• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN DISKUSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN RAB 07.00-09.41

N/A
N/A
Dwi Andini

Academic year: 2024

Membagikan "RANGKUMAN DISKUSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN RAB 07.00-09.41"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : DWI ANDINI SUKMA WIJAYA

NIM : 20042200

DOSEN PENGAMPU : RAHMADANI YUSRAN, S.Sos, M.Si

SEKSI : 202220420011

RANGKUMAN DISKUSI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN RAB 07.00-09.41

Diskusi Pertemuan 2

Pembuatan keputusan mengenal berbagai prinsip dasar sehingga baik dalam tahapan perumusan maupun implementasinya pembuatan keputusan tersebut memenuhi syarat sebagai alat manajemen yang dapat memberikan panduan bagi anggota dalam bertindak dan berprilaku.

Adapun Prinsip-Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keputusan pada dasarnya ditujukan untuk memecahkan masalah, karena itu setiap alternatif solusi hendaknya tepat untuk masalah yang dituju.

2. Setiap keputusan hendaknya merupakan alternatif terbaik dengan resiko yang amat minial.

3. Keputusan hendaknya sudah mempertimbangkan lingkup dan resiko secara sistematik dan sistemik.

4. Keputusan hendaknya tidak berada diluar zona of acceptance manusia.

5. Keputusan yang efektif adalah keputusan yang dapat dilaksanakan.

6. Keputusan hendaknya memecahkan masalah yang generik bukan masalah yang oprasional teknis.

7. Pembuatan Keputusan terdiri dari tahap perumusan keputusan dan implementasi keputusan.

8. Pembuatan keputusan hendaknya menghasilkan suatu hasil yang dapat diukur.

9. keputusan tidak selalu harus dimulai dari data, tapi dari judgement. Keseluruhan prinsip di atas dapat dijadikan dasar dalam setiap pembuatan keputusan.

(2)

Dengan menerapkan prinsip tersebut pembuat keputusan dapat terhindar dari berbagai kesalahan dalam menggunakan pembuatan keputusan. Ini mengandung arti bahwa kekacauan manajemen yang acap kali disebabkan oleh pembuatan keputusan yang tidak didasarkan kepada prinsip yang tepat dapat dihindari.

Beberapa kondisi yang mendasari pengambilan keputusan, diantaranya:

1. Terdapat kesenjangan (gap) antara sikon yang ada dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Ada kepedulian pihak pengambil keputusan terhadap gap tersebut.

3. Ada motivasi dari pengambil keputusan untuk menyelesaikan/mengurangi gap tersebut.

4. Decision maker memiliki sumber daya (uang, karyawan, teknologi, dsb) yang memadai untuk menyelesaikan gap tersebut. Hampir semua pengambilan keputusan didasari oleh empat hal di atas, meskipun demikian tidak semua keputusan yang diambil selalu tepat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Situasi dan kondisi yang terjadi saat itu dan kemungkinan situasi dan kondisi yang terprediksi di masa datang menjadi salah satu faktor penentu tepat atau tidaknya suatu keputusan diambil.

5. Kategori Pengambilan Keputusan Sebagaimana organisasi ketahui para pengambil keputusan tidak selalu mengetahui dengan pasti akan hasil keputusannya. Ada kalanya ia mengetahui sepenuhnya dan yakin benar akan hasil dari tiap-tiap alternatif (kondisi kepastian), tetapi kadang-kadang juga ia tidak mengetahui sama sekali tentang hasil keputusan yang diambilnya (kondisi ketidakpastian). Fakta-fakta di lapangan menunjukkan keadaan yang paling sering terjadi ialah pengambilan keputusan dapat memperkirakan kemungkinan berhasilnya tiap-tiap alternatif, dan ia mengetahui bahwa keputusannya mengandung tingkat risiko tertentu, mungkin berhasil baik, tetapi mungkin juga gagal (kondisi risiko).

Tiga kondisi yang mungkin ini adalah kepastian, ketidak pastian, dan risiko.

1. Kondisi Pasti (certainty) Pengambil keputusan memiliki informasi lengkap mengenai persoalan yang dihadapi, memiliki alternatif solusi yang jelas, dan hasil yang akan dicapai melalui solusi tersebut dapat diperkirakan. Pengambilan keputusan yang masuk dalam kategori ini adalah keputusan rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang bersifat standar dan umum dari suatu persoalan yang solusinya sudah jelas dan pasti, contoh : Untuk usaha

(3)

perBankan, mencetak brosur-brosur informasi produk, formulir transaksi perbankan, dll, jika persediaan sudah menipis.

2. Kondisi Berisiko (risk) Pengambil keputusan dapat mendefinisikan persoalan, menetapkan kemungkinan kejadian tertentu, mengidentifikasi alternatif solusi, mengambil keputusan dengan tingkat hasil yang sudah diperkirakan tetapi tetap masih memungkinkan diperolehnya hasil yang tidak diperkirakan. Pengambilan keputusan yang masuk dalam kategori ini adalah keputusan adaptif. Keputusan adaptif adalah keputusan yang dilakukan sebagai respon dari suatu persoalan yang relatif dapat diidentifikasi meskipun tidak umum di mana alternatif solusi dapat diidentifikasi meskipun hasilnya belum pasti. Contoh: GE Master Card dengan Krisdayanti show. Keberhasilan pengambilan keputusan ini sangat tergantung kepada probabilitas obyektif (kalkulasi matang) atau probabilitas subyektif (intuisi dan pengalaman).

3. Kondisi Tidak Pasti (uncertainty) Pengambil keputusan tidak memiliki cukup informasi untuk memperoleh hasil yang diharapkan dari sejumlah alternatif solusi yang dilakukan.

Pengambilan keputusan yang masuk dalam kategori ini adalah keputusan inovatif.

Keputusan inovatif adalah keputusan yang didasarkan atas penemuan atau identifikasi dan diagnosa dari suatu persoalan yang tidak umum dan meragukan, di mana alternatif solusi yang ditempuh bersifat unik, spesifik dan kreatif. Contoh : Untuk usaha perBankan, promosi yang dilakukan Bank Niaga, melalui kerjasama dengan produser film untuk memproduksi sebuah film (rumah ketujuh).

Diskusi Pertemuan 3

Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Kualitas Keputusan yang sebenarnya Kualitas Potensial dari Keputusan Perbedaan antara kualitas keputusan yang sebenarnya dengan kualitas keputusan- keputusan secara potensial Pengambilan keputusan yang dilakukan haruslah berlandaskan pada fungsi dan tujuan dari pengambilan keputusan itu sendiri. Secara lebih jelas akan dijelaskan sebagai berikut.

(4)

A. FUNGSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah, antara lain memiliki fungsi sebagai:

1. Pangkal dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional.

2. Sesuatu yang bersifat futuristik atau menyangkut keadaan masa yang akan datang, yang efeknya berlangsung cukup lama.

B. TUJUAN DARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1. Tujuan yang bersifat tunggal Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain.

2. Tujuan yang bersifat ganda Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

Metode Pengambilan Keputusan

Manajemen Pengambilan keputusan tentunya dilakukan secara ilmiah, artinya berdasarkan kaidah atau metode ilmiah. Metode ini digunakan agar hasil dari pengambilan keputusan bersifat objektif, sehingga memberikan hasil yang optimal. Langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah merupakan langkah yang sistematis untuk melakukan penelitian dan banyak dilakukan di lingkungan ilmu-ilmu eksakta dan sosial.

Secara lebih jelas, langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Merumuskan/mendefinisikan persoalan Merupakan tujuan dari penelitian supaya terarah.

Masalah yang akan diangkat atau coba dipecahkan harus dinyatakan secara jelas dan fokus dan biasanya dibuat dalam bentuk pertanyaan. Misalnya, apakah ada pengaruh yang berarti antara jumlah biaya iklan terhadap jumlah barang yang terjual?

(5)

b. Lakukan penelitian Tahap ini merupakan suatu studi literatur atau studi untuk mencari model pemecahan dari masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya. Bentuk pemecahan masalah atau model penelitian ini akan menjadi alat analisis untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

c. Kembangkan hipotesis Hipotesis merupakan dugaan dari penelitian untuk dijadikan sebagai arahan dari penelitian.

d. Uji hipotesis Tahap ini merupakan pengujian baik secara model penelitian atau statistik, setelah data atau informasi dari apa yang akan diteliti telah dimasukkan ke dalam model penelitian.

e. Analisis hasil Merupakan analisis dari hasil pengolahan model penelitian berdasarkan kerangka berpikir yang telah dicari dalam studi literatur.

Referensi

Dokumen terkait