Rapat Kerja KPH dalam rangka
Implementasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030
SINKRONISASI PERENCANAAN
PENGELOLAAN KPH DENGAN TARGET INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
Jakarta, 4-5 Maret 2024
Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan dan Tata Lingkungan
PKTL.MENLHK.GO.ID
TIMELINE
Briefly discuss the key dates for the project.
K E S AT U A N
P E N G E L O L A A N
H U TA N
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
Sampai dengan saat ini telah terbentuk 149 Unit KPHK, 178 Unit KPHL dan 354 unit KPHP di seluruh
Indonesia dengan UPTD sebanyak 345
Sumut 18 KPHL/
15 KPHP
Kepri 6 KPHP Riau
32 KPHP
Sumsel 6 KPHL/
10 KPHP Bengkulu
5 KPHL/
2 KPHP
Kalbar 6 KPHL/
28 KPHP
Kalsel 1 KPHL/
9 KPHP Kalteng
6 KPHL/
27 KPHP
Papua 25 KPHL/
32 KPHP Maluku
3 KPHL/
19 KPHP Sultra
12 KPHL/
13 KPHP
Sulsel 16 KPHL/
8 KPHP Sulteng
5 KPHL/
16 KPHP
Gorontalo 3 KPHL/
4 KPHP Papua Barat
4 KPHL/
10 KPHP
Jambi 1 KPHL/
16 KPHP
Kaltim 2 KPHL/
17 KPHP
Maluku Utara 16 KPHP
NTB 11 KPHL/
12 KPHP Yogyakarta
1 KPHP NTT
13 KPHL/
9 KPHP Sulut
2 KPHL/
4 KPHP Aceh
12 KPHL/
3 KPHP
Sumbar 7 KPHL/
5 KPHP
Babel 2 KPHL/
11 KPHP
Lampung 9 KPHL/
7 KPHP Bali
4 KPHL
Sulbar 3 KPHL 10 KPHP
Pulau Sumatera
40 KPHK
Pulau Jawa, Bali, Nusra
55 KPHK
Pulau Kalimantan
20 KPHK Pulau
Sulawes i
20 KPHK
Pulau Maluku
dan Papua 14 KPHK
Kaltara 2 KPHL/
12 KPHP
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
TUGAS KPH
(Pasal 9 PP 6 Tahun 2007)
DIC AB UT
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
TUGAS KPH
1. menyusun rencana pengelolaan Hutan yang dituangkan dalam dokumen rencana
pengelolaan Hutan jangka panjang dan
rencana pengelolaan Hutan jangka pendek;
2. melaksanakan koordinasi perencanaan pengelolaan Hutan dengan pemegang
Perizinan Berusaha, pemegang persetujuan penggunaan dan Pelepasan Kawasan Hutan serta pengelola Perhutanan Sosial;
3. melaksanakan fasilitasi implementasi
kebijakan di bidang lingkungan hidup dan Kehutanan yang meliputi:
inventarisasi Hutan, Pengukuhan Kawasan Hutan, Penatagunaan Kawasan Hutan dan penyusunan rencana Kehutanan;
rehabilitasi Hutan dan reklamasi;
Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan;
perlindungan dan pengamanan Hutan,
pengendalian kebakaran Hutan dan lahan, mitigasi ketahanan bencana dan perubahan iklim.
4. melaksanakan fasilitasi, bimbingan teknis,
pendampingan, dan pembinaan kelompok tani Hutan dalam mendukung kegiatan Perhutanan Sosial;
5. melaksanakan fasilitasi Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan Kawasan Hutan dan Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pemanfaatan Kawasan Hutan;
6. melaksanakan fasilitasi pertumbuhan investasi, pengembangan industri, dan pasar untuk
mendukung pemulihan ekonomi nasional;
7. melaksanakan fasilitasi kegiatan dalam rangka ketahanan pangan (food estatel dan energi;
8. melaksanakan fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia;
9. melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan Hutan;
10. melaksanakan Pengawasan dan pengendalian atas kegiatan pengelolaan Hutan; dan
11. melaksanakan tugas lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di wilayah kerjanya
(Pasal 123 PP 23 Tahun
2021)
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
1. Tersedianya dokumen RPHJPd yang telah diimplementasikan 2. terkoordinasinya perencanaan pengelolaan Hutan
3. Terbangunnya resort di KPH sesuai perencanaan dengan sarpras dan operasionalisasinya 4. Implementasi kebijakan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan meliputi :
• Terfasilitasinya inventarisasi Hutan, pengukuhan Kawasan Hutan, penatagunaan Kawasan Hutan, dan penyusunan rencana kehutanan
• Terlaksananya dan terfasilitasinya rehabilitasi Hutan dan reklamasi
• Terfasilitasinya pelaksanaan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
5. Terlaksananya perlindungan dan pengamanan Hutan meliputi: Kawasan Hutan, Pemeliharaan batas kawasan hutan, pengendalian kebakaran Hutan dan lahan,mitigasi ketahanan bencana, dan perubahan iklim
6. Terlaksananya pendampingan, pembinaan kelompok tani Hutan, dan bimbingan teknis dalam mendukung kegiatan pengelolaan perhutanan sosial
7. Tertatanya wilayah pengelolaan hutan ke dalam blok dan petak
8. Terfasilitasinya pertumbuhan investasi, pengembangan industri, promosi produk hasil hutan dan pasar, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional
9. Terfasilitasinya pelaksanaan program ketahanan pangan (food estate) dan energi 10. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia
11. Terlaksananya pemantauan, evaluasi, pengawasan, dan pengendalian atas kegiatan pengelolaan Hutan 12. Terlaksananya tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
ARAHAN PEMBANGUNAN TATA KELOLA DI TINGKAT TAPAK MENUJU KPH EFEKTIF
(Pasal 23 PermenLHK 8 tahun 2021 dan SK Direktur BRPH No. SK
4/BRPH/PKPH/HPL.0/07/2022)
TIMELINE
Briefly discuss the key dates for the project.
I N D O N E S I A ’ S
F O LU N E T S I N K
2 0 3 0
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
KOMITMEN INDONESIA TERHADAP
PERUBAHAN IKLIM
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
ENHANCED NDC – LTS LCCP
Trajektori Emisi GRK Pada Scenario NDC-CM1 dan LTS-LCCP 2050
Sumber emisi
Sumber serapan
INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030 INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
Upaya Indonesia untuk mencapai Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 perlu diikuti dengan alokasi lahan yang selektif dan terkontrol untuk pembangunan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi masyarakat Indonesia
FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan dengan kondisi dimana tingkat serapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi.
D A S A R P I J A K A N :
Sustainable Forest Management
Environmental Governance
Carbon Governance
Sasaran yang ingin dicapai melalui implementasi Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar
-140 juta ton CO
2e pada tahun 2030
12
Penurunan laju deforestasi lahan mineral
1
Rehabilitasi mangrove dan penghijauan di lahan bekas tambang
Konservasi
keanekaragaman hayat
11 Pembangunan
hutan tanaman 5
Mengurangi laju degradasi lahan gambut dan
mangrove 4
Pengelolaan hutan lestari
6 Rehabilitasi
non-rotasi Rotasi
Rehabilitasi
Restorasi gambut dan perbaikan
pengelolaan air gambut
Penurunan laju deforestasi lahan gambut dan
mangrove
2 Mengurangi laju
degradasi lahan mineral
3
Pengenalan replikasi
ekosistem, ruang terbuka hijau dan ekoriparian.
Pengawasan dan Law
Enforcementam mendukung perlindungan dan pengamanan kawasan hutan
Pengembangan 15 dan konsolidasi Hutan Adat
Perhutanan Sosial
12
14
8
10 9
7
13
RUANG LINGKUP FOLU NET SINK 2030
Elemen-elemen Sektor FOLU
KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Penyediaan Data Geospasial Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
Keputusan MenteriLHK No.SK.168/2022, 24
Februari 2022 tentang
Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 untuk Pengendalian Perubahan Iklim.
PETA PELAKSANAAN AKSI MITIGASI
IFNET 2030
Pemangku
Kawasan Jenis
Pengelolaan
Deforestasi
Degradasi
Konsesi3 PBPH-HT PHL Peningkatan Cadangan
Karbon Pengelolaan Gambut Konservasi Tinggi3 Mineral Gambut
ENR3 RIL-C3 Rotasi Non-Rotasi Tata Air3 Restorasi
DITJEN PHL
HP-Non Konsesi 245.657 183.704 1.806 88.457 215.842 13 11.095.028
HPK-HP 145.372 60.659 1.881 304.044 123.972 1.486 840.150
KPHP-HTI 199.936 199.659 402.222 1.346.427 1.201.355 192.367 2.106.325 971.734 718.021 506.024 1.443.708 KPHP-HPH 53.778 77.641 5.444.456 5.881.374 4.380.996 1.519.486 320.782 129.751 5.460.254
KPHP-RE 147.384 9.478 84.277 6.257 23.987 43.052 26.852 360.930
HL-Non PIAPS 46.056 22.670 30 92.711 - 14.128.824
DITJEN KSDAE KONSERVASI 177.732 131.885 444 638.548 9.351
DITJEN PSKL KPHL-PIAPSKPHP-PIAPS 126.80311.943 12.57789.867 116.041 2.531100 38.869 168.03629.000 200.62443.593 1.459.0311.750.410
DITJEN PPKL GAMBUT 40.749
BRGM BRGM 1.070.689
PEMDA PEMDA-Non HGU 552.267 117.857 1.230.100 85.070 1.350.742
PEMDA-HGU 116.701 56.465 221.820 33.488 956.682 116.940 440.472
TOTAL 1.823.630 962.461 5.930.955 1.462.467 7.095.778 4.573.363 5.533.087 2.722.236 1.674.703 2.146.059 38.329.548
TARGET NDC 2024 5.056.451 55.617 N.A 9.307.332 1.589.494 2.422.563 1.453.538 863.914 977.034 TARGET NDC 2030 7.195.913 75.321 N.A 11.227.332 3.105.817 3.460.804 2.076.482 863.914 1.395.763
TARGET LTS 2024 2.954.287 187.854 1.705.000 9.307.332 1.413.203 1.951.493 1.756.344 785.439 1.996.762 TARGET LTS 2030 3.973.232 252.645 2.282.500 11.227.332 2.207.061 2.787.847 2.509.062 946.050 2.724.866
LUAS AREAL PELAKSANAAN PROGRAM AKSI MITIGASI MENURUT
PEMANGKU KAWASAN PADA INDEKS PRIORITAS LOKASI (IPL) 7, 8 DAN 9
Catatan : Total Kontribusi KPHL/KPHP seluas 98,69%
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
SK Nomor 446 Tahun 2024
PENETAPAN IGT RENCANA KERJA SUB NASIONAL
ARAHAN PELAKSANAAN AKSI MITIGASI INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
*Peta tersebut menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Badan/Lembaga/Perusahaan/Swasta dan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia’s Forestry and Other Land Use Net Sink 2030
PETA RENJA SUB NASIONAL
28 PROVINSI
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
12 ARAHAN PELAKSANAAN AKSI MITIGASI PADA RENJA SUB NASIONAL 28 PROVINSI
Arahan Luas (Ha)
Pencegahan Deforestasi Mineral (RO1) 8.202.244
Pencegahan Deforestasi Gambut (RO2) 1.818.563
Pencegahan Degradasi Konsesi (RO3) 3.331.107
Pembangunan Hutan Tanaman (RO4) 1.026.870
Penerapan Pengayaan Hutan Alam (RO5) 8.843.231
Penerapan RIL-C (RO6) 8.235.506
Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi (RO7) 7.619.204 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi (RO8) 3.543.027
Pengelolaan Tata Air Gambut (RO9) 3.139.191
Pelaksanaan Restorasi Gambut (RO10) 2.825.380
Perlindungan Areal Konservasi Tinggi (RO11) 28.781.368
Pengelolaan Mangrove (RO12) 1.564.551
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
No. Provinsi Luas
(Ha)
1. Aceh 2.221.05
1
2. Bengkulu 364.167
3. Jambi 1.093.82
8 4. Kepulauan Bangka Belitung 359.927
5. Kepulauan Riau 317.087
6. Lampung 194.169
7. Riau 5.707.66
4
8. Sumatera Barat 1.044.12
7
9. Sumatera Selatan 2.423.06
9
10. Sumatera Utara 1.486.28
1 11. Kalimantan Barat 7.653.42 3 12. Kalimantan Selatan 1.457.04 2 13. Kalimantan Tengah 12.483.5 36 14. Kalimantan Timur 11.495.9 42
No. Provinsi Luas
(Ha) 15. Kalimantan Utara 2.777.51
16. Gorontalo 472.9406
17. Sulawesi Barat 551.637
18. Sulawesi Selatan 1.301.32 3
19. Sulawesi Tengah 2.522.45
8 20. Sulawesi Tenggara 1.512.00 7
21. Sulawesi Utara 248.876
22. Bali 114.529
23. Nusa Tenggara Barat 770.041 24. Nusa Tenggara Timur 1.203.46 8
25. Maluku 2.385.27
5
26. Maluku Utara 2.602.87
1
27. Papua 5.308.37
2
28. Papua Barat 7.715.25
4
*Perhitungan Luas dilakukan secara digital menggunakan sistem proyeksi Cylindrical Equal Area dan menggunakan Batas Administrasi Periode September Tahun 2023
LUAS ARAHAN PELAKSANAAN AKSI MITIGASI 28
PROVINSI
TIMELINE
Briefly discuss the key dates for the project.
A R A H A N A K S I M I T I G A S I
I N D O N E S I A ’ S F O L U N E T S I N K 2 0 3 0
D A L A M K P H P D A N K P H L
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
Program Kegiatan Aksi Mitigasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
RO1 Pencegahan Deforestasi Mineral RO7 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi 11 Pencegahan Deforestasi Mineral Tidak Terencana Kriteria I 1 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi Kriteria I 12 Pencegahan Deforestasi Mineral Tidak Terencana Kriteria II 2 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi Kriteria II 13 Pencegahan Deforestasi Mineral Tidak Terencana Kriteria III 3 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi Kriteria III 21 Pencegahan Deforestasi Mineral Terencana Kriteria I 4 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi Kriteria IV 22 Pencegahan Deforestasi Mineral Terencana Kriteria II RO 8 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi 23 Pencegahan Deforestasi Mineral Terencana Kriteria III 1 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria I RO2 Pencegahan Deforestasi Gambut 2 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria II 11 Pencegahan Deforestasi Gambut Tidak Terencana I 3 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria III 12 Pencegahan Deforestasi Gambut Tidak Terencana II 4 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria IV 13 Pencegahan Deforestasi Gambut Tidak Terencana III 5 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria V 21 Pencegahan Deforestasi Gambut Terencana I 6 Peningkatan Cadangan Karbon Tanpa Rotasi Kriteria VI 23 Pencegahan Deforestasi Gambut Terencana III RO 9 Pengelolaan Tata Air Gambut
RO3 Pencegahan Degradasi Konsesi 1 Pengelolaan Tata Air Gambut Kriteria I 11 Pencegahan Degradasi Konsesi Tidak Terencana 2 Pengelolaan Tata Air Gambut Kriteria II
21 Pencegahan Degradasi Konsesi Terencana RO 10 Pelaksanaan Restorasi Gambut RO4 Pembangunan Hutan Tanaman 1 Pelaksanaan Restorasi Gambut Kriteria I
1 Pembangunan Hutan Tanaman 2 Pelaksanaan Restorasi Gambut Kriteria II
RO5 Penerapan Pengayaan Hutan Alam 3 Pelaksanaan Restorasi Gambut Kriteria III 1 Penerapan Pengayaan Hutan Alam Kriteria I 4 Pelaksanaan Restorasi Gambut Kriteria IV
2 Penerapan Pengayaan Hutan Alam Kriteria II RO 11 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi RO6 Penerapan RIL-C 1 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi
1 Penerapan RIL-C RO 12 Pengelolaan Mangrove
1 Pengelolaan Mangrove Kriteria I 2 Pengelolaan Mangrove Kriteria II
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
Kode Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Luas (Ha) KPHL Luas (Ha) KPHP
RO1 Pencegahan Deforestasi Mineral 935.366,91 4.677.981,37 RO2 Pencegahan Deforestasi Gambut 149.339,96 1.123.376,32
RO3 Pencegahan Degradasi Konsesi 285.438,51 3.885.987,56
RO4 Pembangunan Hutan Tanaman 33.894,48 847.513,27
RO5 Penerapan Pengayaan Hutan Alam 744.639,64 9.814.223,99
RO6 Penerapan RIL-C 590.240,83 9.540.821,49
RO7 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi 356.195,96 5.296.063,64
RO8 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi 359.194,50 2.186.777,83
RO9 Pengelolaan Tata Air Gambut 66.923,95 1.253.089,98
RO10 Pelaksanaan Restorasi Gambut 349.540,70 1.766.560,80
RO11 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi 13.506.910,11 19.247.838,63
RO12 Pengelolaan Mangrove 53.429,89 863.206,05
TOTAL 17.431.115,44 60.503.440,93
*Catatan : Beberapa Lokasi Arahan Pelaksaan Aksi Mitigasi pada KPH masih terdapat Multi Arahan/Rencana Operasional (RO)
Luas Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030
pada KPHL dan KPHP
N0 Provinsi RO1 RO2 RO3 RO4 RO5 RO6 RO7 RO 8 RO 9 RO 10 RO 11 RO 12
1 Aceh 1 7 6 6 5 7 9 1 15 3
2 Sumatera Utara 8 1 3 11 19 19 20 21 2 8 33 11
3 Sumatera Barat 2 2 14 7 6 7 7 12
4 Riau 25 19 5 29 11 32 32 26 27 28 11
5 Jambi 11 3 5 6 14 12 13 16 3 5 16
6 Sumatera Selatan 1 8 6 14 15 4 6 13 4
7 Bengkulu 5 1 4 1 5 7 7
8 Lampung 1 1 5 6 12
9 Kep. Bangka
Belitung 13 12 9 8 12 13 13 7
10 Kepulauan Riau 6 3 4 6 6 6 5
11 B a l i 2 4 4 4 2
12 N T B 20 1 3 12 4 19 18 23 3
13 N T T 16 2 16 3 14 9 22
14 Kalimantan Barat 30 13 16 19 32 32 33 33 10 13 33 3
15
Kalimantan
Tengah 33 20 10 21 31 26 32 33 33 21 33 6
16 Kalimantan
Selatan 9 1 9 10 9 5 10 10 1 2 10 4
17 Kalimantan Timur 19 2 12 13 19 17 19 19 2 19 8
18 Kalimantan Utara 2 10 11 10 10 2 5 3
19 Sulawesi Utara 5 6 4 6 6
20 Sulawesi Tengah 12 12 3 14 9 9 15 21 11
21 Sulawesi Selatan 15 2 13 2 12 7 24 9
22 Sulawesi Tenggara 18 12 4 4 25
23 Gorontalo 6 2 3 2 6 7 7
24 Sulawesi Barat 9 2 1 3 3 10 3 13 4
25 Maluku 20 8 12 12 11 9 22 2
26 Maluku Utara 14 8 3 13 13 13 16 16 16
27 Papua Barat 9 7 8 7 8 6 10 9
28 Papua 27 2 27 10 1 26 7 8
Jumlah KPH 338 60 122 149 321 218 342 355 79 87 455 135
Jumlah Luas (Ha)
7.646.62 2
1.818.56
3
3.313.72
4
943.357
8.827.81
2
8.214.40
8
7.618.63
1
3.542.49
0
2.835.17
6
2.825.37
4
28.710.0
58
1.556.03
6
Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia’s FOLU Net Sink
2030 pada KPH
TIMELINE
Briefly discuss the key dates for the project.
P E N G U A T A N P E L A K S A N A A N A K S I M I T I G A S I I n d o n e s i a ' s
F O L U N e t S i n k 2 0 3 0 P A D A
K P H L D A N K P H P
DRIVER FORCE
RESPON
1. Penanganan perubahan iklim yang saat ini menuju krisis iklim
2. Pemenuhan komitmen nasional atas penurunan emisi gas rumah kaca
3. Sektor Folu sebagai pengakselerasi dominan (60%) dalam penurunan emisi gas rumah kaca
1. Perlu upaya nyata dalam penanganan perubahan iklim secara massif dan menyeluruh dengan mengintegrasikan segala upaya
penanganan perubahan iklim dalam kebijakan wilayah dan sektor serta unit dan kegiatan
2. Komitmen nasional menjadi komitmen bersama parapihak dari nasional, regional, daerah dan masyarakat
3. Pelaksanaan aksi mitigasi Folu diimplementasikan melalui rencana operasional dalam Pencegahan Deforestasi dan Degradasi Hutan, Pembangunan Hutan, Pengkayaan hutan alam, peningkatan
cadangan karbon, Penerapan RIL-C, Perlindungan Areal Konservasi Tinggi, Pelaksanaan Restorasi dan Reklamasi serta Pengelolaan
Mangrove
PRESURE
RESPON
1. Perubahan hutan dan kawasan hutan menjadi non kehutanan 2. Rendahnya kesadaran masyarakat
3. Kebakaran hutan dan lahan
1. Pengendalian perubahan hutan dan kawasan hutan dengan memperhatikan daya dukung daya tampung lingkungan
2. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat melalui penyuluhan, edukasi, pendampingan
3. Pendalian kebakaran hutan dan peningkatan perlindungan hutan
STATES
1. Belum tuntasnya pembentukan wilayah KPHL dan KPHP pada 10 provinsi (Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTT, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah)
2. Belum tuntasnya pembentukan kelembagaan di 6 Provinsi DOB (Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)
3. Belum terpenuhinya kecukupan Sumber Daya Manusia KPH sesuai kompetensi yang dibutuhkan 4. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam rangka menunjang tugas dan fungsi KPH
5. Dukungan pendanaan yang masih sangat terbatas 6. Dukungan pemerintah daerah yang belum optimal 7. Belum tuntasnya penetapan RPHJP KPH
8. Belum terinternalisasinya target Folu Net Sink 2030 dalam RPHJP/RPHJPd KPH
9. Pelaksanaan terkait Folu Net Sink di KPH masih parsial dan belum terintegrasi secara nasional
10. Belum terbangunnya sistem monitoring pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 pada KPHL/KPHP 11. Belum terintergrasi sistem data dan informasi mitigasi Folu Net Sink 2030 dalam Sinpasdok KPH
1. Penyelesaian pembentukan wilayah KPHL dan KPHP pada 10 provinsi paling lambat Bulan April 2024 2. Penyelesaian pembentukan kelembagaan di 6 Provinsi DOB paling lambat Bulan April 2024
3. Pemenuhan sumber daya manusia KPH oleh pemerintah khususnya SDM yang berkompeten dalam penanganan Folu Net Sink
4. Pemenuhan sarana dan prasarana KPH oleh pemerintah
5. Optimasi pendanaan melalui berbagai sumber pendanaan pemerintah (APBN/APBD), Instrumen Sukuk dan pasar karbon domestic, transfer anggaran berbasis ekologi, PAD dan obligasi hijau daerah, Result Based Payment untuk REDD+, dan sumber pendanaan swasta
6. Dukungan nyata pemerintah daerah dalam penguatan KPH (organisasi, SDM dan pendanaan) untuk kegiatan Folu Net Sink 2030 dan/atau kegiatan pendukung
7. Penyelesaian RPHJP khususnya pada KPH yang berada areal yang menjadi target Sub Nasional Folu Net Sink 2030 8. Internalisasi Folu Net Sink 2030 ke dalam RPHJP/RPHKPd KPH guna menjamin terlaksananya Folu Net Sink di KPH 9. Pelaksanaan Folu Net Sink 2030 di KPH secara efektif dan menyeluruh dan terukur
10. Terbangunnya sistem monitoring pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 pada KPHL/KPHP 11. Terintegrasinya sistem data dan informasi mitigasi Folu Net Sink dalam Sinpasdok KPH
RESPON
IMPACT
1. Penguatan kelembagaan KPH
2. Keberlangsungan dan keberlanjutan lingkungan 3. Peningkatan Investasi
4. Peningkatan Peran dan kesejahteraan masyarakat
Terima Kasih
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Gedung Manggala Wanabakti
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat
kph.menlhk.go.id
Arahan
Pelaksanaan Aksi Mitgasi Indonesia’s
FOLU
Net Sink 2030
pada KPH
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
TARGET AKSI MITIGASI NDC SEKTOR
FOLU
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
ASSUMPTIONS USED FOR PROJECTED BAU AND EMISSION
REDUCTION (UNCONDITIONAL/CM1 AND CONDITIONAL/CM2 REDUCTION)
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
RESULT BASED CONTRIBUTION-NORWAY UNTUK MENDUKUNG PENDANAAN FOLU
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
Pembentukan KPH dilaksanakan melalui tahapan:
1. rancang bangun KPH;
2. arahan pencadangan KPH;
3. usulan pembentukan wilayah KPH; dan
4. Penetapan pembentukan wilayah KPH.
PEMBENTUKAN KPH
Perubahan Unit Pengelolaan Hutan yang telah dibentuk dan ditetapkan, dapat dilakukan atas usulan perubahan penetapan wilayah KPH oleh gubernur dengan mempertimbangkan
efektivitas dan efisiensi Pengelolaan Hutan.
Menteri menetapkan perubahan Unit Pengelolaan
Sesuai dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 7 tahun 2021
Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilakukan untuk mengatur pengelolaan hutan pada KPH dalam rangka menjamin terlaksananya pengelolaan hutan yang efektif, efisien, dan lestari.
Pembentukan wilayah Pengelolaan dilaksanakan pada tingkat:
1. Provinsi; dan
2. Unit Pengelolaan Hutan
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
No. Provinsi Luas HPK (Ha) Ket.
1 Jambi 11.097,79 Belum ada usulan
2 Kep. Bangka Belitung 694,04 Belum ada usulan
3 Bali 167,89 Belum ada usulan
4 Nusa Tenggara Barat 52,98 Belum ada usulan 5 Nusa Tenggara Timur 80.837,74 Belum ada usulan
6 Gorontalo 23.004,01 Surat usulan belum dilengkapi peta usulan penetapan wilayah KPH
7 Sulawesi Barat 20.612,99
Sudah ada surat usulan dan sedang proses koreksi peta usulan penetapan wilayah
KPH
8 Papua 605.070,25 Belum ada usulan
9 Papua Tengah 526.575,82 Belum ada usulan
10 Papua Pegunungan 502.510,96 Belum ada usulan Total Luas HPK 1.770.624,47
DATA PROVINSI YANG BELUM MENGUSULKAN KAWASAN HPK
SEBAGAI BAGIAN DARI WILAYAH KPH
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
36
UU 25/2004 (Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional)
UU 25/2004 (Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional)
UU 41/1999 (Kehutanan)
UU 41/1999 (Kehutanan)
UU 23/2014 (Pemerintahan
Daerah UU 23/2014 (Pemerintahan
Daerah RENCANA KEHUTANAN
RENCANA KEHUTANAN
RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KAWASAN HUTAN
RENCANA KAWASAN HUTAN
RENSTRA K/L
RENSTRA OPD-P
RENSTRA OPD-K
RENJA KL
RENJA OPD-P
RENJA OPD-K
RENCANA MAKRO FUNGSI
RPJP/RPJMN RPJP/RPJMN
RENCANA MAKRO PULAU
RP-KPH RPHJP RPHJPd
RKTP
RENCANA TATA RUANG WILAYAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH
RTR PULAU
RTRWP
RTRWK
RTR- KSN
RTR-KSP
RDTR-K RTR-KSK
UU 26/2007 (Penataan Ruang)
UU 26/2007 (Penataan Ruang)
RTRWN
RKTN RKTN
PERMENLHK NO.
07/2021
PERMENLHK NO.
07/2021
POSISI RKTN DALAM
PERENCANAAN KEHUTANAN
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
RENCANA PEMBANGUNAN KEHUTANAN
Paragraf 2 Pasal 246 Permen LHK No. 7 Tahun 2021
(1) Rencana Pembangunan Kehutanan terdiri dari:
1. Renstra Kementerian;
2. Renstra OPD provinsi;
3. Renja Kementerian;
4. Renja OPD provinsi.
(2) Penyusunan Rencana Pembangunan Kehutanan mengacu pada Rencana
Kawasan Hutan
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
RKTN RKTN
RPHJP KPH RPHJP RKTP KPH
RKTP
- Memantau keselarasan Jakstra
- Memantau keselarasan arahan ruang
Renstra Dinas LHK
- Memantau keselarasan Jakstra dan kegiatan
- Memantau keselarasan arahan ruang dan blok KPH
- Memantau implementasi Jakstra terhadap pelaksanaan tingkat tapak
- Memantau keselarasan Jakstra dan kegiatan nasional - tapak
- Memantau keselarasan dan
implementasi arahan ruang nasional - tapak
PEMANTAUAN KESESUAIAN RKTN, RKTP
DAN RPHJP KPH
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
RPHJP
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
• rencana pengelolaan Hutan untuk seluruh wilayah kerja unit KPHL atau unit KPHP dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
• Berdasar hasil inventarisasi hutan
• disusun oleh kepala KPH untuk setiap unit pengelolaan Hutan dan dilaporkan kepada Kepala Dinas oleh KPH
• Penyusunan RPHJP melibatkan UPT yang terkait lingkup Kementerian
• Penyusunan RPHJP memperhatikan : * RKTN, RKTP
* RPJMN, RPJMP
* Program dan kebijakan nasional dan daerah terintegrasi dengan Rencana Kerja Pemegang PBPH/Persetujuan (PS, PPKH)
• RPHJP dinilai Tim Penilai
• RPHJP disahkan Dirjen PHL an Menteri LHK
• Melalui SI-RPHJP
RPHJPd
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek
• rencana pengelolaan Hutan untuk kegiatan unit KPHL atau unit KPHP dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
• RPHJPd disusun oleh kepala KPH paling lambat 1 (satu) tahun setelah RPHJP ditetapkan
• RPHJPd paling sedikit memuat antara lain:
a. kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KPH;
b. kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pemegang PBPH;
c. persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan/pengelolaan perhutanan sosial di wilayah KPH;
• RPHJPd dinilai Pejabat Dinas urusan
perencanaan hutan
• RPHJPd ditetapkan Kepala Dinas
• Melalui SI-RPHJP
RPHJP dan RPHJPd memuat perencanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayah KPH
yang dilaksanakan oleh KPH dan para pihak (UPT KLHK, Pemegang Perizinan/PBPH, Persetujuan Perhutanan Sosial, PPKH, KHDTK, dll)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN DI KPH
TIMELINE
Briefly discuss the key dates for the project.
P E R E N C A N A A N P E N G E L O L A A N
H U TA N D I
T I N G K AT K P H
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
BLOK INTI
BLOK PEMANFAATAN
BLOK KHUSUS
BLOK INTI
BLOK PEMANFAATAN
BLOK KHUSUS
• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT
• REHABILITASI
• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT
• REHABILITASI
• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT
• REHABILITASI
• MASYARAKAT
• NON KEHUTANAN
BLOK LAMA BLOK BARU RKTN/RKTP
HUTAN LINDUNG
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
RKTN/RKTP
BLOK PERLINDUNGAN
BLOK KHUSUS
BLOK PERLINDUNGAN
• BLOK PEMANFAATAN HHK-HA
• BLOK PEMANFAATAN HHK-HT
BLOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BLOK KHUSUS BLOK PEMANFAATAN
KAWASAN, JASA LINGKUNGAN, HHBK
BLOK PEMANFAATAN (PEMANFAATAN PERIZINAN
BERUSAHA )
BLOK PEMANFAATAN
(PEMANFAATAN PERHUTANAN SOSIAL)
• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT
• REHABILITASI
• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT
• REHABILITASI
• MASYARAKAT
• MASYARAKAT
• REHABILITASI
• NON KEHUTANAN
• PERLINDUNGAN HUTAN ALAM (HA) DAN EKOSISTEM GAMBUT
• KORPORASI
• MASYARAKAT
• REHABILITASI
• NON KEHUTANAN
BLOK LAMA BLOK BARU
• KORPORASI
• REHABILITASI
• NON KEHUTANAN BLOK PEMANFAATAN
(PEMANFAATAN PERIZINAN BERUSAHA )
HUTAN PRODUKSI
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
No. Jenis KPH Jumlah
Organisasi KPH Luas (Ha) 1. Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung 127 22.575.316,27
2. Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi 215 70.938.332,58
TOTAL 342 93.513.648,85
Sumber : IGT KPHP dan KPHL Juli 2023
JUMLAH KESATUAN
PENGELOLAAN HUTAN
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
No. Nama IGT Skala Periode IGT Tipe Data
1.
Rencana Kerja Sub Nasional Arahan Pelaksanaan Aksi
Mitigasi Indonesia's FOLU NET Sink 2030
(28 Provinsi)
1:250.000 Januari 2024 Polygon
2.
Arahan Pelaksanaan Aksi
Mitigasi Indonesia's FOLU NET Sink 2030
(10 Provinsi)
1:250.000 Mei 2022 Polygon
3. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPHP dan KPHL) 1:250.000 Juli 2023 Polygon
Sumber : Monitoring Basis Data Geospasial KLHK Per Februari 2024
SUMBER IGT KEMENTERIAN
LHK
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
Luas Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030
terhadap Areal Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
Kode Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Luas (Ha)
RO1 Pencegahan Deforestasi Mineral 4.677.981,37
RO2 Pencegahan Deforestasi Gambut 1.123.376,32
RO3 Pencegahan Degradasi Konsesi 3.885.987,56
RO4 Pembangunan Hutan Tanaman 847.513,27
RO5 Penerapan Pengayaan Hutan Alam 9.814.223,99
RO6 Penerapan RIL-C 9.540.821,49
RO7 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi 5.296.063,64
RO8 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi 2.186.777,83
RO9 Pengelolaan Tata Air Gambut 1.253.089,98
RO10 Pelaksanaan Restorasi Gambut 1.766.560,80
RO11 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi 19.247.838,63
RO12 Pengelolaan Mangrove 863.206,05
TOTAL 60.503.440,93
*Catatan : Beberapa Lokasi Arahan Pelaksaan Aksi Mitigasi pada KPH masih terdapat Multi Arahan/Rencana Operasional (RO)
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
Peta Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030 dalam Areal Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
Kode Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi RO1 Pencegahan Deforestasi Mineral
RO2 Pencegahan Deforestasi Gambut RO3 Pencegahan Degradasi Konsesi RO4 Pembangunan Hutan Tanaman RO5 Penerapan Pengayaan Hutan Alam RO6 Penerapan RIL-C
RO7 Peningkatan Cadangan Karbon dengan Rotasi
RO8 Peningkatan Cadangan Karbon tanpa Rotasi
RO9 Pengelolaan Tata Air Gambut RO10 Pelaksanaan Restorasi Gambut
RO11 Perlindungan Areal Konservasi Tinggi RO12 Pengelolaan Mangrove
TOTAL
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
SINPASDOK SEBAGAI SISTEM
INFORMASI KOMPREHENSIF
UNTUK
PERBAIKAN TATA KELOLA KEHUTANAN
TUJUAN
* Mengintegrasikan data dan informasi KPH yang masih tersebar untuk
mendukung proses pengambilan
keputusan dan pelayanan publik serta dunia usaha di tingkat KPH.
* Menjadikan ruang bersama sebagai sarana berbagi pakai dan
penyebarluasan data dan informasi KPH.
* Menjadikan tempat berbagi
pengalaman sebagai
pembelajaran
dalam pengelolaan KPH.
* Menjadikan wadah bersama untuk
promosi produk yang dihasilkan oleh KPH.
DASAR HUKUM
Penyelenggaraan Sinpasdok KPH diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor : P.4/PKTL/REN/PLA.0 /4/2017 tanggal 27 April 2017.
PENYELENGGARAAN
* Menjaga keakuratan serta keterkinian data &
informasi.
* Mewujudkan One Stop Service untuk data &
informasi tingkat KPH.
* Berbagi peran sebagai walidata.
* Penyelenggaraan secara tersebar di tingkat tapak dan terkendali di Pusat (+).
* Mengacu pada Kebijakan Satu Peta (one map policy).
TEMA
Data dikelola :
• 18 Satuan Kerja Lingkup KLHK
• 29 Dinas Provinsi Indonesia
• 533 Unit KPH dan 347 UPTD KPH Indonesia
Sebanyak 40 jenis data dikelola oleh walidata yang berada pada Unit Kerja Eselon II KLHK dan sebanyak 33 jenis data dikelola oleh walidata yang berada pada Dinas Kehutanan Provinsi.
Meliputi 156 detil data dari 78 jenis data, informasi dan dokumentasi KPH yang dikelompokkan dalam:
• Kondisi Umum (18 jenis)
• Ekologi (17 jenis)
• Ekonomi (27 jenis)
• Sosial Budaya (8 jenis), dan
• Galeri KPH (8 jenis)
SUPERUSER SUPERUSER ADMIN SINPASDOK ADMIN SINPASDOK
WALIDATA WALIDATA
KPHKPH
PUBLIK PUBLIK
TINGKATAN HAK AKSES
SINPASDOK KPH SEBAGAI SISTEM
INFORMASI TENTANG KPH
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
Pengembangan Sinpasdok KPH
kph.menlhk.go.i d
PENGEMBANGAN SINPASDOK
KPH
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
kph.menlhk.go.i d
PENGEMBANGAN SINPASDOK KPH
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
kph.menlhk.go.i d
PENGEMBANGAN SINPASDOK KPH
p k t l . m e n l h k . g o. i d D i re k t o r a t J e n d e r a l P l a n o l o g i Ke h u t a n a n d a n Ta t a L i n g ku n g a n
PROJECT 5
PROJECT 4 PROJECT 1
PENGEMBANGAN
SINPASDOK KPH TAHAP 3
• mobile sinpasdok kph
• input data (basis spasial) pemodelan valuasi ekonomi
• Pengembangan
aplikasi monitoring implementasi FOLU NET SINK 2030 pada unit KPH
PROJECT 3
PROJECT 2
OPTIMALISASI KONTEN SINPASDOK KPH
• Infografis
• berita KPH
• Potensi SDH
• Produk KTH
LOKALATIH PETUGAS SINPASDOK KPH
• 1 Angkatan 60 orang Menyampaikan materi :
• Sama dengan tahun 2022
• Pengembangan sinpasdok KPH Tahap 3
• Tool pemodelan valusi ekonomi
PENGEMBANGAN TOOL AREAL
INDIKATIF POTENSI HHBK
• Bambu
• Rotan
PENYIARAN DIGITAL SINPASDOK KPH
• Peningkatan jumlah audiens
• Media Sosial : IG dan Youtube
• Membuat konten videografi (edit videografi, liputan 7 KPH dan podcast)
• Penyiaran Radio (16 kali dalam 8 bulan)
OUR DREAMS IN
2024
1. Penetapan wilayah KPHL/KPHP dan perubahannya dengan memasukan seluruh fungsi kawasan hutan lindung dan produksi menjadi bagian
wilayah KPHL/KPHP.
2. Pembentukan Kelembagaan KPHL /KPHP sebagai pengelola wilayah melalui Pergub.
3. Penguatan organisasi dan sumberdaya manusia pada KPH yang lebih kompeten dalam mengimplementasikan kegiatan Folu Net Sink 2030.
4. Integrasi dan sinkronisasi pendanaan melalui APBN/APBD atau sumber dana lain sesuai kewenangan.
5. Percepatan penyelesaian/penetapan RPHJP pada KPHL/KPHP dengan mensinkronisasi terhadap rencana pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 dan rencana pembangunan jangka menengah
nasional dan daerah (RPJMN dan RPJMD).
6. Penyusunan Rencana Kerja Kegiatan Folu Net Sink pada RPHJPd KPHL/KPHP.
7. Percepatan pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 pada setiap KPH.
8. Penguatan sistem monitoring pelaksanaan aksi mitigasi kegiatan Folu Net Sink 2030 pada KPHL/KPHP.
9. Penguatan sistem data dan informasi KPH antara lain Sinpasdok KPH.
PENDEKATAN MODEL DPSIR IMPLEMENTASI FOLU
NET SINK DI KPH
KONDISI KPH SAAT INI
1. Belum tuntasnya pembentukan wilayah KPHL dan KPHP pada 10 provinsi (Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTB, NTT,
Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)
2. Belum tuntasnya pembentukan kelembagaan di 6 Provinsi DOB
(Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)
3. Belum terpenuhinya kecukupan Sumber Daya Manusia KPH sesuai kompetensi yang dibutuhkan
4. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam rangka menunjang tugas dan fungsi KPH
5. Dukungan pendanaan yang masih sangat terbatas 6. Dukungan pemerintah daerah yang belum optimal 7. Belum tuntasnya penetapan RPHJP KPH
8. Belum terinternalisasinya target Folu Net Sink 2030 dalam
RPHJP/RPHJPd KPH
KONDISI KPH SAAT INI
1. Belum tuntasnya pembentukan wilayah KPHL dan KPHP pada 10 provinsi (Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTB, NTT, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)
2. Belum tuntasnya pembentukan kelembagaan di 6 Provinsi DOB (Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan)
3. Belum terpenuhinya kecukupan Sumber Daya Manusia KPH sesuai kompetensi yang dibutuhkan 4. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam rangka menunjang tugas dan fungsi KPH
5. Dukungan pendanaan yang masih sangat terbatas 6. Dukungan pemerintah daerah yang belum optimal 7. Belum tuntasnya penetapan RPHJP KPH
8. Belum terinternalisasinya target Folu Net Sink 2030 dalam RPHJP/RPHJPd KPH RESPON
1. …