Radikalisme agama yang berujung pada terorisme menjadi permasalahan besar umat Islam Indonesia saat ini. Situasi seperti ini menyebabkan Islam dianggap sebagai agama yang tidak menyukai perdamaian, agama yang melancarkan perang, agama yang tidak menyukai perdamaian atau apapun. Namun pada kenyataannya Islam adalah agama yang cinta damai, teks agama dalam Islam sangat mengecam segala bentuk kekerasan dan terorisme serta Allah SWT.
Identifikasi Masalah
Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Secara teoritis menyumbangkan pemikiran untuk memperkaya pengetahuan radikalisme agama dari perspektif Al-Qur'an dan pemahaman Islam yang lebih kontekstual. Praktis dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang pemahaman radikalisme agama dengan menjelaskan penafsiran Al-Qur'an agar tidak terjadi kesalahan di masyarakat.
Tinjauan Pustaka
Tesis yang ditulis Reza dan skripsi yang akan penulis telaah mempunyai tema yang sama yaitu sama-sama membahas tentang Radikalisme. Tesis yang ditulis dan tesis yang akan penulis pelajari mempunyai tema yang sama yaitu sama-sama membahas tentang radikalisme. Antara skripsi yang ditulis oleh saudara Agoes dengan skripsi yang akan penulis pelajari mempunyai tema yang sama yaitu sama.
Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Metode Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen. Kegunaannya adalah untuk mengumpulkan data-data yang ada, baik berupa buku induk, arsip dan lain sebagainya. Dalam hal ini penulis telah melakukan penelitian dengan menggunakan tinjauan pustaka dan dokumen-dokumen kunci untuk mencari data yang sesuai dengan tema yang penulis rangkum sehingga data yang dikumpulkan jelas dan terfokus. Mengenai teknik penulisan disertasi ini, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Tesis, Tesis dan Disertasi di Lembaga Ilmu Al-Qur'an yang diterbitkan oleh IIQ Press pada tahun 2011.
Sistematika Penulisan
Bab ketiga, Klasifikasi Radikalisme Agama, menjelaskan tentang pengertian, sejarah munculnya dan faktor-faktor munculnya radikalisme agama serta memuat penafsiran Al-Qur'an yang dilakukan oleh kelompok radikalisme agama. Bab keempat, bab ini berisi tentang analisis ayat-ayat yang berbicara tentang radikalisme, selain itu juga analisis mengenai mufassir-mufassir tentang ayat-ayat radikalisme.
Pengertian Radikalisme dan Klasifikasinya
15 Junaidi Abdillah, “Radikalisme Keagamaan: Mendekonstruksi Tafsir Ayat-Ayat “Kekerasan” dalam Al-Qur’an,” dalam Jurnal KALAM Kajian Agama dan Pemikiran Islam, hal. 18 Junaidi Abdillah, “Radikalisme Agama: Mendekonstruksi Tafsir Ayat-ayat “Kekerasan” dalam Al-Qur’an,” dalam Jurnal Kajian KALAM. 20 Junaidi Abdillah, “Radikalisme Agama: Mendekonstruksi Tafsir Ayat-Ayat “Kekerasan” dalam Al-Qur’an,” dalam Jurnal KALAM Kajian Agama dan Pemikiran Islam, hal.
Sejarah Radikalisme Agama
Arbitrase berlaku dalam konteks Perang Shiffin antara kumpulan Ali dan Mu'awiyah kerana perselisihan politik berikutan kematian Uthman. Pertikaian politik itu memuncak dalam peperangan besar antara Ali dan pasukan Mu'awiyah di Siffin. Dua orang telah dilantik sebagai orang tengah: 'Amru bin 'Âs dari pihak Mu'awiyah dan Abu Musa al-Asy'ari dari pihak Ali.
Faktor-Faktor Lahirnya Radikalisme Agama
Kelompoknya sendiri beragama Islam, sedangkan yang di luarnya, termasuk umat Islam lainnya, adalah kafir. Situasi seperti itu akan lebih menyakitkan lagi bagi orang-orang yang pertama kali tumbuh di pedesaan dan kemudian pindah ke lingkungannya. Kemudian terjadi krisis kepemimpinan yang terjadi pasca Orde Baru yang ditunjukkan dengan lemahnya penerapan hukum dan mendorong gerakan Islam untuk menerapkan hukum Islam sebagai solusi krisis tersebut.
Klasifikasi Radikalisme Agama dalam Islam
Orang Kristian banyak melakukan ini kerana mereka sebenarnya melampaui batas berhubung dengan Yesus. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah [5]: 72) 68. Demi Allah, sesungguhnya orang-orang yang mengaku bahawa Allah itu al-Masih putera Maryam adalah benar-benar kafir dan sesat sejauh-jauhnya.
Jika mereka tidak menghentikan apa yang mereka katakan, tentulah orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksa yang pedih." Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang sesat sebelum (sebelum kedatangan Muhammad) sedang mereka mempunyai banyak (umat). sesat dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". Orang-orang sebelum kamu telah binasa kerana melampaui batas dalam agama." (HR. Ibnu Majah)74.
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang berada di sekelilingmu dan biarkan mereka mendapatkan kekerasan darimu dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa." Pertama, sikap kafir orang yang menilai selain Allah atas apa yang diturunkan Allah secara mutlak. Sesetengah orang hari ini tidak mempercayai orang Islam, dengan tuduhan bahawa mereka mengikuti orang yang memutuskan perkara dengan sesuatu yang lain daripada apa yang telah diturunkan Allah dan mematuhi ketetapan-Nya.
Mereka menjadikan ulama dan rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (mereka juga mentuhankan) Al Masih putera Maryam. Walaupun hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Esa, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. .
Penafsiran Kelompok Radikalisme
Iaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, kecuali mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, kerana sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Apabila telah habis bulan-bulan haram, maka bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana sahaja kamu temui dan tangkaplah mereka.
Wahai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan munafik itu, dan bersikap tegas terhadap mereka. 123Muhammad Harfin Zuhdi, "Fundamentalisme dan Usaha Meniadakan Kefahaman Al-Quran dan Hadis", dalam Jurnal Agama Islam, hlm. Mereka memetik ayat-ayat al-Quran, tetapi mereka menyimpang dari kebenaran seperti anak panah dari busurnya.
Baik Al-Qur'an maupun Hadits tidak memerintahkan atau setidaknya mendorong sikap ini. Dakwah dalam Islam misalnya, harus selalu mengikuti prinsip hikmah, nasehat yang baik dan perdebatan yang adil sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an. Hal ini terjadi pada kelompok Khawarij di masa awal Islam yang sangat taat agamanya dan menjalankan segala ibadah seperti puasa, shalat malam dan membaca Al-Qur'an, namun karena pemikirannya yang berlebihan membuat darah banyak orang. Muslim sah.
Dan jika salah seorang dari orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah dia agar dia mendengar firman Allah, kemudian bawalah dia ke tempat yang aman untuknya.
Riwayat Hidup Hamka
Pada tahun 1924, Hamka mulai merantau ke Pulau Jawa, yaitu mengembara mencari ilmu pengetahuan yang dimulainya di kota Yogyakarta, kota tempat lahirnya organisasi pembaharuan Islam, Muhammadiyah. Dalam kesempatan itu Hamka bertemu dengan Ki Bagus Hadikusumo dan mendapat pelajaran tafsir Al-Qur'an darinya. Organisasi ini bertujuan untuk memberikan pelajaran agama, termasuk tata cara haji, kepada calon jamaah haji asal Indonesia.8 Kemudian Hamka menunaikan ibadah haji ke Mekkah dan tinggal di sana selama kurang lebih 6 bulan.
Mekkah, ia bekerja di sebuah percetakan dan baru kembali ke tanah air pada bulan Juli dengan tujuan Medan.9 Ia kemudian tinggal di Medan dan aktif sebagai ilmuwan dan pada tahun 1998 bekerja sebagai editor majalah Pedoman Masyarakat & Pedoman Islam. Pada tahun yang sama, ia mengunjungi beberapa negara Arab setelah menyelesaikan haji untuk kedua kalinya. Pada tahun 1957, ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) terbentuk, ia terpilih sebagai ketua umum pertama dan juga untuk masa jabatan kedua pada tahun 1980.
Namun menjelang masa jabatannya berakhir, ia akhirnya mengundurkan diri sebagai ketua umum setelah berselisih dengan pemerintah terkait isu perayaan Natal bersama. Dua bulan setelah pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum MUI, Hamka dirawat di rumah sakit karena serangan jantung. Namun Allah berkehendak lain, pada tanggal 24 Juli 1981 Hamka meninggal dunia di Jakarta pada usia 73,17 tahun.
Di Bawah Lindungan Ka'bah terbitan (1938), Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck terbitan (1939), Merantau ke Deli terbitan tahun (1940), Di Lembah Kehidupan terbitan (1940), bahwa merupakan kumpulan cerpen, Negara Islam, Islam dan Demokrasi, Revolusi Pemikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi dan Dari Lembah Impian, semuanya terbit tahun 194518, Ayahku terbitan tahun (1949), yang merupakan riwayat hidup dan kisah perjuangan ayahnya.19.
Sekilas tentang Metodologi Tafsir Al-Azhar
Azhar.21 Atas saran Haji Yusuf Ahmad, ceramah pagi Hamka yang membahas tentang tafsir Al-Qur'an agar dimuat secara berkala di Majalah Gema Islam. Kemudian Hamka memberi nama tafsirnya dengan nama Tafsir Al-Azhar karena tafsir ini pertama kali diajarkan di Masjid Agung Al-Azhar. . Hamka pun memanfaatkan kesempatan ini untuk mengoreksi dan menyempurnakan Tafsir Al-Azhar yang telah ditulisnya sebelumnya selama dalam tahanan.26.
Tafsir Al-Azhar edisi pertama diterbitkan oleh penerbit Pembimbing Masa yang dipimpin oleh Haji Mahmud pada tahun 1967.27 Edisi pertama diterbitkan oleh Pembimbing Masa, dan menyelesaikan penerbitan bab 1-4. Yang melatarbelakangi Hamka menulis tafsir Al-Azhar yang pertama adalah karena ia melihat bahwa para mufasir klasik sangat gigih atau ta'ashub (fanatik). Namun karena penafsiran yang lebih dominan dalam tafsirnya adalah ra’yi ‘pikiran’, maka Nasrudin Baidan menggolongkan Tafsir al-Azhar ini ke dalam tafsir yang menggunakan bentuk ra’yu atau ‘pikiran’.35.
Kemudian terdapat rujukan dalam tafsir Al-Azhar Tafsir al-Manâr karangan Sayid Rasyid Ridha dan berdasarkan ajaran gurunya. Bagi Tafsir Al-Manâr yang menjadi rujukan, terdapat tafsiran lain yang menjadi rujukan dalam Tafsir Al-Azhar iaitu Tafsir al-Marâghi, Tafsir al-Qasimi dan Tafsir Fi Zhilâl Al-Qur’an oleh wartawan yang penuh berjiwa Islam, Sayyid Qutub. Ulasan Sayyid Quthub adalah ulasan yang sangat mempengaruhi tafsiran Hamka dalam ulasan Al-Azhar. 36.
Jika mencermati tafsir Hamka dalam Tafsir Al-Azharnya, ditinjau dari gaya tafsirnya dimana ia selalu menyikapi kondisi sosial masyarakat dan mengatasi permasalahan yang timbul di dalamnya, terlihat jelas bahwa dalam penafsirannya ia menggunakan adab ijtima'i. gaya (komunitas sosial). .
Penafsiran Hamka tentang Ayat-Ayat Radikalisme Agama
Maka Allah menurunkan ayat: "Dihalalkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang dizalimi." Abu Bakar berkata, Dan mereka tidak menyiksa orang mukmin melainkan kerana orang mukmin beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." Oleh itu, Allah memberi keizinan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah untuk membela diri sekiranya pihak yang berasa kuat mahu bertindak sewenang-wenangnya.
Oleh karena itu, Allah tidak akan membiarkan orang-orang beriman menjadi korban serangan hawa nafsu yang jahat. Dan sesungguhnya Allah akan menolong orang-orang yang menolong-Nya.” Allah sangat sering menurunkan wahyu seperti ini: “Bahwa Allah akan menolong orang-orang yang menolong-Nya. Jadi kesimpulan yang bisa kita ambil dari penjelasan penjelasan di atas adalah Allah mengijinkan orang mukmin untuk berperang, jika dilawan dan dianiaya maka dilakukan.
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas (awal ayat 190). At-Taubah [9]: 73 di atas menjelaskan bahawa sasaran atau objek jihad ialah orang-orang kafir dan munafik. Maka apabila telah habis bulan-bulan Haram, bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana sahaja kamu dapati mereka (dasar ayat 5).
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl. Siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah kafir.Nasihat kepada orang Yahudi supaya jangan takut kepada ancaman manusia sehingga penyembunyian kebenaran Taurat.
Solusi dari Tindakan Radikalisme