• Tidak ada hasil yang ditemukan

Refleksi Kasus Blighted Ovum

N/A
N/A
wan da Sherly

Academic year: 2025

Membagikan "Refleksi Kasus Blighted Ovum"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Refleksi Kasus BLIGHTED OVUM

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan

Disusun oleh :

Qodrunnada Maulidinawati 30101407289

Pembimbing :

dr. Gunawan Kuswondo, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2019

(2)

STATUS ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN SMF KANDUNGAN DAN KEBIDANAN RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG Nama Mahasiswa : Qodrunnada Maulidinawati

NIM : 30101407289

Dokter Pembimbing : dr. Gunawan Kuswondo, Sp.OG

A. IDENTITAS

1. Nama penderita : Ny. D

2. Umur : 20 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. No CM : 0137xxx

5. Agama : Islam

6. Pekerjaan : Mahasiswi 7. Pendidikan : Lulus SMA 8. Status : Menikah

9. Alamat : Krajan 02/04 Mangunjiwan, Demak 10. Nama suami : Tn. M

(3)

B. ANAMNESA

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 9 Februari 2019 jam 11.00 WIB

 Keluhan Utama :

Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir.

 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien G1P1A0 usia 20 tahun hamil 9 minggu datang ke Poli Obsgyn RSI SA dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit. Darah yang keluar berupa flek warna merah kecoklatan. Pasien juga mengeluh perutnya nyeri dibagian bawah.

Sebelumnya pasien tidak mengalami trauma atau jatuh, tidak minum jamu, tidak dipijat dan tidak melakukan hubungan suami istri selama kehamilan.

Keluhan adanya demam disangkal oleh pasien.

 Riwayat Obstetri : Pasien G1P1A0

HPHT : 02 – 12 – 2018 HPL : 09 – 09 – 2019 Usia kehamilan: 9 minggu

 Riwayat ANC

Pemeriksaan kehamilan dilakukan di klinik dokter spesialis kandungan.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali dan diberikan vitamin dan suplemen besi. Saat kehamilan 7 minggu pasien disuruh untuk melakukan evaluasi hasil usg kembali saat usia kehamilan menginjak usia 9 minggu.

Riwayat suntik TT (+)

 Riwayat Menstruasi

- Menarche : 13 tahun

- Siklus mestruasi : teratur, 28 hari

(4)

- Lama menstruasi : 7 hari

- Dismenore : (-)

 Riwayat Perkawinan

Pasien menikah pertama kali dengan suami yang sekarang.

Usia pernikahan ± 7 bulan.

 Riwayat KB : -

 Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat hipertensi disangkal.

- Riwayat penyakit jantung disangkal - Riwayat penyakit paru disangkal.

- Riwayat DM disangkal.

 Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat hipertensi disangkal.

- Riwayat penyakit jantung disangkal.

- Riwayat penyakit paru disangkal.

- Riwayat DM disangkal.

 Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah mahasiswi, pekerjaan suami karyawan swasta, kesan ekonomi : cukup, untuk biaya kesehatan ditanggung BPJS.

 Riwayat Gizi

Pasien mengatakan tidak ada masalah pada nafsu makan selama kehamilan dan mual muntah disangkal.

C. PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis TB : 160 cm

BB : 50 kg

BMI : 19,53 (Normoweight) Vital sign : Tensi :100/60 mmHg

(5)

Nadi : 86 x/menit RR : 18 x/menit Suhu : 36 °C.

 Status Internus :

- Kepala : Mesocephale

- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) - Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-) - Telinga : Discharge (-), bentuk normal

- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)

- Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-) - Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-) - Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)

- Mamae : Simetris, tegang (+/+), hiperpigmentasi (+/+), puting menonjol (+/+)

 Paru – paru:

- Inspeksi : Hemithorax dekstra dan sinistra simetris

- Palpasi : Stemfremitus dekstra dan sinistra sama, nyeri tekan (-) - Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

- Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

 Jantung:

- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak - Palpasi : Ictus cordis teraba

- Perkusi : Redup, batas-batas jantung tidak dapat ditentukan karena terhalang oleh pembesaran pada mamae

- Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, regular,suara tambahan (-)

 Abdomen

- Inspeksi : Perut cembung, striae gravidarum (-), linea nigra (+), bekas operasi (-)

- Auskultasi : Bising usus (+) normal

(6)

- Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-) - Perkusi : tidak dilakukan

 Extremitas :

Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Varises -/- -/-

Reflek fisiologis +/+ +/+

Reflek patologis -/- -/-

Status Ginekologi

 Externa : vulva oedem (-), masa (-), perlukaan (-), eritema (-), fluxus (+), fluor (-), uretra tenang.

 Interna

o Rugae vagina : (+)

o Porsio : teraba lunak sebesar jempol tangan o OUE/OUI : tertutup

o Fundus uteri : sebesar telur bebek

o Adneksa : tenang

o Parametrium : tenang

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN HEMATOLOGY

Hemoglobin 13,3 11,7-15,5 g/dl

(7)

Hematokrit 39,6 33-45 %

Leukosit 6,67 3,6-11,0 Ribu/uL

Trombosit 201 150-440 Ribu/Ul

Golongan darah/Rh A/Positif -

APTT/PTTK 24,8 21,8-28,0 Detik

Kontrol 26,1 21,3-28,9 Detik

PTT 9,0 9,3-11,4 Detik

Kontrol 10,7 9,3-12,5 Detik

IMUNOSEROLOGI

HbsAg kualitatif Non reaktif Non reaktif - KIMIA

GDS 79 75-110 mg/dl

2. Pemeriksaan USG Kesan :

Gambaran ekogenik dan penebalan dinding kantong gestasi

E. RESUME

Pasien G1P1A0 usia 20 tahun hamil 9 minggu datang ke Poli Obsgyn RSI SA dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit. Darah yang keluar berupa flek warna merah kecoklatan. Pasien juga mengeluh perutnya nyeri dibagian bawah.

Sebelumnya pasien tidak mengalami trauma atau jatuh, tidak minum jamu,

(8)

tidak dipijat dan tidak melakukan hubungan suami istri selama kehamilan.

Keluhan adanya demam disangkal oleh pasien.

Riwayat Obstetri : Pasien G1P1A0

HPHT : 02 – 12 – 2018 HPL : 09 – 09 – 2019 Usia kehamilan: 9 minggu Status present: keadaan umum baik F. DIAGNOSA

Pasien Pasien G1P1A0 usia 20 tahun hamil 9 minggu dengan blighted ovum

G. TATALAKSANA

 Infus RL 20 tpm

 Cefadroxyl kaps 2 x 1

 Methyl ergometrine tab 3 x 1

 Asam Mefenamat 3 x 1

 Sulfas ferosus 1 x 1

 Kuretase

 Pengawasan : KU, vital sign, PPV`

H. EDUKASI

 Memberitahu kondisi pasien dan janin kepada keluarga

 Memberitahu pasien untuk tindakan pengambilan jaringan kantong kehamilan dan pembersihan rahim

I. PROGNOSIS

 Kehamilan : dubia ad malam J. DIAGNOSA AKHIR

(9)

Pasien Pasien G1P1A0 usia 20 tahun hamil 9 minggu dengan blighted ovum.

(10)

Lampiran Follow Up Pasien Kamis, 7 Februari 2019 pukul 17.45 WIB

S Pasien mengatakan masih keluar darah lewat jalan lahir

O KU : Baik

Kesadaran : komposmentis

TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR:18 x/menit, suhu: 36,0°C Hb : 13,3 gr/dl

A G1P1A0 usia 20 tahun hamil 9 minggu dengan BO P  Pengawasan : KU, vital sign, PPV

 Infus RL 20 tpm

 Pro kuretase

Cytotec masuk jam 04.00, evaluasi VT jam 06.00

Jumat, 8 Februari 2019 pukul 07.00 WIB S Pasien mengatakan perut mules

O KU : Baik

Kesadaran : komposmentis

TD: 110/80 mmHg, N:80x/menit, RR:20x/menit, suhu: 36,4°C A Post kuretase

P  Observasi KU dan TTV

 Pengawasan pasien post kuretase

 Anjurkan perawatan area genital

 Infus RL 20 tpm

 Cefadroxyl 2 x 1

 Metil ergometrin 3 x 1

 Sulfas ferosus 1 x 1

 Asam Mefenamat 3 x 1

(11)

Jumat, 8 Februari 2019 pukul 08.00 WIB S Pasien mengatakan nyeri

O KU : Baik

Kesadaran : komposmentis

TD: 90/70 mmHg, N:80x/menit, RR:20x/menit, suhu: 36,0°C A Post kuretase

P  Observasi KU dan TTV

 Pengawasan pasien post kuretase

 Anjurkan perawatan area genital

 Infus RL 20 tpm

 Cefadroxyl 2 x 1

 Metil ergometrin 3 x 1

 Sulfas ferosus 1 x 1

 Asam Mefenamat 3 x 1 Sabtu, 9 Februari 2019 pukul 08.00 WIB

S Pasien mengatakan keluhan sudah membaik

O KU : Baik

Kesadaran : komposmentis

TD: 110/80 mmHg, N:80x/menit, RR:20x/menit, suhu: 36,0°C A Post kuretase H 1

P Boleh pulang

(12)

BLIGHTED OVUM

I. Definisi

Blighted ovum (BO) disebut juga kehamilan anembrionik merupakan suatu keadaan kehamilan patologi dimana janin tidak terbentuk. Sel telur dibuahi dan menempel ke dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang sehingga tidak dijumpai pula adanya denyut jantung janin. Dalam kehamilan ini kantung ketuban dan plasenta tetap terbentuk dan berkembang, akan tetapi tidak ada perkembangan janin di dalamnya (kosong). Dapat disimpulkan Blighted Ovum (BO) merupakan kehamilan tanpa embrio Kehamilan ini akan berkembang seperti kehamilan biasa dimana uterus akan membesar meskipun tanpa ada janin di dalamnya. Kondisi kehamilan tersebut menyebabkan resiko abortus sebesar 50% dimana abortus spontan akan terjadi pada usia kehamilan 14-16 minggu.

II. Etiologi

Penyebab dari blighted ovum saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga karena beberapa faktor.

 Genetik

Penyebab Blighted ovum (BO) biasanya adalah faktor genetik.

Hal ini sering disebabkan karena kerusakan kromosom sehingga kualitas sperma maupun ovum menjadi buruk.

Menurut penelitian Edmonds (1992) kondisi trisomi 16 meningkatkan faktor resiko terjadinya kehamilan anembrionik.

 Abortus

Peningkatan faktor resiko terjadinya Blighted ovum (BO) akibat abortus juga berhubungan dengan gen. Menurut Buckett and Regan (2015) trisomi dengan monosomi kromosom X dan

(13)

tripl oidi merupakan kondisi kromosom abnormal yang ditemukan pada kasus abortus (30% pada seluruh kasus abortus dan 60% pada kasus abortus berulang). Kejadian abortus berulang meningkatkan resiko terjadinya kehamilan anembrionik sebesar 68,5%. Hal ini terkait dengan kerusakan DNA sperma pada kasus abortus sehingga menimbulkan resiko kehamilan anembrionik.

 Kebiasaan buruk konsumsi alkohol dan merokok

 Nutrisi dan status BMI

 Infeksi TB, TORCH

 Anomali uterus (uterus arkuatus, uterus didelphic, uterus bicornus, uteri septalis)

 Vaksin Dengue

 Kelainan imunologis (Disfungsi NK sel, autoantibodi, trombofilia)

III. Insidensi

Diperkirakan di seluruh dunia Blighted ovum merupakan 60% dari penyebab kasus keguguran, di ASEAN (association of southeast asian nations) mencapai 51%, di Indonesia ditemukan 37% dari setiap 100 kehamilan, di Provinsi Lampung mencapai 30% dari 100 kehamilan dan di Kota Metro sebanyak 43,39%. Angka kejadian di Permata Hati Lampung menunjukkan peningkatan angka Blighted ovum selama 3 tahun terakhir tahun 2009 sebanyak 6,02%, tahun 2010 meningkat 6,05%, dan pada tahun 2011 meningkat 6,06%.

(14)

IV. Patofisiologi BO

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma, namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, anoreksia, dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.

V. Diagnosis

1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Pada awalnya, wanita merasakan gejala-gejala hamil, seperti mudah lelah, merasa payudara nyeri atau mual-mual. Blighted ovum dapat diketahui di usia kehamilan yang dini, pada umumnya pasien datang ke dokter karena keluhan berupa bercak pendarahan di usia kehamilan kurang lebih 6-8 minggu. Selanjutnya, pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan akhirnya gejala kehamilan menghilang biasanya terjadi setelah usia kehamilan 12 minggu. Pada saat tersebut, wanita akan merasa tidak nyaman di perut, atau keluar bercak perdarahan dari vagina.

Gejala awal sama dengan wanita hamil dengan menunjukan hasil PP test (+) kadang diikuti dengan :

1. Mual, muntah (morning sickness), 2. Nyeri kepala,

3. Nyeri payudara dan payudara mengeras,

(15)

4. Cepat lelah,

5. Flek-flek merah kecoklatan dari jalan lahir, 6. Kram perut,

7. Pertumbuhan rahim yang lambat tidak sesuai dengan umur kehamilan.

2. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa blighted ovum adalah dengan USG (Ultrasonografi) yang menunjukkan kantung kehamilan kosong. Berdasarkan prosedur, blighted ovum dapat disimpulkan setelah usia kehamilan di atas 7-8 minggu. Saat itu diameter kantong kehamilan sudah mencapai ukuran antara 2,5-3 cm. Sementara jika dilakukan USG saat usia kehamilan masih di bawah 8 minggu, belum dapat dilihat pertumbuhan janin karena kantong kehamilan yang terbentuk masih kecil.

Pada layar USG, besar kemungkinan hanya terlihat lingkaran kantong janin saja. Lain halnya jika USG dilakukan saat usia kehamilan 8 minggu dan hanya terlihat kantong kehamilan saja tanpa janin di dalamnya baru dapat di diagnosis sebagai blighted ovum.

Pada usia kehamilan 7-8 minggu biasanya akan terlihat perkembangan janin telah mencapai 20 mm. Bila janin tidak terlihat atau ukurannya lebih kecil dari 20 mm perlu dicurigai ibu mengalami gejala kehamilan kosong dan dapat dipastikan pada pemeriksaan USG beberapa minggu selanjutnya. Kelainan juga dapat dijumpai saat kehamilan memasuki pertengahan trimester pertama dimana saat pemeriksaan tidak ditemukan denyut jantung janin atau janin tidak terlihat menggunakan USG.

(16)

VI. Diagnosis Banding BO 1. KET

2. Abortus

3. Mola Hidatidosa

BO KET Abortus Mola

Hidatidosa

Plano test + +/- + +

Perdarahan per vaginam

Coklat kemerah merahan

Merah Kehitaman

Merah segar

Kecoklatan

Nyeri Abdomen

+ + + +

Tanda tanda kehamilan

+ + + +

Terlambat haid

+ + + +

USG Tampak

kantong

Tampak kantong

Tampak sisa

Tampak bayangan Blighted Ovum Kehamilan normal

(17)

kehamilan tapi janin kosong

kehamilan dan bagian bagian janin

di luar

cavum uteri kadang tampak denyut jantung janin

kantong kehamilan tidak utuh lagi dan sisa

plasenta

seperti badai salju

VII. Penatalaksanaan BO

Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga prognosis kehamilan berikutnya baik.

VIII. Komplikasi

Pada dasarnya kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan ibu.

Hanya saja, bahaya akan muncul sebagai akibat dari komplikasi tindakan yang dilakukan seperti tindakan kuretase. Sementara sebelum dilakukan kuretase, umumnya ibu sudah mengalami perdarahan. Jika terjadi perdarahan hebat yang tidak tertangani maka dapat menimbulkan syok bahkan kematian. Selain itu dampak yag lain berupa kondisi psikologis ibu.

REFERENSI

(18)

1. Tripthi M Mathew, Mary Job. 2018. To Goulash or Not to Goulash : A Case report on Blighted Ovum. Medicina Interna: Open Access (MI).

2. Sulistyowati S., Rahadian F. 2017. Blighted Ovum: Roles of Human

Leukocyte antigen-E and Natural Killer Cells. Volume 6, Number 2: 381-385.

Bali Medical Journal (Bali Med J).

3. Zahra A., Skheel H. 2017. Ultrasonographic Estimation of Gestational Sac Diameter in Normal Pregnancy, Missed Abortion and Blighted Ovum in Early Pregnancy and its Sequel. Volume 63(2). Iraqi Med J.

4. Agoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar, Hary Tjahjanto. 2008.

Efek Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed Abortion. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Media Medika Indonesiana

5. Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic

Diagnosis & Treatment-Ninth Ed. DeCherney. http://www.marchofdimes.com 6. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.

http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted

%20ovum.pdf

Referensi

Dokumen terkait