• Tidak ada hasil yang ditemukan

reading copy

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "reading copy"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah untuk memperoleh opini wtp dari bpk. Buku ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Untuk Memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian Dari LTD (Survei Pemerintah Daerah Pada Badan Koordinasi Pembangunan Daerah IV Provinsi Jawa Barat)”.

READING

COPY

Penggunaan standar akuntansi pemerintahan, kualitas sumber daya manusia, pengenalan sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan penggunaan teknologi informasi terhadap kualitas laporan akuntansi 138 Tabel 4.67 Pengujian dampak kualitas laporan keuangan.

Gambar 1.1  Permasalahan Umum Penyelenggaraan
Gambar 1.1 Permasalahan Umum Penyelenggaraan
  • permasalahan tingginya korupsi, kolusi dan nepotisme (kkn)
  • permasalahan belum maksimalnya kinerja
  • permasalahan daya serap anggaran yang rendah
  • permasalahan akuntabilitas

Dengan kata lain, perolehan opini WTP atas laporan keuangan pemerintah daerah tidak menggembirakan, begitu pula bagi pemerintah daerah di Provinsi Jawa Barat. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah untuk Memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK (Survei Pemerintah Daerah pada Pemerintah dan Badan Koordinasi Pembangunan Daerah IV Provinsi Jawa Barat)”.

Pemerintah daerah adalah penyelenggara pemerintahan daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan asas negara kesatuan republik indonesia, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dasar 1945. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas membantu asas otonomi seluas-luasnya i.

Laporan keuangan yang sering disajikan adalah (1) neraca, (2) laporan laba rugi, (3) laporan arus kas, dan (4) ekuitas atau ekuitas. Laporan keuangan berbasis akrual umumnya paling sedikit terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan kinerja keuangan (financial performance report), laporan perubahan aktiva/ekuitas bersih (laporan perubahan kekayaan bersih/ekuitas). , laporan arus kas (cash flow report). Kas) dan Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan (Catatan atas Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)".

Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan terstruktur yang berkaitan dengan posisi keuangan dan transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dijelaskan bahwa laporan keuangan adalah laporan terstruktur tentang posisi keuangan dan transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelapor.

Istilah LKPD mencakup semua laporan dan berbagai penjelasan yang mengakui bahwa laporan tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan keuangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, terdapat 4 (empat) komponen laporan keuangan yang wajib disajikan oleh setiap Pemerintah Daerah dalam pelaporan keuangannya, yaitu:

LKPD adalah informasi yang memuat data berbagai unsur struktur kekayaan dan struktur keuangan yang merupakan cerminan dari hasil kegiatan tertentu. Liabilitas adalah utang yang timbul dan peristiwa di masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi dari pemerintah.

Catatan atas laporan keuangan

Peraturan Pemerintah no. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menetapkan delapan prinsip yang harus digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, yaitu:.

Pertimbangan profesional mencakup unsur kehati-hatian saat membuat estimasi dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak disajikan terlalu tinggi dan liabilitas tidak disajikan terlalu rendah. Dalam menilai kewajaran laporan keuangan penyelenggara negara, Pasal 23E UUD 1945, UU No. 15 Tahun 2004 dan UU No. 15 Tahun 2006 mengamanatkan BPK untuk menyelidiki (memeriksa) pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pemerintah lainnya, Bank Indonesia, badan usaha milik negara, badan layanan umum, badan usaha milik daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan pemerintah.

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan semaksimal mungkin, termasuk semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi latar belakang dijelaskan dengan jelas untuk setiap informasi utama dalam laporan keuangan, sehingga kesalahan dapat dihindari saat menggunakan informasi ini.

Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa serupa lainnya harus dilakukan secara konsisten di seluruh entitas, antara periode entitas yang sama, dan antar entitas.

Untuk memenuhi tujuan ini, laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber dan penggunaan sumber daya keuangan.

Dalam melakukan audit, auditor harus mengumpulkan bukti kewajaran informasi dalam laporan perusahaan dengan memeriksa catatan akuntansi yang mendukung laporan tersebut. Laporan auditor harus didasarkan pada audit yang dilakukan berdasarkan standar audit dan temuan.

Laporan audit mencakup paragraf, kalimat, frasa, dan kata-kata yang digunakan oleh auditor untuk mengomunikasikan hasil audit kepada pengguna laporan audit.

Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor jika laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit dengan ruang lingkup yang memadai untuk memungkinkan auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa “Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah”. Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disebut SAP adalah prinsip akuntansi yang berlaku dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah.

Oleh karena itu, untuk menerapkan sistem akuntansi, sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah untuk memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kesalahpahaman dalam laporan keuangan yang dibuat dan laporan yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

  • penilaian risiko (Risk assessment)
  • aktivitas pengendalian (Control activities)
  • informasi dan komunikasi (Information and communication)
  • pengawasan

Terdapat hubungan langsung antara ketiga kategori tujuan yang ingin dicapai dan kelima komponen pengendalian intern (yang menunjukkan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan). Dirangkum menjadi satu kesatuan dengan definisi pengendalian intern dalam COSO (1992) berupa Internal Control – Integrated Framework, menunjukkan bahwa kelima komponen pengendalian intern merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan. tujuan, kinerja dan efisiensi bisnis, keandalan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.

Dalam konteks pemerintahan, pejabat yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimilikinya untuk menyusun laporan keuangan yang relatif lebih akurat. Dengan komitmen organisasi akan menjaga kepatuhan dalam menyajikan laporan keuangan pemerintah yang handal sesuai dengan SAP.

Pemerintah harus mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan hal tersebut. Wilkinson et al mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi meliputi (a) pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar masyarakat dapat dengan mudah dan murah mengakses pelayanan publik.

  • efektifitas sistem pengendalian intern (spi)
  • ketaatan terhadap perundang-undangan
  • kecukupan pengungkapan (disclosure)
  • kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan (sap)

Informasi mengenai hal ini dicantumkan dalam catatan atas perhitungan tahunan (Calc). 4) kepatuhan terhadap standar akuntan publik (sap). Opini adalah pernyataan profesional oleh pemeriksa tentang kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dewan kota.

Sedangkan kualitas sumber daya manusia dan pengendalian intern akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (studi pada satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten Batang).

OPINI WTPOPINI WTP

Menurut pendapat lain sebagaimana Deddi Nordiawan (2006) mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yaitu “SAP. Dengan demikian, terdapat komitmen organisasi untuk menjaga kepatuhan dalam penyajian laporan keuangan. pemerintahan yang handal sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

H5 : Seberapa besar pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan daerah H6 : Seberapa besar pengaruh kualitas laporan keuangan pemerintah.

Wilayah administrasi Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat diambil sebagai lokasi penelitian karena letak geografisnya, jumlah kabupaten dan kota yang relatif banyak yaitu 10 kabupaten dan kota, sehingga dipertimbangkan menjadi representatif untuk penelitian yang mewakili provinsi Jawa Barat. Penelitian lebih difokuskan pada Dinas Keuangan dan Pengelolaan Aset di Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Badan Koordinasi Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat dan dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2014.

  • Variabel dependen
  • Variabel independen
  • opini wtp (Variabel Z)
  • kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (Variabel Y)
  • penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) (Variabel X1)
  • kualitas sumber daya manusia (Variabel X2)
  • implementasi sistem pengendalian intern (Variabel X3)
  • komitmen organisasi (Variabel X4)
  • pemanfaatan teknologi informasi (Variabel X5)
  • Jenis dan sumber data penelitian

Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang menjadi variabel dependen atau dependen dalam penelitian ini adalah kapabilitas atau ukuran normatif yang harus diwujudkan dalam informasi akuntansi agar dapat memenuhi tujuannya. Aplikasi SAP dengan demikian merupakan implementasi dari semua konten yang terkandung dalam SAP dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan daerah.

tabel 3.1 Daftar Operasional Variabel noVariabelDimensiIndikatorskala Opini WTPOpini yang paling baik adalah WTP (Unqualified Opinion) yang diberikan oleh BPK, Opini ini diberikan karena pemeriksa meyakini, berdasar bukti-bukti hasil pemeriksaan yang dikum
tabel 3.1 Daftar Operasional Variabel noVariabelDimensiIndikatorskala Opini WTPOpini yang paling baik adalah WTP (Unqualified Opinion) yang diberikan oleh BPK, Opini ini diberikan karena pemeriksa meyakini, berdasar bukti-bukti hasil pemeriksaan yang dikum

Dalam penelitian ini sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal dan website di internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain data primer, sumber data yang digunakan peneliti adalah sumber data sekunder, data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yaitu literature, artikel dan website di internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Teknik analisis jalur ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menguji model hubungan antar variabel berupa sebab akibat (Sugiyono, 2010:59). Validitas dan reliabilitas merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam merancang kuesioner, tujuannya agar dapat menggambarkan fenomena yang ingin diukur dan dapat dipercaya kebenarannya sehingga penelitian ini dapat berbasis ilmiah.

Data yang dihasilkan masih dalam skala ordinal, sedangkan untuk keperluan analisis jalur skala minimalnya adalah skala interval. Oleh karena itu, data yang berskala ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan metode successive interval (MSI). Jika H0 diterima, ini berarti variabel dapat dikeluarkan dari persamaan analisis jalur dan persamaan jalur baru tanpa menghitung ulang variabel yang tidak signifikan.

Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel.. 9) Jika uji-F signifikan, setiap koefisien jalur diuji signifikansinya, yang dikenal dengan Trimming Theory, dengan langkah-langkah sebagai berikut: Selain itu, setelah diperoleh persamaan jalur baru, pengujian ulang signifikansinya sampai semua variabel penyebab yang kita miliki signifikan untuk variabel tindak lanjut.

Secara geografis, wilayah wilayah Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat sebagian besar terdiri dari daerah pegunungan, perbukitan, dan pesisir di bagian selatan dan di bagian timur berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Tugas pokok Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Daerah IV adalah mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di wilayah kerjanya berdasarkan asas otonomi, devolusi, dan pengelolaan bersama.

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Nilai koefisien reliabilitas butir soal opini wajar tanpa pengecualian sebesar 0,711, kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,879.

Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa pekerjaan yang mereka lakukan sudah sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan sudah memenuhi kecukupan pengungkapan.

Tabel 4.5 memperlihatkan 55,45% pegawai menyatakan setuju  mengenai kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan
Tabel 4.5 memperlihatkan 55,45% pegawai menyatakan setuju mengenai kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan

Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa 50,91% karyawan setuju bahwa perhitungan tahunan dapat digunakan sebagai alat pembanding dengan periode sebelumnya. Berdasarkan garis kontinum pada gambar di atas, rata-rata skor tanggapan responden mengenai kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah (Y) diketahui diberi nilai sebesar 470,77 dan termasuk dalam klasifikasi skor interval dalam kategori sangat baik. kategori.

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 64,55% pegawai setuju  terhadap pernyataan laporan keuangan yang dihasilkan memiliki  nilai  predictive
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 64,55% pegawai setuju terhadap pernyataan laporan keuangan yang dihasilkan memiliki nilai predictive

Tabel 4.24 menunjukkan bahwa 55,45% karyawan setuju dengan pernyataan bahwa sistem akuntansi yang digunakan sesuai dengan SAP. Tabel 4.26 menunjukkan bahwa 62,73% karyawan setuju dengan pernyataan bahwa penyusunan laporan akuntansi dilaporkan secara berkala.

tabel 4.20 Praktek standar dalam SAP
tabel 4.20 Praktek standar dalam SAP

Berdasarkan tabel 4.31 terlihat bahwa 68,18% karyawan setuju dengan pernyataan bahwa sumber daya pendukung memiliki peran dan tanggung jawab sebagai fungsi akuntansi. Berdasarkan tabel 4.34, terlihat bahwa 54,64% pegawai setuju dengan pernyataan bahwa subdepartemen keuangan atau akuntansi memiliki sumber daya penunjang operasional yang cukup.

Tabel 4.32 menunjukkan bahwa 61,82% pegawai menyatakan  setuju terhadap pernyataan bahwa peran dan tanggung jawab  seluruh pegawai sub bagian keuangan/akuntansi ditetapkan secara  jelas
Tabel 4.32 menunjukkan bahwa 61,82% pegawai menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa peran dan tanggung jawab seluruh pegawai sub bagian keuangan/akuntansi ditetapkan secara jelas

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa 63,64% pegawai menyatakan setuju dengan pernyataan telah disusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan anggaran. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa 58,18% karyawan setuju dengan pernyataan adanya upaya pencegahan dan meminimalisir potensi kerusakan dan terhentinya pengoperasian komputer.

Tabel diatas dapat menunjukkan bahwa 59,09% pegawai  menyatakan setuju terhadap pernyataan pembuatan dan penggunaan  dokumen dan catatan yang memadai
Tabel diatas dapat menunjukkan bahwa 59,09% pegawai menyatakan setuju terhadap pernyataan pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai

Dari tabel 4.50 terlihat bahwa 61,82% karyawan setuju dengan pernyataan bahwa organisasi atau lembaga dapat dijadikan sebagai inspirasi cara memperoleh pekerjaan. Dari tabel 4.51 terlihat bahwa 61,82% karyawan setuju dengan pernyataan bersedia memilih organisasinya sendiri daripada organisasi lain.

Dari Tabel 4.59 terlihat bahwa 47,27% karyawan setuju dengan pernyataan adanya jadwal pemeliharaan rutin peralatan. Berdasarkan Tabel 4.60 terlihat bahwa 47,27% karyawan setuju dengan pernyataan peralatan yang sudah usang atau rusak di data dan segera diperbaiki tepat waktu.

Tabel 4.56 dapat diketahui bahwa 50,91% pegawai setuju terhadap  pernyataan bahwa proses akuntansi sejak awal transaksi hingga  pembuatan laporan keuangan dilakukan secara terkomputerisasi
Tabel 4.56 dapat diketahui bahwa 50,91% pegawai setuju terhadap pernyataan bahwa proses akuntansi sejak awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan dilakukan secara terkomputerisasi

Berdasarkan kontinum pada gambar terlihat bahwa rata-rata penilaian jawaban responden mengenai pemanfaatan teknologi informasi mencapai nilai 476,857 dan tergolong sangat baik dalam klasifikasi penilaian interval.

Koefisien penerapan standar akuntansi pemerintahan, kualitas sumber daya manusia, penerapan sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan penggunaan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan. Dari gambar di atas terlihat bahwa koefisien jalur variabel pengenalan standar akuntansi pemerintahan, kualitas sumber daya manusia, pengenalan sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan penggunaan teknologi informasi terhadap kualitas laporan akuntansi adalah positif, yang artinya kelima variabel berpengaruh positif terhadap kualitas laporan akuntansi.

  • pengujian hipotesis
  • pengujian hipotesis parsial penerapan standar akuntansi pemerintah (X 1 ) terhadap kualitas laporan keuangan (y)
  • pengujian hipotesis parsial kualitas sdm (X terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
  • pengujian hipotesis parsial pengaruh implementasi sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
  • pengujian hipotesis parsial pengaruh komitmen organisasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
  • pengujian hipotesis parsial pemanfaatan teknologi informasi (X terhadap kualias laporan keuangan (y)

Ho diterima, dengan kata lain tidak ada pengaruh antara kualitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Ho ditolak dengan kata lain ada pengaruh antara komitmen organisasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

H0 ditolak yang berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier antara Penerapan Standar Akuntan Publik, Kualitas Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Pengendalian Intern, Komitmen Organisasi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Atau dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh secara bersama antara Penerapan Standar Akuntan Publik, Kualitas Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Pengendalian Intern, Komitmen Organisasi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebesar koefisien . determinasi (R2) = 0,684 atau 68,4% dan pengaruh variabel di luar model sebesar 31,6%.

  • opini wtp
  • kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
  • penerapan sistem akuntansi pemerintah (sap)
  • kualitas sumber daya manusia (sdm)
  • implementasi sistem pengendalian intern (spi)
  • komitmen organisasi
  • pemanfaatan teknologi informasi
  • pengaruh standar akuntansi pemerintahan (sap)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jawaban responden mengenai opini WTP secara umum tergolong sangat baik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jawaban responden mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah secara umum termasuk dalam kategori sangat baik.

  • pengaruh kualitas sumber daya manusia (sdm)
  • pengaruh implementasi sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
  • pengaruh komitmen organisasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
  • pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
  • pengaruh kualitas laporan keuangan pemerintah daerah terhadap opini wtp
  • pengaruh secara simultan pengaruh penerapan sap, kualitas sdm, implementasi spi, komitmen organisasi

Untuk koefisien kualitas SDM terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,008 diperoleh t hitung sebesar 0,93 dengan mengambil taraf signifikan 5%, nilai t tabel sebesar 1,983, sehingga karena t hitung = 0,93 maka kurang dari 1,983, maka Ho diterima, dengan kata lain tidak terdapat pengaruh antara kualitas sumber daya manusia dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Semakin baik penyajian laporan keuangan pemerintah daerah, semakin besar kemungkinan pemerintah daerah memperoleh opini dari BPK.

Tujuan pengendalian intern atas laporan akuntansi yang efektif adalah untuk memenuhi tanggung jawab dalam pelaporan dan penyusunan laporan akuntansi pemerintahan daerah. Hasil penelitian ini mendukung pendapat COSO (2009) bahwa jika kinerja pimpinan dan bawahan dalam suatu organisasi baik, maka semua komponen akan terintegrasi (embedded) dan terjalin (meresap) dalam proses manajemen.

Semakin baik penyajian laporan keuangan pemerintah daerah, maka semakin banyak pula pendapat BPK yang diperoleh pemerintah daerah. otomatis meningkatkan kemungkinan memperoleh opini WTP atas laporan keuangan auditan dari BPK. Dengan demikian, terdapat kesenjangan miskomunikasi antara pihak yang memberikan arahan kepada pemerintah daerah dalam sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan dan lain-lain terkait pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK, fokus pemeriksaan dan lain-lain yang dilakukan oleh BPK sehingga dapat dipahami dan diramalkan oleh BPK. penyelenggara laporan keuangan pada pemerintah daerah.

Di sisi lain, perolehan opini atas rekening tahunan BPK belum maksimal, karena belum mendapatkan opini WTP.

Jurnal

Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Internal Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keandalan dan ketepatan waktu pelaporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel antara Pengendalian akuntansi internal.

Yosefrinald Yosefrinald (2013), Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variabel Intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Empiris Jasa Keuangan Daerah dan Pengelolaan Aset. Opini WTP: Keuangan Laporan (FC) disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Buku-Buku yang Telah Dipublikasikan

Sejak tahun 2019 hingga saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI). Sejak tahun 2003 hingga sekarang, ia sering menjadi saksi ahli di Pengadilan Negeri, Mahkamah Agung terkait Tipikor, maupun di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Publikasi Jurnal Internasional yang Ditulis

4 The Effect of Sectoral Economy on Employment Absorption and Poverty Level in West Nusatenggara Province. Capacity of the Autonomous Region (DOB) in increasing economic growth and eradicating the poor.

Gambar

Gambar 1.1  Permasalahan Umum Penyelenggaraan
Gambar 2.1. Landasan Teori Secara Keseluruhan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
tabel 2.1 Daftar Peneliti terdahulu noJudul penelitianpeneliti terdahuluVariabelhasil penelitianperbedaan Xu, et al
tabel 3.1 Daftar Operasional Variabel noVariabelDimensiIndikatorskala Opini WTPOpini yang paling baik adalah WTP (Unqualified Opinion) yang diberikan oleh BPK, Opini ini diberikan karena pemeriksa meyakini, berdasar bukti-bukti hasil pemeriksaan yang dikum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya meningkatkan peranan sektor industri pengolahan dalam pembangunan ekonomi Provinsi Jawa Barat, hendaknya pemerintah Provinsi Jawa Barat lebih memprioritaskan

IV-87 Tabel 4.14 Program Intervensi Pembangunan Daerah Provinsi Jawa. Tengah Di Wilayah Petanglong

1 DPA SKPD - Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV.. Bandung, 05

Dalam upaya meningkatkan peranan sektor industri pengolahan dalam pembangunan ekonomi Provinsi Jawa Barat, hendaknya pemerintah Provinsi Jawa Barat lebih memprioritaskan

KEPALA BAPPEDA PROVINSI JAWA TIMUR PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI.. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN PEMERINTAH KAB/KOTA SE

Fasilitasi kerjasama perbatasan antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Jawa Tengah dalam bidang perencanaan program penyelenggaraan pembangunan daerah

SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM KOORDINASI DAN KELOMPOK KERJA RENCANA AKSI DAERAH GAS RUMAH KACA PROVINSI JAWA TIMUR I. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur.

https://archeyes.com/makino-museum-plants-hiroshi-naito/ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat.. Rencana Besar Pengembangan Destinasi Wisata Kelas Dunia Provinsi Jawa