halal.indonesia bpjphkemenag www.halal.go.id Halal Indonesia-BPJPH Kemenag RI
#halalitubaik
#MyHalalMyWay
KEBIJAKAN DAN REGULASI JAMINAN PRODUK HALAL
Oleh:
DZIKRO Kepala Pusat Pembinaan Dan Pengawasan
Jaminan Produk Halal
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL
KEMENTERIAN AGAMA
REGULASI LINGKUP JPH
2014 🡪 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal 2017 🡪 Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
2019 🡪 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014
2020 🡪 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (mengubah beberapa pasal UU 33 Tahun 2014)
2021 🡪 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal, mengganti PP Nomor 31 Tahun 2019
2022 🡪 Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (mengubah beberapa pasal UU 33 Tahun 2014)
2023 🡪 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 (Pengesahan Perppu Nomor 2 Tahun 2022)
🡪 Sedang disusun Draft Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021
• Sebelumnya penyelenggaraan JPH bersifat kerelaan (voluntary) dan tidak diselenggarakan oleh pemerintah
• Kini bersifat wajib (mandatory) dan diselenggarakan oleh pemerintah
UU 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL
Konsekuensi Regulasi
KEWAJIBAN SERTIFIKAT HALAL
Pasal 2
PP 39 Tahun 2021
PENAHAPAN KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL
Penahapan Pertama :
17
▪ ▪ ▪
Oktober 2019 – 17 Oktober 2024
Produk makanan dan minuman
Bahan baku, bahan tambahan pangan dan bahan penolong untuk produk makanan dan minuman
Hasil sembelihan dan jasa penyembelihan
▪
▪▪
Obat tradisional, obat kuasi, suplemen kesehatan Obat Obat bebas dan obat bebas terbatas
Obat keras dikecualikan psikotropika
Kosmetik
Produk Kimiawi
Produk Rekayasa Genetik
▪▪ Barang gunaan yang dipakai kategori sandang, penutup kepala, aksesoris Barang gunaan yang digunakan kategori perbekalan kesehatan rumah tangga,
peralatan rumah tangga, perlengkapan peribadatan bagi umat Islam, alat tuLis, perlengkapan perkantoran
Barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan resiko keals Barang gunaan yang dimanfaatkan kategori kesehatan resiko kelas B
Barang Gunaan ▪
▪▪ Barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan resiko kelas C 17 Oktober 2021 s.d 17 Oktober 2034 A
17 Oktober 2021 s.d 17 Oktober 2026 17 Oktober 2021 s.d 17 Oktober 2029 17 Oktober 2021 s.d 17 Oktober 2026 17 Oktober 2021 s.d 17 Oktober 2026
17 Oktober 2021 s.d 17 Oktober 2034 17 Oktober 2021 s.d 17 Oktober 2029 17 Oktober 2021 s.d 17 Oktober 2026
Perubahan pola konsumen 🡪 peningkatan pada sisi permintaan (demand side) terhadap barang yang dijamin kehalalannya
Pola produksi produsen pada sisi penawaran (supply side) jaminan kehalalan produk
Perspektif Ekonomi
a. memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan,dan kepastian ketersediaan Produk Halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan Produk;
dan
b. meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha untuk memproduksi dan menjual Produk Halal
Tujuan JPH dalam UU 33/2014
MANDATORY REGULASI
SERTIFIKASI HALAL
NILAI TAMBAH PRODUK
PEMENUHAN DEMAND KONSUMEN
Sertifikat Halal Reguler
▪ Semua Pelaku Usaha (UMKMB)
▪ Berbayar
Sertifikat Halal (Self Declare)
▪ Pelaku Usaha Mikro dan
Kecil dengan kriteria produk tertentu
▪ Gratis (kuota terbatas)
--- Jalur Fasilitasi ---
SKEMA SERTIFIKASI HALAL
Sertifikat Halal Reguler
(Berbayar)
Pelaku Usaha
Lembaga Pemeriksa Halal
Sertifikat Halal Self Declare
(Gratis)
Pelaku Usaha
Lembaga Pendamping PPH
Penyelia Halal
Penyelia Halal Auditor Halal
Pendamping PPH
3
ALUR DAN AKTOR
PROSES SERTIFIKASI HALAL (REGULER)
3
Tugas & Peran Aktordalam Proses Sertifikasi Halal
1
2
LPH
Melakukan pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan produk yang diajukan untuk sertifikasi halalnya
MUI
Pusat/Prov/
Kab/Kota MPU
menetapkan kehalalan produk melalui sidang fatwa halal
▪ Menentukan jenis produk yang wajib diajukan permohonan sertifikat halalnya oleh pelaku usaha Menghitung dan menetapkan tariff sertifikasi halal yang harus dibayarkan oleh pelaku usaha Menerbitkan sertifikat halal
▪ Mengetahui jenis dan rincian jenis produk yang diajukan pelaku usaha untuk dilakukan
pemeriksaan dan/ atau pengujian Menghitung tarif atas
pemeriksaan dan/ atau pengujian atas produk yang diajukan sertifikasi halalnya
▪ Menetapkan jenis produk yang akan diterbitkan ketetapan halalnya Menentukan jumlah ketetapan halal yang diterbitkan berdasarkan jumlah jenis produk yang didaftarkan oleh pelaku usaha
▪ ▪
▪
▪
Proses Sertifikasi Halal Reguler Bagi Semua Pelaku Usaha
ALUR DAN AKTOR PROSES SERTIFIKASI HALAL MELALUI PERNYATAAN PELAKU USAHA (SELF
DECLARE)
Ketentuan sertifikasi halal self declare bagi UMK dengan persyaratan tertentu
.
❑ Bagi UMK
❑ Produk tidak berisiko atau menggunakan Bahan yang sudah dipastikan kehalalannya;
dan proses produksi yang dipastikan kehalalannya dan sederhana.
❑ Ada pernyataan pelaku Usaha yang berupa akad/ikrar yang berisi:
1. Kehalalan produk dan bahan yang digunakan; dan 2. PPH.
❑ Pendampingan PPH.
4
BPJPH
Menetapkan regulasi, menerima, dan memverifikasi pengajuan produk yang akan disertifikasi dan menerbitkan sertifikat halal
beserta label halal
4
https://ptsp.halal.go.id
KEBERPIHAKAN REGULASI JPH PADA UMK
✔ Sertifikasi Halal dilakukan dengan Pernyataan Pelaku Usaha UMK
✔ Sertifikasi halal yang diajukan oleh Pelaku Usaha mikro dan kecil melalui pernyataan halal, tidak dikenai biaya
✔ Dilakukan pendampingan oleh Lembaga
Pendamping Proses Produksi Halal (LP3H)
halal.indonesia bpjphkemenag www.halal.go.id Halal Indonesia-BPJPH Kemenag RI
LEMBAGA PENDAMPING PROSES PRODUK HALAL (LP3H)
Adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan pendampingan proses produk halal (pada skema self declare)
LP3H:
▪ Organisasi Kemasyarakatan Islam; atau
▪ Lembaga Keagamaan Islam Yang Berbadan Hukum; dan/atau
▪ Perguruan tinggi
Pendampingan dapat juga oleh Instansi pemerintah atau badan usaha
sepanjang bermitra dengan Ormas Islam, Lembaga Keagamaan Islam dan/atau
Perguruan Tinggi
halal.indonesia bpjphkemenag www.halal.go.id Halal Indonesia-BPJPH Kemenag RI
Pendamping PPH
• Dalam melakukan pendampingan, Ormas Islam, Lembaga Keagamaan Islam, Perguruan Tinggi menunjuk Pendamping PPH
• Pendamping PPH harus memenuhi persyaratan:
a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam;
c. memiliki wawasan luas dan memahami syariat mengenai kehalalan Produk; dan
d memiliki sertifikat pelatihan pendamping PPH
Situasi JPH di pelaku UMK:
✔ Jumlahnya sangat banyak (usaha mikro 64,6 juta unit, usaha kecil 798.679 unit)
✔ Belum mengetahui adanya kewajiban sertifikasi halal
✔ Belum memahami cara memproses sertifikat halal untuk produknya
✔ Keengganan mengurus sertifikat halal
✔ Merasa cukup dengan kondisi yang ada
✔ Merasa produknya “sudah pasti halal”
✔ Tidak menyadari ancaman perdagangan bebas
TANTANGAN PENYELENGGARAAN JAMINAN PRODUK HALAL
Ayo konsumsi dan
gunakan produk yang bersertifikat halal
terima kasih