• Tidak ada hasil yang ditemukan

Public Perceptions About Widening Road Along the beach in the village of Olo District of West Padang Padang,

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Public Perceptions About Widening Road Along the beach in the village of Olo District of West Padang Padang, "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Public Perceptions About Widening Road Along the beach in the village of Olo District of West Padang Padang,

By:

Mela Agustia * Yeni Erita**Ade Irma Suryani**

Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*

Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**

ABSTRACK

This study aimed to obtain information about the public perception of widening the road along the beach in the Village of West Olo Padang Padang District, covering: 1) The public perception of the ocean road widening along the beach in the village of Olo. 2) The public perception of the use of land in the ocean along the road widening beach in the village of Olo. 3) The impact of the widening of the ocean along the coast road in the village of Olo. This type of research is qualitative. Informants in this study consists of the city Planning Office, Department of Planning Office of Culture and Tourism, Head and communities know about the ocean road widening along the beach in the village of Padang District West Olo. Mechanical determination of informants by the researchers is to Snowball sampling. Data was collected through observation, interviews, and documentation. The results of research in the field shows that: 1) widening of the ocean along the coast road in the village of Padang District West Olo has public perception about the same, although there are some people who are less approving of adverse road widening pengusuran homes affected. 2) The use of land in the ocean road widening to improve and expand access to the transformation of the area of tourism, but people can not refuse the use of land for the development of tourism region. 3) The impact of the widening of the road that caused the ocean for the people there who have a positive impact and there is a negative impact on society, but generally provide a positive impact for the community, especially for the long term.

Key words : Public Perception and widening of the road

(3)

Persepsi Masyarakat Tentang Pelebaran Jalan Samudera Sepanjang Pantai Di Kelurahan Olo Kecamatan Padang

Kota Padang By:

Mela Agustia

*

Yeni Erita

**

Ade Irma Suryani

**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat informasi tentang persepsi masyarakat tentang pelebaran jalan sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang, meliputi 1) persepsi masyarakat tentang pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo. 2) persepsi masyarakat tentang pemakaian lahan dalam pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo. 3) dampak pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo.

Jenis penelitian adalah Kualitatif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Dinas Tata kota, Dinas BAPPEDA, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Lurah dan Masyarakat yang tau tentang pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. Teknik penentuan informan oleh peneliti adalah secara Snowball Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa: 1) pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat mempunyai persepsi masyarakat yang hampir sama, walaupun ada beberapa orang masyarakat yang kurang menyetujui tentang pelebaran jalan yang merugikan rumahnya yang terkena pengusuran. 2) Pemakaian lahan dalam pelebaran jalan samudera untuk meningkatkan akses transformasi dan memperluas kawasan pariwisata, namun masyarakat tidak dapat menolak dalam pemakaian lahan untuk pengembangan kawasan pariwisata. 3) Dampak pelebaran jalan samudera yang di timbulkan bagi masyarakat ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negatif terhadap masyarakat, tetapi secara umum dampaknya memberikan positif bagi masyarakat terutama untuk jangka panjang.

Kata kunci : Persepsi Masyarakat dan Pelebaran Jalan

(4)

PENDAHULUAN

Propinsi Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar.

Kondisi ini menjadikan wilayah Propinsi Sumatera Barat memiliki kesempatan besar untuk melakukan berbagai pengelolaan potensi aktivitas pembangunan, baik dalam konteks pembangunan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat (Profil Propinsi Sumatera Barat, 2010).

Tahun 2004 terjadi gempa dan tsunami di Nanggro Aceh Darussalam.

Gempa dan tsunami ini menimbulkan kerugian yang sangat besar. Tsunami juga telah menewaskan ratusan ribu orang di negara-negara Samudera Hindia, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, India, Srilangka, Bangladesh, Maldives, dan negara-negara Benua Afrika. Lebih dari 200 ribu orang tewas oleh tsunami di Aceh.

Tsunami Aceh dianggap paling mematikan di sepanjang sejarah terjadinya tsunami

Daerah lain yang diperkirakan sebagai daerah rawan gempa dan terjadi tsunami terdapat di sepanjang pantai Barat Sumatera dan pulau Jawa yang merupakan daerah pertemuan lempeng terutama pada beberapa kota di wilayah pesisir yang mempunyai populasi penduduk yang besar seperti Padang, Bengkulu, Yogyakarta, dan Denpasar. Propinsi Sumatera Barat khususnya Kota Padang adalah daerah rawan akan terjadinya gempa dan tsunami karena Kota Padang berada di antara pertemuan dua lempeng benua besar (lempeng Eurasia dan lempeng Indo- Australia) dan patahan (sesar) Semangko. Di dekat pertemuan lempeng terdapat patahan Mentawai. Ketiganya merupakan daerah seismik aktif. Menurut catatan ahli gempa wilayah Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan gempa besar yang pada awal abad ke-21 telah memasuki masa berulangnya siklus (BMG Propinsi Sumatera Barat).

Tahun 2009 Sumatera Barat mengalami gempa yang sangat besar berkekuatan 8,9 skala Richter. Kekuatan gempa ini meruntuhkan sebagian besar bangunan dan menelan ratusan korban. Jika terjadi gempa, kepanikan yang dirasakan masyarakat Padang sangat besar. Apalagi sering terdengar isu tsunami akan menyusul setelah terjadi gempa. Bentuk antisipasi dalam menghadapi resiko seperti gempa terutama tsunami ini sudah menjadi hal yang mendesak. Pemerintahan Padang telah membagikan peta jalur evakuasi tsunami kepada warga dan memasang baliho pada beberapa

Sektor di pinggir jalan raya kota. warga semakin tahu keberadaan mereka dan paham dengan jalur evakuasi yang akan mereka tempuh manakala terjadi gempa dan menyelamatkan diri dari tsunami (Nusantara News, 2009:5).

Menghindari bencana tsunami dan penyelamatan warga masyarakat, pemerintah membuat jalan pariwisata sehingga masyarakat tidak merasa takut untuk berkunjung ke pantai terutama di jalan Pantai Padang. Pembuatan jalan ini sudah direncanakan beberapa tahun yang lalu, namun karena adanya beberapa kendala, baru terlaksana ditahun 2011. Perencanaan pembangunan ini sudah berlangsung cukup

lama yang dirancang pada tahun 2004 setelah terjadinya tsunami di Aceh. Namun pembangunan jalan pariwisata tersebut mendapat beberapa kendala. Salah satu faktor yang menjadi kendala oleh pemerintah yaitu masyarakat yang bertempat tinggal disepanjang jalan Pantai Padang

Garis Sempadan adalah garis batas luar pengaman yang ditetapkan dalam mendirikan bangunan dan atau pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar kepala jembatan, tepi sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ/rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api, jaringan tenaga listrik dan pipa gas, tergantung jenis garis sempadan yang dicantumkan. Di bagian luar dari garis , Garis sempadan jalan (GSJ) adalah garis batas pekarangan terdepan. GSJ merupakan batas terdepan pagar halaman yang boleh didirikan. Oleh karena itu biasanya di muka GSJ terdapat jalur untuk instalasi air, listrik, gas, serta saluran-saluran pembuangan. Pada GSJ tidak boleh didirikan bangunan, kecuali jika GSJ berimpit dengan garis sempadan bangunan (GSB). Garis sempadan jalan memberikan tempat bagi berbagai instalasi yang dibutuhkan masyarakat, serta menjaga kualitas visual antara jalan dan bangunan ini, pemilik tanah tidak diperkenankan untuk mendirikan bangunan (Wikipedia, 2012:121)

(5)

Daerah pembangunan jalan ini diperkirakan aman oleh pemerintah sebagai jalur pariwisata, karena satu-satunya jalan tanpa ada jembatan yang panjang melewati sungai besar. pada kenyataannya terlihat pembangunan jalan ini memakai lahan permukiman rumah penduduk yang berada disepanjang jalan Pantai Padang banyak rumah penduduk yang terpotong, dan kehilangan pekarangan rumahnya untuk pelebaran jalan ini. Mengambil lahan permukiman penduduk, pemerintah terlebih dahulu melakukan pembebasan lahan yang terpakai untuk pembangunan jalan. Sampai saat sekarang masih ada masyarakat yang belum mau memberikan lahannya kepada pemerintah untuk pembangunan jalan ini.

Data jumlah rumah yang berada di Pantai Padang dengan jumlah sebanyak 35 rumah yang masih ada di lokasi pembabasan jalur samudera Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang Data diambil dari observasi sementara peneliti tanggal 8 September 2014.

Berdasarkan fenomena di lapangan penulis tertarik mengangkat judul dalam penelitian ini yaitu “Persepsi Masyarakat tentang Pelebaran Jalan Samudera Sepanjang Pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang”

FOKUS MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka fokus penelitian ini adalah tentang Persepsi Masyarakat tentang Pelebaran Jalan Samudera Sepanjang Pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang dilihat dari aspek pelebaran jalan, persepsi pemakaian lahan dalam pelebaran jalan dan dampak pelebaran jalan disepanjang pantai Kelurahan Olo.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian yang telah peneliti ungkapan di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat kota Kadang.

2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pemakaian lahan dalam

pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang.

3. Untuk mengetahui dampak pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kualitatif.

Peneliti berusaha untuk mengungkapkan fakta sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa melakukan intervensi terhadap kondisi yang terjadi. Menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2010: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada seperti wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.

Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat sepanjang jalan Pantai Padang. Alasan peneliti mengambil daerah ini karena ini pembangunan jalan yang sedang dilaksanakan untuk pariwisata.

Informan penelitian ini adalah orang yang memberikan informasi dan kondisi yang berkaitan dengan masalah penelitian, Moleong (2002). Informan dalam penelitian ini ditentukan secara Snowball Sampling, teknik pengambilan sampel dengan bantuan informan kunci (key informan) yaitu Lurah, dan dari key informan inilah akan berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini penelitian hanya mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel (Subagyo,2006: 31). Informan dalam penelitian ini adalah Lurah, Dinas TRTB dan Perumahan Kota Padang, Dinas BAPPEDA, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan orang-orang yang dianggap tahu tentang pengusuran di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang.

Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama adalah

(6)

observasi (pengamatan), wawancara mendalam dan dokumentasi.

PEMBAHASAN

Pertama, persepsi masyarakat tentang pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang mempunyai persepsi yang hampir sama, walaupun ada beberapa orang masyarakat yang kurang menyetujui tentang pelebaran jalan yang dilakukan merugikan masyarakat yang rumahnya terkena pengusuran.

Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda.

Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif dan negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada timulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi disekitarnya (waidi,2006:118)

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan pelengkapannya yang di peruntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan

lori, dan jalan kabel.

http://id.wikipedia.org/wiki/jalan

Jalan raya adalah jalan utam yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Tidak semua jalan dapat dilalui oleh kendaraan bermotor itu merupakan jalan raya, jalan raya biasanya lebih sering dilewati oleh kendaraan bermotor bahkan dapat dipadati oleh kendaraan bermotor selain itu penggunaan jalan raya lebih diatur dimana peraturan

undang-undang yang memiliki sanksi yang sesuai. Jalan raya merupakan proyek pembangunan pemerintah yang pembangunan dan pemeliharaannya dibayai oleh perusahaan Negara (Sonymartino 2010:15). Sedangkan pelebaran jalan dapat diartikan proses, cara, perbuatan melebarkan jalan tersebut.

Kedua, Persepsi masyarakat tentang pemakaian lahan dalam pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang, pemakaian lahan untuk meningkatkan akses transformasi dan memperluas kawasan pariwisata, tentunya masyarakat tidak dapat menolak apa yang diminta.

Perubahan guna lahan secara umum artinya adalah menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya.

Namun dalam kajian land economics, pengertiannya difokuskan pada proses dialih gunakannya lahan dari lahan pertanian atau perdesaan ke penggunaan non pertanian atau perkotaan. Ada empat proses utama yang menyebabkan terjadinya perubahan guna lahan yaitu (Bourne, dalam Suberlian, (2003:42).

Ketiga, Dampak pelebaran jalan bagi masyarakat ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negatif terhadap masyarakat, tapi secara umum dampaknya memberikan positif bagi masyarakat terutama untuk jangka panjang.

Perubahan pemanfaatan lahan ini tentu memunculkan berbagai pertanyaan terkait dengan aspek penggunaan lahannya. Belum diketauinya keadaan pemilikan lahan masyarakat yang telah menjual lahannya, bentuk dan luasan lahan yang dimiliki penjual lahan, metode perubahan pemilikan lahan, produktivitas lahan, dan kondisi perekonomian rumah tangga penjual lahan.

Berdasarkan Ritohardoyo (2009:17) penggunaan lahan memiliki banyak definisi dan pengertian namun semuanya mengacu pada makna yang sama, yakni berkaitan dengan kegiatan manusia di permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kajian penggunaan lahan secara rinci

(7)

mencakup enam aspek, yakni subjek, objek, bentuk, orientasi, metode, dan hasil penggunaan lahan.Aspek-aspek penggunaan lahan dalam penelitian ini memiliki konsep yang lebih luas pada beberapa aspek bentuk dan luas penggunaan lahan yang diteliti adalah perubahannya, yakni perubahan pemanfaatan yang pernah dilakukan, misalnya dari sawah lahan basah menjadi perumahan. Perubahan bentuk penggunaan lahan tersebut akan berdampak pada perubahan orientasi penggunaan lahan.

Lahan sawah yang digunakan sebagai lahan produksi tanaman pangan memiliki orientasi untuk dapat produktif sehingga tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi namun juga dapat dijual, lainhalnya ketika kemudian berubah menjadi tempat tinggal yang mana lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pribadi atau subsisten.

Proses pengadaan lahan atau pembebasan lahan selalu menjadi penghambat utama dalam pembangunan jalan. Beberapa proyek jalan jalan yang telah mendapatkan persetujuan pada akhirnya dibatalkan karena kendala pembebasan lahan (Iqbal & Suleeman, 2010:35). Kurangnya komunikasi dan banyaknya pihak yang terlibat menjadi penyebab rumitnya pembebasan lahan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka sehubungan dengan persepsi masyarakat tentang pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat Kota Padang sebagai berikut:

1. Persepsi masyarakat tentang pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahn Olo Kecamatan Padang Barat. Ada masyarakat menyatakan bahwa persepsi yag habir sama, walaupun ada beberapa orang msyarakat yang kurang menyetujui tentang pelebaran jalan yang dilakukan merugikan masyarakat yang rumahnya terkena pengusuran.

2. Persepsi masyarakat tentang pemakaian lahan dalam pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo

Kecamatan Padang Barat. Pemakaian lahan dalam pelebaran jalan samudera untuk meningkatkan akses transformasi dan memperluas kawasan pariwisata, namun masyarakat tidak dapat menolak dalam pemakaian lahan untuk pengembangan kawasan pariwisata.

3. Dampak pelebaran jalan samudera sepanjang pantai di Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. Dampak pelebaran jalan samudera yang di timbulkan bagi masyarakat ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negatif terhadap masyarakat, tetapi secara umum dampaknya memberikan positif bagi masyarakat terutama untuk jangka panjang.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada masyarakat yang terkena gusuran menerima dengan lapang dada.

2. Bagi dinas terkait dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah dan memperindah tata kota dengan adanya kawasan wisata yang dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung terutama di kawasan objek wisata yang sedang dibangun.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih mendalam tentang dampak bagi masyarakat setempat dengan adanya pelebaran jalan.

DAFTAR PUSTAKA

Moleong Lexy . 2010. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja.

Waidi. 2006.The Art of Re-Engineering Your Mind for Success. Jakarta: Gramedia http://.BMG Propinsi Sumatera Barat. Co. Id http://id.wikipedia.org/wiki/jalan

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

damper circuit numbers a,f,k armature, field and damper respectively b,r bar and ring respectively d,q direct and quadrature-axis respectively h harmonic I leakage Superscripts s