• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK RELAKSASI DALAM MENGATASI INSOMNIA PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING ISLAM HALAMAN SAMPUL Oleh Siti Halimah 18030341 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "TEKNIK RELAKSASI DALAM MENGATASI INSOMNIA PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING ISLAM HALAMAN SAMPUL Oleh Siti Halimah 18030341 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK RELAKSASI DALAM MENGATASI INSOMNIA PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING ISLAM

HALAMAN SAMPUL

Oleh

Siti Halimah 18030341

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022

(2)

ii

TEKNIK RELAKSASI DALAM MENGATASI INSOMNIA PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh Siti Halimah

180303041

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022

(3)

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

(4)

v NOTA DINAS

(5)

vii HALAMAN PENGESAHAN

(6)

viii

MOTTO

ُناَسْحِ ْلْا الَِّإ ِناَسْحِ ْلْاُءا َزَج ْلَه

“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)”

1

HALAMAN MOTTO

1 QS ar-Rahman [55]: 60. Kementerian Agama. Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan, (Banjarsari Solo: Penerbit ABAYA, 2014), hlm. 533.

(7)

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga tercinta, terkasih, dan terhebat.

Inaq ku Rabiah, Amaq ku Mutrah, kakakku Yuli Martin, keponakanku Adella Zahra Zausasaki, pembimbing terbaik Ibu Saimun, M.Si dan bapak

Syamsul Hadi, M.Pd”

Juga teruntuk keluarga besarku, semua guru dan dosen yang pernah mengajarkan ilmu kepada saya tanpa lelah, sahabat KUY SMA dan SMP ku (Masni, Ririn, Nia, Oca, Devi, Merry), sahabat seperjuanganku (Maya,

Nopi, Indah, Baiq Har, Aulia), kakak hebatku Ainul Mardiah, S.sos yang selalu menasihati, Ahmad Supriyadi, S. Kep,. Ners yang selalu membimbing dan mendukung untuk terus semangat, almamaterku tercinta

UIN Mataram, dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Semoga kebaikan, keberkahan dan kebahagiaan senantiasa mengiringi langkah kita semua.

(8)

x

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amiin.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam mencapai gelar sarjana (S1) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram, peneliti menyadari bahwa penyelsaian skripsi ini adalah berkat bantuan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak, dan menyadari sepenuhnya tanpa adanya bantuan dan dukungan tersebut skripsi ini mungkin tidak dapat terselsaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan yang sangat berbahagia ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat :

1. Ibu Saimun, M.Si sebagai pembimbing I dan Bapak Syamsul Hadi, M.Pd sebagai pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi tanpa bosan dan lelah ditengah kesibukannya sehingga skripsi ini bisa lebih matang dan selesai.

2. Ibu Dr. Mira Mareta, M.A sebagai Ketua Prodi, Bapak Syamsul Hadi, M.Pdsebagai Sekertaris Prodi Bimbingan dan Konseling Islam. Terimakasih atas ilmu yang sudah diajarkan, dan motivasi yang selalu diberikan.

3. BapakDr. Muhammad Saleh Ending, M.Asebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. Bapak dan Ibu Dosen Progra Studi Bimbingan dan Konseling Islam atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

(9)

xi

6. Teman-teman seperjuanganku dikelas BKI B angkatan 2018 yang selalu mendukung dan menjadi penghibur dalam menyelesaikan skripsi.

7. Sahabat KUY SMA dan SMP ku (Masni, Nia, Devi, Meri, Oca) yang selalu memberikan semangat dan doa yang tidak pernah putus.

8. Sahabat seperjuanganku (Maya, Nopi, Aulia, Indah, Baiq Har) yang menemani perjuangan dalam setiap suka dan duka.

9. Kakak hebatku Ainul Mardiah, S. Sos yang selalu menasihati dan membantu banyak hal.

10. Ahmad Supriyadi, S.Kep,. Ners yang selalu membimbing dan mendukung untuk terus semangat.

Mataram, Penulis

Siti Halimah

(10)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...i

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN LOGO...iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iv

NOTA DINAS...v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...vi

HALAMAN PENGESAHAN...vii

HALAMAN MOTTO...viii

HALAMAN PERSEMBAHAN...ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...xv

ABSTRAK...xvi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 11

E. Telaah Pustaka ... 11

F. Kerangka Teori ... 23

1. Teknik Relaksasi ... 23

a. Pengertian Relaksasi ... 23

b. Tujuan dan Manfaat Relaksasi ... 23

c. Tahapan-tahapan Relaksasi ... 24

d. Kelebihan dan kekurangan teknik relaksasi ... 28

2. Insomnia ... 29

(11)

xiii

a. Pengertian Insomnia ... 29

b. Faktor Penyebab Insomnia ... 32

c. Dampak Insomnia ... 33

G. Metode Penelitian ... 34

1. Pendekatan Penelitian ... 34

2. Lokasi Penelitian ... 34

3. Jenis dan Sumber Data ... 35

4. Tekhik Pengumpulan Data ... 35

5. Teknik Analisis Data ... 37

6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 38

H. Sistematika Pembahasan ... 39

I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ... 40

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN...41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41

1. Deskripsi lokasi penelitian ... 41

2. Visi dan Misi ... 47

3. Tujuan ... 47

4. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling Islam ... 48

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan... 52

1. Faktor Penyebab Terjadinya Insomnia Pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram .... 52

2. Pemberian Teknik Relaksasi Untuk Mengatasi Insomnia Pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram ... 56

3. Hasil teknik relaksasi dalam mengatasi insomnia pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram ... 58 A. Analisis Faktor-faktor penyebab terjdi nya insomnia pada Mahasiswa

Prodi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram 64

(12)

xiv

B. Analisis Proses Pemberian Teknik Relaksasi Untuk Mengatasi insomnia Pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam

Universitas Islam Negeri Mataram.... 69 C. Analisis Hasil Dari Proses Pemberian Teknik Relaksasi Untuk

Mengatasi insomnia Pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram. ... 72 A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

xv

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Ringkasan Telaah Pustaka Tabel 1.2 Rencana Jadwal Kegiatan Tabel 1.3 Data Informan

(14)

xvi

Teknik Relaksasi Dalam Mengatasi Insomnia Pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam

Oleh:

Siti Halimah NIM 180303041

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah karena mahasiswa rata-rata mengalami insomnia ditengah rutinitas perkuliahan, padatnya kegiatan organisasi yang diikutinya serta tekanan mengerjakan tugas akhir.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan anggota pengelolaan Laboratorium Konseling dan Psikologi Al-Tazkiah, orangtua dan mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam yang mengalami insomia.

Sesuai hasil pembahasan maka peneliti menunjukkan bahwa: (1) faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam UIN Mataram mengalami insomnia yaitu faktor kondisi psikologis, stres, gaya hidup dan lingkungan. Selanjutnya (2) proses teknik relaksasi dalam mengatasi insomnia pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram menunjukkan kecocokan dalam mengatasi insomnia dilihat dari antusias konseli mengikuti proses teknik relaksasi dan pengaruh positif yang ditimbulkan teknik tersebut kepada konseli yang mengalami insomnia, dan (3) Bagaimana hasil teknik relaksasi dalam mengatasi insomnia pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram hingga saat ini memiliki perubahan positif berupa kembalinya pola tidur yang normal, kesehatan yang dirasa kembali membaik dan ketidak sulitan lagi saat memulai tidur dimalam hari, Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam sudah banyak mendapatkan tidur normalnya kembali.

Kata kunci : Insomnia, Teknik Relaksasi Otot Progresif, Mahasiswa Prodi BKI UIN Mataram

(15)

1

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhanmerupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow.

Seseorang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain. Kebutuhan fisiologis tersebut salah satunya adalah istirahat dan tidur.2

Tidur merupakan bagian hidup manusia yang memiliki porsi banyak, rata-rata hampir seperempat hingga sepertiga waktu digunakan untuk tidur.Salah satu fungsi tidur yang paling utama adalah untuk memungkinkan sistem syaraf pulih setelah digunakan selama satu hari. dalam The World Book Encyclopedia, dikatakan tidur memulihkan energi kepada tubuh, khususnya kepada otak dan sistem syaraf.3

Tidur adalah suatu fenomena biologis yang terkait dengan irama alam semesta, irama sirkadian yang bersiklus 24 jam, terbit dan terbenamnya matahari, waktu malam dan siang hari,. Manusia memakai sepertiga waktunya untuk tidur. Tidur merupakan perilaku normal ketika individu kehilangan kontak dengan lingkungannya untuk sementara. Pada waktu tidur individu menutup matanya, pupil mengecil, otot melemas,

2Renaldo Fernando dan RidhaHidayat, “Hubungan Lama Penggunaan Media Sosial Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Tahun 2020”, Jurnal Ners,Vol.2,No.2, Thn.2020, hlm 84.

3 Setiyo Purwanto, “Mengatasi Insomnia dengan Terapi Relaksasi”, Jurnal Kesehatan Psikologi, Vol.2,No.1, Thn.2008, hlm 141.

(17)

2

denyut jantung melemah, tekanan darah menurun dan metabolisme tubuh melambat4.

Mekanisme proses tidur manusia terdiri dari dua fase yaitu fase NREM (Non Rapid Eye Movement) dan REM (Rapid Eye Movement). NREM merupakan fase awal yang terdiri dari 4 tahap. Tahap pertama berlangsung 3–5 menit.

Pada tahap kedua bola mata tidak bergerak dan tidur lebih dalam. Tahap ketiga tidur lebih lelap dan terakhir masuk dalam fase paling dalam sehingga sulit dibangunkan. Fase NREM berlangsung selama 70–100 menit dilanjutkan dengan REM. Fase ini berlangsung selama 5–30 menit dan muncul kembali setiap 90 menit. Pada tidur normal, siklus NREM dan REM terjadi 4–7 kali setiap malam.5

Betapa pentingnya peran tidur bagi kehidupan manusia.

Tidur adalah semacam jeda atau rehat dalam kehidupan yang terasa nikmat. seseorang menjalani aktivitas tidur yang kurang ataupun secaraberlebihan dala tidur tidak baik juga dan bisa menyebabkan kehidupan seseorang tidak produktif karena sebagian besar waktunya digunakan untuk tidur, tidur seharusnya dilakukan secara baik dan benar, agar membawa kesehatan bagi manusia. Tidur yang berkualitas dapat member kemampuan pada seseorang untuk mengambil keputusan secara baik,bijak, optimaldanmemberketenteraman hidup6.

QS.Al-Anfal/8: 11

ِ شَغُي ْذِا ْمُكْنَع َبِهْذُي َو ٖهِب ْمُك َرِ هَطُيِ ل ًءۤاَم ِءۤاَماسلا َنِ م ْمُكْيَلَع ُل ِ زَنُي َو ُهْنِ م ًةَنَمَا َساَعُّنلا ُمُكْي ِن ٰطْياشلا َزْج ِر

َماَدْقَ ْلَّا ِهِب َتِ بَثُي َو ْمُكِب ْوُلُق ىٰلَع َطِب ْرَيِل َو Terjemahnya:

(ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah

4Ibid, hlm, 145.

5 Nilam P.I Warni Sayekti dan Lucia Y. Hendrati, “Analisis Risiko Depresi , Tingkat Sleep Hygiene dan Penyakit Kronis Dengan Kejadian Insomnia”, Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol.2, No.3, Thn.2015, hlm 182.

6Rafknoeledge, Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya, ( Jakarta : Alex Media Komputido, 2015 ), hlm 39-40

(18)

3

menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkanhatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kakimu (teguh pendirian).7

Rasulullah saw bersabda:

ُ غا َرَفلا َو ُ ةَّحِّ صلا: ُ ساَّنلا َُن م ُ رْي ثَك ُاَم هْي ف ُ ن ْو بْغَم ُ ناَتَمْع ن Artinya :

“Dua nikmat yang banyak dilalaikan manusia;

kesehatan dan

waktu luang”. (HR.At-Tirmizi).8

Hadis di atas mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan, karena disadari atau tidak kedua hal tersebut sering sekali dilalaikan. menurut Ibnu Al-Qayyim menjaga kesehatan itu tergantung pada bagaimana mengatur makan dan minum, pakaian, tempat tinggal, ventilasiudara, waktu tidur dan jaga, pengaturan gerak, istirahat, hubungan seksual, buang hajat, dan santai.9

Suatu penelitian di universitas Harvard menyatakan bahwa selain durasi tidur, kualitas tidur juga sangat penting untuk menekan risiko penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah, termasuk juga risiko terkena penyakit-penyakit infeksi menular. Daya tahan tubuh hanya bekerja optimal saat seseorang tidur secara baik, tidur cukup dan bekualitas tentu mampu memulihkan diri dari rasa lelah, baik jasmani maupun rohani. Selain itu, tidur yang berkualitas membuat organ-organ tubuh menjadi rileks, sehingga menetralkan kerusakan yang terjadi pada organ-organ tubuh itu karena aktivitas sehari-hari yang menguras energy dan tenaga10.

7Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 178.

8Nor Kholis Reefani, PolaHidup dan Tidur Sehat Ala Rasulullah saw, hlm. 191- 192.

9CD Room, Kitab Hadist Sembilan Imam, ( Jakarta : Lidwa Pusaka, 2018),hlm.26.

10Arief Riadi,Fisiologi Tidur. ( Departemen Pulmologi Dan Ilmu Kedokteran Respirasi KUI-SMF Paru RSUP Persahabatan : Jakarta, 2010), hlm 75

(19)

4

Insomnia sendriri menurut saya adalah gangguan tidur yang mana pengidapnya mengalami kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur yang berkualitas dengan berbagai macam faktor penyebab baik dari dalam maupun luar dan berakibat tidak baik untuk pelaku atau korban insomnia secara fisik, psikis maupun sosialnya.

Menurut National Sleep Foundationtahun 2018, kejadian insomnia di seluruh Dunia mencapai 67% dari 1.508 orang di Asia Tenggatadan 7,3% insomnia terjadi pada mahasiswa. Di Indonesia, angka prevalensi insomnia sekitar 67%. Sedangkan sebanyak 55,8 % insomnia ringan dan 23,3 % mengalami insomnia sedang (Suastari, 2018).Di Provinsi Riau kejadian insmonsia pada remaja yaitu berjumlah 45,6%, yang disebabkan dari beberapa faktor yaitu penggunaan media sosial, pekerjaan dan melaksanakan kegiatan dalam menjalani perkuliahan. Insomnia dapat mempengaruhi pekerjaan, aktifitas sosialdan status kesehatan penderitanyaantara lain peningkatan nafsu makan yang dapat mengakibatkanresiko obesitas, diabetes, penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem imun,. Insomnia juga dikaitkan dengan gangguan psikologik misalnya terjadinya terjadinya depresi, ansietas, dan penurunan daya ingat karena pada dasarnya tidur berguna untuk resusitasi otak dan konsolidasi daya ingat.

Salah satu dampak dari lamapenggunaan media sosial adalah terjadinya gangguan tidur Amir11

Menurut Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/73/2015 tentang pedoman nasional pelayanan kedokteran jiwa mengatakan bahwa gangguan tidur merupakan salah satu dari manifestasi klinisdelirium yang menjelaskan bahwa “Gangguan siklus tidur berupa insomnia, atau pada kasus yang berat tidak dapat tidur sama sekali atau siklus tidurnya terbalik yaitu mengantuk siang hari. Gejala memburuk pada malam hari dan mimpi yang

11Renaldo Fernando dan RidhaHidayat, Hubungan,,. hlm 88-89.

(20)

5

mengganggu atau mimpi buruk yang dapat berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun tidur”.12

Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 2000), Insomnia adalah kesulitan individu dalam memulai, mempertahankan dan merasakan kualitas tidur yang buruk. Nevid menyatakan insomnia sendiri berasal dari kata In artinya tidak, dan Somnus yang berarti tidur.

Selanjutnya Nevid menjelaskan insomnia mempunyai karakteristik kesulitan berulang untuk tidur atau untuk tetap tidur, gangguan tidur tersebut mengakibatkan rasa lelah di siang hari dan menyebabkan timbulnya tingkat stress pribadi yang signifikan atau kesulitan untuk tertidur, tetap tidur, atau mengalami tidur yang membuat orang merasa segar dan berenergi.13

Didalam buku saku diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkasan dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD-11, mengatakan bahwa gangguan tidur dalah salah satu gejala dari gangguan lainnya, baik mental maupun fisik. Walaupun gangguan tidur yang spesifik terlihat secara klinis berdiri sendiri, sejumlah faktor psikiatrik dan atau fisik yang terkait memberikan konstribusi pada kejadiannya.14

Morin dan Espie membagi jenis-jenis insomnia dalam dua jenis, yaitu insomnia primer dan sekunder diantaranya : Pertama, Insomnia primer yaitu gangguan tidur tidak terjadi secara eksklusif dalam konteks gangguan penyalahgunaan obat, kejiwaan, atau penyalahgunaan zat. Kedua, Insomnia sekunder yaitu gangguan tidur secara etiologis terkait dengan kondisi yang mendasarinya, termasuk gangguan kejiwaan, medis, zat terlarang, tekanan batin, suasana kamar tidur yang

12 Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/73/2015 tentang pedoman nasional pelayanan kedokteran, hlm 6

13Artani Hapsari, “”Efektivitas Kognitive Behavior Therapy (CBT) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Penderita Gejala Insomnia Usia Dewasa Awal”, Jurnal Ilmiah dan Konseling , Vo. 12, No. 3, 2019, hlm 225.

14Dr. Rusdi Maslim , dr, SPKJ, M.Kes, Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD-11, (Jakarta : Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya, 2019), hlm 92.

(21)

6

tidak nyaman, ribut atau perubahan waktu karena harus kerja malam juga dikejar deadline tugas akhir, main media sosial.15

Adapun sebab lain isomnia adalah kopi dan teh yang mengandung zat perangsang susunan syaraf pusat, tembakau yang mengandung nikotin, obat pengurus badan yang mengandung amfetamin, adalah contoh bahan yang dapat menimbulkan kesulitan tidur. Banyak ahli menyatakan, gangguan tidur tidak langsung berhubungan dengan menurunnya hormon. Namun, kondisi psikologis dan meningkatnya kecemasan, gelisah, dan emosi yang sering tak terkontrol akibat menurunnya hormon estrogen, bisa menjadi salah satu sebab meningkatnya risiko gangguan tidur.16

Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Japardi yang dituliskan dalam penelitian Adeleyna yang berjudul

“Analisis insomnia pada mahasiswa melalui model pengaruh kecemasan tes”menyatakan bahwa hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa hidupnya, diperkirakan setiap tahunnya 20 –40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Insomnia dapat menyerang semua usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa juga dapat terserang insomnia.17

Hasil survei yang berasal dari 110 mahasiswa Fakultas X menunjukkan bahwa, 66 mahasiswa (60%) mengalami kesulitan tertidur pada malam hari dengan berbagai alasan, seperti; karena kesulitan untuk tidur tanpa tahu penyebabnya dan sering merasa gelisah saat hendak tidur, mengerjakan tugas, nonton televisi, dan berselancar di dunia maya. Empat puluh empat (44) mahasiswa (40%) tidak mengalami kesulitan

15Masita Aprilini, dkk. “Efektivitas Mendengarkan Murottal Al-Quran Dalam Menurunkan Tingkat Insomnia Pada Mahasiswa”, Jurnal Psikologi Islami, ( No.2 Vol.5 Thn.2019 ), hlm 148.

16 Setiyo Purwanto, Mengatasi Insomnia.., hlm 147.

17Noerma Shovie Rizqiea dan Elis Hartat, “Pengalaman Mahasiswa Yang Mengalami Insomnia Selama Mengerjakan Tugas Akhir”, Jurnal Nursing Studies, Vol.1, No.1,Thn.2012, hlm 232

(22)

7

untuk tertidur. Mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk tertidur kebanyakan telah berlangsung lama, yaitu 42 mahasiswa (38,18%) terlelap di atas pukul 00.00 sampai pukul 03.00 dini hari dan telah berlangsung selama 8 bulan sampai 7 tahun, sedangkan 18 mahasiswa (16,3%) mengalami kesulitan tertidur telah berlangsung 1 sampai 6 bulan, dan 2 mahasiswa (1,8%) kesulitan tertidur telah berlangsung sekitar 1–2 minggu. Hal tersebut dapat mengganggu kegiatan dan fungsi hidup individu sehari-hari.18

Hal demikian juga tidak terlepas terjadi pada mahasiswa yang berada di Universitas Islam Negeri Mataram, khususnya mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak jarang juga banyak yang terserang insomnia. Beberapa dari mereka yang merupakan konseli dari proses konseling yang sudah diselenggarakan diLab Al-Tazkiah dengan masalahah insomnia, mengatakan bahwa “mereka mengalami kesulitan tidur meskipun berusaha tidur lebih awal, sering terbangun tengah malam dan susah tidur kembali, tidak nyenyak tidur.

Mereka juga menjelaskan bahwa penyebab awal mereka sulit tidur itu dikarena jam tidurnya sudah lewat tersebab mengejar deadline tugas, ada yang dengan sebab kepikiran masalah- masalah dihidupnya, ada juga yang mengatakan lewat jam tidur dikarenakan terbiasa telponan sampai larut malam serta juga menonton drama Korea dan main media sosial sampai lupa waktu, namun rata-rata sebagian besar yang menjadi penyebab kesulitan tidur nya adalah kondisi psikologisnya, meningkatnya kecemasan atau gelisah dimalam hari.19Dan aneh nya, mereka mengatakan karena sudah terbiasa, mereka rata-rata tetap bangun pagi, namun selain kesulitan memulai dan mempertahankan tidur mereka juga sering merasa lemas dan tidak segar ketika bangun tidur.20

18Masita Aprilini, dkk. Efektivitas Mendengarkan.., hlm 150

19Marni, Wawancara, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 7 Desember 2021

20Devina, Wawancara, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 7 Desember 2021

(23)

8

Namun disamping semua argumen itu ada juga yang mempersepsikan bahwa, ketika mengerjakan tugas atau sesuatu hal sampai tengah malam terlebih tugas akhir.

Katanya, mereka merasa lebih tenang dan tidak ada yang mengganggu karena semua orang sudah tertidur dan juga lebih cepat tercapainya target atau selesai apa yang dikerjakan21. Akan tetapi sebagian temuan dilapangan dan hasil dari wawancara sesui dengan teori-teori insomnia yang ditemukan, jadi ada keseimbangan antara keadaan lapangan dengan teori yang digunakan.

Menurut ahli kejiwaan Andri mengatakan insomnia bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki masalah kejiwaan. Masalah seperti depresi, setres dan cemas dikatakan dr Andri berkaitan erat dengan insomnia. Insomnia itu salah satu gejala masalah kejiwaan ringan dan cukup berdampak bagi pelakunya baik secara fisik maupun psikis22. Sehingga dibutuhkan adanya upaya yang tepat untuk penanganan nya agar bisa membantu mengatasi insomnia yang menyerang, salah satunya untuk mahasiswa semester akhir di Prodi Bimbingan Konseling Islam, terapi perilaku yang dapat dilakukan terhadap penurunan insomnia adalah dengan teknik relaksasi. Sebagai upaya mengatasi insomnia karena selain bisa membuat rileks atau tenang dan bisa menjaga kognitif juga bisa dilakukan untuk mengatasi psikologis pelaku insomnia.23

Relaksasi pada hakikatnya termasuk dalam teknik behavioral classic. Menurut pendapat Cormier dan Cormier (dalam Abimanyu dan Manrihu) Relaksasi dapat diartikansebagai usaha untuk mengajari seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu sadar tentang perasaan-

21Widya, Wawancara, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 10 Desember 2021

22Esty Aryani Safithry, “Latihan Relaksasi Untuk Mengurangi Gejala Insomnia”, Pedagogik Jurnal Pendidikan, Volume 9 Nomor 1, 2019, hlm 76

23Zakki Nurul Amin, PortofolioTeknik-Teknik Konseling, (Semarang ; UNESSA, 2017), hlm 13-15

(24)

9

perasaan tegang dan perasaan-perasaan relaks kelompok- kelompok otot utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung, perut, dan kaki. Sedangkan menurut Suryani, Relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan mental sehingga menjadi rileks.24

Sejak awal perkembangannya, relaksasi telah menjadi pusat perhatian pakar fisiologi dan pakar psikologi. Hillenberg dan Collins menggunakan latihan relaksasi terhadap klien yang mengalami gangguan tidur, sakit kepala, tekanan darah tinggi, kecemasan, kecemasan berpidato, kecemasan umum, asma, peminum berat, hiperaktif dan sulit mengontrol amarah.

Berbagai macam bentuk relaksasi yang sudah ada adalah relaksasi otot, relaksasi kesadaran indra, relaksasi meditasi, yoga dan relaksasi hipnosa.25

Teknik relaksasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik relaksasi otot progresif. Teknik yang bertujuan membuat otot menjadi rilaks dan mengurangi tingkat stress, insomnia depresi, kelelahan, iritabilitas, spasmeotot, fobia ringan, gagap ringan, dan dapat membangun emosi positif dari emosi negatif. 26 Karena pada dasarrya saat seseorang mengalami kesulitan tidur yang disebabkan karena faktor kondisi psikologis seperti, tertekan, cemas, gelisah, setres bahkan depresi mengalami ketegangan otot pusat sehingga menjadi kesulitan memulai tidur atau terganggu tidurnya.

Pada tulisan ini penulis tertarik mengangkat isu tentang teknik relaksasi dalam mengatasi insomnia pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam. Insomnia atau gangguan tidur jika terus dibiarkan tanpa upaya penanganan akan berpengaruh terhadap fisik maupun psikologis serta mempengaruhi akademik nya seperti terganggunya pelajaran

24Ibid, 17

25 I P. Sujaya, “Penerapan Konseling Behavioral Dengan Teknik Relaksasu Untuk Meningkatan Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas VIII C SMPNegeri 2 Seririt”, Jurnal Ilmiah dan Konseling, Volume 2 Nomor 1, 2019, hlm 3-4.

26 Rina Mariyana, “Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur Pada Remaja”, Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, Volume 4 Nomor 1 Februari 2019, hlm 81.

(25)

10

atau memahami pelajaran juga sosialnya baik jangka pendek maupun panjangnya, sehingga tindakan dari para calon konselor dibidang ini diperlukan dalam kasus ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya insomnia pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram ?

2. Bagaimana prosesteknik relaksasi untuk mengatasi insomnia pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram?

3. Bagaimana hasil teknik relaksasi dalam mengatasi insomnia pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berangkat dari fokus penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan di atas dan agar sasaran yang akan di capai dalam penelitian ini lebih terarah. Maka berikut penjabaran tujuan penelitian yang akan dicapai:

a. Untuk mengetahuifaktor-faktor yang menyebabkan terjadinya insomnia pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram.

b. Untuk mengetahui prosesteknik relaksasi dalammengatasi insomnia pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram.

c. Untuk mengetahui hasil dari prosesteknik relaksasi dalam mengatasi insomnia pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

1) Untuk mengembangkan khazanah keilmuan konseling dan psikologi dengan fokus pembahasanteknik relaksasi dalam mengatasi insomnia pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram.

(26)

11

2) Diharapkan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian

sejenis,bisamenjadikanpenelitianinisebagairefrensiserta mampumengungkapkanhal-halyangbelum

terungkapdalam penelitian ini.

b. Secara praktis 1) Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu acuan yang bisa digunakan untuk melakukan teknik relaksasi desensititasi sistematis untuk mengatasi insomnia pada mahasiswa bimbingan konseling islam universitas islam negeri Mataram?

2) Bagi penulis

Bagi penulis hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan referensi untuk terus meningkatkan kapasitas diri dalam melakukanteknik relaksasi, juga agar dapat berbagi pengalaman dan ilmu kepada orang lain terkait teknik teknik relaksasi untuk mengatasi insomnia pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Mataram.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Menghindari pembahasan yang keluar dari fokus penelitian, maka cakupan dan bahasan dalam penelitian ini hanya akan membahas hal-hal yang terkait dengan fokus penelitian yang sudah dikemukakan sebelumnya mengenai teknik relaksasi khusus nya relaksasi otot progresif untuk mengatasi insomnia pada mahasiswa (mahasiswa perempuan atau mahasiswi) bimbingan konseling islam universitas Islam negeri Mataram, sehingga penelitian ini bisa berfokus pada fokus penelitian saja. Sedangkan seting atau lokasi diadakan di Laboratorium Konseling dan Psikologi Al-Tazkiah Prodi Bimbingan Konseling Islam, fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Mataram.

E. Telaah Pustaka

Berdasarkan tema yang diangkat adalah”teknik relaksasiuntuk mengatasi insomnia pada mahasiswa bimbingan konseling islam”

ada beberapa hal yang harus peneliti lakukan dalam penelitian dan mengambil rujukan dari:

(27)

12

1. Jurnal Setiyo Purwanto dengan judul “Mengatasi Insomnia Dengan Terapi Relaksasi”27, terfokus :Bagaimana terapi relaksasi mampu mengurangi gangguan tidur ?

Didalam Jurnal Setiyo Purwanto dengan judul “Mengatasi Insomnia Dengan Terpai Relaksasi”, menyimpulkan yakni :

Tidur adalah kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, gangguan tidur yang sering muncul adalah insomnia.

Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.

Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Cukup banyak orang yang mengalami satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini. penyebab insomnia yang utama adalah adanya permasalahan emosional, kognitif, dan fisiologis. Memasuki kondisi tidur karena dengan mengendorkan otot secara sengaja akan membentuk suasana tenang dan santai Suasana ini diperlukan untuk mencapai kondisi gelombang alpha yaitu suatu keadaan yang

diperlukan seseorang untuk tidur.

2. Jurnal Rina Mariyana dengan judul “Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur Pada Remaja” 28, terfokus : pada pemeberian teknik relaksasi progresif dalam menstimulasi turunnya sistem saraf simpatis sehingga otot menjadi rilekspada remaja di Asrama PutriDiniyah Moderen.

27Setiyo Purwanto, “Mengatasi Insomnia Dengan Terpi Relaksasi”,Jurnal Kesehatan, Vol. I, No. 2, Desember 2010, hlm 146.

28 Rina Mariyana, “Efektivitas Teknik Relaksasi .., hlm 86.

(28)

13

Didalam jurnal Rina Mariyana dengan judul “Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur Pada Remaja”, menyimpulkan yakni :

Teknik relaksasi progresif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap status kesulitan tidur yang dialami oleh remaja. Teknik ini perlu dikembangkan lebih baik agar dapatmengatasi kesulitan tidur pada remaja sehingga remaja mempunyai status tidur yang berkualitas. Teknik relaksasi progresif membantu memperbaiki kesulitan tidur remaja.

Penelitian yang lebih mendalam perlu dilakukan terhadap respon kesulitan tidur pada remaja.

3. Skripsi Siti Yunia Riska dengan judul “Penerapan Teknik Solution Focused Brief Therapy Dalam Penanganan Insomnia Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam UIN Mataram”,29 terfokus :

Apa Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam UIN Mataram Mengalami Masalah Sulit Tidur?

Bagaimana Dampak Penerapan Teknik SFBT Dalam Penanganan Masalah Sulit Tidur Pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam UIN Mataram?

Didalam skripsi Siti Yunia Riska dengan judul “Penerapan Teknik Solution Focused Brief Therapy Dalam Penanganan Insomnia Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam UIN Mataram”, menyimpulkan yakni :

Insomnia adalah kesulitan untuk tidur. Ada 3 jenis insomnia, yaitu: insomnia sementara, insomnia jangka pendek, dan insomnia kronis. Gejala yang ditimbulkan mengantuk pada siang hari, mudah lelah saat beraktivitas, sulit fokus dalam beraktivitas. Faktor-faktor penyebab insomnia yaitu faktor psikologis dan stres, gaya hidup, pengaruh gangguan lingkungan.

29 Siti Yunia Riska, “Penerapan Teknik Solution Focused Brief Therapy Dalam Penanganan Insomnia Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam UIN Mataram”, (Skripsi, FDIK UIN Mataram, 2021), hlm 3.

(29)

14

Dampak penerapan teknik solution focused brief therapy dalam penanganan insomnia pada mahasiswa jurusan bimbingan konseling Islam UIN Mataram sudah mengalami perubahan yang cukup baik. Saat ini sudah bisa kembali tidur dengan normal.

4. Jurnal Fharunisa Fayzun dan Luluk Cahyanti dengan judul

“Terapi Relaksasi Otot Progresif Untuk Menurunkan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus”30, terfokus : Bagaimana gambaran penerapan terapi relaksasi otot progresif untuk menurunkan tingkat stress ?

Didalam jurnal Fharunisa Fayzun dan Luluk Cahyanti dengan judul “Terapi Relaksasi Otot Progresif Untuk Menurunkan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus”, menyimpulkan yakni :

Terapi relaksasi otot progresif dapat menurunkan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir di Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus. Responden 1 dan responden 2 yaitu Saudara. D mengalami penurunan tingkat stres dari stres berat dengan skor 30 skala PSS-10 menjadi stres sedang dengan skor 20 skala PSS-10. Responden 2 yaitu Sdr.A juga mengalami penurunan tingkat stres dari stres sedang dengan skor 26 skala PSS-10 menjadi stres ringan dengan skor 8 skala PSS-10.

30 Fharunisa Fayzun dan Luluk, “Terapi Relaksasi Otot Progresif Untuk Menurunkan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir diAkademi Keperawatan Krida Husada Kudu, Jurnal Profesi Keperawatan, Vol. 6 No. 2 Juli 2019, hlm 123.

(30)

15 Tabel 1.1

Ringkasan Telaah Pustaka No Peneliti dan Judul Kerangka

Teori Perbedaan Persamaan Kesimpulan

1 Jurnal Setiyo Purwanto

dengan judul

“Mengatasi Insomnia

Dengan Terpi

Relaksasi”

Insomnia Dengan Terpi Relaksasi

Perbedaan terletak pada subjek, pendekatan

penelitian dan metode pemilihan sampel, penelitian terdahulu

menggunakan subjek lansia dengan pendekatan

deskriptif kualitatif

dan metode

pemilihan sampel dengan purpoive sampling sedangkan penelitian sekarang menggunakan subjek

Memiliki focus penelitian yang sama, yaitu ingin melihat proses dan hasil dari penerapan Teknik relaksasi pada konseli yang mengalami insomnia. Serta memiliki metodologi penelitian yang sama yaitu kualitatif.

a. Tidur adalah kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, gangguan tidur yang sering muncul adalah insomnia. Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengahmalam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita

(31)

16 mahasiswa, dengan pendekatan

fenomenologi dan pemilihan sampel berdasarkan ciri-ciri insomnia pada buku PPDGJ III.

terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.

b. Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Cukup banyak orang yang mengalami satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini.

penyebab insomnia yang utama adalah adanya permasalahan emosional, kognitif, dan fisiologis.

Memasuki kondisi tidur

(32)

17

karena dengan

mengendorkan otot secara sengaja akan membentuk suasana tenang dan santai Suasana ini diperlukan untuk mencapai kondisi gelombang alpha.

2 Jurnal Rina Mariyana dengan judul

“Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur Pada Remaja”

Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur Pada Remaja

Perbedaan terletak pada subjek penelitian dan metodologi penelitian,

penelitian terdahulu subjeknya dengan remaja awal dan metode penelitian kuantitatif pendekatan pre- eksperiment intact group comprasion.

Juga penelitian sebelumnya lebih

Sama-sama membahas kasus insomnia dan teknik relaksasi.

Namun dalam

penelitian sebelumnya lebih ke insomnia jangka Panjang atau kronis. Sedangkan penelitian yang sekarang focus

penelitiannya lebih ke insomnia sementara atau pendek, serta sama-sama

menggunakan Teknik

Teknik relaksasi progresif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap status kesulitan tidur yang dialami oleh remaja. Teknik ini perlu dikembangkan lebih baik agar dapatmengatasi kesulitan tidur pada remaja sehingga remaja mempunyai status tidur yang berkualitas. Teknik relaksasi progresif membantu memperbaiki kesulitan tidur remaja. Penelitian yang lebih mendalam perlu dilakukan terhadap respon kesulitan

(33)

18 keingin melihat tingkat pengaruhnya saja.Sedangkan penelitian sekarang menggunakan subjek mahasiswa dewasa awal dan metode penelitian kualitatif deskriptif, dan mencoba membantu untuk menyelsaikan masalah tersebut.

relaksasi otot progresif.

tidur pada remaja.

3 Skripsi Siti Yunia Riska

dengan judul

“Penerapan Teknik Solution Focused Brief Therapy Dalam Penanganan Insomnia Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam UIN Mataram”

Teknik Solution Focused Brief Therapy

Dalam Penanganan Insomnia Mahasiswa Jurusan Bimbingan

Perbedaan terletak pada teknik yang digunakan,

penelitian terdahulu menggunakan teknik Solution Focused Brief Therapy dalam mengatasi insomnia.

Sedangkan

penelitian sekarang

Sama-sama membahas insomnia,

menggunakan subjek dan metodologi penelitian yang sama, penelitian terdahulu membahas kasus tentang insomnia pada mahasiswa BKI UIN Mataram dengan

a. Insomnia adalah kesulitan untuk tidur. Ada 3 jenis insomnia, yaitu: insomnia sementara, insomnia jangka pendek, dan insomnia kronis. Gejala yang ditimbulkan mengantuk pada siang hari, mudah lelah saat beraktivitas, sulit fokus

(34)

19 Konseling

Islam

menggunakan teknik relaksasi otot progresif dalam mengatasi insomnia pada mahasiswa BKI UIN Mataram.

metodologi penelitian kualitatif pendekatan

studi kasus.

Sedangkan penelitian yang sekarang bersetting di UIN Mataram juga dengan subjek penelitian mahasiswa BKI dan metodologi kualitatif, namun bukan studi kasus melaikan deskriptif.

dalam beraktivitas.

Faktor-faktor penyebab insomnia yaitu faktor psikologis dan stres, gaya hidup, pengaruh gangguan lingkungan.

b. Dampak penerapan teknik solution focused brief therapy dalam penanganan insomnia pada mahasiswa jurusan bimbingan konseling Islam UIN

Mataram sudah

mengalami perubahan yang cukup baik. Saat ini sudah bisa kembali tidur dengan normal.

4 Jurnal Fharunisa Fayzun dan Luluk Cahyanti dengan judul

“Terapi Relaksasi Otot Progresif Untuk

Terapi

Relaksasi Otot Progresif Untuk Menurunkan

Perbedaan terletak

pada fokus

penelitaian dan metodologi

penelitian, penelitian

Persamaan, sama- sama menggunakan subjek mahasiswa dan teknik relaksasi otot progresif.

Terapi relaksasi otot progresif dapat menurunkan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir di Akademi Keperawatan

(35)

20 Menurunkan Tingkat

Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus

Tingkat Stres Pada

Mahasiswa Tingkat Akhir

terdahulu fokus penelitiannya

membahas setres

yang memang

merupakan salah satu faktor penyebab dari insomnia dengan metodologi penelitian

menggunakan

metode evaluasi dengan memfokus kan pada satu masalah penting yang telah dipilih

Krida Husada Kudus.

Responden 1 dan responden 2 yaitu Saudara. D mengalami penurunan tingkat stres dari stres berat dengan skor 30 skala PSS-10 menjadi stres sedang dengan skor 20 skala PSS-10. Responden 2 yaitu Sdr.A juga mengalami penurunan tingkat stres dari stres sedang dengan skor 26 skala PSS-10 menjadi stres ringan dengan skor 8 skala PSS-10.

5 Siti Halimah Teknik Dalam Mengatasi Insomnia Pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam.

Teknik Dalam Mengatasi Insomnia Pada Mahasiswa BimbinganKon seling Islam.

Perbedaan dengan penelitian

sebelumnya terletak pada konteks, subjek, dan fokus penelitian.

Persamaan dengan penelitian

sebelumnya, sama- sama membahas tentang penanganan insomnia dengan tekknik relaksasi otot

Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa hidupnya, diperkirakan setiap tahunnya 20 –40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya

(36)

21

progresif. mengalami masalah serius.

Insomnia dapat menyerang semua usia mulai dari anak- anak, remaja, dewasa, dan lansia. Hal ini tidak menutup

kemungkinan bahwa

mahasiswa juga dapat terserang insomnia.

Sehingga perlunya diberikan perlakuan untuk diberikan penanganan terkait masalah kesulitan tidur atau insomnia dari tingkat ringan sampai yang terbilang serius

khususnya untuk mahasiswa di Prodi Bimbingan

Konseling Islam, yaitu Teknik Relaksasi dan Cognitive Behavior Therapy (CBT) Dalam Mengatasi Insomnia pada mahasiswa prodi Bimbingan Konseling

(37)

22

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Mataram.

(38)

23 F. Kerangka Teori

1. Teknik Relaksasi a. Pengertian Relaksasi

Relaksasi pada hakikatnya termasuk dalam teknik behavioral classic. MenurutSuryani (dalam Lutfi Fauzan) Relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan mental sehingga menjadi rileks. 31 Hillenberg dan Collins menggunakan latihan relaksasi terhadap klien yang mengalami gangguan tidur, sakit kepala, tekanan darah tinggi, kecemasan, kecemasan berpidato, kecemasan umum, asma, peminum berat, hiperaktif dan sulit mengontrol amarah. Berbagai macam bentuk relaksasi yang sudah ada adalah relaksasi otot, relaksasi kesadaran indra, relaksasi meditasi, yoga dan relaksasi hipnosa.

Teknik relaksasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik relaksasi otot progresif.Relaksasi otot progresif merupakan salah satu teknik untuk mengurangi ketegangan otot dengan proses yang sistematis menegangkan otot kemudian merilekskannya kembali. Relaksasi ini diperkenalkan oleh Edmund Jacobson pada tahun 1938. Selain untuk memfasilitasi tidur , relakasi otot progresif juga bermanfaat untuk mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi stress dan depresi, menghilangkan kelelahan32

b. Tujuan dan Manfaat Relaksasi

Menurut Herodes, tujuan dari teknik ini adalah untuk :

1) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolic.

2) Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen.

3) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokuskan perhatian serta relaks.

4) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.

5) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress.

31Rafknoeledge, Insomnia dan.. ,hlm 39

32 I P. Sujaya, “Penerapan Konseling Behavioral Dengan Teknik .., hlm 3-4.

(39)

24

6) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap ringan, dan

7) Membangun emosi positif dari emosi negative.33

Menurut Welker, penggunaan teknik relaksasi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :

1) Memberikan ketenangan batin bagi individu 2) Mengurangi rasa cemas, khawatir dan gelisah.

3) Mengurangi tekanan dan ketegangan jiwa

4) Mengurangi tekanan darah, detak jantung jadi lebih rendah dan tidur menjadi nyenyak.

5) Memberikan ketahanan yang lebih kuat terhadap penyakit.

Terapi relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi ketegangan pikiran dan otot-otot akibat stress karena ketengangan dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh. Bila ketegangan terjadi maka tubuh akan menjadi lemah dan akibatnya tubuh tidak dapat melakukan fungsinya secara optimal.34

c. Tahapan-tahapan Relaksasi

Dalam menerapkan teknik relaksasi kita perlu mempertimbangkan beberapa persiapan yang harus diperhatikan seperti setting lingkungan yang tenang atau tidak mengganggu, pakaian yang longgar atau tidak mengikat, perut yang tidak sedang kelaparan atau kekenyangan, serta tempat yang nyaman dan tepat untuk mengambil posisi tubuh. Bisa pula ditambahkan aromatherapy dan alunan musik klasik dalam pelaksanaan teknik relaksasi. Posisi atau postur untuk relaksasi bebas, dapat dengan duduk di lantai atau kursi, berdiri ataupun berbaring yang penting dapat membawa konseli ke keadaan rileks atau istirahat serta berguna untuk memperbaiki postur tubuh yangsalah.35

Adapun tahapan-tahapan dari teknik relaksasi otot progresif menurut Setyoadi dan Kushariyadi, diantaranya :

1) Persiapan

33Rina Mariyana, “Efektivitas Teknik Relaksasi .., hlm 82.

34Gardha Rias Arsy, “Terapi Relaksasi Otot Progresif Untuk Mengatasi Insomnia Di Masa Pademic Covid-19”, Jurnal Pengabdian, Volume. 4, Nomor. 1, Januari2021, hlm 22.

35Zakki Nurul Amin, PortofolioTeknik.., hlm 18.

(40)

25

Adapun Persiapan alat dan lingkungan yaitukursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi.

a) Memahami tujuan, manfaat dan prosedur.

b) Memposisikantubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri.

c) Anjurkan klien untuk melepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.

d) Melonggarkanikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.

2) Prosedur

Adapun prosedur dari tindakan teknik relaksasi otot progresif adalah sebagai berikut :

a) Gerakan 1 ini ditujukan untuk melatih otot tangan.

1) Dengan cara genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.

2) Kemudian buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.

3) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.

4) Lakukangerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.

5) Kemudian lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

b) Gerakan 2 yaitu ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.

1) Dengan menekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lenganbawah menegang.

2) Dan selanjutnya Jari-jari menghadap ke langit- langit.

c) Gerakan 3 yaitu ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan).

(41)

26

1) Dengan cara menggengnggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.

2) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.

d) Gerakan4 yaitu ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.

1) Mengangkatkedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua telinga.

2) Memfokuskan perhatian gerakan pada kontrak ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.

e) Gerakan 5 dan 6 ini ditujukan untuk melemaskan otot- otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).

1) Menggerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa kulitnya keriput.

2) Lalu tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot- otot yang mengendalikan gerakan mata.

f) Gerakan 7 yaitu ditujukan untuk mengendurkan keteganganyang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.

g) Gerakan 8 yaitu ditujukan untuk mengendurkan otot- otot di sekitar mulut.Dengan cara bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

h) Gerakan 9 yaitu ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun belakang.

1) Gerakanini diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan.

2) Lalu letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.

3) Kemudian tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat

(42)

27

merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.

i) Gerakan 10 yaitu ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.

1) Dengan cara gerakan membawa kepala ke muka.

2) Kemudian benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.

j) Gerakan 11 yaitu ditujukan untuk melatih otot punggung

1) Angkat tubuh dari sandaran kursi.

2) Punggung dilengkungkan

3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.

4) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi lurus.

k) Gerakan 12 yaitu ditujukan untuk melemaskan otot dada.

1) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak banyaknya.

2) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.

3) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks.

l) Gerakan 13 yaitu ditujukan untuk melatih otot perut 1) Tarik dengan kuat perut kedalam

2) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik,lalu dilepaskan bebas.

3) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.

m) Gerakan 14 sampai 15 yaitu ditujukan untuk melatih otot-otot kaki ( seperti paha dan betis ).

1) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.

(43)

28

2) Kemudian lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehinggaa ketegangan pindah ke betis.

3) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu lepas.

4) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.36 Dengan melakukan pemberian relaksasi otot progresif secara fisiologis dapat menimbulkan efek rileks yang melibatkan saraf simpatis dalam system saraf pusat. Fungsi salah satu saraf simpatis adalah menurunkan produksi hormone adrenalis atau efinefrin (hormone stress) asumsi dasar lain pemilihan relaksasi otot progresif selain mempengaruhi kerja system saraf simpatis dan saraf parasimpatis adalah bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada otot-ototketika stress maka otot-otot pada beberapa bagian tubuh menjadi menegang seperti otot, leher, punggung, dan lengan. Semakin melemasnya otot maka mengurangi strukturasi ketegangan dan individu yang dalam kondisi rileks secara otomatis dapat memudahkan proses terjadinya pengubahan pola pikirnya yang tidak logika atau keyakinan yang rasional menjadi pola pikir yang rasional atau keyakinan yang rasional.

Hal tersebut sesuai dengan teori Triyanto,bahwa teknik relaksasi semakin sering dilakukan terbukti efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan, mengatasi insomnia dan asma. Ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mashudi,mengatakan relaksasi akan memberikan hasil setelah dilakukan sebanyak 3 kali latih.37

d. Kelebihan dan kekurangan teknik relaksasi Kelemahan teknik Relaksasi:

1) Teknik ini memerlukan waktu yang cukup lama agar konseli dapat benar-benar merasa rileks dan merasa nyaman dari kecemasan-kecemasannya.

36Jumrotin, dkk. “Terapi Relaksasi Progresif.., hlm 81-82.

Jumrotin, dkk. “Terapi Relaksasi Progresif Untuk Menurunkan Kecemasan Siswi Dalam Menghadapi Menarche”, Jurnal Psikologi Indonesia, Volume 7 Nomor 1 Juni 2018, hlm 81-82.

37Ibid, hlm 84.

(44)

29

2) Teknik relaksasi membutuhkan lingkungan yang kondusif dan sarana prasarana yang mendukung terciptanya kenyamanan dan situasi relaks.

3) Jika konselor tidak cakap dalam memberikan instruksi saat teknik relaksasi tidak dapat maksimal.

Kelebihan teknik Relaksasi :

1) Apabila dilakukan dengan tahap yang benar, teknik relaksasi dapat secara efesien terbukti menurunkan kecemasan dam ketegangan serta membuat konseli lebih relaks.

2) Secara efektif membuat konseli memahami kecemasannya dari kecemasan yang ringan sampai yang berat38

2. Insomnia

a. Pengertian Insomnia

Insomnia berasal dari kata in artinya tidak dan somnus yang berarti tidur, jadi insomnia berarti tidak tidur atau gangguan tidur.The Diagnostic and Statistical of Mental Disorder (DSM-IV) mendefinisikan gangguan insomnia primer adalah keluhan tentang kesulitan mengawali tidur dan /atau menjaga keadaan tidur atau keadaan tidur yang tidak restoratif minimal satu bulan terakhir.39 Di dalam buku “Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III” juga menjelaskan bahwa insomnia adalah suatu kondisi tidur yang tidak memuaskan secara kuantitas dan kualitas yang berlangsung untuk suatu kurun waktu tertentu.Dari beberapa definisi di atas peneliti mengambil kesimpulan insomnia adalah kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur, mendapatkan kualitas tidur yang buruk dan terganggunya aktifitas sehari-hari penderitanya karena tidur yang terganggu.40

Diagnosis insomnia menurut buku saku diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkasan dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD- 11:

1) Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk.

38Ibid, hlm 4-5

39 Setiyo Purwanto, Mengatasi.., hlm, 144.

40Zamril Ahmad, Yesi Maifita dkk. “Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa : A Literature Review”, Jurnal Menara Medika, Vol. 3, No.1September 2020, hlm 75.

(45)

30

2) Ganggun terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal satu bulan.

3) Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleepless-ness) dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.

4) Ketidakpuasan terhadap kualitas tidur dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.41

Adapun Karakteristik Insomnia menurut DSM IV diantaranya ; 1) Induksi tidur

2) Terbangun dimalam hari

3) Bangun lebih awal dari yang diinginkan 4) Total durasi tidur

5) Kualitas tidur secara keseluruhan 6) Rasa nyaman disiang hari

7) Fungsi fisik dan mental disiang hari

8) Gangguan tidur terjadi selama lebih dari 1 bulan

9) Gangguan tidur menimbulkan rasa gelisah, kelelahan, dan kekhawatiran atau menurunkan fungsi dan peran kerja42

Berdasarkan karakteristik insomnia maka peneliti memaparkan kriteria dari subjek penelitian insomnia pada mahasiswa bimbingan konseling islam dari semester IV (empat) dan semester VIII (delapan) dengan kriteria sebagai berikut :

1) Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang berkualitas untuk kebutuhan tubuh meski banyak waktu yang tersedia untuk jam tidurnya.

2) Gangguan yang dirasakan oleh seorang pelaku insomnia itu berlangsung minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan.

3) Terbangun dimalam hari secara tiba-tiba dan kesulitan kembali untuk memulai tidur.

4) Bangun pagi sekali, meski dimalam hari memulai tidur itu sudah larut malam sekali.

41Dr. Rusdi Maslim , dr, SPKJ, M.Kes, Diagnosis Gangguan Jiwa.., hlm 93.

42 Artani Hapsari&Afif Kurniawan, “Efektivitas Cognitive .., hlm 225-226

(46)

31

5) Total durasi tidur dalam sehari kurang dari 8 atau 6 jam, yang mana jam tidur orang normal dan sehat berdasarkan ilmu medis adalah sekitar 8 atau 7 jam.

6) Saat bangun pagi tidak merasa segar, namun yang dirasa lebih kemerasa loyo dan tidak bersemangat.

7) Induksi tidur, merupakan upaya yang dilakukan untuk bisa memulai tidur lebih cepat dan nyaman. Namun tetap merasa kesulitan tidur dan memulai tidur lebih dari 30 menit.

8) Ketidakpuasan terhadap kualitas tidur menyebabkan penderitaan atau gangguan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial (pekerjaan, acara pengajian, ariasan menjadi kurang fokus), fisik (pusing, nyeri tengkuk, rasa tidak nyaman, kelelahan) dan psikis (stres emosional, kecemasan) dan sebagainya.

Insomnia dikelompokkan dalam tiga tipe. Tipe pertama adalah penderita yang tidak dapat atau sulit tidur selama 1 sampai 3 jam pertama. Namun, karena kelelahan akhirnya tertidur juga. Tipe ini biasanya dialami penderita usia muda yang sedang mengalami kecemasan. Tipe kedua, dapat tidur dengan mudah dan nyenyak, namun setelah 2 sampai 3 jam tidur terbangun. Kejadian ini bisa berlangsung berulang kali. Tipe ketiga, penderita dapat tidur dengan mudah dan nyenyak, namun pada pagi buta dia terbangun dan tidak dapat tidur lagi. Ini biasa dialami orang yang sedang mengalami depresi.43

Menurut National Institute of Health Insomnia atau gangguan sulit tidur dibagi menjadi tiga yaitu insomnia sementara (intermittent) terjadi bila gejala muncul dalam beberapa malam saja.

Insomnia jangka pendek (transient) bila gejala muncul secara mendadak tidak sampai berhari-hari, kemudian insmonia kronis

43Fitri Eka Wulandari1, “Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Tingkat Insomnia Mahasiswa/i Angkatan 2012/2013 Progrm Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas diPonegoro”, JurnalKedokteran diPonogoro, Volume 6, Nomor 2, April 2017, hlm, 551.

Referensi

Dokumen terkait

Konselor menetapkan jenis bantuan berdasarkan diagnosa, yaitu berupa bimbingan konseling Islam dengan menggunakan terapi realitas, karena melihat kasus yang dialami oleh

Ada beberapa langkah dalam Bimbingan dan Konseling Islam antara lain: 1) Identifikasi masalah, dimaksudkan untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul yang menyebabkan

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, dan guru bidang studi ujian nasioanal, bahwa

Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan subjek penelitian diperoleh informasi bahwa guru bimbingan dan konseling berperan dalam mengatasi

Pengamatan penulis pada mahasiswa semester VII jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau dari Tahun Akademik 2014- 2015

Materi dan media merupakan salah satu elemen penting dalam memberikan layanan bimbingan konseling Islam agar lebih efisien dan efektif. Namun, dalam pemberian materi

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang Motif Prokrastinasi Pada Mahasiswa Angkatan 2016 di Prodi Bimbingan dan Konseling Islam yang Belum Lulus BTA-PPI

1) Data yang berkaitan langsung tentang pengukuran nilai skor skala keaktifan berorganisasi mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Islam. Adapun indikator yang digunakan