• Tidak ada hasil yang ditemukan

rancangan laporan keuangan entitas nirlaba berdasarkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "rancangan laporan keuangan entitas nirlaba berdasarkan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

296 Meliati Mani Paalloan, Silvester Saman & Tamsil

RANCANGAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA BERDASARKAN PSAK No.45 PADA GEREJA TORAJA JEMAAT SUDIANG

KLASIS MAKASSAR TIMUR Oleh:

Meliati Mani Paalloan1 , Silvester Samman.2, Tamsil3.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

[email protected]1. [email protected]2. [email protected]3

ABSTRAK

This research aimed to find out if the financial report of Toraja Churuch Sudiang was in accordance with the accounting standard of finance PSAK No.45. In this research the data collected, interpreted, analyzed to get the big picture of finance flow in Toraja Church Sudiang. This research was a qualitative research. The technique of data collection was interviews and documents. The finding showed that the management of finance at Toraja church Jemaat Sudiang does not go with the guidance as stated by Badan Pekerja Majelis Sinode, on PSAK 45 mentioned as active. Therefore, the financial report of Toraja Church Jemaat Sudiang is not accordingly with PSAK 45 that consists of current finance position, activa report, cash flow and notes on financial report.

KeyWords : PSAK No.45, Financial report, non profit entity.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan salah satu faktor yang penting dan tidak dapat dilupakan pada entitas dalam suatu aktivitas bisnis. Maka dari itu setiap entitas harus membuat pelaporan keuangan sebagai informasi keuangan bagi organisasi dalam periode waktu tertentu.

Pihak-pihak pengguna laporan keuangan merupakan suatu gambaran akuntansi untuk melihat suatu kinerja organisasi seperti pada karyawan, investor, pemasok pemberi pinjaman, masyarakan, pemerintah dan kredituru usaha lain (Hary. 2014:27)

Berdasarkan tujuan dari organisasi yang terdiri dari organisasi yang berorientasi mencari keuntungan (profit) dan organisasi yang tidak mencari keuntungan ( non profit).

Menurut Sujarweni (2015:185), sumberdaya yang diperoleh dari organisasi nirlaba bersumber dari sumbangan yang diberikan anggota dan para penyumbang-penyumbang lain yang tidak mengharapkan pengemembalian apapun dari entitas nirlaba

.Entitas nirlaba terdiri dari entitas keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, sekolah, dan entitas nirlaba lainnya yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan. Dalam

bidang keagamaan gereja merupakan bagian dari entitas nirlaba yang telah di atur dalam PSAK 45 tenang pelaporan keuangan entitas nirlaba dimana pada entitas nirlaba berhak untuk membuat laporan keuangan sebagai informasi kepada pemakai laporan keuagan (Andarsari 2016). Tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang relavan untuk memenuhi informasi kepada semberi sumberdaya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali (IAI, 2015.45.6).

Laporan keuangan entitas nirlaba berdasarkan PSAK 45 terdiri dari 4 penyusunan laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan (neraca), laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. walapun laporan keuangan pada entitas ini telah di atur dalam PSAK 45.

Informasi mengenai jumlah penerimaan dan pembayaran kas selama suatu preode adalah lebih relavan dari pada informasi mengenai jumlah bersih kas.

(Saman: 2019)

Gereja Toraja Jemaat sudiang Klasis Makassar Timur adalah sebuah organisasi nirlaba yang terletak pada bidang keagamaan yang berada di kota makassar. gereja

(2)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 296-304 297 merupakan bagian dari entitas nirlaba dikarnakan sumberdaya yang diperoleh pada aktivitas operasionalnya berasal dari sumbangan dan persembahan angota jemaat yang tidak mengharapkan pengembalian modal yang diberikan dalam bentuk apapun.

Gereja secara berskala penerbit laporan berdasarkan pedoman pengelolahan keuangan gereja. Pelaporan keuangan tersebut terdiri dari penerimaan, pengeluaran, dan realisasi anggaran. Penyajian Laporan keuangan tersebut kurang konprehensif. Laporan keuangan hanya menujukan arus kas dan tidak melaporkan asset gereja. Dibutukan standarisasi pelaporan keuangan yang menunjukan laporan aktivitas pelayanan dan posisi keuangan. Meskipun organisasi ini tidak bersifat material atau tidak mencari keuntungan melainkan bersifat social, tetapi pencatatan, pelaporan dan pengukuran yang sesuai standar yang berlaku umum untuk memberikan informasi serta nilai kinerja organisasi. Oleh karna itu penyajian laporan keuangan yang baik serta transparan maka pengurus keuangan pada gereja sebaiknya menyajikan laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 45 mengenai laporan keuangan nirlaba.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan PSAK No.45 dalam penyusunan laporan keuangan Gereja Toraja Jemaat Sudiang Klasis Makassar Timur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan yang dibuat oleh gereja Toraja Jemaat Sudiang telah sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No 45.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Sujarweni (2015:1) akuntansi merupakan hasil dari pencatatan pengklasifikasian, dan pelaporan pada aktivitas jasa, dan melaporkan hasil akhir transaksi dan kejadian ekonomi untuk suatu informasi keuangan dalam mengambil keputusan

Menurut Wild, Shaw Dan Chiappetta (2014:3) akuntansi merupakan sistem yang menyajikan informasi tentang pengukuran, pencatatan dan informasi yang relavan, terpercaya, dan memiliki keterbandingan atas kegiatan bisnis organisasi. Menurut Kartikahadi (2015;3) akuntansi adalah sebuah

sistim yang menjajikan informasi keuangan dengan tujuan menghasilkan dan melaporkan informasi yang reliable dan efisien bagi pihak yang berkepentingan. Ada pun pendapat lain menyatakan bahwa akuntansi dapat didevinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan suatu entitas (Hery, 2014:16).

Akuntansi keuangan berorientasi pada pelaporan pihak eksternal. Di antara para pihak eksternal tersebut, pengguna yang utama adalah para pemilik perusahaan (pemegang saham) dan para kreditor (Sodikin & Riyono, 2015: 5). Beragamnya pihak eksternal dengan tujuan spesifik bagi masing-masing pihak membuat pihak penyusun laporan keuangan menggunakan prinsip dan asumsi-asumsi dalam proses penyusunan laporan. Menurut Harahap (2015:127) akuntansi keuangan memberikan informasi yang bersift baku, terstandar dan berdtujuan umum (General Purpose).

Berbicara mengenai organisasi perusahaan tidak akan terlepas dari laporan keuangan yang disusun dan disajikan organisasi. Apapun aktivitas dan hasil yang dilakukan organisasi akan tercemin dalam laporan keuangan. Organisasi telah berhasil mencapai kinerja, jaringan luas, efisien dan berdaya saing dapat kita nilai dari laporan keuangan (Bambang, 2014;7)

Dalam PSAK No. 1 Tujuan laporan keuangan yaitu memberikan informasi tentang posisi keuangan, arus kas dan, kinerja keuangan entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam membuat suatu keputusan ekonomi. Laporan keuangan mengambarkan kondisi keuangan, serta hasil usah suatu perusahaan pada saat tertentu. Adapun jenis laporan yang biasa kita kenal adalah neraca dan laporan laba/rugi, atau hasil usah, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk nilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan ( Harahap, 2015:105)

Menurut Fredik (2016:6) organisasi nirlaba atau organisasi non-profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan

(3)

298. Meliati Mani Paalloan, Silvester Saman & Tamsil yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba

Menurut (Tinungki :2014) organisasi adalah sistem peran, aliran aktivits dan proses (pola hubungan kerja) dan melibatkan beberapa orang sebagai pelaksana tugas yang didisain untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi merupakan suatu entitas sosial yang terkoordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih dengan batasan yang relatif teridentifikasi, yang berfungsi secara berkelanjutan untuk mencapai seperangkat sasaran bersama. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi nirlaba merupakan organisasi yang didalam kegiatan operasionalnya

tidak memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan dan mendapatkan sumbar daya yang berasal dari sumbangan para anggotanya maupun sumbangan lainnya.

IAI (2014:45.3). melalui PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan laporan catatan atas laporan keuangan. Laporan tersebut berbeda pada organisasi bisnis pada umumnya. Pernyataan tersebut dasar informasi yang di sajikan dalam laporan organisasi nirlaba. Peraturan dalam pernyataan tersebut mengacu kepada SAK atau SAK ETAP untuk organisasi yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

Berikut ini pengertian dari istilah yang di gunakan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba: (1)Pembatas Permanen, (2) Pembatas Temporer, (3) Sumber Daya Terikat.

tujuan utama dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para pemberi sumber daya bagi entitas nirlaba. IAI (2014:45.Pr.6). Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:

1. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus untuk memberikan jasa tersebut;

2. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya.

IAI (2014;45.Pr.8) Secara rinci tujuan laporan keuangan entitas nirlaba, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:

1. jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;

2. pengaruh transaksi, dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat asset neto jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antar keduanya;

3. cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh pada likuiditasnya;

4. arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antar keduanya;

5. cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh pada likuiditasnya;

Hipotesis atau dugaan sementara pada penelitihan ini adalah:

“Penerapan laporan keuangan Gereja Toraja Jemaat Sudiang Klasis Makassar Timur Sesuai Dengan PSAK No 45”

METODE PENELITIHAN Gambar 1. Disan Penelitihan

Lokasi yang menjadi objek penelitihan yang dilakukan oleh peneliti adalah Gereja Toraja, jemaat Sudiang Klasis Makassar Timur yang berlokasi di Jln.Perintis Kemerdekaan Km 17.

Taman Sudiang Indah, Block M.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan jenis penelitian:

Kuantitatif, Kualitatif

Sumber data yang didigunakan dalam penelitian ini adalah:

Data Primer,Data sekunder

Dalam teknik pengumpulan data yang di

gunakan yaitu:

Menentukan Lokasi penelitian

Menentukan kebutuhan data yang digunakan

Membuat surat izin penelitian

Mengumpulkan data yang dibutuhkan

Teknik

pengumpulan data

➢ Wawancara

➢ Observasi

➢ dokumentasi Data penelitian

Laporan keuangan GETOR JS

(4)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 296-304 299 Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan pernyataan secara lisan kepada subjek peneliti (sanusi, 2014:105). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka merupakan wawancara yang di lakukan dengan tidak merahasia informasi mengenai narasumbernya dan juga memiliki pertanyaan-pertanyaan yang tidak terbatas atau tidak terikat jawabannya.

ObservasiMenurut sugianto (2014:226) melalui observasi, peneliti dapat mempelajari perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Jenis obsevasi yang digunakan yaitu observasi parsitipatif pasif. Dimana observasi parsitipatif pasif merupakan penelitian dating ke tempat orang yang di amati tanpa ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data sekunder yang terdiri dari berbagai sumber seperti riwayat hidup perusahaan, laporan keuangan dan lain-lain (sanusi, 2014:114). Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan yaitu buku, jurnal, serta data lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode analisis kualitatif deskriptif yaitu mengambarkan, menganalisis, dan meringkas berbagai situasi, kondisi berbagai data yang dikumpulkan yang berupa wawancara dan pengamatan tentang masalah yang di teliti yang terjadi di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Visi Gereja

Toraja Jemaat Sudiang Potensi Gereja Berdayaguna Secara Optimal Bagi Pembagunan Tubuh Kristus (Gereja Toraja Berdaya Optimal)

Misi Gereja Toraja Jemaat Sudiang

1) Mengembangkan dan mengakarkan konsep-konsep teologi kontekstual.

2) Mengembangkan kapasitas SDM dan kapasitas piñatalayanan kelembagaan, 3) Meningkatkan deversitas, entensitas dan

kualitas parsitipasi Gereja Toraja dalam upaya-upaya penanggulangan aneka persoalan kehidupan berjemaat, bergereja, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Berdasarkan data-data serta informasi yang penulis dapatkan di kantor Gereja Toraja Jemaat Sudiang, bahwa Sistem pengelolan

keuangan Gereja Toraja Jemaat Sudiang adalah ”sistem sentralisasi” yang dimaksudkan adalah semua keuangan maupun harta Gereja Toraja Jemaat Sudiang sepenuhnya diterima dan di dapatkan dari persembahan- persembahan, perpuluhan, sumbangan dan pendapatan lainnya yang di kelola oleh gereja yang di tata bersama dan dipusatkannya pada rekening Gereja

Dari data yang penulis dapatkan di lapangan bahwa penyusunan laporan keuangan Gereja Toraja Jemaat Sudiang masih menggunakan Bacis cash inflow dan bacis cash out flow (Penerimaan dan pengeluaran kas). Dan belum menerapkan laporan keuangan sesuai pernyataan akuntansi keuangan (PSAK) No.45.

Seperti yang pernyataan penulis di atas bahwa laporan keuangan GETOR Jemaat Sudiang masih menyajikan laporan keuangan berbasis penerimaan dan pengeluaran kas seperti rincian-rincian sebagai berikut:

Tabel :1

Laporan Posisi Keuangan

GETOR Jemaat Sudiang Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 2018 ASSET:

aset lancar

Kas dan setara kas 439.960.609 Aset tidak lancar -

Jumlah Aset 439.960.609 ASSET NETTO

Asset Bersih tidak terikat 280.063.129 Asset bersih terikat temporer 159.897.480 Jumlah Aset Netto 439.960.609 Jumlah Liabilitas dan Asset Netto 439.960.609

Sumber: Data Olahan 2019

a. Asset

Penyajian Kas dan setara kas pada laporan posisi keuangan adalah total atau jumlah dari aset bersih pada akhir periode. Aset pada GETOR Jemaat sudiang yaitu kas dan setara kas, karna GETOR tidak mempunyai persediaan serta piutang. Sedangkan untuk aset tidak lancar seperti perlengkapan pada gereja dan asset tetap laporan tersebut hanya berupa unit yang di susun dalam daftar investaris gereja, sehingah jumlah aset tetap dan perengkapan tidak diketahui jumlah buku pada aset tersebut. Dalam posisi keuangan khususnya pada kelompok aset tidak menyajikan nilai dari investasi dan surat

(5)

300. Meliati Mani Paalloan, Silvester Saman & Tamsil berharga dikarnakan GETOR Jemaat Sudiang tidak mencatat dan melaporkan nilai dari investasi serta nilai surat berharga yang di miliki dalam laporan tahunan gereja sehigga tidak diketahui berapa nilai investasi dan surat berharga pada GETOR Jemaat Sudiang.

b. Liabilitas dan aset neto

Pada laporan keuangan GETOR Jemaat Sudiang tidak dapat saldo liabilitas tetapi

GETOR Jemaat Sudiang memiliki aset netto terikat dan aset netto terikat temporer. Jumlah aset terikat temporer adalah saldo akhir yang hasil perhitungan dari sumber daya terikat yang pengunaan biaya-biayanya dikurangi berdasarkan pembatasperiode laporan yang di sajikan pada catatan laporan keuangan.

Table 2 Laporan Aktivitas

GETOR Jemaat Sudiang Laporan Aktivitas 31 Desember 2018

Pendapatan Dan Penghasilan Tidak Terikat:

Sumbangan 480.000.000

Layanan jasa 3.602.844.336

Penghasilan dari investasi -

Lain-lain 620.700.000

Jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat 4.703.544.336 Asset bersih yang dibebaskan dari pembatas (catatan c):

Penemuhan prongram pembatas 148.600.000

Jumlah 148.600.000

Jumlah pendapatan 4.852.144.336

Beban

Biaya ke sinode (BPS) 293.120.000

Biaya konstribusi ke wilaya 185.670.000

Biaya gaji pendeta dan honorarium 1.284.536.715

Biaya sekertariat dan umum 279.019.000

Biaya pembinaan SDM 466.325.000

Biaya diakonia 586.800.000

Biaya pembagunan dan pemeliharahan 1.073.600.000

Biaya internal 321.500.000

Biaya eksterna 122.400.000

tunjangan hari raya 548.500.000

Jumlah beban 5.179.470.715

Penurunan jumlah asset bersih tidak terikat (327.326.379) Pemenuhan Program Pembatasan :

Sumbangan 635.823.860

Asset bersih terbebas dari pembatas (148.600.000)

Kenaikan asset terikat 487.223.860

Kenaikan Aset Bersih 159.896.480

Aset Bersih pada Awal Tahun 280.063.129

Aset Bersih pada Akhir Tahun 439.960.609

Sumber: Data Olahan 2019

1. Pendapatan terdiri dari jasa layanan dan penerimaan lainnya, untuk nilai dari jasa layanan yang di sajikan adalah pendapatan yang dipeoleh pada saat gereja memberikan pelayanan pada warga jemaat dan penerimaan tersebut berupa pundi- pundi dari persembahan yang

dikumpulkan pada setiap pelayanan.

Sedangkan untuk pendapatan lain-lain merupakan aksi-aksi serta dana sehat yang dilakukan masing-masing komisi gereja.

2. Aset netto yang dibebaskan dari pembatasnya

(6)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 296-304 301 Penemuhan program pembatas dikategorikan dalam aset netto dan di bebaskan dari pembatas berupa total aset keluar pada program pembatas nilai tersebut secara langsung yaitu jumlah dari aset yang pembatasnya berakhir dikarnakan di gunakan untuk penemuhan program yang sudah di batasih. Catatan tersebut dapat di lihat pada catatan C pada catatan atas laporan keuangan.

3. Jumlah pendapatan, dan sumbangan lainnya.

Jumlah pendapatan adalah penjumlahan dari aset netto yang telah berakhir pembatasnya dari jumlah pendapatan

4. Beban merupakan suatu biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan suatu prongram pada setiap bidang, operasi Gereja, Dalam membayar kewajiban kesinode dan lain-lain.

5.

Penemuhan prongram pembatas Merupakan total dari sumbangan terikat serta aset bersi yang di bebaskan dari pembatas.

Table .3 Laporan Arus Kas

GETOR Jemaat Sudiang Laporan Arus Kas

31 Desember 2018 Aktivitas operasi:

kas dari pendapatan jasa 3.602.844.336

kas dari pemberi sumberdaya 480.000.000

penerimaan lain-lain 620.700.000

4.703.544.336

Biaya gaji pendeta dan honorarium 1.284.536.715 Biaya sekertariat dan umum 279.019.000

Biaya pembinaan SDM 466.325.000

Biaya pembagunan dan pemeliharahan 1.073.600.000

Biaya internal 321.500.000

Biaya eksterna 122.400.000

tunjangan hari raya 548.500.000

( 4.113.880.715)

kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi 587.663.621 aktivitas investasi

-

Kas neto diterima dalam aktivitas investasi _

AKTIVITAS PENDANAAN

Kotak pelayanan 518.073.810

Kotak sukarela 117.750.050

635.823.860 Aktivitas pendanaan lain:

Sentralisasi ke sinode 293.120.000

Sentralisasi ke wilayah 185.670.000

Diakonia 586.800.000

( 1.065.590.000) Kas Netto Di Terima Dalam Aktivitas Pendanaan 429.766.140 KENAIKAN NETTO KAS DAN SETARA KAS 159.896.480 KAS DAN SETARA Kas Awal Tahun 280.063.129

Kas Dan Setara Kas Akhir Tahun 439.960.609

Sumber:olahan 2019

a. Aktivitas operasi

Penerimaan serta pengeluaran arus kas pada perkiraan yang terkait pada aktivitas oprasional Gereja seperti tujangan-tunjangan dan biaya-biaya lainnya.

b. Aktivitas investasi

penerimaan serta pengeluaran kas Pada GETOR Jemaat Sudiang tidak terjadi investasi pada tahun 2018

c. Aktivitas pendanaan

(7)

302. Meliati Mani Paalloan, Silvester Saman & Tamsil Penerimaan kontribusi pada jemaat yang pelunasan, kewajiban dan aktivitas dan

pendanaan lain yang penggunaannya dibatasi,

Tabel 4

Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan GETOR Jemaat Sudiang

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan A menguragi kebijakan gereja sehingga menyebabkan catatan B dan C disajikan Catatan A

Sumbangan terikat pada GETOR Jemaat sudiang mempunyai 3 bagian akun yaitu diakonia,sentralisasi ke wilayah dan sentralisasi ke sinode. Apa bila akun ketiganya sudah terpenuhi maka, dana tersebut dapat di gunakan ke aktivitas gereja lainnya, dan sebaliknya jika tiga akun tersebut tidak cukup maka dana tersebut di penuhi oleh sumbangan lainnya.

Catatan B

Aset bersih terikat temporer dibatasi untuk : - Diakonia

Diakonia Tetap 108.000.000

Diakonia Kedukaan 134.000.000 Diakonia Karitatif 12.000.000 Diakonia Sakit Anggota Jemaat 145.000.000

Diakonia Natal 30.000.000

Siakonia Pelayanan Kesaksian 69.500.000

Diakonia Bantuan Jemaat Kembar 26.000.000 Diakonia Yang Tertimpa Musibah, 2.000.000 Diakonia Perhatian Pendeta Emeritus 24.000.000

Diakonia AM GETOR 1500.000

Diakonia Beasiswa Warga Tidak Mampu 24.000.000 Diakonia Guru Agama Dalam Pelayanan 10.800.000 586.800.000 - sentralisasi kesinode

Kotak layanan 518.073.810

sentralisasi 293.120.000

- Sentralisasi kewilayah

Kotak layanan 359.866.760

sentralisasi 185.670.000

174.196.760

Total asset terikat 255.569.380

Asset netto terikat temporer 429.766.140

Catatan C

Aset bersih pada pemberi sumber daya tidak mengharapkan pengembalian modal pada saat terjadinya suatu beban tertentu atau saat terjadinya sesuatu yang diisyaratkan oleh pemberi sumber daya.

Tujuan Terbatas yang Tercapai:

Diakonia 586.800.000

Pembatas yang dipenuh 586.800.000

Sumber: olahan 2019

Catatan Atas Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No 45

Catatan atas laporan keuangan GETOR Jemaat Sudiang

a. Kebijakan Oleh Badan Pekerja Majelis GETOR Jemaat Sudiang

b. Catatan Aset Bersih Temporer

c. Catatan Aset Netto Yang Di Bebaskan Dari Pembatas

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di GETOR Jemaat Sudiang mengenai penyusunan laporan keuangan

(8)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 296-304 303 GETOR Jemaat Sudiang, penulis menyimpulkan bahwa:

a. Dalam penyusunan laporan keuangan GETOR Jemaat Sudiang belum sesuai dengan pedoman

b. pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45, dikarenakan laporan yang disajikan GETOR Jemaat Sudiang di anggap sudah cukup dan mudah dipahami oleh pihak yang menggunakannya.

c. Penyusunan laporan keuangan GETOR Jemaat Sudiang sangat sederhana dimana hanya menyajikan laporan penerimaan dan pengeluaran kas.

Informasi yang di sajikan sudah cukup jelas sehingga dapat bermanfaat bagi pengguna sebagai dasar pengambilan keputusan.

d. GETOR Jemaat Sudiang dalam penyajian laporan keuangan tidak menampilkan neraca sehingga pembaca tidak mendapatkan informasi tentang posisi keuangan harta, kewajiban dan ekuitasnya. Saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitihan ini yaitu:

a. Dalam penyajian laporan keuangan GETOR Jemaat Sudiang sebaiknya mengacu pada pedoman standar akuntansi yaitu sesuai dengan pernyataan standar akuntansi (PSAK) No.45.

b. Dalam penyusunan laporan keuangan GETOR Jemaat Sudiang sangat

sederhana yaitu

mempertangujawabkan sumber dan penggunaan dana. Dan penulis menyarankan untuk melengkapinya dengan posisi keuangan GETOR Jemaat Sudiang yaitu berupa harta dan, kewajiban dan ekuitas delam bentuk nereca akhir periode, sehingga pengunaan laporan keuangan mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap tentang harta, kewajiban Gereja.

Bagi Badan Pekerja Majelis Sinode serta GETOR Jemaat Sudiang mulai melakukan kajian dalam penyusunan laporan keuangan PSAK PSAK No.45 tentang penyusunan laporan keuangan entitas non profit serta diharapkan melakukan pelatihannya

DAFTAR PUSTAKA

Andarsar, pipit Rosita. Laporan keuangan organisasi nirlaba(lembaga masjid).

2016. Jurnal ekonomi universitas kendiri vol.01.02. http//fe.unik- kendiri.ac.id. (diakses pada tanggal 24 mei 2019)

Bambang, Wahyudi. 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan Panduan Memahami Laporan Keuangan Perusahaan Bagi Manajer. Jakarta:

Raih Asa Sukses,

Chiappettadan, W. Kwok. Wild, J.J., K.W.

Shaw. B. 2014, Financial Accounting, 2., Mcgraw-Hill Education. Amerika Serikat

Harahap, Syafri, Sofyan. 2015 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:

Rajagrafindo Persada

Hary. 2014. Akuntansi Dasar. Jakarta. PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia Mengenal dan memahami dasar-

dasar laporan keuangan. Jakarta.

Grafindo.

Irianto, Nur. dan Supomo, Bambang. 2016.

Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen, Edisi Ke-

1. BPFE-YOGYAKARTA:

yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2017.

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan No.45 (PSAK 45). Salemba Empat. Jakarta

. 2014. Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Salemba Empat.

Jakarta.

Hans, Kartikahadi, uli Rosita, sinaga, syamsul, merlyna., sinegar, veronica, wahyudi, esra tri. 2015. Akuntan keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS. Edisi Kedua. Buku 1. Ikatan akuntansi Indonesia. Jakarta.

Saman, S (2019). Analisis arus kas dengan anggaran kas pada PT. PLN (Persero) Area Makassar. Diakses pada tangal 01 oktober 2019 melalui website:

https;//e-jurnal.stienobel-

indonesia.ac.id/index.php/akmen/articl e/view/485/481

Sodikin. Slamat sugiri dan riyono, bogat agus.

2015. Akuntansi pengantar I.

Yogyakarta; UPP STIM YKPN.

(9)

304 Meliati Mani Paalloan, Silvester Saman & Tamsil Tinungki, Angelia Novrina Meilani.2014.

Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No.45 pada Panti Sosial Tresna Werdhana. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Jurnal EMBA Vol. 2, No. 2 Hal 808-819. ISSN 2303-1174

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Wiratna, V. Sujarweni, 2015. Sistem Akuntansi.Bandung: Pustaka Press.

Sanusi, A. 2014. Metode Penelitian Bisnis.

Jakarta: Salemba Empat Remaja Rosda karya

Referensi

Dokumen terkait

1.3 Problem Limitation This study focuses on the process the developing reading instructional module in English as a supplementary in the first semester for the first grade students