• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Industri dan Organisasi

N/A
N/A
Kepegawaian Keuda

Academic year: 2023

Membagikan "Psikologi Industri dan Organisasi"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Psikologi Industri dan Organisasi ini dapat terselesaikan. Buku psikologi industri dan organisasi ini mengkaji perilaku manusia dalam konteks tempat kerja, dimana manusia berperan sebagai pekerja, baik secara individu maupun kelompok.

Pengertian Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi industri dan organisasi terapan berarti mempelajari perilaku manusia dalam konteks industri atau organisasi atau bisnis. Perilaku manusia adalah segala perilaku yang dilakukan oleh manusia, baik langsung maupun tidak langsung.

Sejarah Psikologi Industri dan Organisasi

Hingga Perang Dunia II, psikologi industri dan organisasi merupakan salah satu cabang psikologi yang menerapkan ilmu psikologi. Kegiatan utama psikologi industri saat itu (belum ada tambahan psikologi organisasi) adalah penerapan metode, fakta dan prinsip dari psikologi kepada orang-orang sebagai pekerja (Marliani, 2015).

Hubungan Psikologi Industri dan Organisasi dengan

Selain itu, psikologi industri dan organisasi berkontribusi terhadap perilaku organisasi dan manajemen sumber daya manusia. Sulit untuk membedakan antara psikologi industri dan organisasi serta manajemen sumber daya manusia (SDM).

Perkembangan Psikologi Industri dan Organisasi di

Pengambilan keputusan melibatkan identifikasi dan pemilihan solusi alternatif yang mengarah pada kepentingan yang diinginkan (Kreitner dan Kinicki, 2014). Untuk mendapatkan persetujuan dari calon peserta, psikolog dan/atau ilmuwan psikologi menjelaskan proses penelitian.

Tabel 3.1 Perbandingan Peringkat Nilai  EXECUTIVES  UNION MEMBERS  ACTIVISTS  Terminal  Instrumental  Terminal  Instrumental  Terminal  Instrumental
Tabel 3.1 Perbandingan Peringkat Nilai EXECUTIVES UNION MEMBERS ACTIVISTS Terminal Instrumental Terminal Instrumental Terminal Instrumental

Penitian Relevan

MOTIVASI KERJA

Teori-Teori Motivasi

Faktor tambahan dalam teori ini adalah kekuatan preferensi individu terhadap hasil yang diharapkan (Rivai dan Sagala, 2011). Saya. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Kerja dan Motivasi” mengemukakan teori yang disebutnya “Teori Harapan”.

Pendekatan Motivasi

Oleh karena itu, manajer harus memotivasi karyawannya dengan menjalin kontak sosial dengan mereka sehingga mereka merasa diperhatikan dan dihargai. Pendekatan ini berbeda dengan dua pendekatan sebelumnya yang berpendapat bahwa untuk memotivasi karyawan agar berprestasi, pertama-tama perlu diberikan penghargaan dan menjalin kontak sosial dengan mereka.

Penelitian Relevan

Tiga prediktor seperti kebutuhan individu, preferensi pribadi, dan lingkungan kerja ditemukan memiliki korelasi sedang hingga kuat dengan variabel dependen yaitu prestasi kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan individu, preferensi pribadi dan lingkungan kerja berhubungan positif dan signifikan terhadap prestasi kerja.

PERBEDAAN INDIVIDU DALAM ORGANISASI

  • Kepribadian
  • Kemampuan
  • Nilai
  • Penelitian Relevan

Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi menjelaskan sifat penelitian, beserta risiko, kewajiban, dan keterbatasannya. Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi memperhatikan peraturan negara dan standar profesional ketika menggunakan hewan sebagai subjek penelitian.

SIKAP KERJA

Komponen Sikap

Orang-orang yang memiliki sikap yang sama terhadap hal yang sama dapat lebih mudah disatukan ke dalam kelompok dibandingkan orang-orang yang sikapnya berbeda. Sebelum berangkat, orang tuanya berpesan agar ia berhati-hati dalam memilih teman karena ada orang luar pulau yang suka bersikap kasar dan berbuat seenaknya.

Macam–Macam Sikap Kerja

Model pengambilan keputusan menurut Chung dan Megginson (1981; Usman, 2013) mengusulkan cara pengambilan keputusan oleh pemimpin dengan mengajukan enam pertanyaan berikut: (1) Apakah tugas kelompok terstruktur. Model pengambilan keputusan berbasis manfaat mempunyai 6 gagasan dasar, yaitu: (1) kualitas keputusan, (2) kreativitas keputusan, (3) penerimaan keputusan, (4) pemahaman keputusan, (5) pertimbangan keputusan, dan (6) pengambilan keputusan. ketepatan. .

Gambar 6.1  Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja  Sumber: Robbins dan Judge (2011)
Gambar 6.1 Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja Sumber: Robbins dan Judge (2011)

MANAJEMEN STRES KERJA

Dimensi Stress Kerja

Penyebab Stres Kerja

Individu yang mempunyai kebolehan daya tindak yang tinggi cenderung mempunyai lebih kawalan ke atas keadaan, situasi, atau peristiwa yang tertekan berbanding individu yang mempunyai keupayaan daya tindak yang rendah (Beer dan Newman, 1978; Wijono, 2015). Dia akan dapat menilai dengan lebih baik kejayaannya sendiri dalam menghadapi situasi yang tertekan berbanding dengan orang yang berkebolehan rendah.

Dampak Stres Kerja

Seseorang yang banyak mengalami stres berimplikasi pada faktor penyebab terjadinya penyakit jantung, stroke, kanker, gangguan pernafasan, pengeroposan tulang, gangguan lambung, insomnia, gangguan jiwa (depresi, bunuh diri), penyakit psikosomatis, kelainan kulit, penyakit kronis. dan nyeri (Kaswan, 2017).

Manajemen Stres Kerja

Respons yang lazim ketika menghadapi stres adalah lari atau melawan, 'melarikan diri', baik secara fisik maupun psikologis, dari situasi stres atau 'berjuang' melawan stres. Pandangan interaktif mengatakan bahwa stres ditentukan oleh faktor lingkungan dan individu.

Penelitian Relevan

Temuan penelitian menunjukkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap perilaku keselamatan dalam hal kepatuhan keselamatan dan kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap perilaku keselamatan dalam hal partisipasi keselamatan dan kepatuhan keselamatan. Hasilnya juga menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memainkan peran moderat dalam hubungan antara stres kerja dan kepatuhan keselamatan.

Pengertian Kepuasan Kerja

Locke (1976; Wijoyo 2015) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai tingkat emosi positif dan menyenangkan yang dialami individu terhadap pekerjaannya. Batasan yang diberikan Locke menunjukkan bahwa terdapat dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai kerja dan kebutuhan dasar.

Teori Kepuasan Kerja

Hakikat teori inkompatibilitas atau konflik adalah seseorang akan merasa puas jika kondisi yang diinginkan sesuai dengan kondisi yang ada. Model Lawler menyatakan bahwa individu akan merasa puas dengan bidang pekerjaan tertentu (misalnya hubungan antar rekan kerja, atasan dan bawahan dan/atau gaji).

Aspek-Aspek Kepuasan Kerja

Karyawan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi jika sifat pekerjaannya saat ini sesuai dengan harapannya. Kepuasan kerja akan terjadi jika pekerja merasa bahwa nilai-nilai yang diinginkannya telah terpenuhi, pemenuhan nilai telah tercapai.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja . 80

Exit: Respon keluar adalah perilaku ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan, termasuk mencari pekerjaan lain. Respon suara merupakan perilaku ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui upaya aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan permasalahan dengan atasan.

Strategi Untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja

Respon loyalitas merupakan perilaku ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan secara pasif menunggu kondisi membaik, termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa perusahaan dan manajemen akan melakukan hal yang benar untuk memperbaiki kondisi. Respon pengabaian merupakan perilaku ketidakpuasan dalam bekerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, antara lain sering absen atau datang terlambat, melakukan kesalahan sebanyak-banyaknya.

Penelitian Relevan

Maka hipotesis penelitian ini diterima bahwa terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja pada guru sekolah menengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya keterikatan, sentralitas kerja, dan kepuasan kerja dengan niat berpindah.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

  • Model Pengambilan Keputusan
  • Proses Pengambilan Keputusan
  • Kendala dalam Pembuatan Keputusan
  • Etika Dalam Membuat Keputusan
  • Bias dalam Pengambilan Keputusan

Pandangan lain terhadap model pengambilan keputusan ini diungkapkan oleh Drucker (1993; Usman, 2013), yang mengatakan bahwa seorang pemimpin organisasi dapat melakukan enam langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu (1) mendefinisikan masalah, (2) menganalisis masalah. , (3) mengembangkan alternatif pemecahan masalah, (4) memutuskan pemecahan masalah yang terbaik, (5) merencanakan tindakan yang efektif, dan (6) memantau dan menilai hasil. Di bawah ini adalah lima gaya pengambilan keputusan yang disarankan oleh Vroom dan Yetton, lengkap dengan tingkat partisipasi anggota timnya.

Tabel 7.1 Perbedaan Model Rasional dengan Model Carnegie
Tabel 7.1 Perbedaan Model Rasional dengan Model Carnegie

KOMUNIKASI ORGANISASI

Bentuk Komunikasi

Bentuk komunikasi yang pertama adalah komunikasi intrapersonal atau intrapersonal, yaitu proses penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator, antara diri kita sendiri. Bentuk komunikasi yang kedua adalah komunikasi interpersonal, yaitu proses penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain.

Komunikasi Dalam Organisasi

Namun gosip atau selentingan dianggap tidak menjadi media komunikasi yang lebih populer karena: (a) sering terjadi distorsi informasi sehingga meningkatkan kecemasan pekerja, (b) pekerja mungkin menunjukkan sikap yang lebih negatif terhadap organisasi. jika pihak pengelola lebih lambat dibandingkan gosip atau tanaman rambat dalam mengkomunikasikan informasi (Wibowo, 2013). Saluran Komunikasi Informal (Informal Communication Channels) Saluran komunikasi informal adalah saluran informasi yang tidak mengikuti rantai komando atau struktur organisasi.

Media Komunikasi dalam Organisasi

Psikolog dan/atau peneliti psikologi membuat desain penelitian, melaksanakannya, melaporkan hasilnya, yang disusun sesuai dengan standar atau kompetensi keilmuan dan etika penelitian. Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi menjelaskan kepada calon partisipan tentang prinsip kesukarelaan partisipan penelitian, yang menyatakan bahwa keikutsertaan dalam penelitian yang dilakukan bersifat sukarela, sehingga memungkinkan adanya pilihan untuk menarik diri atau menolak terlibat.

KEKUASAAN DALAM ORGANISASI

Tipe-Tipe Kekuasaan

Kekuasaan Kelompok: Koalisi

Oleh karena itu, koalisi dalam organisasi perlu mencari pemilik yang luas untuk mendukung tujuan koalisi. Dalam organisasi yang dikontrol secara hierarkis dan otokratis, upaya untuk memaksimalkan ukuran koalisi cenderung tidak dilakukan.

Hubungan antara Kekuasaan, Politik, Wewenang

Menurut Greenberg dan Baron (1997), terdapat tiga tahapan dalam organisasi yang memiliki perilaku politik berbeda. Drory5 mendefinisikan politik organisasi sebagai perilaku informal dalam suatu organisasi yang menggunakan kekuasaan dan pengaruh melalui tindakan terencana yang bertujuan untuk meningkatkan karir seseorang dalam situasi untuk mencapai banyak peluang pengambilan keputusan.

Pendekatan Kontingensi pada Kekuasaan

Sebelum psikolog dan/atau ilmuwan psikologi mengumpulkan data penelitian, mereka menjelaskan kepada calon peserta penelitian dengan bahasa dan istilah sederhana yang dapat dipahami masyarakat umum tentang penelitian yang akan dilakukan. Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi bertindak secara profesional, bijaksana dan jujur ​​dengan memperhatikan batasan kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan yang berlaku pada saat melaporkan/memublikasikan hasil penelitian.

HUBUNGAN INDUSTRIAL

Tujuan Hubungan Industrial

Tujuan khusus hubungan industrial di Indonesia adalah menciptakan perdamaian tenaga kerja dan kemajuan dunia usaha (keselarasan industri dan pembangunan ekonomi). Makna perdamaian dan kemajuan ketenagakerjaan berupaya mencakup kondisi harmonis dan dinamis dalam hubungan ketenagakerjaan dan mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a.

Unsur-unsur dalam Hubungan Kerja

Pekerja adalah pekerja yang melakukan hubungan kerja dengan pengusaha sebagai pemberi kerja dan menerima upah. Pemutusan hubungan kerja adalah pemutusan hubungan kerja karena sebab-sebab tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha.

Hubungan Industrial di Indonesia

Undang-undang ini juga mengatur hubungan antara pengusaha dan pekerja di Indonesia serta tata cara penanganan PHK. Kenyataannya, menciptakan hubungan industrial yang harmonis tidaklah mudah, ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Klasifikasi Metode Penelitian

Penelitian ini sangat cocok bila variabel yang diteliti sangat kompleks dan tidak dapat dipelajari dengan metode eksperimen atau variasinya tidak dapat dikendalikan. Ciri unik penelitian ini adalah metode pengendalian parsial yang didasarkan pada identifikasi cermat terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi validitas internal dan eksternal.

Penelitian Psikologi Industri dan Organisasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan OCB antara guru SMK ditinjau dari status sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan dalam meningkatkan efikasi diri dalam memilih bidang minat psikologi.

Etika Penelitian

Konsultasi yang dimaksud dapat mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi dan kewenangan, misalnya badan resmi pemerintah dan swasta, organisasi profesi lainnya, komite khusus, peer group, kelompok kepentingan atau melalui mekanisme lainnya. a) Psikolog dan/atau psikolog bertanggung jawab atas pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan. Jika pencatatan terselubung diperlukan dalam penelitian, psikolog dan/atau psikolog melakukan pencatatan dengan tetap meminimalkan perkiraan risiko yang mungkin terjadi pada partisipan dan penjelasan tentang pentingnya pencatatan diberikan dalam penyelidikan.

Penelitian Online

Artikel yang substansinya berdasarkan tesis, disertasi, dan/atau disertasi mahasiswa tetap harus mencantumkan nama mahasiswa. Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di Industri Petrokimia Iran.

Gambar

Tabel 3.1 Perbandingan Peringkat Nilai  EXECUTIVES  UNION MEMBERS  ACTIVISTS  Terminal  Instrumental  Terminal  Instrumental  Terminal  Instrumental
Tabel 3.2 Definisi Nilai-Nilai   Nilai  Definisi
Gambar 6.1  Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja  Sumber: Robbins dan Judge (2011)
Tabel 7.1 Perbedaan Model Rasional dengan Model Carnegie
+2

Referensi