• Tidak ada hasil yang ditemukan

realitas - Bina Darma e-Journal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "realitas - Bina Darma e-Journal"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKSI

REALITAS SOSIAL MEDIA MASSA

oleh: Junior Zamrud Pahalmas, M.I.Kom.

(2)

DISKURSUS REALITAS SOSIAL

REALITAS

REALITAS (Paradigma Konstruktivis) merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian, kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi (tidak mutlak/relatif), yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.

REALITAS (Pandangan definisi sosial) adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya.

(3)

REALITAS SOSIAL

Realitas dunia sosial itu berdiri sendiri di luar individu yang menurut kesan kita bahwa realitas itu “ada” dalam diri sendiri dan hukum yang menguasainya (George Simmel).

Realitas sosial itu “ada” dilihat dari subjektivitas “ada”

itu sendiri dan dunia objektif di sekeliling realitas sosial itu.

Individu tidak hanya diihat sebagai “kediriannya”, namun juga dilihat dari mana “kediriannya”, bagaimana ia menerima dan mengaktualisasikan dirinya serta bagaimana pula lingkungan menerimanya.

(4)

Lanjutan...

REALITAS SOSIAL

Realitas sosial adalah perilaku sosial yang memiliki makna subjektif, karena itu perilaku memiliki tujuan dan motivasi. Perilaku sosial menjadi “sosial” jika yang dimaksud subjektif dari perilaku sosial membuat individu mengarahkan dan memperhitungkan kelakuan orang lain dan mengarahkan kepada subjektif itu. (Max Weber)

Perilaku itu memiliki kepastian kalau menunjukkan keseragaman dengan perilaku pada umumnya dalam masyarakat (Veeger,1993).

(5)

INDIVIDU DALAM REALITAS SOSIAL

Realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalam maupun di luar realitas tersebut.

Realitas sosial memiliki makna ketika realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara objektif.

Individu mengonstruksi realitas sosial, dan merekonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya.

Dalam proses sosial: Individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya.

(6)

KONSTRUKSI SOSIAL REALITAS SEBAGAI ILMU DAN FILSAFAT

Istilah konstruksi sosial atas realitas (Social construction of reality) diperkenalkan oleh Peter L.Berger dan Thomas Luckmann melalui buku “The Social Construction of Reality, A Treatise in the Sociological of Knowledge” (1966)

Berger dan Luckmann mengambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya ketika individu menciptakan terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.

(7)

Lanjutan...

KONSTRUKSI SOSIAL REALITAS SEBAGAI ILMU DAN FILSAFAT

Asal mula konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif.

Dalam aliran filsafat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak Socrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia dan sejak Plato menemukan akal budi dan ide.

Aristoteles mengatakan manusia adalah makhluk sosial, setiap pernyataan harus dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah logika, dan dasar pengetahuan adalah fakta.

Descartes kemudian memperkenalkan ucapan “cogito, ergo sum” atau “saya berpikir karena itu saya ada”. Kata- kata tersebut menjadi dasar kuat bagi perkembangan gagasan-gagasan konstruktivisme sampai saat ini.

(8)

3 MACAM KONSTRUKTIVISME

1.Konstruktivisme radikal

2.Konstruktivisme realisme hipotesis 3.Konstruktivisme biasa.

(9)

KONSTRUKTIVISME RADIKAL

Hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran manusia

Mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran.

(10)

Lanjutan...

KONSTRUKTIVISME RADIKAL

Pengetahuan tidak merefleksikan suatu realitas ontologis objektif namun sebagai sebuah realitas yang dibentuk oleh pengalaman seseorang.

Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari individu yang mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang pasif.

Ontologi=cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakekat hidup.

Karena itu, konstruksi harus dilakukan sendiri oleh

individu terhadap pengetahuan itu. Lingkungan adalah

sarana terjadinya konstruksi itu.

(11)

KONSTRUKTIVISME REALISME HIPOTESIS

Pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan hakiki.’

(12)

KONSTRUKTIVISME BIASA

Mengambil semau konsekuensi konstruktivisme dan

memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu.

Pengetahuan individu dipandang sebagai suatu

gambaran yang dibentuk dari realitas objek dalam diri sendiri.

(13)

Lanjutan...

3 MACAM KONSTRUKTIVISME

KESAMAAN ketiga konstruktivisme adalah

konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang di sekitarnya.

(14)

Lanjutan...

3 MACAM KONSTRUKTIVISME

Kemudian individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihatnya berdasarkan pada struktur pengetahuan yang ada sebelumnya.

Piaget menyebut hal tersebut di atas sebagai SKEMA/SKEMATA.

Oleh Burger dan Luckmann (1990) disebut KONSTRUKSI SOSIAL

(15)

KONSTRUKSI SOSIAL

(Burger dan Luckmann)

Memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”

REALITAS diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam realitas-realitas, yang diakui memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kita sendiri.

PENGETAHUAN didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.

Institusi masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia.

(16)

KONSTRUKSI SOSIAL (Burger dan Luckmann)

Terjadi dialektika antara individu menciptakan masyarakat, terjadi dialektika antara individu menciptakan individu.

Proses dialektika ini terjadi melalui EKSTERNALISASI- OBJEKTIVASI-INTERNALISASI.

Realitas sosial adalah pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat, seperti konsep,kesadaran umum, wacana publik, sebagai hasil dari konstruksi sosial.

Realistas sosial dikonstruksi melalui proses EKSTERNALISASI-OBJEKTIVIKASI-INTERNALISASI.

(17)

Lanjutan...

REALITAS SOSIAL (Berger & Luckmann)

EKSTERNALISASI (Penyesuaian diri): dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia.

OBJEKTIVIKASI: Interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami

proses institualisasi

INTERNALISASI: Proses ketika individu

mengidentifikankan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial tempat individu menjadi anggotanya.

(18)

Lanjutan...

REALITAS SOSIAL (Berger & Luckmann)

Konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan.

Realitas sosial yang dimaksud Berger dan Luckmann terdiri dari REALITAS OBJEKTIF, REALITAS SIMBOLIS dan REALITAS SUBJEKTIF.

(19)

EKSTERNALISASI

Bagian penting dalam kehidupan individu dan menjadi bagian dari dunia sosiokulturalnya

Tahap mendasar dalam satu pola perilaku interaksi antara individu dengan produk-produk sosial masyarakatnya.

Produk sosial itu menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang untuk melihat dunia luar.

Bagi Berger dan Luckmann, manusia harus terus- menerus mengeksternalisasi dirinya dalam aktivitas.

Tahap eksternalisasi ini berlangsung ketika produk sosial tercipta di dalam masyarakat, kemudian individu mengeksternalisasikan ke dalam dunia sosiokulturalnya sebagai bagian dari produk manusia.

(20)

OBJEKTIVIKASI

Tahap objektivikasi produk sosial terjadi dalam dunia intersubjektif masyarakat yang dilembagakan.

Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses institualisasi, sedangkan individu memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia.

Individu melakukan objektivikasi terhadap produk sosial, baik ciptaannya maupun ciptaan individu lain.

Kondisi tersebut di atas berlangsung tanpa harus saling bertemu, bisa terjadi melalui penyebaran opini sebuah produk sosial yang berkembang.

Hal terpenting dalam objektivikasi adalah SIGNIFIKASI (pembuatan tanda-tanda oleh manusia)

Wilayah penandaan (signifikasi) menjembatani wilayah kenyataan, sehingga terjadi trensendensi sebuah simbol, yang dinamakan bahasa simbol (bahasa)

(21)

Lanjutan...

OBJEKTIVIKASI

Bahasa merupakan alat simbolis untuk melakukan signifikasi.

Bahasa digunakan untuk mensignifikasi makna-makna yang dipahami sebagai pengetahuan yang relevan dengan masyarakatnya.

Pengetahuan dianggap relevan bagi semua orang dan sebagian lagi hanya relevan bagi tipe-tipe orang

tertentu saja.

Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan menuntun tindakan yang spesifik menjadi tipifikasi dari beberapa anggota masyarakat.

(22)

Lanjutan...

REALITAS SOSIAL (Berger & Luckmann)

REALITAS OBJEKTIF: Realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar diri individu. Realitas ini dianggap sebagai KENYATAAN.

REALITAS SIMBOLIS: Ekspresi simbolis (sebagai/menjadi/mengenai lambang) dari realitas objektif dalam berbagai bentuk.

REALITAS SUBJEKTIF: Realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.

(23)

PROSES KONSTRUKSI SOSIAL REALITAS

(dalam pembuatan wacana)

Proses konstruksi realitas dimulai ketika konstruktor melakukan OBJEKTIVIKASI terhadap suatu kenyataan yakni melakukan persepsi terhadap suatu objek.

Hasil dari pemaknaan melalui prores persepsi tu

diINTERNALITASI ke dalam diri konstruktor. Pada tahap ini dilakukan konseptualisasi terhadap objek yang

dipersepsi.

(24)

Lanjutan...

PROSES KONSTRUKSI SOSIAL REALITAS (dalam pembuatan wacana)

Langkah terakhir adalah melakukan EKSTERNALISASI atas hasil dari proses permenungan secara internal tadi melalui pernyataan-pernyataan.

Dalam membuat pernyataan itu menggunakan kata-kata atau konsep atau bahasa.

Dalam proses ini bahasa berperan sentral.

(25)

Lanjutan...

PROSES KONSTRUKSI SOSIAL REALITAS (dalam pembuatan wacana)

Dalam media massa bahasa tak semata alat

mengonstruksi realitas, melainkan bersama-sama fungsi kekuatan kultivasi dan fungsi agenda-setting, bahasa menentukan gambaran mengenai suatu realitas yang akan muncul di benak khalayak.

(26)

TAHAP KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA

A. Tahap menyiapkan materi konstruksi B. Tahap sebaran konstruksi

C. Tahap pembentukan konstruksi realitas D. Tahap konfirmasi

(27)

A. TAHAP MENYIAPKAN MATERI KONSTRUKSI

Tugas redaksi media massa

Isu-isu penting menjadi perhatian media massa.

Tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial: 1)Keberpihakan media massa pada kapitalis;

2)Keberpihakan semu kepada masyarakat;

3)Keberpihakan pada kepentingan umum

(28)

Lanjutan...

A. TAHAP MENYIAPKAN MATERI KONSTRUKSI

Umumnya dominan keberpihakan kepada kepentingan kapitalis mengingat media massa adalah mesin produksi kapitalis yang harus menghasilkan keuntungan.

Jika berpihak ke masyarakat harus pula menghasilkan uang.

Pertukaran kepentingan dengan pihak-pihak tertentu untuk sebuah pemberitaan, membeli halaman/waktu.

(29)

B. TAHAP SEBARAN KONSTRUKSI (Strategi sebaran media massa)

Prinsip dasarnya semua informasi harus sampai pada khalayak secepatnya dan setepatnya.

Penyebaran konstruksi melalui media massa (cetak &

elektronik)

Prinsip real-time

Umumnya model satu arah

Disebarkan sesuai pilihan sebaran berdasarkan segmentasi.

(30)

PEMBENTUKAN KONSTRUKSI REALITAS

1. Tahap pembentukan konstruksi realitas

2. Tahap pembentukan konstruksi citra

(31)

Lanjutan...

PEMBENTUKAN KONSTRUKSI REALITAS Tahap pembentukan konstruksi realitas

Setelah sebaran, terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung generik/umum:

1)konstruksi realitas pembenaran

2)kesediaan dikonstruksi oleh media massa

3)sebagai pilihan konsumtif.

(32)

Lanjutan...

PEMBENTUKAN KONSTRUKSI REALITAS Tahap pembentukan konstruksi realitas

Tahap pertama

(KONSTRUKSI PEMBENARAN): Masyarakat cenderung membenarkan apa saja yang disajikan di media massa sebagai sebuah realitas kebenaran. Dengan kata lain, informasi media massa sebagai otoritas sikap untuk membenarkan sebuah kejadian.

(33)

Lanjutan...

PEMBENTUKAN KONSTRUKSI REALITAS Tahap pembentukan konstruksi realitas

Tahap kedua

(KESEDIAAN DIKONSTRUKSI OLEH MEDIA MASSA): sikap generik pada tahap pertama, bahwa pilihan seseorang untuk khalayak media massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh media massa.

(34)

Lanjutan...

PEMBENTUKAN KONSTRUKSI REALITAS Tahap pembentukan konstruksi realitas

Tahap ketiga

(SEBAGAI PILIHAN KONSUMTIF/KONSUMSI MEDIA MASSA SEBAGAI PILIHAN): seseorang secara kebiasaan tergantung pada media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak bisa dilepaskan. “Tiada hari tanpa TV, tiada hari tanpa koran”. Pada tingkat tertentu seseorang merasa tak mampu beraktivitas jia belum mengonsumsi media massa.

(35)

Lanjutan...

PEMBENTUKAN KONSTRUKSI REALITAS Tahap pembentukan konstruksi citra

Bangunan konstruksi citra oleh media massa terbentuk dalam dua model: 1)model good news; 2) model bad news.

Model good news: konstruksi yang cenderung mengonstruksi pemberitaan baik. Objek pemberitaan dikonstruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra baik sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek tersebut.

Model bad news: konstruksi yang cenderung mengonstruksi kejelekan atau cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya sifat buruk, dan jahat yang ada pada objek pemberitaan.

(36)

Lanjutan...

PEMBENTUKAN KONSTRUKSI REALITAS Tahap pembentukan konstruksi citra

Setiap pemberitaan (disadari atau tidak oleh media massa) memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam model pencitraan di atas.

Misalnya, pemberitaan kriminal, maka model bad news menjadi tujuan akhir, terbentuknya citra buruk sebagai penjahat, koruptor, terdakwa atau buron.

(37)

TAHAP KONFIRMASI

Tahap ketika media massa maupun khalayak memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi.

Bagi media, tahap ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi alasan-alasan konstruksi sosial.

Bagi khalayak, tahap ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia ada dalam proses konstruksi sosial.

(38)

Lanjutan...

TAHAP KONFIRMASI

Alasan-alasan dalam konfirmasi misalnya adalah

a. Kehidupan modern menghendaki pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi media massa. Jauh dari media massa, kehilangan atau terlambat mendapat kesempatan untuk berubah.

b. Kedekatan dengan media massa adalah life style orang modern. Orang modern sangat menyukai popularitas, terutama sebagai subjek media massa.

(39)

Lanjutan...

TAHAP KONFIRMASI

Media massa walaupun memiliki kemampuan mengonstuksi realitas media berdasarkan subjektivitas media, namun kehadiran media massa dalam kehidupan seseorang merupakan sumber pengetahuan tanpa batas yang sewaktu-waktu dapat diakses.

(40)

REALITAS MEDIA

Realitas yang dikonstruksi oleh media massa.

Ada dua model yaitu model peta analog dan model refleksi realitas.

MODEL PETA ANALOG: realitas sosial dikonstruksi oleh media massa berdasarkan model analogi sebagaimana suatu realitas itu terjadi secara rasional.

MODEL REFLEKSI REALITAS: model yang merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam

masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah Filsafat Informasi sendiri memenuhi syarat-syarat di atas? Langkah per- tama untuk memberi jawaban positif membutuhkan identifikasi lebih lanjut tentang pentingnya memahami

Untuk dimensi e2 dimana responden yang menjawab setuju sebanyak 105 orang atau 60,7%, hal ini menunjukan bahwa pemanfaatan aplikasi kamus istilah akuntansi pada

Penelitian ini menghasilkan hipotesias apakah empat variabel UTAUT Ekpteasi Kinerja, Ekspetasi Usaha, Faktor Sosial, Kondisi yang Memfasilitasi berpengaruh signifikan

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis, dimana

Adapun bunyi dari hipotesis penelitian ini berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara interaksi sosial dengan

Berger bersama-sama dengan Thomas Luckman menyebutkan proses terciptanya konstruksi realitas sosial melalui adanya tiga tahap, yakni Eksternalisasi (penyesuaian diri dengan

Berger bersama-sama dengan Thomas Luckman menyebutkan proses terciptanya konstruksi realitas sosial melalui adanya tiga tahap, yakni Eksternalisasi (penyesuaian diri dengan

BELSHAW Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yangg dimana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang mmenjadi bagian- bagian nya adalah sedemikian rupa