Penulis mengucapkan terima kasih kepada pimpinan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dan semua pihak yang telah membantu dan memfasilitasi hingga buku ini dapat terwujud. Dalam buku ini diuraikan kebutuhan nutrisi ternak menurut tujuan dan tingkat produksinya, baik untuk pembibitan maupun penggemukan. Standar mutu ransum dari SNI juga ditampilkan dalam buku ini, sehingga ransum memenuhi kriteria standar yang ditetapkan.
KLASIFIKASI BAHAN PAKAN
- Capaian Pembelajaran
- Pengertian Pakan
- Klasifikasi Bahan Pakan Ternak
- Uji Kualitas Ransum
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Bahan pakan pada golongan ini antara lain premix, tepung batu, tepung tulang dan ultra mineral. Tidak ada satu pun bahan pakan yang termasuk dalam golongan ini, sehingga vitamin melimpah dalam pakan. Pemberian vitamin atau bahan pakan yang mengandung vitamin yang kurang akan menyebabkan ternak mudah terserang penyakit.
SISTEM PENCERNAAN TERNAK RUMINANSIA
- Capaian Pembelajaran
- Alat Pencernaan Ternak Potong
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Dari rumen, makanan diteruskan ke retikulum, dimana makanan tersebut dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Akhirnya, bolus diteruskan ke abomasum, tepatnya lambung, tempat proses pencernaan kimiawi bolus oleh enzim berlanjut. Sedangkan pada sapi, proses pencernaannya terjadi dua kali, yaitu di lambung dan sekum, yang keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
MIKROBA RUMEN
- Capaian Pembelajaran
- Jenis Mikroba
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Beberapa jenis bakteri dalam rumen dapat menggunakan asam laktat meskipun jenis bakteri tersebut sedikit. Sebagian besar protozoa yang ditemukan di rumen adalah ciliate, meskipun flagellata juga umum ditemukan. Cilliata juga mampu memfermentasi hampir seluruh komponen tumbuhan yang terdapat dalam rumen seperti: selulosa, hemiselulosa, fruktosa, pektin, pati, gula terlarut dan lemak.
METABOLISME ZAT MAKANAN TERNAK RUMINANSIA
- Capaian Pembelajaran
- Pengertian Metabolisme
- Kembung/ Bloat Pada Ruminansia
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Enzim yang dihasilkan saluran pencernaan tidak mampu mencerna selulosa dan pentosan, zat pembentuk dinding sel tumbuhan dan penyusun sebagian besar komponen jerami. Namun zat tersebut dicerna oleh bakteri pada 3 bagian pertama (rumen, retikulum dan omasum) lambung ruminansia. Asam lemak ini kemudian masuk ke abomasum untuk mengalami pencernaan lebih lanjut, kemudian usus dan akhirnya diserap ke dalam aliran darah.
Setelah diserap, asam lemak diubah menjadi energi, karbohidrat, lemak dan produk lain yang dibutuhkan tubuh. Selulosa dan hemiselulosa tidak dicerna oleh enzim yang dihasilkan oleh hewan ruminansia, tetapi dicerna oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (mikroorganisme rumen). Protein dalam ransum akan dihidrolisis oleh mikroba rumen menjadi peptida kemudian menjadi asam amino dan kemudian dilanjutkan dengan proses deaminasi untuk melepaskan NH3.
Beberapa protein murni tidak dicerna oleh mikroorganisme, sehingga langsung menuju abomasum dan mengalami pencernaan sempurna lalu masuk ke usus halus. Sedangkan protein murni yang tidak dapat lolos pencernaan di retikulo-rumen akan dicerna menjadi NH3 oleh mikroorganisme peptidase. Mutu protein pada bahan pakan disebut tinggi atau rendah; Hal ini bergantung pada asam amino esensial yang bergantung pada bahan pakan dalam keseimbangan yang baik.
Protein hewani (daging, susu, telur) mempunyai mutu lebih tinggi dibandingkan protein nabati (biji kapuk, biji wijen, bungkil kelapa), kecuali tepung kedelai yang mempunyai kandungan asam amino esensial yang cukup tinggi.
ANTI NUTRISI
- Capaian Pembelajaran
- Pengertian Zat Anti Nutrisi
- Jenis-jenis Zat Anti nutrisi
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Beberapa makanan yang digunakan dalam ransum unggas mengandung beberapa tanin kental, seperti biji kacang-kacangan, millet, minyak lobak, kacang fava dan beberapa biji minyak. Di antara pakan unggas, kandungan tanin tertinggi terdapat pada biji sorgum (Shorgum bicolor). Selain itu kandungan tanin pada bahan pakan dapat dikurangi dengan beberapa cara seperti perendaman, perebusan, fermentasi dan pemolesan kulit luar biji.
Selama proses ekstraksi minyak suhu tinggi, gugus aldehida gossypol bereaksi dengan asam amino dari lisin dan residu asam amino lainnya dalam globulin biji kapuk. Ikatan gossypol ini tidak terserap dan tidak bersifat toksik, namun nilai biologis lisin pada biji kapuk menurun. Beberapa jamur yang menginfeksi lahan sawah (sebelum panen) yaitu Diplodia, Gibberela, Fusarium, Clasdoporium, Nigospora dan Caphalosporium.
Jamur yang sangat berbahaya yang menginfeksi makanan selama penyimpanan adalah Aspergillus flavus, sedangkan jamur yang menginfeksi saluran pencernaan adalah Candida albicons. Pertumbuhan kapang pada makanan sangat dipengaruhi oleh faktor internal (faktor intrinsik) dan faktor eksternal (faktor ekstrinsik). Beberapa makanan yang menjadi tempat tumbuhnya jamur dan ditemukannya mikotoksin adalah jagung, sorgum, jelai, gandum, beras, dan biji kapuk.
Untuk mengatasi masalah pertumbuhan kapang pada bahan pakan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dengan melihat faktor intrinsik dan ekstrinsik pertumbuhan jamur.
KEBUTUHAN ZAT MAKANAN TERNAK POTONG
- Capaian Pembelajaran
- Zat Makanan
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya). 3) Sumber vitamin dan mineral. Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan, mengandung berbagai vitamin dan mineral dengan konsentrasi yang sangat bervariasi tergantung pada tingkat panen, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagiannya (biji, daun dan batang). Selain itu berbagai perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasinya.
Saat ini bahan pangan sebagai sumber vitamin dan mineral tersedia di pasaran bebas, dikemas khusus dalam bentuk bahan olahan. Kemampuan kambing dalam mengkonsumsi bahan kering ransum (DMI) di daerah tropis dapat diketahui dengan rumus. Sedangkan domba hasil perumusan Devendra (1980) mampu mengkonsumsi bahan kering ransum yang dapat dihitung dengan rumus.
Kemampuan kambing dalam mengkonsumsi kulit jagung dalam bentuk bahan kering mencapai 898 gram/hari, sehingga untuk menghitung berapa banyak kulit jagung yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar adalah 898 x gram atau 3,5 kg/hari. Seekor domba jantan dengan berat badan 27,5 kg menerima daun kacang tanah yang mengandung 26,0% bahan kering. Oleh karena itu, kapasitas maksimal domba dalam mengkonsumsi bahan kering ransum adalah 1,705 gram atau setara dengan 1,705 x gram dalam bentuk segar atau dibulatkan menjadi 6,6 kg/hari.
Kebutuhan nutrisi tambahan pada domba bunting lebih dari 3 bulan adalah sebagai berikut.
KOMPOSISI BAHAN PAKAN PENYUSUN RANSUM
- Capaian Pembelajaran
- Kebutuhan Pakan
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Semakin tinggi suhu lingkungan hidup maka tubuh ternak akan mengalami kepanasan sehingga kebutuhan pakan akan semakin berkurang. Sebaliknya pada suhu lingkungan yang lebih rendah ternak akan memerlukan pakan karena ternak memerlukan panas tambahan. Pengaturan panas tubuh dan pembuangan panas berlebih dilakukan oleh ternak melalui radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
Palatabilitas merupakan suatu ciri kinerja bahan pangan sebagai akibat dari kondisi fisik dan kimia yang dimiliki bahan pangan yang tercermin pada kenampakan organoleptik, bau, rasa (ringan, asin, manis, pahit), tekstur dan suhu bahan. makanan, milik mereka. Konsentrasi zat gizi yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah konsentrasi energi yang terkandung dalam pangan tersebut. Hewan ruminansia lebih menyukai kibble (hijauan yang dihancurkan atau dicincang) dibandingkan hijauan yang diberikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan memperkirakan bobot badan kemudian mengubahnya menjadi “berat badan metabolik” yaitu bobot badan hewan. Dalam praktek di lapangan, bobot badan ternak dapat diukur dengan mengukur panjang badan dan lingkar dada. Istilah lain dari berat badan metabolik (berat badan) yang dapat dihitung dengan meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75.
Untuk ternak ruminansia, produksinya dapat berupa pertambahan bobot badan (sapi potong), susu (sapi perah), tenaga kerja (sapi kerja) atau.
FORMULASI RANSUM
- Capaian Pembelajaran
- Tahapan Formulasi Ransum
- Metode Formulasi Ransum
- Pencampuran Bahan Pakan
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Namun ada patokan yang mudah untuk menghitung kebutuhan pakan, yaitu kebutuhan bahan kering (DB) pakan/ekor/hari diperkirakan sebesar 2,8–% BB (Kearl, 1982). Sedangkan jika analisis kimia yang tersedia terhadap pakan yang diformulasikan dalam ransum adalah dalam bentuk segar, maka tidak perlu dikalikan dengan persentase bahan kering. Memberikan konsentrat yang lebih besar setelah formulasi karena perubahan dari bentuk kering ke segar.
Karena kandungan protein kasar yang diinginkan adalah 12% (segar), maka kandungan protein kasar dedak padi dan bungkil sawit harus diubah terlebih dahulu dari kering menjadi segar. Rumput lapangan yang akan dijadikan ransum pokok mengandung 24,3% bahan kering, 8,9% protein kasar, dan 52% energi TDN dari bahan kering. Sedangkan kelebihan bahan kering dari jumlah yang diperlukan jika ransum hanya terdiri dari rumput lapangan adalah sebesar 0,64 kg.
Sapi perah memerlukan protein kasar 1,872 kg/hari, energi TDN 8,23 kg/hari dengan kemampuan konsumsi bahan kering ransum 12,8 kg/hari. 1 kg konsentrat mengandung 88,7% bahan kering atau 0,88 kg) 5,82 kg rumput segar mengandung bahan kering sebanyak. Dalam hal ini, jika 1 kg konsentrat menggantikan 5,82 kg rumput segar, maka terjadi defisit bahan kering sebesar 0,37 kg.
Sedangkan kelebihan bahan kering yang dibutuhkan jika ransum hanya berupa rumput lapangan adalah sebanyak 2,67 kg.
TEKNIK EVALUASI RANSUM
- Capaian Pembelajaran
- Landasan Evaluasi Ransum
- Soal Latihan
- Daftar Pustaka
Berbagai metode telah diterapkan untuk menentukan atau mengevaluasi kandungan nutrisi suatu bahan pakan. Jadi jika Anda mengetahui kandungan nitrogen suatu bahan pakan, otomatis Anda dapat menghitung kandungan proteinnya dengan mengalikan faktor 6,25. Energi yang terkandung dalam suatu bahan pakan atau ransum disebut energi kotor atau energi total.
Evaluasi suatu bahan pakan atau ransum dapat dilakukan secara biologis untuk mengetahui palatabilitas, kecernaan, penyerapan, nilai manfaat, dan nilai sisa suatu bahan pangan. Hewan ruminansia dan kuda dapat mencerna bahan pakan yang mempunyai serat kasar tinggi berupa sel-sel menebal yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa. Pada bahan pakan yang dibangun dari sel, enzim terlebih dahulu mencerna dinding sel baru dan dapat mencerna zat-zat yang ada di dalam isi sel.
Proses pencernaan yang sebenarnya adalah penguraian bahan pakan menjadi zat-zat makanan seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, kemudian zat-zat tersebut dipecah kembali menjadi bagian-bagian yang lebih kecil agar dapat masuk ke dalam aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh ternak. Angka berguna adalah istilah yang digunakan untuk menentukan berapa banyak bahan pakan yang dicerna dan diserap dapat digunakan untuk kepentingan metabolisme, pertumbuhan, reproduksi dan produksi. Berdasarkan fakta ini, manfaat bahan pakan yang berbeda harus diperhitungkan saat menyiapkan makanan.
Pakan yang diberikan pada ternak yang dikelola dengan berorientasi pada keuntungan harus dievaluasi secara ekonomis.
PENGARUH NUTRISI TERHAHAP PENAMPILAN
- Capaian Pembelajaran
- Pegaruh Nutrisi terhadap Penampilan Ternak Potong
- Soal Latihan
- Sumber Pustaka
Anak sapi dapat memanfaatkan glukosa, laktosa, dan amilopektin dengan baik, namun kurang memanfaatkan maltosa dan selulosa. Jumlah (relatif) konsentrat yang digunakan dalam program penggemukan bervariasi antara 0 – 1,2 kg/100 kg bobot badan/hari (diberi pakan lengkap). Persediaan pakan perlu diperhatikan, karena bahan ini banyak/bulky maka volume yang dikonsumsi harus lebih banyak dibandingkan konsentratnya.
Kemudian diambil konsentratnya untuk menyeimbangkan nutrisi ternak, sehingga program penggemukan terlaksana dengan baik sesuai dengan keinginan peternak. Ini merupakan program dasar dalam industri daging sapi karena anak sapi/kerbau yang dihasilkan dapat digunakan untuk program hilir. Beberapa hal yang mempengaruhi berat badan lahir antara lain : anak laki-laki > anak perempuan, orang tua subur > umur orang tua rendah.
Beberapa hal yang berkaitan dengan berat sapih anak adalah : anak laki-laki > perempuan, ibu subur lebih besar dari ibu tidak subur, paling banyak pada induk babi umur 6 tahun, berat badan lahir berkorelasi positif dengan berat sapih anak, produksi susu dan umpan merangkak. Program penggemukan pada umumnya mempunyai 2 sistem yaitu : penggemukan, yaitu penggemukan dengan usaha untuk meningkatkan bobot badan sapi, apapun kandungan lemaknya. Baby beef, program penggemukan dengan menggunakan sapi penggemukan dari jenis sapi khusus, dipotong pada umur 8-15 bulan dengan bobot badan berkisar 300-400 kg.
Fat Calf, program penggemukan sapi jantan dari pedet perah yang tidak digunakan untuk sapi jantan.