universitas Gadjah Mada 83 TINGKAT PAPARAN KONTAMINASI KIMIA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN DAN PERTUMBUHAN MANUSIA, TERUTAMA PERTUMBUHAN ANAK (Stunting) SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA. Nuri Andarwulan – Institut Pertanian Bogor 100 IMPLEMENTASI PRAKTIK BAIK DALAM RANTAI PANGAN SEBAGAI UPAYA MENCEGAH DAN MENGATASI STUNTING DI INDONESIA.

BAB 1

  • Aspek Kebijakan dan Regulasi
  • Aspek Program, Monitoring, dan Evaluasi
  • Aspek Kelembagaan dan Koordinasi
  • Aspek Pemberdayaan Masyarakat
  • Aspek Riset

Penyusunan peta jalan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keamanan dan mutu pangan; Kajian isu keamanan dan mutu pangan serta perdagangan global di era digital terkait SDGs;

BAB 2

Keamanan dan mutu pangan di rumah tangga sangat dipengaruhi oleh rantai pasok pangan (dari lahan pertanian hingga ke meja makan). Rekomendasi-rekomendasi ini dikelompokkan ke dalam lima program utama; yaitu (i) Penguatan Sistem dan Kelembagaan Keamanan dan Mutu Pangan (NFCS) Nasional, (ii) Penguatan Penelitian dan Pengembangan (R&D) serta Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Keamanan dan Mutu Pangan, (iii) Penguatan Pembangunan Peraturan (Standar, Pedoman, Praktik dan Peraturan yang Baik) Keamanan dan mutu pangan (iv) Penguatan pembinaan dan pengawasan keamanan dan mutu pangan, dan (v) Penguatan komunikasi, informasi, pendidikan dan advokasi (KIEA) keamanan dan kualitas.

Gambar 1.  Peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan akan bermuara pada peningkatan  daya saing bangsa (Hariyadi, P
Gambar 1. Peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan akan bermuara pada peningkatan daya saing bangsa (Hariyadi, P

BAB 3

PROGRAM STRATEGIS PENJAMINAN KEAMANAN DAN MUTU PANGAN DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA

KONDISI KEAMANAN DAN MUTU PANGAN

BKP dalam melaksanakan fungsi pemantauan keamanan pangan produk pertanian segar melalui 2 (dua) pola pengawasan yaitu 1) Surveilans pra pasar dan 2) Surveilans pasca pasar. Dengan kata lain, kondisi keamanan dan mutu pangan segar untuk tujuan ekspor biasanya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

STRATEGI DAN KEGIATAN DALAM PENINGKATAN PENJAMINAN KEAMANAN DAN MUTU PANGAN

Berdasarkan hasil pengujian aflatoksin B1 dan aflatoksin total pada jagung asal Gorontalo ditemukan 35,56% sampel pecah jagung di tingkat komersial mengandung AFB1 di atas standar dengan rata-rata 70,23 ppb. Mendidik dan mempromosikan keamanan dan kualitas pangan kepada produsen dan konsumen sambil menekankan budaya dan sumber daya lokal.

CAPAIAN

Meningkatkan kompetensi petugas pengawasan dan pengambilan sampel keamanan pangan bagi pejabat pusat dan daerah.

KENDALA DAN TANTANGAN

STRATEGI KE DEPAN

  • PENDAHULUAN Latar Belakang
  • PELAKSANAAN
    • Regulasi terkait Keamanan dan Mutu Ikan dan Produk Perikanan
    • Sarana dan Prasarana Keamanan dan Mutu Ikan dan Produk Perikanan
    • Sistem Jaminan Keamanan dan Mutu Ikan dan Produk Perikanan
    • Program Pembinaan dan pengawasan Keamanan dan Mutu Ikan dan Produk Perikanan
    • Sertifikasi Keamanan dan Mutu Ikan dan Produk Perikanan
    • Sertifikat Kelayakan Pengolahan
  • PENUTUP
  • PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
  • KEBIJAKAN REGULASI PANGAN
  • ISU STRATEGIS DAN KEBIJAKAN PROGRAM PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
  • POTRET PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA
  • PENDAHULUAN
  • PERUMUSAN DAN PENERAPAN SNI
  • KONDISI PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN
  • PEMBINAAN PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN
  • KESIMPULAN DAN TATANGAN KE DEPAN
    • Latar Belakang Pembentukan JLPPI
    • Penyiapan Laboratorium Rujukan Pengujian Residu Pestisida
    • Capaian
    • Kendala dan tantangan
    • Strategi ke depan
    • Kondisi pasar rakyat sebelum penerapan SNI Pasar Rakyat
    • Kegiatan yang dilakukan

Implementasi keamanan dan mutu ikan dan produk perikanan bagi pelaku sektor perikanan dari hulu hingga hilir (penangkapan ikan, budidaya ikan, penanganan, pengolahan dan distribusi) berjalan dengan baik. Meningkatkan jaminan keamanan dan mutu pangan melalui tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.

Tabel 1. Sebaran Chest Freezer Tahun 2017
Tabel 1. Sebaran Chest Freezer Tahun 2017

HUBUNGAN KEAMANAN DAN MUTU PANGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING

Data spesifik yang tersedia saat ini untuk Indonesia berasal dari Ambarwati et al., (2011) untuk paparan aflatoksin pada kacang tanah dan Mahdy et al., (2013) pada jagung. Khlangwiset et al., (2011) menyatakan bahwa dari hasil review beberapa publikasi, terlihat bahwa bayi yang berbadan pendek (di Iran dan Afrika) berkorelasi positif dengan ibu yang darahnya terkontaminasi aflatoksin. Mahdy et al., (2013) melaporkan bahwa kontaminasi aflatoksin B1 pada sekelan di wilayah Temanggung mempunyai konsentrasi aflatoksin yang sangat rendah dibawah LOD (batas deteksi) seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya.

Bahaya bawaan pangan dikelompokkan menjadi: (1) mikroorganisme penyebab penyakit diare, (2) mikroorganisme penyebab penyakit menular invasif, (3) cacing, (4) racun alami, dan (5) bahan kimia dalam makanan (WHO, 2015; Beddington et. al., 2016). Prevalensi EED tinggi pada anak-anak yang hidup dalam kondisi tidak sehat (Owino et al., 2016). Mekanisme aflatoksin dalam menyebabkan retardasi pertumbuhan disebabkan oleh disfungsi enterik (EED) dan penghambatan insulin-like growth factor 1 (IGF-1) (Smith et al. 2015).

AFM1, produk hidroksilasi AFB1, terdeteksi dalam ASI setelah 12-2 jam konsumsi makanan yang mengandung AFB1 (Gong et al. 2016).

Gambar 1: Molekul aflatoksin
Gambar 1: Molekul aflatoksin

PEMBELAJARAN PENCEGAHAN STUNTING OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN INDUSTRI PANGAN

  • STRATEGI
  • PROGRAM DAN KEGIATAN
    • SEKSI PENGEMBANGAN DAN KETERSEDIAAN PANGAN a. Dana Tugas Pembantuan
    • SEKSI DITRIBUSI
    • SEKSI PENGANEKARAGAMAN DAN KONSUMSI PANGAN a. Dana Tugas Pembantuan
    • KEGIATAN RUTIN
  • CAPAIAN

Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan gizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah kepada individu secara merata di seluruh wilayah negara kesatuan. . Negara Kesatuan Republik Indonesia yang senantiasa memanfaatkan sumber daya alam. , institusi dan budaya lokal. Pemerintah mengeluarkan kebijakan percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal dalam rangka mewujudkan diversifikasi konsumsi pangan sebagai landasan penguatan ketahanan pangan guna menjaga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). SDA), diperlukan beberapa upaya yang sistematis dan terpadu. Selama ini diversifikasi konsumsi pangan belum mencapai kondisi optimal yang ditandai dengan skor Pola Makan yang Diharapkan (PPH) yang belum sesuai harapan, dan belum optimalnya peran pangan lokal dalam mendukung diversifikasi konsumsi pangan.

Analisis Pola Pangan yang Diharapkan (PPH) merupakan analisis konsumsi pangan masyarakat melalui pendekatan Pola Pangan yang Diharapkan (PPH). Subsistem Konsumsi Pangan difokuskan pada gerakan percepatan diversifikasi konsumsi pangan yang dilakukan melalui Percepatan Diversifikasi Konsumsi Pangan ( Kegiatan P2KP) dengan upaya sosialisasi P2KP kepada masyarakat, pemberdayaan kelompok perempuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan terpadu, mengembangkan pengolahan dan pengembangan pangan lokal.

PENUTUP

Balita stunting dan stunting berat adalah balita yang mempunyai panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut usianya dibandingkan dengan standar WHO-MGRS (Multicentre Growth Referrence Study) tahun 2006. Upaya peningkatan status gizi masyarakat, termasuk menurunkan prevalensi stunting sampai dengan usia lima tahun, merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional yang tercantum dalam tujuan utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2011. Anak pendek (stunting) dapat diketahui jika telah diukur panjang badannya atau tinggi badan balita, kemudian dibandingkan dengan standar dan hasilnya di bawah normal.

Balita pendek yang terjadi di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh rumah tangga/keluarga miskin dan tidak mampu saja, karena retardasi pertumbuhan juga dialami oleh rumah tangga/keluarga yang tidak miskin/di atas 40% tingkat kekayaan sosial dan ekonomi. Upaya intervensi gizi khusus menyasar kelompok 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bulan, karena penanggulangan paling efektif pada balita kecil dilakukan pada 1.000 HPK.

KERANGKA PENANGANAN STUNTING

Kerangka pertama adalah Intervensi Gizi Spesifik

  • Program terkait Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil, yang dilakukan melalui beberapa program/kegiatan berikut
  • Usia sekolah3.Bayi & Balita
  • Ibu hamil
  • Lansia

Kerangka kerja ini merupakan intervensi yang ditujukan pada anak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan berkontribusi terhadap penurunan stunting sebesar 30%. Intervensi program gizi khusus dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) melalui Gerakan Kegiatan 1.000 Hari Pertama (HPK). Intervensi tersebut meliputi kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis, mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat, mengatasi kekurangan yodium, mengatasi cacingan pada ibu hamil dan melindungi ibu hamil dari penyakit malaria.

Ibu hamil perlu mendapatkan nutrisi yang baik, jadi apabila ibu hamil sangat lemah atau mengalami kekurangan tenaga kronik (CED), maka perlu memberi makanan tambahan kepada ibu hamil. b) Program Mengatasi Kekurangan Zat Besi dan Asid Folik, setiap wanita hamil diberikan satu tablet tambahan darah (TTD), minimum 90 tablet semasa hamil, diberikan dengan kaunseling tentang kebaikan TTD.

Intervensi Gizi Spesifik, dampak : 20-30 %

Program yang menyasar Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 bulan termasuk diantaranya

Saat bayi lahir, persalinan dilakukan oleh bidan atau dokter terlatih, dan saat bayi lahir dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Tumbuh kembang akan dipantau dengan menulis di buku kehamilan, buku kehamilan ini akan terus memantau tumbuh kembang si kecil, serta catatan vaksinasi dan lainnya.Buku ini akan berguna hingga anak berusia 5 tahun dan bahkan memasuki masa remaja. e) penanganan bayi sakit yang benar. Kami akan menangani bayi sakit dengan penanganan terpadu pada balita sakit dan penanganan bayi kecil secara holistik.

Program Intervensi yang ditujukan dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan

Permasalahan yang dihadapi terkait gangguan pertumbuhan segera dikonsultasikan di tingkat puskesmas untuk ditangani secara komprehensif oleh berbagai layanan, layanan dokter, petugas gizi bahkan petugas kesehatan lingkungan yang berpartisipasi di dalamnya. Meskipun remaja putri tidak disebutkan secara eksplisit dalam 1.000 HPK, namun status gizi remaja putri atau pranikah merupakan kontributor utama terhadap kesehatan dan keselamatan kehamilan dan persalinan ketika remaja putri menjadi ibu. Pelatihan bagi kader remaja hendaknya diberikan dalam konteks kegiatan yang diselenggarakan di Posyandu remaja. Dalam pelatihan dan rapat koordinasi generasi muda, akan diberikan berbagai materi antara lain perilaku hidup bersih dan sehat, reproduksi sehat, dan gizi sehat.

Upaya pencegahan gizi buruk, kebijakan makan bersama pada saat libur sekolah sangat diperlukan agar asupan gizi yang dikonsumsi remaja dapat dipersiapkan sesuai kebutuhan. Untuk mengubah perilaku remaja menuju hidup sehat diperlukan upaya dan motivasi secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Kerangka Kedua Intervensi Gizi Sensitif

  • Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan (Garam, Terigu, dan Minyak Goreng), umumnya dilakukan oleh Kementerian Pertanian
  • Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) melalui dua program
  • TP-PKK
  • Kemenag

Program Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi (Kespro) oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Memberikan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas (penyandang disabilitas) dan kelompok marginal termasuk remaja. Mengembangkan standar kualitas layanan di semua tingkat layanan, termasuk mekanisme rujukan layanan kesehatan seksual dan reproduksi.

Mengembangkan program untuk mengatasi kesehatan seksual dan reproduksi dalam situasi bencana, konflik dan keadaan darurat lainnya. Pemberian pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada remaja berupa layanan kesehatan reproduksi remaja yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pelayanan Kesehatan Anak Remaja (PKPR), termasuk memberikan layanan konseling dan meningkatkan kemampuan remaja dalam menerapkan pendidikan dan keterampilan hidup sehat (PKHS).

SITUASI GIZI DI KLATEN

Pembuatan video dokumenter tentang proses IMD, ASI Eksklusif - Lealet, poster, stiker angkutan umum dan mobil dinas. 5. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi konsultan laktasi, pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) dan PMBA dalam situasi darurat. Mengawasi pelaksanaan ASI Eksklusif dan PMBA di Kabupaten Klaten - Mengoptimalkan konsultan laktasi dan PMBA di masyarakat.

Juwita 1000 Kekayaan : Juwiring merespon 1000 hari pertama kehidupan - Goa cantik : pemeriksaan gigi terus sampai hamil - Agama (remaja peduli gizi): mencegah anemia remaja. Pemberian obat cacing pada ibu hamil yang terdiagnosis kecacingan melalui pemeriksaan feses dan pemberian obat cacing pada balita dan anak sekolah secara serentak pada bulan Februari dan Agustus disertai pemberian vitamin A.

MASALAH GIZI BALITA DI KLATEN (PSG)

Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Balita yang Turun BB nya

PROSENTASE BGS MENURUT PUSKESMAS

Cakupan ASI Ekslusif

RUMAH TANGGA MENGKONSUMSI GARAM BERIODIUM

Balita 6-59 bulan dapat Vit. A

Pemberian Vitamin A

Memperkuat kolaborasi lintas sektor dan lintas program untuk mencegah dan mengatasi stunting di Kabupaten Klaten.

IBU HAMIL DAPAT FE90

INTERVENSI YANG TELAH TERBUKTI

  • PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah
  • PENGERTIAN PANGAN DAN KEAMANAN PANGAN
  • KEADAAN KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DI PROVINSI LAMPUNG
  • ISSUE STRATEGIS KEAMANAN PANGAN DAN RENCANA STRATEGIS PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR
  • PENUTUP
  • KEADAAN KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DI PROVINSI LAMPUNG
  • ISSUE STRATEGIS KEAMANAN PANGAN DAN RENCANA STRATEGIS PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR

Sehubungan dengan hal tersebut, berikut upaya penjaminan keamanan dan mutu produk pertanian segar di Provinsi Lampung yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung. ISU STRATEGIS KEAMANAN PANGAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR RENCANA STRATEGIS PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR. Kinerja Hasil Rapid Test Formaldehida dan Residu Pestisida Pangan Segar di Provinsi Lampung Tahun s/d Agustus 2018).

Data kinerja hasil rapid test formalin pada pangan segar pada Tabel 2), menunjukkan persentase yang bervariasi. Kinerja Hasil Rapid Test Residu Pestisida pada Pangan Segar di Provinsi Lampung Tahun s/d Agustus 2018).

Tabel 1.  Keragaan Hasil Uji Cepat Formalin dan Residu Pestisida Pangan Segar Provinsi  Lampung Tahun 2015 - 2018 (Sampai Bulan Agustus 2018)
Tabel 1. Keragaan Hasil Uji Cepat Formalin dan Residu Pestisida Pangan Segar Provinsi Lampung Tahun 2015 - 2018 (Sampai Bulan Agustus 2018)

RENCANA STRATEGIS PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR

KEBIJAKAN PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR A. Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan Segar

Pemeriksaan dilakukan secara berkala dan pada hari besar keagamaan nasional oleh kantor instansi yang menangani pangan (pangan segar, pangan kemasan, pangan olahan tertentu, dan pangan siap saji). Sidak bersama oleh Tim Jaringan Keamanan Pangan Terpadu yang dilakukan jelang hari raya keagamaan nasional. Jaminan keamanan produk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Registrasi Pangan Segar Asal Nabati.

RENCANA TINDAK LANJUT PENGAWASAN

Hal ini harus didukung dan dilaksanakan melalui peran aktif semua pihak, termasuk Industri Pangan. Peran utama industri pangan adalah menyediakan pilihan pangan yang aman dan bergizi, sesuai dengan kebutuhan gizinya. Berinvestasi di bidang pertanian, pangan dan nutrisi untuk menghasilkan pangan yang terjangkau, tersedia dan aspiratif juga merupakan salah satu peran industri pangan.

Komitmen industri pangan untuk menjamin keamanan dan mutu pangan dilaksanakan dengan mengikuti standar dan peraturan Indonesia dan internasional (CODEX). Sehingga industri makanan yang menggunakan bahan baku dalam negeri sulit mencapai standar tersebut.

Galeri

Bidang 3 8 Maret 2018, Jakarta

Bidang 3 5 April 2018, Klaten

WNPG XI B

5 April 2018, Klaten

WNPG XI Bidang 3

Bidang 3 14 Mei 2018, Lampung

DAFTAR NAMA PESERTA PRA-WNPG XI DAN WNPG XI

Gambar

Gambar 1.  Peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan akan bermuara pada peningkatan  daya saing bangsa (Hariyadi, P
Gambar 2. Kerangka konseptual yang merangkum konteks dan penyebab stunting (WHO) 4 11
Gambar 3.  Keamanan dan Mutu Pangan di rumah tangga sangat dipangaruhi oleh rantai pasok pangan  (from farm to table)
Gambar 4. Kerangka konseptual sistem pangan untuk penjaminan pola makan (diet) dan perbaikan  gizi (HLPE, 2017)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Background Statistics New Zealand wants more use made of exist- ing datasets collected at considerable expense increasing demand for more complex analysis to sup- port policy