• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rajawali Pers. Adami Chazawi. (2018). Pelajara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Rajawali Pers. Adami Chazawi. (2018). Pelajara"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdoel Djamal. (2014). Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Adami Chazawi. (2018). Pelajaran Hukum Pidana Bagian I. Jakarta: Raja Grafindo.

Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:

Rajawali Press.

Andi Hamzah. (2008). Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Andi Hamzah. (2016). Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Andi Muhammad Sofyan. (2020). Hukum Acara Pidana. Jakarta: Kencana.

Bambang Sunggono. (2003). Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bambang Waluyo. (2008). Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika.

Cst Kansil. (2009). Kamus Istilah Hukum. Jakarta: Granmedia Pustaka.

Didik Endro Purwoloksosno. (2015). Hukum Acara Pidana. Surabaya:

Airlangga University Press (AUP).

Husin, Sukandar. (2009) Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta:

Sinar Grafika.

Lilik Mulyadi. (2010). Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana Indonesia Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Moeljatno. (1995). Azas-Azas Hukum Pidana. Jakarta: Bima Aksara.

Mukti Arto. (2004). Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(2)

Nurul Irfan Muhammad. (2015). Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Dalam Perspektif Fiqh Jinayah. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI.

Peter Mahmud Marzuki. (2010). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada.

R. Antang Ranoemiharja. (1976). Hukum Acara Pidana. Bandung: Transito.

Sukandar Husin. (2009). Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia Jakarta:

Sinar Grafika.

Soerjono Soekanto. (1986). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Press.

Soerjono Soekanto. (1995) Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji. (2003). Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soetandyo Wignyosubroto. (2002). Hukum, Paradigma, Metode Dan Dinamika Masalahnya. Jakarta: Huma.

B. Jurnal

Ali Mahrus. (2007). “Sistem Peradilan Pidana Progresif Alternatif Dalam Penegakan Hukum Pidana,” Jurnal Hukum Vol 14 No 1.

Hwian Christianto. (2011). “Penafsiran Hukum Progresif Dalam Perkara Pidana,” Jurnal Mimbar Volume 23.

J. I. S Nur Rochati, R.B. Sularto. (2017). “Kajian Kriminologi Terkait Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Pembakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Riau,” Law Journal Vol.26.

Rasyid, Fachmi. (2014) “Permasalahan Dan Dampak Kebakaran Hutan.”

Jurnal Lingkar Widyaiswara Vol 1 No.

Raymon Dart Pakpahan , Herlina Manullang, Roida Nababan. (2018).“Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Pidana Kepada Yang Membuka Lahan Dengan Cara Membakar (Studi Putusan Nomor 623/PID.B/2019/PN.BTA).” Jurnal Hukum Vol 07 No.

Shinta Agustina. (2015). “Implementasi Asas Lex Specialis Derogat Legi Generali Dalam Sistem Peradilan Pidana.” jurnal MMH Vol 44 N Zulfanur Fitri. (2020). “Penerapan Pidana Oleh Hakim Terhadap Pelaku

(3)

Tindak Pidana Pembakaran Hutan (Analisis Putusan Nomor : 159/Pid.B/Lh/2018/Pn.Mrb Dan Putusan Nomor : 201/Pid.B/Lh/2017/Pn.Mrb)” 3, no. 1.

C. Undang-undang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

D. Internet

Alfandi Simamora. “Kebakaran Lahan: 223,5 Hektare Lahan Terbakar Selama 2021 Di UPT Damkar Tanjunguban Bintan Artikel Ini Telah Tayang Di TribunBatam.Id Dengan Judul Kebakaran Lahan: 223,5 Hektare Lahan Terbakar Selama 2021 Di UPT Damkar Tanjunguban Bintan, Https://Batam.Tr.” Tribun Bintan. Last modified 2022.

https://www.google.com/search?q=223%2C5+Hektare+Lahan+Terba kar+Selama+2021+di+UPT+Damkar+Tanjunguban+Bintan%2C&oq=

223%2C5+Hektare+Lahan+Terbakar+Selama+2021+di+UPT+Damka r+Tanjunguban+Bintan%2C&aqs=chrome..69i57.1146j0j7&sourceid

=chrome&ie=UTF

Erizka Permatasari. “Penjelasan Asas Lex Superior Derogat Legi Inferiori Dan Bedanya Dengan Lex Specialis.” Last modified 2022.

https://www.hukumonline.com/klinik/a/penjelasan-asas-ilex-superior- derogat-legi-inferiori-i-dan-bedanya-dengan-ilex-specialis-i-

lt51375eaee3c7d.

Jenis Jenis Tindak Pidana Yang Ada Di Indonesia, Redaksi Justika, 2022, https://blog.justika.com/pidana-dan-laporan-polisi/jenis-jenis-tindak- pidana-yang-ada-di-indonesia

Kabupaten Bintan. Wikipedia, 2022. https://id.wikipedia.o rg/wiki/Kabu- paten_Bintan.

(4)

Pemer intah Kabupaten Bintan, “Geografis Kabupaten Bintan,” 2022, https://bintankab.go.id/geografis,

Putusan No Perkara 247/Pid.Sus/LH/2021/PN Tpg, n.d. https://sipp.pn- tanjungpinangkota.go.id/index.php/detil_perkara.

Vidya Prahassacitta. “Penelitian Hukum Normatif Dan Penelitian Hukum Yurudis.” Last modified 2019. https://business- law.binus.ac.id/2019/08/25/penelitian-hukum-normatifdan-

%0Apenelitian-hukum-yurudis/.

Referensi

Dokumen terkait

Com; Sri Mulyati Chalil, “ Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Dalam Tindak Pidana Korupsi di hubungkan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan

Undang-Undang Nomor 31 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Undang-Undang yang secara khusus mengatur

permohonan atau menolak permohonan restitusi. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2006 jo Undang Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban memberikan makna

31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 dalam Perlindungan Whistleblower Oleh Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban adalah

Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang

13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban maupun dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (untuk selanjutnya disingkat KUHAP), tidak pernah disebutkan secara

Adapun hak-hak korban dicantumkan pada Pasal 5 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan korban dikutip

Pembaharuan Pemberian Restitusi Dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang perubahan Atas Undang-Undang