• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rapat Kerja KPH dalam Rangka Implementasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030

N/A
N/A
massadvertise

Academic year: 2024

Membagikan "Rapat Kerja KPH dalam Rangka Implementasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Rapat Kerja KPH dalam rangka

Implementasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030

SINKRONISASI PERENCANAAN

PENGELOLAAN KPH DENGAN TARGET INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030

Jakarta, 4-5 Maret 2024

Direktur Jenderal Planologi

Kehutanan dan Tata Lingkungan

PKTL.MENLHK.GO.ID

(2)

TIMELINE

Briefly discuss the key dates for the project.

K E S AT U A N

P E N G E L O L A A N

H U TA N

(3)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

Sampai dengan saat ini telah terbentuk 149 Unit KPHK, 178 Unit KPHL dan 354 unit KPHP di seluruh

Indonesia dengan UPTD sebanyak 345

Sumut 18 KPHL/

15 KPHP

Kepri 6 KPHP Riau

32 KPHP

Sumsel 6 KPHL/

10 KPHP Bengkulu

5 KPHL/

2 KPHP

Kalbar 6 KPHL/

28 KPHP

Kalsel 1 KPHL/

9 KPHP Kalteng

6 KPHL/

27 KPHP

Papua 25 KPHL/

32 KPHP Maluku

3 KPHL/

19 KPHP Sultra

12 KPHL/

13 KPHP

Sulsel 16 KPHL/

8 KPHP Sulteng

5 KPHL/

16 KPHP

Gorontalo 3 KPHL/

4 KPHP Papua Barat

4 KPHL/

10 KPHP

Jambi 1 KPHL/

16 KPHP

Kaltim 2 KPHL/

17 KPHP

Maluku Utara 16 KPHP

NTB 11 KPHL/

12 KPHP Yogyakarta

1 KPHP NTT

13 KPHL/

9 KPHP Sulut

2 KPHL/

4 KPHP Aceh

12 KPHL/

3 KPHP

Sumbar 7 KPHL/

5 KPHP

Babel 2 KPHL/

11 KPHP

Lampung 9 KPHL/

7 KPHP Bali

4 KPHL

Sulbar 3 KPHL 10 KPHP

Pulau Sumatera

40 KPHK

Pulau Jawa, Bali, Nusra

55 KPHK

Pulau Kalimantan

20 KPHK Pulau

Sulawes i

20 KPHK

Pulau Maluku

dan Papua 14 KPHK

Kaltara 2 KPHL/

12 KPHP

(4)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

TUGAS KPH

(Pasal 9 PP 6 Tahun 2007)

DIC AB UT

(5)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

TUGAS KPH

1. menyusun rencana pengelolaan Hutan yang dituangkan dalam dokumen rencana

pengelolaan Hutan jangka panjang dan

rencana pengelolaan Hutan jangka pendek;

2. melaksanakan koordinasi perencanaan pengelolaan Hutan dengan pemegang

Perizinan Berusaha, pemegang persetujuan penggunaan dan Pelepasan Kawasan Hutan serta pengelola Perhutanan Sosial;

3. melaksanakan fasilitasi implementasi

kebijakan di bidang lingkungan hidup dan Kehutanan yang meliputi:

inventarisasi Hutan, Pengukuhan Kawasan Hutan, Penatagunaan Kawasan Hutan dan penyusunan rencana Kehutanan;

rehabilitasi Hutan dan reklamasi;

Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan;

perlindungan dan pengamanan Hutan,

pengendalian kebakaran Hutan dan lahan, mitigasi ketahanan bencana dan perubahan iklim.

4. melaksanakan fasilitasi, bimbingan teknis,

pendampingan, dan pembinaan kelompok tani Hutan dalam mendukung kegiatan Perhutanan Sosial;

5. melaksanakan fasilitasi Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan Kawasan Hutan dan Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pemanfaatan Kawasan Hutan;

6. melaksanakan fasilitasi pertumbuhan investasi, pengembangan industri, dan pasar untuk

mendukung pemulihan ekonomi nasional;

7. melaksanakan fasilitasi kegiatan dalam rangka ketahanan pangan (food estatel dan energi;

8. melaksanakan fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia;

9. melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan Hutan;

10. melaksanakan Pengawasan dan pengendalian atas kegiatan pengelolaan Hutan; dan

11. melaksanakan tugas lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di wilayah kerjanya

(Pasal 123 PP 23 Tahun

2021)

(6)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

1. Tersedianya dokumen RPHJPd yang telah diimplementasikan 2. terkoordinasinya perencanaan pengelolaan Hutan

3. Terbangunnya resort di KPH sesuai perencanaan dengan sarpras dan operasionalisasinya 4. Implementasi kebijakan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan meliputi :

• Terfasilitasinya inventarisasi Hutan, pengukuhan Kawasan Hutan, penatagunaan Kawasan Hutan, dan penyusunan rencana kehutanan

• Terlaksananya dan terfasilitasinya rehabilitasi Hutan dan reklamasi

• Terfasilitasinya pelaksanaan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

5. Terlaksananya perlindungan dan pengamanan Hutan meliputi: Kawasan Hutan, Pemeliharaan batas kawasan hutan, pengendalian kebakaran Hutan dan lahan,mitigasi ketahanan bencana, dan perubahan iklim

6. Terlaksananya pendampingan, pembinaan kelompok tani Hutan, dan bimbingan teknis dalam mendukung kegiatan pengelolaan perhutanan sosial

7. Tertatanya wilayah pengelolaan hutan ke dalam blok dan petak

8. Terfasilitasinya pertumbuhan investasi, pengembangan industri, promosi produk hasil hutan dan pasar, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional

9. Terfasilitasinya pelaksanaan program ketahanan pangan (food estate) dan energi 10. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia

11. Terlaksananya pemantauan, evaluasi, pengawasan, dan pengendalian atas kegiatan pengelolaan Hutan 12. Terlaksananya tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundangan

ARAHAN PEMBANGUNAN TATA KELOLA DI TINGKAT TAPAK MENUJU KPH EFEKTIF

(Pasal 23 PermenLHK 8 tahun 2021 dan SK Direktur BRPH No. SK

4/BRPH/PKPH/HPL.0/07/2022)

(7)

TIMELINE

Briefly discuss the key dates for the project.

I N D O N E S I A ’ S

F O LU N E T S I N K

2 0 3 0

(8)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

KOMITMEN INDONESIA TERHADAP

PERUBAHAN IKLIM

(9)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

ENHANCED NDC – LTS LCCP

(10)

Trajektori Emisi GRK Pada Scenario NDC-CM1 dan LTS-LCCP 2050

Sumber emisi

Sumber serapan

(11)

INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030 INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030

Upaya Indonesia untuk mencapai Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 perlu diikuti dengan alokasi lahan yang selektif dan terkontrol untuk pembangunan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi masyarakat Indonesia

FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan dengan kondisi dimana tingkat serapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi.

D A S A R P I J A K A N :

 Sustainable Forest Management

 Environmental Governance

 Carbon Governance

Sasaran yang ingin dicapai melalui implementasi Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar

-140 juta ton CO

2

e pada tahun 2030

(12)

12

Penurunan laju deforestasi lahan mineral

1

Rehabilitasi mangrove dan penghijauan di lahan bekas tambang

Konservasi

keanekaragaman hayat

11 Pembangunan

hutan tanaman 5

Mengurangi laju degradasi lahan gambut dan

mangrove 4

Pengelolaan hutan lestari

6 Rehabilitasi

non-rotasi Rotasi

Rehabilitasi

Restorasi gambut dan perbaikan

pengelolaan air gambut

Penurunan laju deforestasi lahan gambut dan

mangrove

2 Mengurangi laju

degradasi lahan mineral

3

Pengenalan replikasi

ekosistem, ruang terbuka hijau dan ekoriparian.

Pengawasan dan Law

Enforcementam mendukung perlindungan dan pengamanan kawasan hutan

Pengembangan 15 dan konsolidasi Hutan Adat

Perhutanan Sosial

12

14

8

10 9

7

13

RUANG LINGKUP FOLU NET SINK 2030

(13)

Elemen-elemen Sektor FOLU

KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN

LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Penyediaan Data Geospasial Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030

(14)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

Keputusan MenteriLHK No.SK.168/2022, 24

Februari 2022 tentang

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 untuk Pengendalian Perubahan Iklim.

PETA PELAKSANAAN AKSI MITIGASI

IFNET 2030

(15)

Pemangku

Kawasan Jenis

Pengelolaan

Deforestasi

Degradasi

Konsesi3 PBPH-HT PHL Peningkatan Cadangan

Karbon Pengelolaan Gambut Konservasi Tinggi3 Mineral Gambut

ENR3 RIL-C3 Rotasi Non-Rotasi Tata Air3 Restorasi

DITJEN PHL  

 

HP-Non Konsesi 245.657 183.704 1.806 88.457 215.842 13 11.095.028

HPK-HP 145.372 60.659     1.881   304.044 123.972   1.486 840.150

KPHP-HTI 199.936 199.659 402.222 1.346.427 1.201.355 192.367 2.106.325 971.734 718.021 506.024 1.443.708 KPHP-HPH 53.778 77.641 5.444.456 5.881.374 4.380.996 1.519.486 320.782 129.751 5.460.254

KPHP-RE 147.384 9.478 84.277 6.257 23.987 43.052 26.852 360.930

HL-Non PIAPS 46.056 22.670 30 92.711 - 14.128.824

DITJEN KSDAE KONSERVASI 177.732 131.885 444 638.548 9.351

DITJEN PSKL KPHL-PIAPSKPHP-PIAPS 126.80311.943 12.57789.867 116.041 2.531100 38.869 168.03629.000 200.62443.593 1.459.0311.750.410

DITJEN PPKL GAMBUT 40.749

BRGM BRGM 1.070.689

PEMDA PEMDA-Non HGU 552.267 117.857 1.230.100 85.070 1.350.742

PEMDA-HGU 116.701 56.465 221.820 33.488 956.682 116.940 440.472

TOTAL 1.823.630 962.461 5.930.955 1.462.467 7.095.778 4.573.363 5.533.087 2.722.236 1.674.703 2.146.059 38.329.548

TARGET NDC 2024 5.056.451 55.617 N.A 9.307.332 1.589.494 2.422.563 1.453.538 863.914 977.034   TARGET NDC 2030 7.195.913 75.321 N.A 11.227.332 3.105.817 3.460.804 2.076.482 863.914 1.395.763  

TARGET LTS 2024 2.954.287 187.854 1.705.000 9.307.332 1.413.203 1.951.493 1.756.344 785.439 1.996.762   TARGET LTS 2030 3.973.232 252.645 2.282.500 11.227.332 2.207.061 2.787.847 2.509.062 946.050 2.724.866  

LUAS AREAL PELAKSANAAN PROGRAM AKSI MITIGASI MENURUT

PEMANGKU KAWASAN PADA INDEKS PRIORITAS LOKASI (IPL) 7, 8 DAN 9

Catatan : Total Kontribusi KPHL/KPHP seluas 98,69%

(16)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

SK Nomor 446 Tahun 2024

PENETAPAN IGT RENCANA KERJA SUB NASIONAL

ARAHAN PELAKSANAAN AKSI MITIGASI INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030

*Peta tersebut menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Badan/Lembaga/Perusahaan/Swasta dan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia’s Forestry and Other Land Use Net Sink 2030

PETA RENJA SUB NASIONAL

28 PROVINSI

(17)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

12 ARAHAN PELAKSANAAN AKSI MITIGASI PADA RENJA SUB NASIONAL 28 PROVINSI

Arahan Luas (Ha)

Pencegahan Deforestasi Mineral (RO1) 8.202.244

Pencegahan Deforestasi Gambut (RO2) 1.818.563

Pencegahan Degradasi Konsesi (RO3) 3.331.107

Pembangunan Hutan Tanaman (RO4) 1.026.870

Penerapan Pengayaan Hutan Alam (RO5) 8.843.231

Penerapan RIL-C (RO6) 8.235.506

Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi (RO7) 7.619.204 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi (RO8) 3.543.027

Pengelolaan Tata Air Gambut (RO9) 3.139.191

Pelaksanaan Restorasi Gambut (RO10) 2.825.380

Perlindungan Areal Konservasi Tinggi (RO11) 28.781.368

Pengelolaan Mangrove (RO12) 1.564.551

(18)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

No. Provinsi Luas

(Ha)

1. Aceh 2.221.05

1

2. Bengkulu 364.167

3. Jambi 1.093.82

8 4. Kepulauan Bangka Belitung 359.927

5. Kepulauan Riau 317.087

6. Lampung 194.169

7. Riau 5.707.66

4

8. Sumatera Barat 1.044.12

7

9. Sumatera Selatan 2.423.06

9

10. Sumatera Utara 1.486.28

1 11. Kalimantan Barat 7.653.42 3 12. Kalimantan Selatan 1.457.04 2 13. Kalimantan Tengah 12.483.5 36 14. Kalimantan Timur 11.495.9 42

No. Provinsi Luas

(Ha) 15. Kalimantan Utara 2.777.51

16. Gorontalo 472.9406

17. Sulawesi Barat 551.637

18. Sulawesi Selatan 1.301.32 3

19. Sulawesi Tengah 2.522.45

8 20. Sulawesi Tenggara 1.512.00 7

21. Sulawesi Utara 248.876

22. Bali 114.529

23. Nusa Tenggara Barat 770.041 24. Nusa Tenggara Timur 1.203.46 8

25. Maluku 2.385.27

5

26. Maluku Utara 2.602.87

1

27. Papua 5.308.37

2

28. Papua Barat 7.715.25

4

*Perhitungan Luas dilakukan secara digital menggunakan sistem proyeksi Cylindrical Equal Area dan menggunakan Batas Administrasi Periode September Tahun 2023

LUAS ARAHAN PELAKSANAAN AKSI MITIGASI 28

PROVINSI

(19)

TIMELINE

Briefly discuss the key dates for the project.

A R A H A N A K S I M I T I G A S I

I N D O N E S I A ’ S F O L U N E T S I N K 2 0 3 0

D A L A M K P H P D A N K P H L

(20)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

Program Kegiatan Aksi Mitigasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030

RO1 Pencegahan Deforestasi Mineral RO7 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi 11 Pencegahan Deforestasi Mineral Tidak Terencana Kriteria I 1 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi Kriteria I 12 Pencegahan Deforestasi Mineral Tidak Terencana Kriteria II 2 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi Kriteria II 13 Pencegahan Deforestasi Mineral Tidak Terencana Kriteria III 3 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi Kriteria III 21 Pencegahan Deforestasi Mineral Terencana Kriteria I 4 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi Kriteria IV 22 Pencegahan Deforestasi Mineral Terencana Kriteria II RO 8 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi 23 Pencegahan Deforestasi Mineral Terencana Kriteria III 1 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria I RO2 Pencegahan Deforestasi Gambut 2 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria II 11 Pencegahan Deforestasi Gambut Tidak Terencana I 3 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria III 12 Pencegahan Deforestasi Gambut Tidak Terencana II 4 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria IV 13 Pencegahan Deforestasi Gambut Tidak Terencana III 5 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria V 21 Pencegahan Deforestasi Gambut Terencana I 6 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria VI 23 Pencegahan Deforestasi Gambut Terencana III RO 9 Pengelolaan Tata Air Gambut

RO3 Pencegahan Degradasi Konsesi 1 Pengelolaan Tata Air Gambut Kriteria I 11 Pencegahan Degradasi Konsesi Tidak Terencana 2 Pengelolaan Tata Air Gambut Kriteria II

21 Pencegahan Degradasi Konsesi Terencana RO 10 Pelaksanaan Restorasi Gambut RO4 Pembangunan Hutan Tanaman 1 Pelaksanaan Restorasi Gambut Kriteria I

1 Pembangunan Hutan Tanaman 2 Pelaksanaan Restorasi Gambut Kriteria II

RO5 Penerapan Pengayaan Hutan Alam 3 Pelaksanaan Restorasi Gambut Kriteria III 1 Penerapan Pengayaan Hutan Alam Kriteria I 4 Pelaksanaan Restorasi Gambut Kriteria IV

2 Penerapan Pengayaan Hutan Alam Kriteria II RO 11 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi RO6 Penerapan RIL-C 1 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi

1 Penerapan RIL-C RO 12 Pengelolaan Mangrove

1 Pengelolaan Mangrove Kriteria I 2 Pengelolaan Mangrove Kriteria II

(21)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

Kode Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Luas (Ha) KPHL Luas (Ha) KPHP

RO1 Pencegahan Deforestasi Mineral 935.366,91 4.677.981,37 RO2 Pencegahan Deforestasi Gambut 149.339,96 1.123.376,32

RO3 Pencegahan Degradasi Konsesi 285.438,51 3.885.987,56

RO4 Pembangunan Hutan Tanaman 33.894,48 847.513,27

RO5 Penerapan Pengayaan Hutan Alam 744.639,64 9.814.223,99

RO6 Penerapan RIL-C 590.240,83 9.540.821,49

RO7 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi 356.195,96 5.296.063,64

RO8 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi 359.194,50 2.186.777,83

RO9 Pengelolaan Tata Air Gambut 66.923,95 1.253.089,98

RO10 Pelaksanaan Restorasi Gambut 349.540,70 1.766.560,80

RO11 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi 13.506.910,11 19.247.838,63

RO12 Pengelolaan Mangrove 53.429,89 863.206,05

TOTAL 17.431.115,44 60.503.440,93

*Catatan : Beberapa Lokasi Arahan Pelaksaan Aksi Mitigasi pada KPH masih terdapat Multi Arahan/Rencana Operasional (RO)

Luas Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030

pada KPHL dan KPHP

(22)

N0 Provinsi RO1 RO2 RO3 RO4 RO5 RO6 RO7 RO 8 RO 9 RO 10 RO 11 RO 12

1 Aceh   1 7 6 6 5 7 9   1 15 3

2 Sumatera Utara 8 1 3 11 19 19 20 21 2 8 33 11

3 Sumatera Barat 2   2 14 7 6 7 7     12  

4 Riau 25 19 5   29 11 32 32 26 27 28 11

5 Jambi 11 3 5 6 14 12 13 16 3 5 16  

6 Sumatera Selatan 1     8 6   14 15 4 6 13 4

7 Bengkulu 5   1   4 1 5 7     7  

8 Lampung 1         1 5 6     12  

9 Kep. Bangka

Belitung 13     12 9 8 12 13     13 7

10 Kepulauan Riau 6     3 4   6 6     6 5

11 B a l i 2           4 4     4 2

12 N T B 20   1 3 12 4 19 18     23 3

13 N T T 16   2   16 3 14 9     22  

14 Kalimantan Barat 30 13 16 19 32 32 33 33 10 13 33 3

15

Kalimantan

Tengah 33 20 10 21 31 26 32 33 33 21 33 6

16 Kalimantan

Selatan 9 1 9 10 9 5 10 10 1 2 10 4

17 Kalimantan Timur 19 2 12 13 19 17 19 19   2 19 8

18 Kalimantan Utara 2   10   11 10 10     2 5 3

19 Sulawesi Utara 5           6 4     6 6

20 Sulawesi Tengah 12   12 3 14 9 9 15     21 11

21 Sulawesi Selatan 15     2 13 2 12 7     24 9

22 Sulawesi Tenggara 18     12     4 4     25  

23 Gorontalo 6     2 3 2 6 7     7  

24 Sulawesi Barat 9   2 1 3 3 10 3     13 4

25 Maluku 20   8   12 12 11 9     22 2

26 Maluku Utara 14   8 3 13 13 13 16     16 16

27 Papua Barat 9   7   8 7 8 6     10 9

28 Papua 27   2   27 10 1 26     7 8

Jumlah KPH 338 60 122 149 321 218 342 355 79 87 455 135

Jumlah Luas (Ha)

7.646.62 2

1.818.56

3

3.313.72

4

943.357

8.827.81

2

8.214.40

8

7.618.63

1

3.542.49

0

2.835.17

6

2.825.37

4

28.710.0

58

1.556.03

6

Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia’s FOLU Net Sink

2030 pada KPH

(23)

TIMELINE

Briefly discuss the key dates for the project.

P E N G U A T A N P E L A K S A N A A N A K S I M I T I G A S I I n d o n e s i a ' s

F O L U N e t S i n k 2 0 3 0 P A D A

K P H L D A N K P H P

(24)

DRIVER FORCE

RESPON

1. Penanganan perubahan iklim yang saat ini menuju krisis iklim

2. Pemenuhan komitmen nasional atas penurunan emisi gas rumah kaca

3. Sektor Folu sebagai pengakselerasi dominan (60%) dalam penurunan emisi gas rumah kaca

1. Perlu upaya nyata dalam penanganan perubahan iklim secara massif dan menyeluruh dengan mengintegrasikan segala upaya

penanganan perubahan iklim dalam kebijakan wilayah dan sektor serta unit dan kegiatan

2. Komitmen nasional menjadi komitmen bersama parapihak dari nasional, regional, daerah dan masyarakat

3. Pelaksanaan aksi mitigasi Folu diimplementasikan melalui rencana operasional dalam Pencegahan Deforestasi dan Degradasi Hutan, Pembangunan Hutan, Pengkayaan hutan alam, peningkatan

cadangan karbon, Penerapan RIL-C, Perlindungan Areal Konservasi Tinggi, Pelaksanaan Restorasi dan Reklamasi serta Pengelolaan

Mangrove

(25)

PRESURE

RESPON

1. Perubahan hutan dan kawasan hutan menjadi non kehutanan 2. Rendahnya kesadaran masyarakat

3. Kebakaran hutan dan lahan

1. Pengendalian perubahan hutan dan kawasan hutan dengan memperhatikan daya dukung daya tampung lingkungan

2. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat melalui penyuluhan, edukasi, pendampingan

3. Pendalian kebakaran hutan dan peningkatan perlindungan hutan

(26)

STATES

1. Belum tuntasnya pembentukan wilayah KPHL dan KPHP pada 10 provinsi (Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTT, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah)

2. Belum tuntasnya pembentukan kelembagaan di 6 Provinsi DOB (Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)

3. Belum terpenuhinya kecukupan Sumber Daya Manusia KPH sesuai kompetensi yang dibutuhkan 4. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam rangka menunjang tugas dan fungsi KPH

5. Dukungan pendanaan yang masih sangat terbatas 6. Dukungan pemerintah daerah yang belum optimal 7. Belum tuntasnya penetapan RPHJP KPH

8. Belum terinternalisasinya target Folu Net Sink 2030 dalam RPHJP/RPHJPd KPH

9. Pelaksanaan terkait Folu Net Sink di KPH masih parsial dan belum terintegrasi secara nasional

10. Belum terbangunnya sistem monitoring pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 pada KPHL/KPHP 11. Belum terintergrasi sistem data dan informasi mitigasi Folu Net Sink 2030 dalam Sinpasdok KPH

1. Penyelesaian pembentukan wilayah KPHL dan KPHP pada 10 provinsi paling lambat Bulan April 2024 2. Penyelesaian pembentukan kelembagaan di 6 Provinsi DOB paling lambat Bulan April 2024

3. Pemenuhan sumber daya manusia KPH oleh pemerintah khususnya SDM yang berkompeten dalam penanganan Folu Net Sink

4. Pemenuhan sarana dan prasarana KPH oleh pemerintah

5. Optimasi pendanaan melalui berbagai sumber pendanaan pemerintah (APBN/APBD), Instrumen Sukuk dan pasar karbon domestic, transfer anggaran berbasis ekologi, PAD dan obligasi hijau daerah, Result Based Payment untuk REDD+, dan sumber pendanaan swasta

6. Dukungan nyata pemerintah daerah dalam penguatan KPH (organisasi, SDM dan pendanaan) untuk kegiatan Folu Net Sink 2030 dan/atau kegiatan pendukung

7. Penyelesaian RPHJP khususnya pada KPH yang berada areal yang menjadi target Sub Nasional Folu Net Sink 2030 8. Internalisasi Folu Net Sink 2030 ke dalam RPHJP/RPHKPd KPH guna menjamin terlaksananya Folu Net Sink di KPH 9. Pelaksanaan Folu Net Sink 2030 di KPH secara efektif dan menyeluruh dan terukur

10. Terbangunnya sistem monitoring pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 pada KPHL/KPHP 11. Terintegrasinya sistem data dan informasi mitigasi Folu Net Sink dalam Sinpasdok KPH

RESPON

(27)

IMPACT

1. Penguatan kelembagaan KPH

2. Keberlangsungan dan keberlanjutan lingkungan 3. Peningkatan Investasi

4. Peningkatan Peran dan kesejahteraan masyarakat

(28)

Terima Kasih

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Gedung Manggala Wanabakti

Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat

kph.menlhk.go.id

(29)

Arahan

Pelaksanaan Aksi Mitgasi Indonesia’s

FOLU

Net Sink 2030

pada KPH

(30)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

TARGET AKSI MITIGASI NDC SEKTOR

FOLU

(31)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

ASSUMPTIONS USED FOR PROJECTED BAU AND EMISSION

REDUCTION (UNCONDITIONAL/CM1 AND CONDITIONAL/CM2 REDUCTION)

(32)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

(33)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

RESULT BASED CONTRIBUTION-NORWAY UNTUK MENDUKUNG PENDANAAN FOLU

(34)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

Pembentukan KPH dilaksanakan melalui tahapan:

1. rancang bangun KPH;

2. arahan pencadangan KPH;

3. usulan pembentukan wilayah KPH; dan

4. Penetapan pembentukan wilayah KPH.

PEMBENTUKAN KPH

Perubahan Unit Pengelolaan Hutan yang telah dibentuk dan ditetapkan, dapat dilakukan atas usulan perubahan penetapan wilayah KPH oleh gubernur dengan mempertimbangkan

efektivitas dan efisiensi Pengelolaan Hutan.

Menteri menetapkan perubahan Unit Pengelolaan

Sesuai dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 7 tahun 2021

Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilakukan untuk mengatur pengelolaan hutan pada KPH dalam rangka menjamin terlaksananya pengelolaan hutan yang efektif, efisien, dan lestari.

Pembentukan wilayah Pengelolaan dilaksanakan pada tingkat:

1. Provinsi; dan

2. Unit Pengelolaan Hutan

(35)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

No. Provinsi Luas HPK (Ha) Ket.

1 Jambi  11.097,79 Belum ada usulan

2 Kep. Bangka Belitung  694,04 Belum ada usulan

3 Bali  167,89 Belum ada usulan

4 Nusa Tenggara Barat  52,98 Belum ada usulan 5 Nusa Tenggara Timur  80.837,74 Belum ada usulan

6 Gorontalo  23.004,01 Surat usulan belum dilengkapi peta usulan penetapan wilayah KPH

7 Sulawesi Barat  20.612,99

Sudah ada surat usulan dan sedang proses koreksi peta usulan penetapan wilayah

KPH

8 Papua  605.070,25 Belum ada usulan

9 Papua Tengah  526.575,82 Belum ada usulan

10 Papua Pegunungan  502.510,96 Belum ada usulan Total Luas HPK 1.770.624,47  

DATA PROVINSI YANG BELUM MENGUSULKAN KAWASAN HPK

SEBAGAI BAGIAN DARI WILAYAH KPH

(36)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

36

UU 25/2004 (Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional)

UU 25/2004 (Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional)

UU 41/1999 (Kehutanan)

UU 41/1999 (Kehutanan)

UU 23/2014 (Pemerintahan

Daerah UU 23/2014 (Pemerintahan

Daerah RENCANA KEHUTANAN

RENCANA KEHUTANAN

RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KAWASAN HUTAN

RENCANA KAWASAN HUTAN

RENSTRA K/L

RENSTRA OPD-P

RENSTRA OPD-K

RENJA KL

RENJA OPD-P

RENJA OPD-K

RENCANA MAKRO FUNGSI

RPJP/RPJMN RPJP/RPJMN

RENCANA MAKRO PULAU

RP-KPH RPHJP RPHJPd

RKTP

RENCANA TATA RUANG WILAYAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH

RTR PULAU

RTRWP

RTRWK

RTR- KSN

RTR-KSP

RDTR-K RTR-KSK

UU 26/2007 (Penataan Ruang)

UU 26/2007 (Penataan Ruang)

RTRWN

RKTN RKTN

PERMENLHK NO.

07/2021

PERMENLHK NO.

07/2021

POSISI RKTN DALAM

PERENCANAAN KEHUTANAN

(37)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

RENCANA PEMBANGUNAN KEHUTANAN

Paragraf 2 Pasal 246 Permen LHK No. 7 Tahun 2021

(1) Rencana Pembangunan Kehutanan terdiri dari:

1. Renstra Kementerian;

2. Renstra OPD provinsi;

3. Renja Kementerian;

4. Renja OPD provinsi.

(2) Penyusunan Rencana Pembangunan Kehutanan mengacu pada Rencana

Kawasan Hutan

(38)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

RKTN RKTN

RPHJP KPH RPHJP RKTP KPH

RKTP

- Memantau keselarasan Jakstra

- Memantau keselarasan arahan ruang

Renstra Dinas LHK

- Memantau keselarasan Jakstra dan kegiatan

- Memantau keselarasan arahan ruang dan blok KPH

- Memantau implementasi Jakstra terhadap pelaksanaan tingkat tapak

- Memantau keselarasan Jakstra dan kegiatan nasional - tapak

- Memantau keselarasan dan

implementasi arahan ruang nasional - tapak

PEMANTAUAN KESESUAIAN RKTN, RKTP

DAN RPHJP KPH

(39)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

RPHJP

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

• rencana pengelolaan Hutan untuk seluruh wilayah kerja unit KPHL atau unit KPHP dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun

• Berdasar hasil inventarisasi hutan

• disusun oleh kepala KPH untuk setiap unit pengelolaan Hutan dan dilaporkan kepada Kepala Dinas oleh KPH

• Penyusunan RPHJP melibatkan UPT yang terkait lingkup Kementerian

• Penyusunan RPHJP memperhatikan : * RKTN, RKTP

* RPJMN, RPJMP

* Program dan kebijakan nasional dan daerah terintegrasi dengan Rencana Kerja Pemegang PBPH/Persetujuan (PS, PPKH)

• RPHJP dinilai Tim Penilai

• RPHJP disahkan Dirjen PHL an Menteri LHK

• Melalui SI-RPHJP

RPHJPd

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek

• rencana pengelolaan Hutan untuk kegiatan unit KPHL atau unit KPHP dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

• RPHJPd disusun oleh kepala KPH paling lambat 1 (satu) tahun setelah RPHJP ditetapkan

• RPHJPd paling sedikit memuat antara lain:

a. kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KPH;

b. kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pemegang PBPH;

c. persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan/pengelolaan perhutanan sosial di wilayah KPH;

• RPHJPd dinilai Pejabat Dinas urusan

perencanaan hutan

• RPHJPd ditetapkan Kepala Dinas

• Melalui SI-RPHJP

RPHJP dan RPHJPd memuat perencanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayah KPH

yang dilaksanakan oleh KPH dan para pihak (UPT KLHK, Pemegang Perizinan/PBPH, Persetujuan Perhutanan Sosial, PPKH, KHDTK, dll)

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN DI KPH

(40)

TIMELINE

Briefly discuss the key dates for the project.

P E R E N C A N A A N P E N G E L O L A A N

H U TA N D I

T I N G K AT K P H

(41)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

BLOK INTI

BLOK PEMANFAATAN

BLOK KHUSUS

BLOK INTI

BLOK PEMANFAATAN

BLOK KHUSUS

• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT

• REHABILITASI

• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT

• REHABILITASI

• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT

• REHABILITASI

• MASYARAKAT

• NON KEHUTANAN

BLOK LAMA BLOK BARU RKTN/RKTP

HUTAN LINDUNG

(42)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

RKTN/RKTP

BLOK PERLINDUNGAN

BLOK KHUSUS

BLOK PERLINDUNGAN

BLOK PEMANFAATAN HHK-HA

BLOK PEMANFAATAN HHK-HT

BLOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BLOK KHUSUS BLOK PEMANFAATAN

KAWASAN, JASA LINGKUNGAN, HHBK

BLOK PEMANFAATAN (PEMANFAATAN PERIZINAN

BERUSAHA )

BLOK PEMANFAATAN

(PEMANFAATAN PERHUTANAN SOSIAL)

PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT

REHABILITASI

PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT

REHABILITASI

MASYARAKAT

MASYARAKAT

REHABILITASI

NON KEHUTANAN

PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT

KORPORASI

MASYARAKAT

REHABILITASI

NON KEHUTANAN

BLOK LAMA BLOK BARU

KORPORASI

REHABILITASI

NON KEHUTANAN BLOK PEMANFAATAN

(PEMANFAATAN PERIZINAN BERUSAHA )

HUTAN PRODUKSI

(43)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

No. Jenis KPH Jumlah

Organisasi KPH Luas (Ha) 1. Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung 127 22.575.316,27

2. Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi 215 70.938.332,58

TOTAL 342 93.513.648,85

Sumber : IGT KPHP dan KPHL Juli 2023

JUMLAH KESATUAN

PENGELOLAAN HUTAN

(44)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

No. Nama IGT Skala Periode IGT Tipe Data

1.

Rencana Kerja Sub Nasional Arahan Pelaksanaan Aksi

Mitigasi Indonesia's FOLU NET Sink 2030

(28 Provinsi)

1:250.000 Januari 2024 Polygon

2.

Arahan Pelaksanaan Aksi

Mitigasi Indonesia's FOLU NET Sink 2030

(10 Provinsi)

1:250.000 Mei 2022 Polygon

3. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPHP dan KPHL) 1:250.000 Juli 2023 Polygon

Sumber : Monitoring Basis Data Geospasial KLHK Per Februari 2024

SUMBER IGT KEMENTERIAN

LHK

(45)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

Luas Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030

terhadap Areal Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)

Kode Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Luas (Ha)

RO1 Pencegahan Deforestasi Mineral 4.677.981,37

RO2 Pencegahan Deforestasi Gambut 1.123.376,32

RO3 Pencegahan Degradasi Konsesi 3.885.987,56

RO4 Pembangunan Hutan Tanaman 847.513,27

RO5 Penerapan Pengayaan Hutan Alam 9.814.223,99

RO6 Penerapan RIL-C 9.540.821,49

RO7 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi 5.296.063,64

RO8 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi 2.186.777,83

RO9 Pengelolaan Tata Air Gambut 1.253.089,98

RO10 Pelaksanaan Restorasi Gambut 1.766.560,80

RO11 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi 19.247.838,63

RO12 Pengelolaan Mangrove 863.206,05

TOTAL 60.503.440,93

*Catatan : Beberapa Lokasi Arahan Pelaksaan Aksi Mitigasi pada KPH masih terdapat Multi Arahan/Rencana Operasional (RO)

(46)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

Peta Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030 dalam Areal Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

Kode Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi RO1 Pencegahan Deforestasi Mineral

RO2 Pencegahan Deforestasi Gambut RO3 Pencegahan Degradasi Konsesi RO4 Pembangunan Hutan Tanaman RO5 Penerapan Pengayaan Hutan Alam RO6 Penerapan RIL-C

RO7 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi

RO8 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi

RO9 Pengelolaan Tata Air Gambut RO10 Pelaksanaan Restorasi Gambut

RO11 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi RO12 Pengelolaan Mangrove

TOTAL

(47)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

SINPASDOK SEBAGAI SISTEM

INFORMASI KOMPREHENSIF

UNTUK

PERBAIKAN TATA KELOLA KEHUTANAN

TUJUAN

* Mengintegrasikan data dan informasi KPH yang masih tersebar untuk

mendukung proses pengambilan

keputusan dan pelayanan publik serta dunia usaha di tingkat KPH.

* Menjadikan ruang bersama sebagai sarana berbagi pakai dan

penyebarluasan data dan informasi KPH.

* Menjadikan tempat berbagi

pengalaman sebagai

pembelajaran

dalam pengelolaan KPH.

* Menjadikan wadah bersama untuk

promosi produk yang dihasilkan oleh KPH.

DASAR HUKUM

Penyelenggaraan Sinpasdok KPH diatur dalam

Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor : P.4/PKTL/REN/PLA.0 /4/2017 tanggal 27 April 2017.

PENYELENGGARAAN

* Menjaga keakuratan serta keterkinian data &

informasi.

* Mewujudkan One Stop Service untuk data &

informasi tingkat KPH.

* Berbagi peran sebagai walidata.

* Penyelenggaraan secara tersebar di tingkat tapak dan terkendali di Pusat (+).

* Mengacu pada Kebijakan Satu Peta (one map policy).

TEMA

Data dikelola :

18 Satuan Kerja Lingkup KLHK

29 Dinas Provinsi Indonesia

533 Unit KPH dan 347 UPTD KPH Indonesia

Sebanyak 40 jenis data dikelola oleh walidata yang berada pada Unit Kerja Eselon II KLHK dan sebanyak 33 jenis data dikelola oleh walidata yang berada pada Dinas Kehutanan Provinsi.

Meliputi 156 detil data dari 78 jenis data, informasi dan dokumentasi KPH yang dikelompokkan dalam:

Kondisi Umum (18 jenis)

Ekologi (17 jenis)

Ekonomi (27 jenis)

Sosial Budaya (8 jenis), dan

Galeri KPH (8 jenis)

SUPERUSER SUPERUSER ADMIN SINPASDOK ADMIN SINPASDOK

WALIDATA WALIDATA

KPHKPH

PUBLIK PUBLIK

TINGKATAN HAK AKSES

SINPASDOK KPH SEBAGAI SISTEM

INFORMASI TENTANG KPH

(48)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

Pengembangan Sinpasdok KPH

kph.menlhk.go.i d

PENGEMBANGAN SINPASDOK

KPH

(49)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

kph.menlhk.go.i d

PENGEMBANGAN SINPASDOK KPH

(50)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

kph.menlhk.go.i d

PENGEMBANGAN SINPASDOK KPH

(51)

p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n

PROJECT 5

PROJECT 4 PROJECT 1

PENGEMBANGAN

SINPASDOK KPH TAHAP 3

• mobile sinpasdok kph

• input data (basis spasial) pemodelan valuasi ekonomi

• Pengembangan

aplikasi monitoring implementasi FOLU NET SINK 2030 pada unit KPH

PROJECT 3

PROJECT 2

OPTIMALISASI KONTEN SINPASDOK KPH

• Infografis

• berita KPH

• Potensi SDH

• Produk KTH

LOKALATIH PETUGAS SINPASDOK KPH

• 1 Angkatan 60 orang Menyampaikan materi :

• Sama dengan tahun 2022

• Pengembangan sinpasdok KPH Tahap 3

• Tool pemodelan valusi ekonomi

PENGEMBANGAN TOOL AREAL

INDIKATIF POTENSI HHBK

• Bambu

• Rotan

PENYIARAN DIGITAL SINPASDOK KPH

• Peningkatan jumlah audiens

• Media Sosial : IG dan Youtube

• Membuat konten videografi (edit videografi, liputan 7 KPH dan podcast)

• Penyiaran Radio (16 kali dalam 8 bulan)

OUR DREAMS IN

2024

(52)

1. Penetapan wilayah KPHL/KPHP dan perubahannya dengan memasukan seluruh fungsi kawasan hutan lindung dan produksi menjadi bagian

wilayah KPHL/KPHP.

2. Pembentukan Kelembagaan KPHL /KPHP sebagai pengelola wilayah melalui Pergub.

3. Penguatan organisasi dan sumberdaya manusia pada KPH yang lebih kompeten dalam mengimplementasikan kegiatan Folu Net Sink 2030.

4. Integrasi dan sinkronisasi pendanaan melalui APBN/APBD atau sumber dana lain sesuai kewenangan.

5. Percepatan penyelesaian/penetapan RPHJP pada KPHL/KPHP dengan mensinkronisasi terhadap rencana pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 dan rencana pembangunan jangka menengah

nasional dan daerah (RPJMN dan RPJMD).

6. Penyusunan Rencana Kerja Kegiatan Folu Net Sink pada RPHJPd KPHL/KPHP.

7. Percepatan pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 pada setiap KPH.

8. Penguatan sistem monitoring pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 pada KPHL/KPHP.

9. Penguatan sistem data dan informasi KPH antara lain Sinpasdok KPH.

PENDEKATAN MODEL DPSIR IMPLEMENTASI FOLU

NET SINK DI KPH

(53)

KONDISI KPH SAAT INI

1. Belum tuntasnya pembentukan wilayah KPHL dan KPHP pada 10 provinsi (Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTB, NTT,

Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)

2. Belum tuntasnya pembentukan kelembagaan di 6 Provinsi DOB

(Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)

3. Belum terpenuhinya kecukupan Sumber Daya Manusia KPH sesuai kompetensi yang dibutuhkan

4. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam rangka menunjang tugas dan fungsi KPH

5. Dukungan pendanaan yang masih sangat terbatas 6. Dukungan pemerintah daerah yang belum optimal 7. Belum tuntasnya penetapan RPHJP KPH

8. Belum terinternalisasinya target Folu Net Sink 2030 dalam

RPHJP/RPHJPd KPH

(54)

KONDISI KPH SAAT INI

1. Belum tuntasnya pembentukan wilayah KPHL dan KPHP pada 10 provinsi (Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTB, NTT, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)

2. Belum tuntasnya pembentukan kelembagaan di 6 Provinsi DOB (Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)

3. Belum terpenuhinya kecukupan Sumber Daya Manusia KPH sesuai kompetensi yang dibutuhkan 4. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam rangka menunjang tugas dan fungsi KPH

5. Dukungan pendanaan yang masih sangat terbatas 6. Dukungan pemerintah daerah yang belum optimal 7. Belum tuntasnya penetapan RPHJP KPH

8. Belum terinternalisasinya target Folu Net Sink 2030 dalam RPHJP/RPHJPd KPH RESPON

1. …

Referensi

Dokumen terkait

Judul Populer: Pengembangan Cross Laminated Lumber dari Limbah Batang Kelapa Sawit dalam Rangka Penciptaan Lapangan Kerja Masyarakat Sekitar Perkebunan Sawit di Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koordinasi kinerja Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Timur dalam Rapat Kerja Daerah dan Program Bidang Fatwa tahun

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan pelayanan administrasi calon Tenga Kerja Indonesia (TKI) dalam rangka pelaksanaan sistem antar kerja (studi pada

Berangkat dari permasalahan di atas, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) sebagai organisasi strategis menginisiasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas)

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forpimpas ke 39 di Sekolah Pascasarjana UGM dan The 9th International Graduate Students and Scholars Conference in Indonesia (IGSSCI) di Grha Saba