• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUPAN SIK

N/A
N/A
DIVA RAHAYU PUSPITASARI

Academic year: 2024

Membagikan "RANGKUPAN SIK"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SISTEM KESEHATAN KELOMPOK 1

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Dosen Pengampu :

Dr. Indah Budiastutik, SKM, M.Kes Disusun Oleh :

Naila Farhana Azzahida (211510047) Yogi Rizki Ramadhani (211510046) Diva Rahayu Puspitasari (211510044) Nova Dwi Safitri (211510042)

Yuni (211510039)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan kekuatan dan kesehatan lahir dan batin. Tidak lupa penyusun juga menghaturkan salawat serta salam kepada nabi besar Islam Muhammad SAW yang telah memberikan titik terang bagi umat Islam. Dan tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan Ibu Dr. Indah Budiatutik, SKM, M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam mata kuliah ini.

Penyusun juga berterima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita. Penyusun juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu penyusun mengharapkan kepada semua pihak yang membaca dan menemukan kekeliruan itu, agar dapat memberikan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.

Pontianak, 4 April 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

BAB 1... 4

PENDAHULUAN... 4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan... 5

BAB II... 6

PEMBAHASAN...6

2.1 Definisi Sistem Kesehatan...6

2.2 Manfaat Sistem Kesehatan...6

2.3 Bentuk-Bentuk Sistem Kesehatan...6

2.4 Sub Sistem dari Sistem Kesehatan...7

2.5 Permasalahan Sistem Kesehatan...11

2.6 Perbedaan sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan internasional...12

BAB III... 13

PENUTUP... 13

3.1 Kesimpulan...13

3.2 Saran... 13

Daftar Pustaka... 14

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem adalah sekumpulan kegiatan/elemen yang saling berhubungan untuk dapat membentuk sesuatu yang bermanfaat. Sistem biasanya terdiri dari sub-sub sistem. Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai faktor kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Menurut WHO(1996) sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang dirancang secara khusus guna mewujudkan kesehatan masyarakat yang tinggi sebagai bukti kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pelayanan kesehatan yang sudah diselenggarakan pemerintah dilakukan secara berjenjang sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan N0. 01 tahun 2012. Layanan tingkat primer merupakan tempat pertama kali pasien kontak dengan tenaga kesehatan seperti Puskesmas, dokter praktek keluarga, klinik, kecuali dalam gawat darurat. Dokter layanan primer bertanggung jawab terhadap terhadap kebutuhan rujukan pasien ke pelayanan tingkat sekunder (rumah sakit tipe D, C, B). Sedangkan dokter yang memberikan pelayanan di tingkat sekunder bertanggung jawab terhadap kebutuhan rujukan pasien ke pelayanan tersier baik rumah sakit tipe A dan B pendidikan (Kementrian Kesehatan, 2012).

Sistem pelayanan kesehatan dapat dinilai berdasarkan kualitas pelayanan yang dikaitkan dengan penilaian pelanggan yang memberi suatu dorongan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan, dan dalam jangka panjang akan memungkinkan suatu perusahaan untuk memahami harapan serta kebutuhan pelanggan secara seksama.

Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan secara maksimal (Atmawati dan Wahyudin, 2007).

Mutu suatu pelayanan dapat dianalisis menggunakan metode SERVQUAL. Metode tersebut mengukur kualitas jasa berdasarkan lima dimensi. Lima dimensi tersebut meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan sarana komunikasi (tangible), kehandalan dan keakuratan dalam memberikan pelayanan kepada pasien (reliability), keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap (responsiveness), kemampuan, kesopanana, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan (assurance), kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pasien (empathy) (Nasution, 2004). Berdasarkan penelitian oleh Naik (2010), menyatakan bahwa lima dimensi tersebut dapat memperhatikan secara rinci menangani keluhan dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan menjadi lebih baik kepada pelanggan. Lima metode tersebut dapat diukur menggunakan alat ukur berupa kuesioner guna mengetahui seberapa besar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit berdasarkan persepsi dan harapan pasien.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi sistem kesehatan?

b. Apa tujuan sistem kesehatan?

c. Apa saja bentuk-bentuk sistem kesehatan?

d. Apa saja sub sistem dari sistem kesehatan?

e. Apa permasalahan sistem kesehatan?

f. Apa perbedaan sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan internasional?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui definisi dari sistem kesehatan b. Memahami tujuan dari adanya sistem kesehatan c. Mengetahui bentuk-bentuk sistem kesehatan d. Menjelaskan sub sistemdari sistem kesehatan

e. Memahami permasalahan yang terjadi pada sistem kesehatan

f. Mengetahui perbedaan sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan internasional

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Sistem Kesehatan

Organisasi kesehatan dunia mendefinisikan sistem kesehatan sebagai semua faktor institusi, dan sumber daya yang melakukan tindakan kesehata yang mana tindakan kesehatan merupakan salah satu tempat tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan. Suatu definisi terkait sistem keschatan mengatakan bahwa sistem kesehatan adalah kombinasi sumber daya, organisasi, dan manajemen yang berujung pada pemberian pelayanan kesehatan bagi penduduk. Berikut beberapa pandangan mengenai sistem kesehatan :

a. Instansi yang mengenai rencana, dana, dan mengatur pelayanan kesehatan b. Uang yang membiayai perawatan kesehatan

c. Mereka yang memberikan pelayanan kesehatan preventif d. Mereka yang menyediakan layanan klinis

e. Mereka yang memberikan masukan khusus ke dalam layanan kesehatan, seperti pendidikan profesional kesehatan dan produstion obat-obatan dan peralatan medis Hal ini penting untuk diingat ketika mempertimbangkan sistem kesehatan yang mereka terdiri dari satu set bagian saling tergantung. Organisasi-organisasi, uang, dan orang-orang yang terdiri dari sistem keschatan mungkin publik, swasta, nirlaba, atau non profit swasta

2.2 Manfaat Sistem Kesehatan

Berikut merupakan manfaat dengan adanya sistem kesehatan : 1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat

2. Memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan

3. Memudahkan fasilitas kesehatan (faskes) dalam mendata setiap pasien yang mendaftar untuk berobat

2.3 Bentuk-Bentuk Sistem Kesehatan

Sistem kesehatan memiliki beberapa bentuk yang mana bentuk dari sistem kesehatan tersebut meliputi :

1. Pemerintah (Policy maker ), pemerintah ini yang bertanggung jawab merumuskan berbagai kebijakan termasuk kesehatan. Contohnya peningkatan sarana pelayanan primer (Puskesmas, klinik pratama, dokter praktek mandiri), dan pemenuhan prasarana pendukung seperti (alat kesehatan, obat, dan bahan habis pakai), serta inovasi untuk pelayanan di daerah-daerah yang terpencil

2. Masyarakat (Health Consumer), mereka yang akan memanfaaatkan jasa pelayanan kesehatan

3. Penyedia Pelayanan Kesehatan (Health Provider), bertanggung jawab secara langsung dalam menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan. Contohnya seperti berikut:

(7)

a. Pelayanan Rawat Jalan / Poliklinik.

b. Pelayanan Rawat Inap.

c. Pelayanan Gawat Darurat.

d. Pelayanan Kedokteran Nuklir.

e. Pelayanan Ibu dan Anak Terpadu (NICU, PICU, HCU, ICCU, ICU) f. Pelayanan Rawat Inap Intensif Terpadu.

g. Pelayanan Bedah Sentral dan Anastesi.

2.4 Sub Sistem dari Sistem Kesehatan

Sistem kesehatan memiliki beberapa sub sistem yang mencakup : a. Upaya kesehatan

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan irasional untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Upaya tersebut dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

b. Penelitian dan pengembangan kesehatan

Penelitian dan pengembangan kesehatan adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan menurut metode yang sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan/atau teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori atau suatu proses gejala alam dan/atau sosial di bidang kesehatan, dan dilanjutkan dengan menguji penerapannya untuk tujuan praktis di bidang kesehatan.

Manfaat dari penelitian dan pengembangan kesehatan adalah menekankan pada upaya menemukan pengetahuan baru, sekaligus bertujuan sebagai problem solving. Selain itu hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dapat langsung diterapkan atau dioperasionalkan dibidang pendidikan terutama dalam melaksanakan program promosi kesehatan.

c. Pembiayaan kesehatan

Pembiayaan Kesehatan adalah pengelolaan berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Tujuan pembiayaan kesehatan adalah untuk membuat dana yang tersedia, serta untuk mengatur insentif keuangan yang tepat untuk provider kesehatan, hal ini berfungsi untuk memastikan bahwa semua individu memiliki akses terhadap kesehatan masyarakat yang efektif dan pelayanan kesehatan individu (WHO 2000).

(8)

Sumber pembiayaan di bidang kesehatan terdiri dari empat sumber utama yaitu 1) pemerintah, 2) swasta, 3) masyarakat dalam bentuk fee for services dan asuransi, 4) sumber-sumber lain dalam bentuk hibahdan pinjaman luar negeri (Muninjaya, 2004).

Pembiayaan kesehatan didalam sistem kesehatan tidak selamanya berjalan lancar.

Beberapa pembiayaan kesehatan mengalami peningkatan sehingga terjadilah kejadian dimana biaya kesehatan menjadi mahal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi di bidang kesehatan lebih tinggi dibanding inflasi umum. Di bawah ini adalah beberapa penyebabnya.

1. Meningkatnya Permintaan

Ketika kebutuhan fasilitas kesehatan meningkat, maka akan diikuti juga kenaikan harga jualnya. Sama seperti yang sedang terjadi saat ini, di era pandemi ini kebutuhan masyarakat akan alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, vitamin, dan sebagainya terus meningkat, sehingga harga kebutuhan ini pun ikut melonjak pesat. 

2. Biaya Produksi Naik

Selain banyaknya permintaan, harga alat atau kebutuhan kesehatan juga bisa meningkat karena biaya produksi barang dan jasa pun ikut meningkat. Misalnya, kenaikan upah tenaga pekerja di bidang medis atau kenaikan biaya-biaya pemeliharaan Rumah Sakit. Kenaikan harga ini biasanya akan dibebankan kepada pasien atau pengguna jasa.

3. Jumlah Fasilitas & Sarana Kesehatan yang Tak Sebanding

Kurangnya fasilitas dan sarana kesehatan juga menjadi salah satu faktor meningkatnya biaya kesehatan. Di mana, jumlah fasilitas dan sarana kesehatan yang tersedia tidak sebanding dengan permintaan. Atau kurangnya kapasitas penampung.

Masalah ini juga sedang terjadi, di mana banyak pasien yang kesulitan mendapatkan ruangan untuk rawat inap atau sulitnya mendapatkan fasilitas kesehatan di masa pandemi.

4. Ketidakpastian

Salah satu penyebab terjadinya inflasi dari harga jual atau jasa layanan kesehatan adalah tidak adanya kepastian, misalnya ketika krisis ekonomi. Dalam kondisi ini, penyedia jasa bisa memilih untuk melakukan spekulasi dengan memasang tarif jasa layanan yang tidak akan membuat rugi pihaknya.

d. Sumber daya manusia

Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah memperbaiki kontribusi produktif orang-orang atau tenaga kerja terhadap organisasi atau perusahaan dengan cara yang bertanggungjawab secara strategis, etis dan sosial. Sistem

(9)

SDM yang baik mampu meningkatkan koordinasi antar karyawan dan juga menciptakan atmosfir kerja yang nyaman dan kondusif. Rasa kekeluargaan bisa dipupuk dan bertumbuh baik, sehingga hanya ada sedikit perbedaan di pikiran karyawan antara rumah dan tempat bekerja.

Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen penting yang berfungsi sebagai penggerak kegiatan produksi pada sebuah organisasi atau perusahaan. Agar bisa selaras dengan visi dan misi perusahaan, SDM harus diseleksi. Oleh karena itu perusahaan perlu menerapkan manajemen SDM yang baik demi terwujudnya tujuan organisasi.

Adanya perencanaan sumber daya manusia sebagai salah satu sub sistem dalam sistem kesehatan adalah sebagai berikut.

1. Untuk mempertahankan jumlah tenaga kerja yang cukup dengan keahlian yang memadai yang dapat beroperasi secara maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Untuk mempertahankan jumlah tenaga kerja yang cukup dengan keahlian yang memadai yang dapat beroperasi secara maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan.

3. Dapat menggunakan SDM yang telah ada secara optimal.

4. Melakukan pengadaan tenaga kerja baru secara ekonomis.

5. Dapat memenuhi kriteria SDM dan mengantisipasi perubahan tuntutan kerja.

6. Meningkatkan Sistem Informasi SDM, yang secara terus menerus diperlukan dalam mendayagunakan SDM secara efektif efisien bagi pencapaian tujuan bisnis perusahaan.

e. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan

Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan adalah pengelolaan berbagai upaya yang menjamin keamanan, khasiat/ manfaat, mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.

Tujuan penyelenggaraan subsistem sediaan farmasi. alat kesehatan, dan makanan adalah tersedianya sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, dan khusus untuk obat dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.

f. Manajemen, informasi dan regulasi kesehatan

1. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan usaha anggota dalam organisasi, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.

(10)

3. Regulasi di bidang kesehatan meliputi Undang-undang tentang Praktik Kedokteran, Undang-undang Kesehatan, Undang-undang Rumah Sakit dan Undang-undang Tenaga Kesehatan dalam pelaksanaannya terdapat potensi inkonsistensi karena adanya disharmoni dalam beberapa norma pengaturannya.

g. Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat bisa mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Tujuan utama pemberdayaaan adalah memperkuat kekuasaaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya presepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).

Adapun menurut Agus Syafi'i, tujuan pemberdayaan masyarakat adalah mendirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara seimbang. Karena pemberdayaan masyarakat adalah upaya memperkuas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.

Menurut Isbandi Rukminto Adi, pemberdayaan masyarakat memiliki 7 (tujuh) terhadap pemberdayaan, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan, yaitu menyiapakan penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non- direktif.

b. Tahapan pengkajian (assessment), yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok- kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.

c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan, yaitu petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikit tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan.

d. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi, yaitu agen perubahan membantu masing- masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Disamping itu juga petugas membantu untuk memfomalisasikan gagasan mereka kedalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana.

e. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan, yaitu masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerjasama antar petugas dan masyarakat merupakan hal

(11)

penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat dilapangan.

f. Tahap evaluasi, yaitu proses pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharpakan dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengewasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

g. Tahap terminasi, yaitu tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.

Sedangkan menurut Gunawan Sumodiningrat, upaya untuk pemberdayaan masyarakat terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:

(a) Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi mastyarakat itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan.

(b) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positf dan nyata, serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang.

(c) Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi.

2.5 Permasalahan Sistem Kesehatan

Sistem kesehatan nasional belum berjalan secara efektif. Hal ini mengakibatkan tidak meratanya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di berbagai daerah, sehingga masalah penyakit menular dan gizi buruk terus bermunculan. Angka kematian ibu dan bayi baru lahir juga masih tinggi. Untuk itu, penataan sistem kesehatan nasional perlu segera dilakukan. Dalam sistem kesehatan nasional, pemerintah berperan sebagai regulator dan pengawas. Jadi, pemerintah harus bisa mengatur distribusi tenaga kesehatan termasuk dokter dan dokter spesialis agar merata, mengelola pembiayaan kesehatan nasional, dan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Semua program kesehatan tidak bisa dilakukan hanya berdasar keinginan pengambil kebijakan, tetapi harus sesuai dengan blue print sistem kesehatan nasional. Akibat tidak adanya sistem kesehatan nasional, maka pembangunan kesehatan di berbagai daerah hanya sebatas janji dari para calon bupati atau walikota dalam pemilihan kepala daerah tanpa ada realisasi. Indonesia kalah dengan beberapa negara di Asia yang telah memiliki sistem kesehatan nasional seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

Dengan adanya pemaparan mengenai permasalahan sistem kesehatan diatas, didapat bahwa permasalahan tersebut dapat berdampak lebih besar. Diantaranya dapat menyebabkan

(12)

tingginya angka kasus penyakit seperti gizi buruk, kematian ibu dan bayi akibat terlambat ditangani, menyebar luasnya penyakit menular serta penyakit tidak menular dikarenakan sistem kesehatan yang tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

2.6 Perbedaan sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan internasional

Sistem kesehatan di setiap negara sangat bervariasi, tapi memiliki satu tujuan yang sama yakni untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Setiap negara maju maupun negara berkembang mempunyai kelebihan dan kelemahan masing- masing dari setiap sistem kesehatan yang diterapkan. Sistem pembiayaan kesehatan ditiap negara juga berbeda, hal ini dikarenakan disetiap negara mempunyai perbedaan karakteristik penduduk, pemasukan negara, ekonomi, dan geografis yang sangat berpengaruh. Negara berkembang dan negara maju banyak mengalami berbagai tantangan dalam membangun sistem kesehatan yang kuat dan handal. Sistem kesehatan di negara maju terlihat lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang, hal ini dapat di lihat dari status kesehatan masyarakat dan permasalahan kesehatan. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) di Indonesia sudah mampu memberikan peningkatan status kesehatan masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun. Namun masih diperlukan upaya percepatan pencapaian indikator kesehatan dalam rangka mengejar ketertinggalan dari negara lain. Salah satu permasalahan di Indonesia seperti masih kurangnya tenaga kesehatan, akses pelayanan kesehatan yang kurang merata, pembiayaan kesehatan yang tidak tercover dengan baik, fasilitas yang kurang lengkap menjadi permasalahan dalam sistem kesehatan di Indonesia. Untuk itu kita perlu mempelajari atau mengadopsi sistem kesehatan di negara-negara yang sudah maju maupun negara berkembang lainnya, sehingga SKN di Indonesia dapat menjadi upaya kesehatan yang optimal dalam mewujudkan derajat kesehatan setinggi-tingginya.

(13)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem kesehatan sangatlah penting bagi berjalannya proses pelayanan kesehatan.

Hal ini dikarenakan adanya sistem kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menjamin keadilan dalam pembiayaan. Sistem kesehatan dilaksanakan oleh pemerintah, penyedia pelayanan kesehatan, serta masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa sistem kesehatan harus dilaksanakan karena jika tidak adanya sistem kesehatan maka pelayanan kesehatan tidak dapat terencana dengan baik dan optimal.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan sebagai berikut:

1. Dalam mendukung tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan diperlukan kerjasama yang kuat antara masyarakat, pemerintah desa serta tenaga kesehatan. Salah satu faktor yang terpenting adalah pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa haruslah sesuai dengan kebutuhan bidang kesehatan.

Kemudian dalam melaksanakan program-program di bidang kesehatan pihak-pihak yang bertanggung jawab harus memiliki perencanaan yang matang dan mewujudkannya dalam pelaksanaan.

2. Sesuai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat tentunya pembangunan infrastruktur sangat mempengaruhi namun dalam bidang kesehatan _juga harus diseimbangkan. Kekurangan fasilitas (obat-obatan dan ambulance desa) di bidang kesehatan tentunya juga harus dipenuhi agar hak-hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga terpenuhi. Selain itu, semua pihak harus memiliki kepedulian dalam meningkatkan kesadaran tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sehingga masyarakat sendiri dapat merasakan pelayanan kesehatan yang baik.

3. Pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa lebih ditingkatkan dari anggaran tahun sebelumnya agar program pembangunan dalam bidang kesehatan dapat berjalan dengan lancar.

(14)

Daftar Pustaka

Anjani, A. D., Aulia, D. L. N., & Suryanti. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Pena Persada, 1(69), 1–150.

Darmayanti, L. D., & Raharjo, B. B. (2020). Keikutsertaan Masyarakat dalam Jaminan Kesehatan Nasional Mandiri. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 4(4), 824–

834.

Hermiyanty, W. (2017). LANDASAN TEORI (Pemberdayaan Masyarakat). Journal of Chemical Information and Modeling, 8(9), 1–58.

Hidayat, R. (2017) ‘Hak Atas Derajat Pelayanan Kesehatan Yang Optimal’, Syariah Jurnal Hukum dan Pemikiran, 16(2), p. 127. doi: 10.18592/sy.v16i2.1035.

Putri, R. N. (2019). Perbandingan Sistem Kesehatan di Negara Berkembang dan Negara Maju.

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 139.

https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i1.572

Salim, A. A. (2019). Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis Web Pada Rumah Sakit Rimbo Medika. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Sitem Informasi, 1(3), 171–182.

Salim, D. L. F. (2020). Aksesibilitas Pembiayaan Kesehatan Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional. Lex Et Societatis, 8(4), 104–114. https://doi.org/10.35796/les.v8i4.30915

San, I. P., Batara, A. S., & Alwi, M. K. (2020). Pengelolaan Kebutuhan Logistik Farmasi pada Instalasi Farmasi RS Islam Faisal Makassar Pharmaceutical Logistics Management of The Pharmacy Installation , Faisal Islamic Hospital Makassar. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(02), 78–85.

Shofiah, R., Prihatini, D., & Viphindrartin, S. (2019). Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Sdmk) Puskesmas Di Kabupaten Jember. Bisma, 13(3), 181.

https://doi.org/10.19184/bisma.v13i3.11633

Widiastuti, N. M., Nopiyani, N. M. S. and Karmaya, I. N. M. (2015) ‘Perbedaan Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional pada Empat Jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama’, Public Health and Preventive Medicine Archive, 3(2), pp. 119–125. doi:

10.15562/phpma.v3i2.102.

(15)

MAKALAH REKAM MEDIS

SISTEM INFORMASI KESEHATAN Dosen Pengampu :

Dr. Indah Budiastutik, SKM, M.Kes Disusun Oleh :

Ayu Tri Wulandari (211510048) Cindy Febi Dwi Aulia (211510051) Hawa Cahya Purnama (211510043) Lutfiah Laras Dewi Sari (211510041)

M. Aji Abdurahman (211510049)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2022/2023

(16)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...3

BAB I... 4

PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penulisan... 4

BAB II...5

PEMBAHASAN... 5

2.1 Definisi...5

2.2 Manfaat Rekam Medis...6

2.3 Jenis Rekam Medis...6

2.4 Mengetahui tanggung jawab dari Rekam Medis...7

BAB III...8

KESIMPULAN... 8

DAFTAR PUSTAKA... 9

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Allah swt. Atas segala rahmat dan hidayah yang telah dlimpahkan-Nya sehingga makalah matakuliah Bahasa Indonesia dapat penulis selesaikan dengan baik. Selanjutnya, shalawat dan salam penulis sanjungkan keppada Rasulullah Saw.

Beserta keluarga dan para sahabat Beliau yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.

Terlepas dari semua itu, penulis menyucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah mempercayai tim kami untuk menyelesaikan tugas ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang REKAS MEDIS ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis Pasal 1, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis berisi data-data dari proses pelayanan pasien mulai dari pasien registrasi awal, penanganan medis (selama pasien mendapatperawatan) sampai penanganan berkas medis itu sendiri.

Dewasa ini kita berada pada era informasi yang ditandai dengan begitu tergantungnyasegala aspek kehidupan manusia terhadap informasi dan teknologi.

Sistem informasi rekammedis merupakan salah satu bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit yang berperanpenting dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam beberapa aspek seperti aspek administrasi, hukum, keuangan, dokumentasi, riset dan edukasi.

1.2 Rumusan Masalah

2. Pengertian Rekam Medis 3. Manfaat Rekam Medis 4. Jenis Rekam Medis

5. Tanggung Jawab Rekam Medis

(19)

1.3 Tujuan Penulisan 2. Mengetahui definisi Rekam Medis

3. Mengetahui manfaat dari Rekam Medis 4. Mengetahui jenis Rekam Medis

5. Mengetahui tanggung jawab dari Rekam Medis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Pasal 46 ayat (1) UU Praktik kedokteran :

“Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”

Permenkes No 209/MENKES/PER/III/2008

“Berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta.

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas,

anamnesis, pemeriksaan,

diagnosis, pengobatan,

(20)

tindakan dan pelayanan lain yang diberikan

kepada seorang pasien

selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan

termasuk unit gawat

darurat dan unit rawat inap (SK Dirjen Yanmed No. 78 tahun 1991)

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas,anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikankepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalantermasuk unit gawat darurat dan unit rawat inap (SK Dirjen Yanmed No. 78 tahun 1991).

Rekam Medis adalah Rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana,dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuatpengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yangcukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekamhasilnya (Huffman EK, 1992).

(21)

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatanpencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekammedis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik dilanjutkan denganpenanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaranberkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasienatau untuk keperluan lainnya.

2.2 Manfaat Rekam Medis

1. Pemeliharaan kesehatan & pengobatan pasien ; 2. Keperluan pendidikan dan penelitian ;

3. Data statistik kesehatan ;

4. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan ;

5. Alat bukti dalam proses penegakkan hukum, disiplin kedokteran, kedookteran gigi, penegakkan etika kedokteran dan kedokteran gigi .

2.3 Jenis Rekam Medis

1. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lain, tanpa mewajibkan pasien dirawat inap. Selanjutnya, rekam medis pasien rawat jalan berisi identitas pasien, tanggal dan waktu perawatan, apa saja keluhan serta riwayat penyakitnya. Juga hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis, diagnosis, rencana pengobatan atau tindakan atau pelayanan lainnya yang telah diberikan kepada pasien.

2. Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Rawat Inap atau dikenal opname, adalah proses pelayanan kesehatan kepada pasien oleh tenaga kesehatan profesional di mana pasien diinapkan di ruangan di rumah

(22)

sakit. Selanjutnya, rekam medis pasien rawat inap harus berisikan data identitas pasien, tanggal dan waktu perawatan, anamnesis (keluhan yang dirasakan pasien, riwayat penyakit pasien), hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis. Selain itu, berisikan pula diagnosis dari dokter, rencana penatalaksanaan, pengobatan atau tindakan, persetujuan tindakan, catatan observasi klinis dan hasil pengobatan, serta ringkasan pulang. Juga nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan kesehatan.

3. Rekam Medis Pasien Gawat Darurat

Gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa sehingga perlu dilakukan tindakan segera untuk menghindari kecacatan hingga kematian korban. Pasien gawat darurat ditangani Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Sementara itu, rekam medis pasien gawat darurat memuat identitas pasien, kondisi pasien saat tiba di sarana pelayanan kesehatan, identitas pengantar pasien, tanggal dan waktu pemeriksaan. Selain itu, berisi hasil anamnesis (keluhan dan riwata penyakit), hasil pemeriksaan fisik, penunjang medik, diagnosis, pengobatan dan tindakan yang dilakukan, serta ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit darurat dan rencana tindak lanjut, nama dan tanda tangan dokter yang menangani, sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain.

2.4 Mengetahui tanggung jawab dari Rekam Medis

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan atau penggunaan oleh orang ataun badan yang tidak berhak terhadap rekam medis.

(23)

BAB III

KESIMPULAN

Rekam medis adalah berkas cacatan dan dokumen yang berisikan data pasien tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Pengumpulan data rekam medis dilakukan mulai pasien diterima hingga keluar dari rumah sakit dengan segala macam tindakan maupun pengobatan yang diberikan. Rekam medis bersifat dokumen rahasia. Setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan praktek kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien dalam rekam medis.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan sistem informasi

kesehatan. Ilmu

Kesehatan

(25)

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan sistem informasi

kesehatan. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan

sistem informasi

(26)

kesehatan. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan sistem informasi

kesehatan. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan

(27)

sistem informasi kesehatan. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan sistem informasi

kesehatan. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas

Padjadjaran Bandung.

(28)

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan sistem informasi

kesehatan. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan sistem informasi

kesehatan. Ilmu

Kesehatan

(29)

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan sistem informasi

kesehatan. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon.

2007. Rekam Medis Dan

sistem informasi

(30)

kesehatan. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Gondodiputro , Sharon. 2007. Rekam Medis Dan sistem informasi kesehatan. Ilmu KesehatanMasyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Haniyah, Fatimah. 2009. “Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Poliklinik BerbasisRekam Medis di Rumah Sakit Medika Pusat Medika Permata Hijau Jakarta Barat Tahun2009”. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Sarjana KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia.

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125630-S-5636-Pengembangan%20sistem- Literatur.pdf

Kolili, Ulil. (2011). Artikel “Pengenalan Ilmu Rekam Medis Pada Masyarakat Serta KewajibanTenaga Kesehatan di Rumah Sakit”. Jurnal Kesehatan Kominitas.

Pekanbaru: STIKes Hang Tuah.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis

Rekam Medis. Diakses melalui

http://khrisnapandit.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/53899/rekam+medis+

%28MATERI+7%29.pdf pada 16 September 2021.

(31)

Rekam Medis. Diakses melalui

https://www.dosenpendid ikan.co.id/rekam-medis/

pada 16

September 2021

Rekam Medis. Diakses melalui https://www.dosenpendidikan.co.id/rekam-medis/

pada 16 September 2021.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.

Wuryandari, G. (2013). Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Administrasi Kebijakan Kesehatan, 11(2), 60–65.

Winarti, S. S. (2013b). Analisis Kelengkapan Pengisian dan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Administrasi Indonesia, 1, 345–351.

Putri, A.P., Triyanti, E., & Setiadi, D. (2014). Analisis Tata Ruang Tempat Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Pasien Ditinjau Dari AspekAntropometri Petugas Rekam Medis. Jurnal Manajemen InformasiKesehatan Indonesia, Vol. 3. No. 1. Oktober 2014:41-48.

Departemen kesehatan RI. (1997). Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

(32)
(33)

MAKALAH

SISTEM INFORMASI POSYANDU

SIK / SIM / TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN

Dosen Pengampu :

Indah Budiastutik ,SKM, M.Kes

Disusun Oleh :

Nur ayu oktaviana 211510060 Suci Afifah 211510053

33

(34)

Dimas Budi Pramono 211510052 Nina Indah 211510059

Rezza Amalia Maharani 211510054

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2022/2023

34

(35)

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alah SWT. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau serta pengikutnya hingga akhir zaman. Syukur Alhamdulilah, atas Rahmat dan Hidayah yang diberikan Allah SWT sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Sistem Informasi Posyandu". Dalam proses penyusunan makalah ini, banyak sekali sumbangan pikiran dan pemberian data yang kami dapatkan dari berbagai pihak.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun kami berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan. kritik dan saran serta tanggapan yang sifatnya membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini

.

i

(36)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...1 BAB II PEMBAHASAN...2 A. PENGERTIAN DAN PENYELENGGARAAN POSYANDU...2 1. Pengertian posyandu...2 2. Sasaran dan fungsi... 2 3. Penyelenggaraan posyandu... 2 4. Kegiatan posyandu...3 B. PENGERTIAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI POSYANDU...3 1. Pengertian Sistem Informasi Posyandu...3 2. Manfaat Sistem Informasi Posyandu... 4 3. Kegunaan Sistem Informasi Posyandu?...4 C. MACAM MACAM DAN CARA MENGISI FORMAT SISTEM INFORMASI

POSYANDU...5 1. MACAM-MACAM SISTEM INFORMASI POSYANDU...5 2. CARA MENGISI FORMAT SISTEM INFORMASI POSYANDU CARA

MENGISI FORMAT SIP... 5 BAB III PENUTUP...7 Kesimpulan...7 DAFTAR PUSTAKA...8

ii

(37)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sistem informasi saat ini sudah berkembang menjadi suatu kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Melalui sistem informasi sebuah pekerjaan manusia dapat menjadi lebih mudah.

Kemudahan dalam mendapatkan informasi tersebut menjadi suatu manfaat bagi manusia dan menguntungkan berbagai pihak seperti halnya instansi pemerintahan.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar (Kemenkes RI, 2012). Posyandu merupakan layanan kesehatan masyarakat yang menjadi salah satu program utama Pemerintah Indonesia bagi kesehatan bayi, balita dan ibu hamil (Hakim, 2017).

Posyandu saat ini memiliki peran yang berarti untuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat. Peran Posyandu ini dibarengi dengan peran serta masyarakat yang semakin tampak setelah muncul Posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Selain itu, kegiatan Posyandu selama ini berjalan lancar juga karena adanya buku Sistem Informasi Posyandu (SIP) sebagai pedoman pelaksanaan. Akan tetapi karena pencatatan yang masih dilakukan secara manual mengakibatkan kader merasa kesulitan dalam memonitoring seluruh peserta. Penulisan ini memaparkan sebuah aplikasi yang dapat membantu dan mempermudah kader dalam pencatatan kegiatan Posyandu khususnya kesehatan ibu dan anak. Alur dari penggunaan aplikasi ini diadopsi dari alur kegiatan yang ada di Posyandu, dimulai pada saat ibu datang ke Posyandu dan mendaftar sebagai ibu hamil, kemudian anak lahir dan didata oleh kader yang selanjutnya anak melakukan penimbangan setiap bulan sampai usia lima tahun. Data penimbangan anak yang dimasukkan ke dalam sistem meliputi data penimbangan berat dan tinggi badan, vitamin A, imunisasi, dan keluhan kesehatan (Nabila Sholihah, Sri Kusumadewi, 2015)

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dan penyelenggaraan Posyandu

2. Pengertian dan manfaat sistem informasi Posyandu

3. Macam macam dan cara mengisi format sistem informasi Posyandu

3

(38)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN PENYELENGGARAAN POSYANDU 1. Pengertian posyandu

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB.

Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) adalah waahana pemberdayaan masyarakat yang ibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya 2. Sasaran dan fungsi

Sasaran → Seluruh masyarakat, utamanya:

1. Bayi 2. Anak balita

3. Ibu hamil, melahirkan, nifas dan ibu menyusui 4. PUS

Fungsi:

1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat, guna menunjang penurunan AKI dan AKB 2. Sebagai wadah untuk mendekatkan yankes dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

3. Penyelenggaraan posyandu - Waktu penyelenggaraan posyandu

Hari buka adalah sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan - Tempat penyelenggaraan

4

(39)

Di lokasi yang mudah dijangkau, dapat di setiap desa/kelurahan / nagari. Bila diperlukan atau mampu dusun, → RW/RT atau sebutan lainnya yang sesuai. Bisa pada tempat tertentu → Wisma Posyandu, Taman Posyandu dsb.

- Penyelenggaraan kegiatan posyandu

Jumlah minimal kader 5 (lima) orang, dengan langkah penyelenggaraan:

1. Pendaftaran 2. Penimbangan 3. Pengisian KMS 4. Penyuluhan

5. Pelayanan Kesehatan 4. Kegiatan posyandu

Utama 1. KIA

a. Ibu hamil

b. Ibu nifas & menyusui c. Bayi dan anak balita 2. KB

3. Immunisasi 4. Gizi

5. Pencegahan dan penanggulangan diare

Pengembangan/Tambahan

- Masyarakat karena kebutuhannya bisa menambah kegiatan tertentu: perbaikan kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit tertentu atau kegiatan sektor lain yang dibutuhkan untuk mendukung Posyandu

- Sebaiknya tercermin dari hasil SMD, MMD dan sebaiknya setelah kegiatan utama berjalan baik dan mendapat dukungan penuh dari masy setempat dan pemerintah setempat

5

(40)

B. PENGERTIAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI POSYANDU 1. Pengertian Sistem Informasi Posyandu

Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu. SIP adalah tatanan dari berbagai komponen kegiatan Posyandu yang menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak dan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan program, pencapaian program, kontinuitas penimbangan, hasil penimbangan dan partisipasi masyarakat.

2. Manfaat Sistem Informasi Posyandu

a) Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga bisa mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.

b) Sebagai informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan Posyandu bisa menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan masyarakat.

c) Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan tugas pencatatan kader yang sangat banyak. Untuk melaksanakan hal ini, kader perlu mendapatkan pelatihan pengisian format SIP terlebih dahulu.

Seperti dikemukakan sebelumnya kegiatan Posyandu memerlukan monitoring dan evaluasi.

Pertanyaannya, oleh karena dilakukan oleh dan untuk masyarakat maka data yang dikumpulkan guna monitoring dan evaluasi haruslah merupakan variabel yang sederhana, mudah didapat dan mudah diartikan, tetapi harus cukup peka untuk bisa menunjukkan keberhasilan Posyandu

Variabel yang Dikumpulkan

Variabel demografi misal umur, jumlah anak, (kematian)

Variabel identifikasi dan sosial misalnya pekerjaan, alamat rumah, pendidikan

Variabel pencapaian kegiatan:

6

(41)

1. Bayi: BB, TB, imunisasi.

2 Balita: BB, imunisasi, vit A.

3. Ibu hamil, bersalin dan nifas: K1, K4, Pn, Kn;

4. PUS: jenis kontra sepsi

Variabel teknis oleh petugas: jenis penyakit

3. Kegunaan Sistem Informasi Posyandu?

1. Untuk lebih mendorong peran masyarakat dalam menyehatkan diri dan kelompoknya.

2. Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan dan pelayanan setempat (berbasis masyarakat).

3. Untuk menjaga kesinambungan kegiatan pelayanan masyarakat dari dan oleh masyarakat.

4. Untuk perencanaan kegiatan pelayanan masyarakat.

5. Untuk monitoring dan evaluasi hasil kegiatan atau ouput pelayanan baik tingkat: RT, RW, Desa/Kelurahan, Kabupaten/Kota, Provinsi maupun nasional.

6. Untuk mempererat kerjasama antara masyarakat dan petugas.

C. MACAM MACAM DAN CARA MENGISI FORMAT SISTEM INFORMASI POSYANDU

1. MACAM-MACAM SISTEM INFORMASI POSYANDU

a. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan, nifas.

Berisi catatan dasar mengenai sasaran Posyandu.

b. Register bayi dan balita di Wilayah Kerja Posyandu. Berisi catatan pemberian tablet besi, vitamin A, pemberian oralit, tanggal imunisasi, dan tanggal bayi meninggal di wilayah Kerja Posyandu tersebut.

c. Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar ibu hamil dan ibu nifas, catatan umur kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi, pemberian kapsul yodium, pemeriksaan kehamilan, risiko kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran, data bayi yang hidup dan meninggal, serta data ibu meninggal di wilayah kerja Posyandu.

d. Register WUS-PUS di Wilayah Kerja Posyandu. Berisi daftar wanita dan suami-isteri usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai anak (hamil).

7

(42)

e. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita WUS, PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader Posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paraMedis dan sebagainya).

f. Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil yang diperiksa dan mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang dilayani, panimbangan balita, semua balita yang punya KMS (K), balita yang timbangannya naik dan yang di Bawah Garis Merah (BGM), balita yang mendapat vitamin A, KMS yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi (OPT, polio, campak, hepatitis B) serta balita yang menderita diare.

2. CARA MENGISI FORMAT SISTEM INFORMASI POSYANDU CARA MENGISI FORMAT SIP

a. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu-hamil, melahirkan, nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader Dasa Wisma dan disampaikan secara lisan kepada Ketua Kelompok PKK RW/Dusun/Lingkungan melalui Ketua Kelompok RT dan Kader Posyandu di wilayah yang bersangkutan.

b. Register bayi dan balita di Wilayah Kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.

c. Register ibu hamil dan nifas di Wilayah Kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk selama 1 tahun.

d. Register MS-PUS di Wilayah Kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk selama 1 tahun.

e. Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka Posyandu (atau setiap ada kegiatan).

f. Data Hasil Kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka Posyandu (atau setiap ada kegiatan).

8

(43)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Posyandu (pos pelayanan terpadu) merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan utama posyandu adalah mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat.sedangkan Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu. SIP adalah tatanan dari berbagai komponen kegiatan Posyandu yang menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak dan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan program, pencapaian program, kontinuitas penimbangan

9

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suwandono (2013). Perkembangan Sistem Informasi Posyandu Dalam Pelayanan Masyarakat Terintegrasi di Posyandu. Diakses melalui https://www.slideserve.com/arva/perkembangan- sistem-informasi-posyandu-dalam-pelayanan-masyarakat-terintegrasi-di-posyandu

Nabila Sholihah, Sri Kusumadewi (2015). SISTEM INFORMASI POSYANDU KESEHATAN IBU DAN ANAK. Jurnal Prosiding SNATIF, Vol. 2 (2015). Diakses melalui https://jurnal.umk.ac.id/index.php/SNA/article/view/325/342

Johandi, AMD.KEP (n.d). SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP). Diakses melalui https://id.scribd.com/embeds/505935280/content?

start_page=1&view_mode=sgulung&access_key=key-fFexxf7MbzEfWu3HKwf Kahfi Akhmad (2018). PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU. Diakses melalui

https://www.slideshare.net/kahfiakhmad/sip-pelaporan-dan-pencatatan-posyandu

10

(45)

Makalah Sistem Informasi Kesehatan

Dosen pengampu : Indah Budiastutik,SKM,M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 4

Dessy Endah Kartika (211510061) Fransiska Syabania Oktaviana (211510063)

Muhammad Rizki Febrian (211510062) Rahmadinda (211510057)

Reza Prasetian (211510055)

Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pontianak 2023

11

(46)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 2 BAB I... 3 PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Rumusan Masalah...4 BAB II...5 PEMBAHASAN... 5 2.1.Pengertian Sistem Informasi Kesehatan... 5 2.2 Konsep-konsep pengembangan sistem informasi kesehatan...6 2.3.Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan di indonesia...7 2.4.Masalah Sistem Infromasi kesehatan nasional (SIKNAS)...8 2.5.Manfaat Sistem infromasi Kesehatan... 9 2.6 Perkembangan sistem infomasi kesehatan nasional (SIKNAS) saat ini...9 2.7 Pengembangan sistem informasi kesehatan Nasional...10 BAB III... 12 PENUTUP...12 A.Kesimpulan... 12 DAFTAR PUSTAKA...13

12

(47)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).” Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk ALLAH SWT.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk ibu Indah Budiastutik,SKM,M.Kes selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi kesehatan yang telah menyerahkan kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf dan benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang

selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

13

(48)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku “Design and implementation of health information system” Geneva (2000), adalah suatu sistem informasi kesehatan yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi sebagai proses pengambilan keputusan di segala jenjang.

Seiring dengan era desentralisasi berbagai sistem informasi kesehatan telah

dikembangkan baik pemerintah pusat atau daerah, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah masing-masing. Selain melaksanakan program pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan, pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan sistem

informasinya, baik di tingkat dinas kesehatan dan puskesmas mau pun rumah sakit. Dengan demikian, maka pengembangan sistem informasi kesehatan nasional (SIKNAS) diharapkan merupakan pengembangan sistem informasi kesehatan yang menyeluruh dan terintegrasi di setiap tingkat administrasi kesehatan, yang akan menghasilkan data/informasi yang akurat yang dapat menunjang Indonesia Sehat. Pengembangan sistem informasi kesehatan tersebut harus sejalan dengan kebijakan desentralisasi sebagaimana diatur dalam UU nomor 22 tahun 1999.

Pada era globalisasi saat ini kebutuhan akan data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sangat dibutuhkan keberadaannya karena merupakan sumber utama dalam pengambilan kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi positif yang akan sangat mendukung berkembangnya sistem informasi kesehatan, hal in juga sangat berguna dalam pengambilan keputusan bisa lebih mudah jika semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu sistem informasi kesehatan perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai data yang telah dikumpulkan secara sistematik, memproses data menjadi informasi yang berguna.(Geneva, 2000)

Pada zaman sekarang, teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam bidang industri maupun kehidupan kita sendiri. Salah satu bidang industri yang memanfaatkan berkembangnya teknologi informasi adalah bidang kesehatan.Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita, salah satu contohnya dalam bidang kesehatan yaitu rekam medis elektronik (EMR) yang digunakan oleh dokter untuk mengetahui riwayat penyakit anda, obat-obatan apa saja yang sudah pernah di konsumsi, apakah anda mempunyai sebuah alergi, dan lain-lain.Tanpa teknologi informasi, pengumpulan dan pengambilan data tersebut tidaklah mudah untuk rumah sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan secara manual.

Teknologi informasi juga memudahkan komunikasi jarak jauh dengan adanya internet. Seluruh rumah sakit akan mengakses database yang berisi dengan data pasien, sehingga memudahkan pasien dan rumah sakit apabila pasien menggunakan rumah sakit yang berbeda.

14

(49)

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengertian dari sistem informasi kesehatan Nasional ? 2.Apa saja Konsep-konsep pengembangan SIK?

3.Bagaimana perkembangan sistem infomasi kesehatan diindonesia 4.Apa saja masalah sistem informasi nasional (SIKNAS)

5.Apa Manfaat dari sistem informasi kesehatan ?

6.Bagaimana perkembangan sistem informsi kesehatan nasional saat ini?

7.Bagaimana pengembangan sistem informasi kesehatan nasional saat ini?

15

(50)

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi kesehatan nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang

berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerja sama yang saling menguntungkan.Kerja sama diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengabaikan kepentingan bangsa yang lebih luas dan rahasia-rahasia negara.

SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota.SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan sistem Isistem informasi kesehatan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.(Mengenai, Konsep and Kesehatan, 2021).

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi keschatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang keschatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk

pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.

Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi keschatan dari sudut padang menejemen keschatan, tidak

memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail schingga data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu. Berikut adalah beberapa definisi dari system informasi manajemen, yaitu :

Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan dalam suatu organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan dibutuhkan olehsemua tingkatan manajemen (Kristianto,2003).

SIM adalah sebuah sistem manusia tau mesin yang terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi gun mendukung fungi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi (Davis, 2002).

SIM adalah sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara satu bagian dengan lainnya menggunakan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing) & menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna danmempunyai nilai nyata yang

16

(51)

dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun dimasa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dantersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan (Sutanta,2004).

2.2 Konsep-konsep pengembangan sistem informasi kesehatan

Sistem informasi kesehatan harus dibangun unt1.uk mengatasi kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun.

Konsep konsep tersebut antara lain :

1.Sistem Informasi Tidak Identik dengan sistem komputerisasi

Pada dasarya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer.

Sistem informasi g menggunakan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai sistem informasi berbasis komputer (computer based information system). Isu penting yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam sistem informasi suatu organisasi adalah sebagai berikut :

a. Pengambilan keputusan yang tidak di landasi dengan informasi b. Informasi yang tersedia tidak relevan

c. Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen d. Informasi yang ada, tidak tepat waktu

c. Terlalu banyak informasi

f. Informasi yg tersedia, tidak akurat g. Adanya duplikasi data

h. Adanya data yg pemanfaatanya tidak fleksibel

2.Sistem Informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat di tentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perludisadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.

3. Sistem informasi sebagai Suatu Sistem harus mengikuti siklus hidup sistem Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhimya mati atau berubah menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memilikiumur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem

informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:

17

(52)

a. Perkembangan organisasi tersebut b. Perkembangan teknologi informasi

c. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user ) sistem informasi.

4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu sendiri.

Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi Lar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan sistem informasi yang terpadu. Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan secara selaras. yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek komputer).Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila dilakukan dengan mengembangkan kedua aspek tersebut. Sering kali pengembang sistem informasi hanya memfokuskan diri pada pengembangan aspek komputernya saja, tapa memperhatikan aspek manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah dukungasperilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut, dimana para pengguna sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada aspek manualnya.

5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut. Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan

pengembangan seperti: penyusanan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi.

2.3.Per

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian Mandiri Kualitas Data Rutin (PMKDR) adalah suatu metode yang dirancang untuk staf pengolah data program kesehatan pada tingkat nasional, provinsi, atau kabupaten/kota

1.6.3.2 Model yang digunakan dalam Penelitian Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) online di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Dalam mengkaji suatu

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 168 tentang Kesehatan. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2014 Sistem

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dikembangkan sebagai bagian dari Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dalam rangka memantau, mengevaluasi

Penilaian Mandiri Kualitas Data Rutin (PMKDR) adalah suatu metode yang dirancang untuk staf pengolah data program kesehatan pada tingkat nasional, provinsi, atau

Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dikembangkan dalam kerangka desentralisasi untuk mewujudkan otonomi daerah dibidang kesehatan. Sistem informasi kesehatan

10 9 Mampu menjelaskan tentang sistem kesehatan nasional - Sistem kesehatan nasional di Indonesia Discovery learning 100 - Mahasiswa mencari dan mengumpulkan

Langkah-langkah Prioritas untuk Penguatan SIK Penataan data transaksi di Fasyankes • Pengembangan Aplikasi KS • Pembenahan sistem informasi di Puskesmas nonelektronik  revisi