• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024

N/A
N/A
Artika Sari

Academic year: 2023

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

LK. 2.3 Perancangan Pembelajaran (rancangan layanan bimbingan klasikal dan rancangan konseling individual)

NAMA : Artika Sari

ASAL SEKOLAH : SMK Bina Prestasi AMI Balikpapan

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024 Topik layanan “Meningkatkan

self directed learning”

Komponen layanan

Layanan dasar

Sasaran Kelas X (fase E) Bidang layanan Belajar Metode/teknik Bimbingan

kelompok dengan metode PBL

Fungsi layanan Pengentasan

Tanggal Pelaksanaan menyesuaikan Waktu 2x45Menit 1. Tujuan

SKKPD/CAPAIAN LAYANAN

Kematangan Intelektual

Pengenalan Akomodasi Tindakan

Siswa dapat memiliki

kemandirian dalam belajar dan mencapai hasil belajar secara optimal.

Peserta didik mampu

mengidentifikasi kemandirian dalam belajar (C1)

Peserta didik mampu menggali strategi

pembelajaran mandiri (C2)

Peserta didik dapat

mengasumsikan bagaimana strategi pembelajaran mandiri yang baik dan tepat (A3)

Peserta didik dapat mengelola bagaimana strategi pembelajaran yang baik dan tepat (P5)

Profil Pelajar Pancasila Mandiri.

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

(2)

2. KEGIATAN LAYANAN

1. Tahap Awal Tahap Pendahuluan

1. Guru BK mengucapkan salam dan menyapa peserta didik dan mengajak peserta didik berdoa

2. Guru BK memeriksa kehadiran peserta didik

(melakukan presensi) dan mengapresiasi peserta didik.

3. Guru menyampaikan topik/tema layanan.

4. Guru BK menyampaikan tujuan khusus layanan.

2. Tahap Inti Sintaks Problem Based Learning:

a) Orientasi peserta didik pada masalah.

1. Guru BK memberikan penjelasan materi layanan yang ditampilkan dalam Power Point.

2. Guru BK menampilkan tayangan video pembelajaran self directed learning

https://www.youtube.com/watch?v=tCnvF9R_weQ b) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.

3. Guru BK membentuk kelompok untuk berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam video di media, setiap kelompok terdiri dari 6 orang.

c) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.

4. Guru BK meminta peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok untuk membahas strategi

pembelajaran di dalam video

d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

5. Guru BK memberikan LKPD.

6. Guru BK meminta peserta didik menuliskan hasil dari diskusi kemudian melakukan presentasi

e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

7. Guru BK memberikan umpan balik atau tanggapan dari hasil presentasi kelompok.

8. Guru BK meminta kelompok yang lain menanggapi.

3. Tahap Penutup 1. Guru BK meminta peserta didik menyimpulkan materi yang telah diberikan

2. Guru BK meminta peserta didik memberikan evaluasi terkait layanan yang telah dilakukan

3. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.

4. Guru menyampaikan pesan dan harapan.

(3)

5. Guru menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik berdoa dan mengakhiri dengan salam.

3. EVALUASI

Evaluasi proses a. Keterlaksanaan program b. Kesesuaian program

c. Perolehan peserta didik pasca layanan d. Perhatian peserta didik

Evaluasi hasil a. Peserta didik merencanakan strategi pembelajaran mandiri yang baik dan tepat

b. Peserta didik dapat mengelola bagaimana strategi pembelajaran mandiri yang baik dan tepat

Balikpapan, 17 November 2023

Mengetahui Dosen Pembimbing

Dr. Caraka Putra Bhakti, M.Pd.

Guru BK

Artika Sari, S.Pd

LAMPIRAN 1 1. Materi

Mengenal Self-Directed Learning

A. Pengertian Self-Directed Learning

(4)

Self-directed learning (SDL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memungkinkan pelajar dapat mengambil inisiatif sendiri, dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber-sumber untuk belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi pembelajaran, dan mengevaluasi output pembelajaran. Self- directed learning sebagai proses organisasi pembelajaran, terfokus pada otonomi siswa selama proses pembelajaran. Selanjutnya beberapa ahli menekankan model self-directed learning sebagai personal attribute dengan tujuan akhir pengembangan karakter, emosional serta otonomi intelektual (Song & Hill, 2007). Peran Pendidikan sebagai pembimbing peserta didik untuk bergerak ke arah konsep diri. Kesiapan belajar didefinisikan sebagai tingat kesiapan dimana siswa telah memperoleh sikap, kemampuan, dan kepribadian yang diperlukan untuk belajar mandiri (Ranvar, 2015). Self-directed learning didefinisikan sebagai suatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang 9 lain untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber- sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai serta mengevaluasi hasil belajarnya sendiri (Knowles, 1975 dalam Mulube, 2014). Rachmawati (2010) mengartikan self- directed learning sebagai metode pembelajaran yang bersifat fleksibel namun tetap berorientasi pada planning, monitoring, dan evaluating bergantung pada kemampuan siswa dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan otonomi yang dimilikinya. Kegiatan mandiri tersebut menuntut siswa untuk dapat mengatur sumber-sumber belajar yang ada sesuai dengan kebutuhan dan konteks pembelajaran

Jika metode pembelajaran ini diterapkan di kelas, siswa dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri agar mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Self-directed learning juga menjadi upaya untuk menambah pengetahuan, meningkatkan keahlian dan prestasi, serta mengembangkan diri agar menjadi lebih baik. Pelaksanaan pembelajaran ini diawali dengan inisiatif diri sendiri dengan belajar merencanakan belajar sendiri atau self-planned dan melakukan pembelajaran mandiri atau self-conducted.

Dengan menerapkan pembelajaran ini, siswa akan mampu menyadari kebutuhan belajar, tujuan belajar, pentingnya membuat strategi belajar yang baik dan tepat, bisa menilai hasil belajar mandiri, dan mempunyai tanggung jawab sendiri untuk menjadi agen perubahan dalam diri.

B. Kelebihan dan Kekurangan Self-Directed Learning

Metode self-directed memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan (Huriah, 2018), yaitu : a) Kelebihan metode self-directed learning :

(5)

1) Siswa bebas untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri, sesuai dengan kecepatan belajar mereka dan sesuai dengan arah minat dan bakat mereka dalam menggunakan kecerdasan majemuk yang mereka miliki.

2) Menekankan sumber belajar secara lebih luas baik dari guru maupun sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukasi

3) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki secara menyeluruh.

4) Pembelajaran mandiri memberikan siswa kesempatan yang luar biasa untuk mempertajam kesadaran mereka akan lingkungan mereka dan memungkinkan siswa untuk membuat pilihan - pilihan positif tentang bagaimana mereka akan memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.

5) Siswa memiliki kebebasan untuk memilih materi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan. Disamping itu, cara belajar yang dilakukan sendiri juga lebih menyenangkan.

b) Kekurangan self directed learning:

1) Siswa bodoh akan semakin bodoh dan siswa pintar akan semakin pintar karena jarang terjadi interaksi satu sama lainnya.

2) Bagi siswa yang malas, maka siswa tersebut untuk mengembangkan kemampuannya atau pengetahuannya.

3) Ada beberapa siswa yang membutuhkan saran dari seseorang untuk memilih materi cocok untuknya atau karena siswa yang bersangkutan tidak mengetahui sampai seberapa kemampuannya.

C. Langkah-Langkah Self-Directed Learning

Secara garis besar, proses pembelajaran dalam self-directed learning dibagi menjadi tiga yaitu planning, monitoring, dan evaluating. Pada tahap perencanaan (planning), siswa merencanakan aktivitas pada tempat dan waktu dimana siswa merasa nyaman untuk belajar.

Siswa juga merencanakan komponen belajar yang diinginkan serta menentukan target belajar yang ingin dicapai. Pada tahap monitoring, siswa mengamati dan mengobservasi pembelajaran mereka. Banyak tantangan belajar yang dapat ditemukan oleh siswa ketika siswa memonitor pelajaran mereka sehingga akan menjadikan proses belajar yang lebih bermakna. Dalam tahap evaluasi, siswa mengevaluasi pelajaran dan pengetahuan yang dimiliki kemudian guru memberikan umpan balik serta mengkolaborasikan pengetahuan siswa yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu pemahaman yang benar. Guru tidak dapat mengevaluasi siswa

(6)

secara langsung melainkan menyiapkan waktu untuk evaluasi dan umpan balik bagi masing – masing siswa (Song & Hill, 2007).

Enam tahap self-directed learning menurut Saha (2006) meliputi: 1) setting suasana belajar, 2) diagnosis kebutuhan dalam pembelajaran, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) identifikasi kemampuan pembelajar dan sumber belajar di dalam pembelajaran, 5) implementasi dan pemilihan strategi belajar yang tepat, dan 6) evaluasi hasil belajar. Self-directed learning dapat terbentuk melalui empat tahap (Gibbons, 2002). Pertama, siswa berfikir secara mandiri, artinya siswa tidak menggantungkan pemikirannya pada guru, tetapi pada pemikirannya sendiri. Kedua, siswa belajar memahami diri sendiri. Ketiga, siswa belajar perencanaan diri, bagaimana siswa akan beajar mencapai program dan tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Keempat, terbentuknya self-directed learning siswa memutuskan sendiri apa yang akan dipelajarinya dan bagaimana akan mempelajari.

Huda (2013) merumuskan empat tahap proses self-directed learning, yaitu:

a. Planning

Yang termasuk dalam tahap ini antara lain: menganalisis kebutuhan peserta didik, institusi dan persoalan kurikulum, melakukan analisis terhadap skill atau kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, merancang tujuan pembelajaran yang continuum, memilih sumber daya yang tepat untuk pembelajaran, serta membuat rencana mengenai aktivitas pembelajaran harian.

b. Implementing

Pendidik mempromosikan kemampuan yang dimiliki peserta didik, menerapkan pembelajaran sesuai dengan hasil adopsi rencana dan setting, penyesuaian yang telah dilakukan, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih metode yang sesuai dengan keinginannya.

c. Monitoring

Pada tahap ini pendidik melakukan mind-tas monitoring atau melakukan pengawasan terhadap pengerjaan tugas yang diberikan, study balance monitoring atau melakukan pengawasan peserta didik selama mengerjakan aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan dengan tugas utama pembelajaran, serta awareness monitoring atau mengawasai kesadaran dan kepekaan peserta didik selama pembelajaran.

d. Evaluating

Pendidik membandingkan hasil peserta didik, menyesuaikan dan melakukan penilaian peserta didik dengan tujuan yang telah dirancang sebelumnya, serta

(7)

meminta pernyataan kepada peserta didik, dengan mengajukan pertanyaan mengenai proses penyelesaian tugas.

D. Tingkat Kategori Self-Directed Learning

Guglielmino & Guglielmino (1991) dalam Fajrin (2014) membagi self-directed learning menjadi tiga tingkat kategori :

a. kategori rendah yaitu individu dengan skor self-directed learning yang rendah memiliki karakteristik yaitu siswa yang menyukai proses belajar yang terstruktur atau tradisional, seperti peran guru dalam ruangan.

b. self-directed learning dengan kategori sedang adalah individu dengan skor self-directed learning sedang memiliki karakteristik yaitu berhasil dalam situasi yang mandiri, tetapi tidak sepenuhnya dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar, perencanaan belajar dan dalam melaksanakan rencana belajar.

c. self-directed learning dengan kategori tinggi yaitu individu dengan skor selfdirected learning yang tinggi memiliki karakteristik yaitu siswa yang biasanya mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka, mampu membuat perencanaan belajar serta mampu melaksanakan rencana belajar tersebut.

Table 2.1 Model Staged Self-Directed Learning (SSDL)

Student Teacher Example

Tahap 1 Bergantung Wewenang,

pelatih

Pelatihan dengan segera memberikan umpan balik/ feedback. Drill. Mengatasi kekurangan dan hambatan.

Tahap 2 Tertarik Motivator,

pemandu

Inspirasi ceramah ditambah dengan panduan diskusi. Penentuan tujuan dan startegi pembelajaran

Tahap 3 Terlibat Fasilitator Diskusi dengan guru sebagai fasilitator.

Seminar. Projek kelompok

Tahap 4 Mandiri Consultant.

Delegator

Magang. Disertasi. Individu bekerja sendiri dalam pembelajaran kelompok Sumber: Grow, 1991

Dua prinsip dasar Model Grow (1991) adalah: pertama, desain instruksional seharusnya secara intelektual menantang, tetapi dalam zona pelajar perkembangannya proksimal; dan yang kedua adalah pendidik bertanggung jawab untuk menyesuaikan desain instruksional dengan peserta didik pada tahap pengarahan sambil mempersiapkan pelajar menuju ke tingkat pengarahan diri yang

(8)

lebih tinggi. Pendidik bertanggung jawab untuk memimpin peserta didik dari gaya belajar yang nyaman dan mereka sukai menuju gaya belajar mandiri yang lebih baik.

Peserta didik yang memiliki tingkat SDL tinggi adalah mereka yang tahu pasti yang menjadi tujuan belajarnya atau yang ingin dicapai dalam keinginan belajarnya, sudah dapat memilih sumber belajarnya sendiri dan mengetahui dimana bahan-bahan yang diinginkannya dapat ditemukan, memiliki kepercayan diri dan keyakinan untuk dapat menafsirkan topik pembelajaran dengan benar dan memilih bahan belajar dengan baik sesuai dengan program pembelajaran yang telah dirancang, mampu menilai tingkat kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajarannya atau untuk memecahkan masalah ketika menemukan kendala, bertanggung jawab serta aktif dalam proses pembelajaran serta memiliki motivasi dan disiplin belajar yang tinggi (Rusman, 2011; Senyuva dan Kaya, 2014).

Menurut Senyuva dan Kaya (2014) peserta didik dengan kondisi yang belum memiliki tingkat SDL yang rendah yakni lebih memilih pembelajaran yang melibatkan tutor, memiliki karakter lebih menyukai program pembelajaran yang sudah terstruktur dan cenderung menyukai program pembelajaran yang tujuannya sudah dirumuskan dengan jelas, menginginkan suatu program dengan komunikasi antara pendidik atau instruktur dan peserta didik yang telah diatur dengan jelas dan terjadwal atau pembelajaran yang berpusat pada instruktur/ dosen.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-Directed Learning

Menurut Huriah (2018), Dalyono (2009) dan Murad & Varkey (2004) self-directed learning (SDL) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam dirinya (faktor internal) dan faktor tang berasal dari luar (eksternal).

Faktor internal meliputi:

a. cara belajar dapat menentukan keberhasilan seseorang. Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran mahasiswa harus memahami cara belajar yang sesuai untuk mahasiswa tersebut. Dengan self-directed learning mahasiswa dapat memahami, mengetahui kekurangan cara belajar, dan mencari solusi cara belajar yang tepat.

b. Mood atau suasana hati yang baik, kesehatan yang baik akan mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk belajar secara mandiri.

c. Aktivitas belajar serta persiapan dapat menentukan kebiasaan yang dilakukan peserta didik dalam mendukung proses belajarnya.

d. Intelegensi berperan dalam pembentukan kemandirian belajar siswa, anak yang berperilaku mandiri mampu meningkatkan adanya control diri terhadap perilakunya terutama unsur kognitif (mengetahui, menerapkan, menganalisa, mensintesa, dan

(9)

mengevaluasi) dan afektif (menerima, menanggapi, mengahrgai, membentuk dan berpribadi).

e. Kesadaran mahasiswa dalam melakukan SDL sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Siswa harus memiliki kesadaran tinggi untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.

f. Orang yang berpendidikan akan mengenal dirinya lebih baik termasuk mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, sehingga mereka mempunyai percaya diri.

faktor eksternal yang mempengaruhi proses SDL :

a. waktu belajar, mahasiswa mengatur rencana kebutuhan belajarnya sendiri. Apabila mahasiswa dapat melakukan manajemen waktu yang baik, maka akan terlaksana pembelajaran mandiri;

b. tempat belajar yang nyaman merupakan fasilitas yang mendukung tentunya dapat memberi kesadaran dan keinginan mahasiswa untuk belajar secara mandiri;

c. motivasi belajar kekuatan yang menyebabkan mahasiswa terlibat dalam suatu proses pembelajaran, focus pada tujuan belajar, dan mengerjakan tugas belajar;

d. pola asuh orang tua dimana tumbuh kembangnya kepribadian anak tergantung pola asuh orangtua yang diterapkan dalam keluarga;

e. evaluasi, diperlukan dari mahasiswa setelah dilaksanakannya SDL untuk menjadi gambaran pada proses pembelajaran berikutnya

SUMBER RERENSI

Syahraeni, Andi. 2020. Pembentukan Konsep Diri Remaja. Retrieved from https://journal3.uin- alauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_Al-Nafs/article/view/14463

Budi Andayani, Tina Afiatin. Konsep Diri, Harga Diri, Dan Kepercayaan Diri Remaja. Retrieved from https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/10046

(10)

Lis Binti Muawanah, Herlan Pratikto. 2012. Kematangan Emosi, Konsep Diri Dan Kenakalan Remaja. Retrieved from https://www.jurnal.unmer.ac.id/index.php/jpt/article/view/202

2. Media

a. Penyajian materi menggunakan power poin

(11)

b. Pemutaran video tentang konsep diri

https://www.youtube.com/watch?v=QWjFk6YON40

(12)

3. LKPD (TUGAS KELOMPOK) 1) Siswa membentuk kelompok

2) Selanjutnya, setiap kelompok melakukan diskusi berdasar berita yang berkaitan dengan konsep diri

3) Hasil diskusi kerja kelompok di tuliskan dalam ”Form Tugas Diskusi Kelompok”.

4) Kemudian Setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil analisis.

Selanjutnya kelompok lain menanggapi hasil dari presentasi dan seterusnya.

FORM

TUGAS DISKUSI KELOMPOK Petunjuk : Diskusikan dengan teman kelompokmu!

Masalah/topik Pertanyaan diskusi Hasil Diskusi 1. Apa yang menjadi penyebab masalah

tersebut?

2. Perilaku apa saja yang tampak?

3. Mengapa seseorang perlu menghindari perilaku tersebut?

4. Dimana anda bisa menemukan orang yang berperilaku seperti kasus tersebut?

5. Apabila anda mengalami perilaku tersebut, bagaimana cara mengatasinya?

Berita terkait Permasalahan konsep diri:

1. MR (11), seorang siswa di Banyuwangi, Jawa Timur, ditemukan mengurung diri di rumahnya.

Tidak mau keluar kamar, tanpa makan dan minum. Keluarga menyebut penyebab perilaku tersebut adalah korban mengalami depresi karena perundungan atau bullying. korban diduga mengalami depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya lantaran tak punya ayah.

Korban merupakan anak yatim. Dugaan ini didasari keterangan pihak keluarga. Sebelumnya, korban sering murung sepulang sekolah. Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim, tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah selalu menangis dan merasa minder

2. Seorang gadis bernama Gemma Harenburg (23) mengidap anoreksia karena setiap harinya hanya

(13)

mengonsumsi 15 breadsticks atau roti berbentuk panjang kecil. Gemma telah berjuang dengan gangguan makan tersebut sejak berusia 15 tahun. Saat itu, tekanan sekolah dan keinginannya agar 'terlihat baik' membuatnya kewalahan. Ia pun mulai menderita dan membuat dirinya sendiri kelaparan dalam upaya untuk mengatasi tekanan itu. Saat Gemma dalam 'puncak' penyakitnya, ia akan makan kurang dari 300 kalori sehari dan berusaha berlari di tempat untuk membakar kalori.

LAMPIRAN 2

1. EVALUASI PROSES

INSTRUMEN PENILAIAN PROSES LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Petunjuk Pengisian : Beri tanda centang ( √ ) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian anda.

NO PROSES YANG DINILAI

HASIL

PENGAMATAN KET

YA TIDAK

A

Keterlaksanaan program

1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL 2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL

3. Metode yang digunakan variatif dan menarik 4. Menggunakan media layanan BK

5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan, Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian

B

Kesesuaiaan Program

1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik 2. Materi layanan sesuaikebutuhan peserta didik

3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta didik

4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas 5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan

Kediri, ... November 2023 Guru BK

Sugiyati, S.Psi

(14)

INSTRUMEN PENILAIAN PROSES SISWA LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Petunjuk Pengisian : Beri tanda centang ( √ ) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian anda.

NO PROSES YANG DINILAI

HASIL

PENGAMATAN KET

YA TIDAK

A

Perolehan Siswa Pasca Layanan

1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru 2. Peserta didik mempunyai perasaan positif 3. Peserta didik berkurang masalahnya 4. Peserta didik terentaskan masalahannya 5. Berkembangnya PTSDL

B

Perhatian Peserta Didik

1. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK 2. Peserta didik aktif bertanya

3. Peserta didik aktif menjawab

4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan konselor

5. Peserta didik hadir semua

Kediri, ... november 2023 Guru BK

Sugiyati, S.Psi

(15)

2. EVALUASI HASIL

EVALUASI HASIL

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

NAMA : ...

KELAS : ...

Petunjuk Pengisian : Beri tanda centang ( √ ) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian anda.

Keterangan : SB= Sangat Baik; B= Baik; C= Cukup; K= Kurang

No PERNYATAAN SKOR

SB B C K

1 Saya memahami tujuan dari materi yang disampaikan 2 Saya memperoleh banyak pengetahuan dari materi yang

disampaikan

3 Saya menyadari pentingnya bersikap sesuai dengan materi yang disampaikan

4 Saya meyakini diri akan lebih baik, apabila bersikap sesuai dengan materi yang disampaikan

5 Saya dapat mengembangkan perilaku yang lebih positif setelah mendapatkan materi yang disampaikan

6 Saya dapat mengubah perilaku sehingga kehidupan saya menjadi lebih teratur dan bermakna

7 Saya dapat mengembangkan konsep diri yang positif

Catatan ...

...

...

Keterangan:

Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik

Skor 2 : cukup baik Skor 1 : kurang baik

Skor minimal yang di capai adalah 1x7= 7, dan skor tertinggi adalah 4x7=28

Kategori hasil

Sangat baik = 22 – 28

Baik = 15 – 21

Cukup = 8 – 14

Kurang = 1 – 7

Essay:

1. Jelaskan pengertian konsep diri?

...

...

...

2. Jelaskan aspek-aspek dalam konsep diri?

(16)

...

...

...

3. Faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang?

...

...

...

4. Jika ada seseorang di sekitarmu yang memiliki konsep diri negatif, bagaimana pendapatmu?

...

...

...

5. Jelaskan apa usaha yang kamu lakukan agar dapat mengembangkan konsep diri positif?

...

...

...

Kediri, ... November 2023 Guru BK

Sugiyati, S.Psi

(17)

LAMPIRAN 3

LEMBAR REFLEKSI

KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL

NAMA : ...

KELAS : ...

Petunjuk : Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!

Keterangan : SB= Sangat Baik; B= Baik; C= Cukup; K= Kurang

NO PERNYATAAN SKOR

SB B C K

1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan klasikal dibutuhkan peserta didik

2 Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan layanan 3 Peserta didik tertarik dengan media yang digunakan 4 Peserta didik senang mengikuti kegiatan bimbingan

klasikal yang dilakukan

5 Kegiatan bimbingan klasikal memberikan manfaat bagi peserta didik

6 Alokasi waktu dalam pelaksanaan bimbingan klasikal mencukupi

CATATAN

...

...

...

Keterangan:

Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik

Skor 2 : cukup baik Skor 1 : kurang baik

Skor minimal yang di capai adalah 1x6 = 6, dan skor tertinggi adalah 4x6=24

Kategori hasil

Sangat baik = 19 – 24

Baik = 13 – 18

Cukup = 7 – 12

Kurang = 1 – 6

Kediri, ... November 2023 Guru BK

Sugiyati, S.Psi

(18)

ANCANGAN / RENCANA KONSELING INDIVIDU Pertemuan ke 2 A. DESKRIPSI KASUS

Siswa berjenis kelamin laki-laki, inisial nama DNM, berusia 17 tahun jurusan TKJ terindikasi sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan (membolos). Siswa harus terpisah dengan orang tua sejak kecil dan tinggal dengan kakek & nenek. Sehingga siswa sering merasa terabaikan. Siswa dikenal sebagai siswa yang mudah berbaur dengan teman. Namun ketika kelas XI siswa sering tidak hadir ke sekolah sehingga tugas dari guru mata pelajaran menumpuk dan hasil belajar siswa menurun. Dan pada akhirnya membuat siswa tidak naik ke kelas XII. Dan ketika berada di kelas XI lagi, siswa bisa berbaur dengan teman barunya (yang dulunya merupakan adik kelas) tapi terkadang siswa tampak canggung dan malu bertemu dengan guru karena dia siswa tidak naik kelas. Siswa juga sering tidak masuk di mata pelajaran tertentu yang dikarenakan siswa merasa kesulitan namun siswa ragu untuk mengungkapkan permasalahannya kepada guru pengajar. Jika tidak bersekolah (tidak masuk tanpa keterangan), dan saat dikonfirmasi (guru bk menghubungi siswa dan atau menghubungi orang tua siswa), selalu beralasan tidak masuk karena pusing/sakit perut. Padahal berdasarkan keterangan keluarga, siswa tidak memiliki riwayat penyakit kambuhan.

B. TUJUAN KONSELING

Siswa dapat mengubah perilaku membolosnya dan merancang langkah- langkah perubahan tingkah lakunya untuk selalu hadir ke sekolah

C. PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSELING 1) Hari / tanggal : ... November 2023

Waktu : 1 x 60 menit

2) Alat asesmen : angket, pedoman wawancara 3) Sumber data : - Catatan kehadiran / presensi kelas 4) Media : angket membolos

5) Langkah-langkah konseling:

A. TAHAP KEGIATAN AWAL 1. Guru BK mengucapkan salam dan menerima siswa dengan sikap terbuka, serta mengucapkan terima kasih atas kehadiran siswa.

2. Guru BK menjelaskan maksud dan tujuan dari konseling

3. Guru BK menjelaskan azas kerahasiaan

kesukarelaan dan azas keterbukaan yang dijunjung tinggi selama pelaksanaan konseling individu berlangsung

B. TAHAP KEGIATAN INTI 1. Guru BK bertanya kepada siswa kabar hari ini dan apa gambaran yang tepat untuk menggambarkan yang dirasakan diri siswa

(19)

2. Guru BK melaksanakan konseling realitas dengan teknik konfrontasi:

a. wants and needs (keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan) siswa, misalnya ”Apa yang kamu inginkan?” (dari belajar, keluarga, teman-teman, dan lain-lain).

b. direction and doing (arah dan tindakan) siswa, dengan mengajukan pertanyaan antara lain

”Apa yang kamu lakukan?” dan mengidentifikasi arah hidupnya dengan mengajukan pertanyaan ”Jika kamu terus menerus melakukan apa yang kamu lakukan sekarang, akan ke mana kira-kira arah hidupmu?”

c. self evaluation (evaluasi diri):

sintak teknik konfrontasi:

-Mendengarkan untuk menemukan diskrepansi -Merangkum dan mengklarifikasi

-Mengkonfrontasikan secara empatik mengamati dan mengevaluasi

Menanyakan siswa,: misalnya menggunakan pertanyaan “apakah yang kamu lakukan akhir- akhir ini dapat membantumu memenuhi keinginanmu?” lalu mengkonfrontasi misalnya dengan “katanya kamu ingin sekolah, lalu apa yang membuatmu sering tidak masuk tanpa keterangan? Sering membolos?”

d. Planning (perencanaan) siswa, mengajukan pertanyaan misalnya ”apa yang akan kamu lakukan agar dapat memenuhi keinginanmu?”;

“dulu di kelas sebelumnya kan sudah seperti ini..sekarang juga masih. Lalu sekarang kira2 apa hal lain yang bisa kamu lakukan agar tidak membolos lagi? kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika kamu tetap membolos?”

C. TAHAP KEGIATAN PENUTUP

1. Guru BK meminta siswa untuk memberikan pesan dan kesan terhadap pertemuan pertama konseling individu.

2. Guru BK melakukan evaluasi terhadap kegiatan konseling individu

3. Guru BK membahas kesepakatan waktu dengan siswa untuk pertemuan sesi konseling individu

(20)

selanjutnya

4. Guru BK mengakhiri kegiatan sesi konseling individu dengan kata-kata penyemangat

D. PENDEKATAN DAN TEKNIK KONSELING

Pendekataan : Bimbingan individu dengan metode konseling realita

Koseling realita memandang bahwa manusia terlahir dengan lima kebutuhan dasar (power and achievement, love and belonging, freedom, fun, survival) dan individu akan mengalami masalah ketika kelima kebutuhan tersebut tidak terpenuhiatau terpenuhi tetapi dengan cara yang tidak bertanggung jawab (Capuzzi & Stauffer, 2016)

Prosedur pendekatan konseling realitas dilaksanakan dengan teknik konfrontasi. Dalam terapi realita teknik confrontation membantu klien membuat rencana dan komitmen pada rencana perilaku yang sulit diubah artinya rencana seringkali tidak dilakukan sesuai dengan keinginan. Konfrontasi merupakan sebuah teknik langsung dimana konselor menantang klien untuk menghadapi diri mereka secara realistis. Konfrontasi merupakan interaksi yang intens secara emosional antara konselor dan klien. Konselor perlu mempertimbangkan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh konfrontasi terhadap klien dan bersedia untuk terlibat lebih dalam dalam proses terapeutik.

Penggunaan confrontation dalam terapi realita terapis tidak mengkritik atau berdebat dengan klien namun terus berupaya untuk mengeksplorasi perilaku keseluruhan kemudian membuat rencana yang efektif (Sharf, 2012).

Konfrontasi ditujukan untuk membantu klien mengidentifikasikan pesan-pesan kontradiktif mereka dan mengembangkan tindakan yang lebih kongruen. Seperti yang dikatakan Berenson dan Mitchell (1974) tujuan konfrontasi adalah memungkinkan klien untuk merekonsiliasi pandangan yang bertentangan tentang dirinya. Perbedaan dapat terjadi antara ideal klien dan diri nyata klien, antara perkataan klien dengan tindakan klien atau dalam persepsi klien tentang realitas. Konfrontasi meningkatkan kesadaran diri yang lebih besar dan menantang klien untuk bertindak lebih konstruktif. Tujuan kedua dari teknik konfrontasi adalah untuk membantu klien dalam mengevaluasi konsekuensi dari perilaku maladaptiv. Konfrontasi membantu klien menemukan bagaimana perilaku maladaptif mereka mempengaruhi orang lain dan menghasilkan keterasingan.

Konfrontasi membantu klien untuk melakukan diskriminasi yang sesuai dari perilaku maladaptif.

Konfrontasi juga membantu klien berhubungan dengan perasaan kesepian, takut dan marah.

Kepemilikan perasaan atau mengambil

tanggung jawab atas tindakan adalah tujuan ketiga untuk konfrontasi. Ini membantu klien untuk kebutuhan pribadi dan menerima emosi mereka. Empat langkah lazim digunakan untuk mengimplemtasikan teknik konfrontasi,yaitu : (1) mendengarkan untuk menemukan diskrepansi, (2) merangkum dan mengklarifikasi (3) mengkonfrontasikan secara empatik dan (4) mengamati dan mengevaluasi.

Proses konseling dilaksanakan dengan WDEP.WDEP (Corey, 2005, 2009; Seligman, 2006;

Wubbolding, 2007, 1995). Setiap huruf dari WDEP mengacu pada kumpulan strategi: W = wants and needs (keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan), D = direction and doing (arah dan tindakan), E = self evaluation (evaluasi diri), dan P = planning (perencanaan).

Terapi realitas merupakan suatu bentuk hubungan pertolongan yang praktis dan relatif

(21)

sederhana serta merupakan bentuk bantuan langsung yang diberikan kepada siswa sebagai upaya untuk mengembangkan dan membina kepribadian atau kesehatan mentalnya dengan cara memberikan tanggung jawab.

Terapi realitas yang dikembangkan oleh William Glasser berfokus pada tingkah laku saat ini yang dimunculkan oleh individu dengan asumsi bahwa gangguan perilaku berhubungan dengan kegagalan individu untuk memenuhi dua bentuk kebutuhan dasar, yakni kebutuhan untuk dicintai dan mencintai serta kebutuhan untuk merasa berharga bagi dirinya sendiri dan orang lain. Individu yang berhasil memenuhi kebutuhannya akan membentuk jati diri sebagai orang yang berhasil (success identity) dan mengembangkan kepribadian yang sehat, sedangkan individu yang gagal memenuhi kebutuhannya akan membentuk jati diri sebagai orang yang gagal (failure identity) dan mengembangkan kepribadian yang tidak sehat (dalam Darminto, 2006).

Merujuk dari permasalahan membolos siswa DNM diatas, ada tiga faktor yang mendukung perilaku membolos sekolah, yaitu: faktor sekolah, personal, serta keluarga.

Pertama, dari faktor personal. Faktor ini antara lain berkaitan dengan rendahnya motivasi siswa dalam akademik dan konsep diri siswa untuk menerima keadaan dirinya. Sebagai contoh, siswa cenderung merasa terabaikan, tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, sehingga siswa merasa kecewa dan memilih membolos. Kemudian faktor lain yang muncul ialah perasaan rendah diri pada mata pelajaran tertentu. Terkadang siswa merasa tidak mampu dengan mata pelajaran produktif, tetapi mampu pada mata pelajaran ilmu lainnya, sehingga dampak yang muncul akhirnya pada mata pelajaran yang tidak disukai ada kecenderungan untuk menghindar dengan membolos. Siswa juga memiliki perasaan canggung/malu bertemu guru karena dia siswa tidak naik, sehinga merasa diri sudah di cap sebagai anak bermasalah. Kedua, yaitu faktor dari keluarga. Siswa tinggal dengan kakek dan nenek sejak kecil. Siswa merasa diabaikan oleh keluarga terutama orang tua kandungnya, dimana pola asuh orangtua berperan dalam perkembangan siswa. Kurangnya partisipasi atau kepedulian orangtua terhadap pendidikan anak juga menjadi salah satu alasan mengapa remaja suka membolos (Mustaqim dan Abdul Wahib, 2010). Serta adanya komunikasi yang kurang efektif antara orang tua siswa dengan pihak sekolah saat siswa tidak bisa masuk sekolah. Ketiga ialah dari faktor sekolah yang dikarenakan kebijakan mengenai sanksi membolos sekolah kurang konsisten, guru-guru yang kurang memberikan perhatian, atau tugas-tugas sekolah yang dianggap siswa tugas yang sulit.

Dari ketiga faktor diatas, pada dasarnya siswa menyadari hal tersebut, namun keinginan atau dorongan dari dalam diri untuk membolos tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu, Guru BK menggunakan terapi realitas bagi perilaku membolos tersebut agar siswa memiliki perubahan pola pikir (konsep diri) dan perilaku membolosnya serta memiliki tanggung jawab untuk masa depannya.

SUMBER REFERENSI

Munandar, Aris. 2019. Konseling Kelompok Realita Dengan Teknik Confrontation Untuk Meningkatkan Self-Control Dan Self-Perception Pada Siswa Problematic Internet Use.

Universitas Negeri Semarang. Retrieved From http://lib.unnes.ac.id/40610/1/UPLOAD

%20ARIS%20MUNANDAR.pdf

(22)

Hasiana, Isabella. 2020. Terapi Realitas Untuk Menangani Remaja Yang Membolos Sekolah (Studi Kasus). PGRI Adi Buana University. Retrieved from

https://journal.unesa.ac.id/index.php/jbk/article/view/10878

(23)

LAMPIRAN ASESMEN 1. Angket membolos

Data Diri Siswa

Nama :

Jenis kelamin : Perempuan/ Laki-laki * Pekerjaan orang tua :

Ayah : PNS/ Karyawan/ Wiraswasta / Lainnya*

(*Pilih salah Satu)

Ibu : PNS/ Karyawan/ Wiraswasta/ Ibu Rumah Tangga*

(*Pilih salah Satu)

Kelas / Jurusan :

Alasan membolos sekolah : a. Terlambat.

b. Tidak Suka Pelajarannya.

c. Tidak Suka Cara Guru Mengajar.

d. Pengaruh teman e. Masalah keluarga

f. Lain-lain ...

Bagaimana perasaanmu saat membolos sekolah?

a. Senang. d. Cemas.

b. Takut. e. Bangga.

c. Khawatir. f. Lain-lain ………

(24)

Petunjuk pengisian kuisioner

Anda diminta untuk memberikan tanggapan pada setiap pernyataan yang ada pada kuesioner ini dengan cara bacalah setiap pernyataan dengan seksama, pilih satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda yaitu dengan cara memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar-benar sesuai diri anda pada kotak yang telah disediakan.

Pada setiap pernyataan terdapat pilihan yang dapat anda pilih yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai).

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya merasa senang belajar √ Keterangan:

 Jika Anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan diatas beri tanda ceklist (v) pada kolom SS

 Jika Anda merasa Sesuai dengan pernyataan diatas beri tanda ceklist (v) pada kolom S

 Jika Anda merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan diatas beri tanda ceklist (v) pada kolom TS

 Jika Anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan diatas beri tanda ceklist (v) pada kolom STS

Pastikan tidak ada pernyataan yang belum di jawab ketika anda akan mengumpulkannya kembali.

`````````````Selamat Mengerjakan``````````````

(25)

NO PERNYATAAN SS S TS STS

(26)

*1. tubuh saya proporsional (ideal).

2. taat beribadah.

*3. cukup tidur untuk menjaga kesehatan tubuh.

4. taat pada peraturan yang ada.

5. patuh pada orang tua dan guru.

*6. perduli pada tingkah laku yang saya perbuat.

*7. memiliki wajah menarik.

*8. datang terlambat ke sekolah.

*9. terampil berbicara.

10. bertanggung jawab terhadap masalah sendiri.

*11. kurang puas dengan prestasi akademik saya.

*12. tidak suka dengan aturan yang ada di rumah.

*13. menghiraukan masalah sendiri.

14. mampu mengendalikan diri.

15. senang berada di sekolah.

*16. suka bergaul dengan teman-teman.

*17. mampu memahami diri sendiri.

18. malas mengerjakan pekerjaan rumah.

*19. keberadaan saya menganggu teman-teman.

*20. tidak terlalu mementingkan penampilan diri.

*21. lebih pintar dibandingkan teman-teman.

*22. tubuh saya kurang proporsional (ideal).

*23. tidak se”menarik” teman-teman.

24. sering melanggar peraturan yang ada.

25. prestasi belajar saya meningkat.

*26. mudah terpengaruh oleh kawan atau teman.

27. dapat berlaku adil pada teman dan keluarga.

*28. dalam berpenampilan, saya selalu rapi.

29. tidak terlalu perduli pada tingkah laku yang saya perbuat.

30. sulit bersikap hormat pada orang yang dituakan.

*31. tidak mampu mengendalikan diri.

32. sulit untuk berbicara di depan banyak orang.

33. keberadaan saya diterima teman-teman.

34. tidak tertarik dalam kegiatan berorganisasi di lingkungan rumah.

35. datang ke sekolah tepat waktu.

No PERNYATAAN SS S TS STS

36. tidak dapat berlaku adil pada teman dan keluarga.

*37. kurang dapat memahami diri saya sendiri.

(27)

38. suka terlibat dalam kegiatan berorganisasi di lingkungan rumah.

39. mudah membiasakan diri dalam hal-hal yang baru.

40. tidak pernah membolos sekolah.

*41. enggan berkata kasar pada orang yang tidak saya sukai.

42. tidak mudah terpengaruh oleh kawan atau teman.

43. pernah membolos sekolah.

*44. bangga dengan prestasi akademik saya.

45. membutuhkan waktu yang lama untuk membiasakan diri dalam hal-hal yang baru.

46. keberadaan saya dalam keluarga tidak membuat mereka senang.

*47. tidak sepintar teman-teman saya.

48. tidak dianggap oleh teman-teman.

49. sering membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

50. cepat bertindak jika ada tugas.

51. keberadaan saya dalam keluarga sangat menyenangkan mereka.

*52. tidak perduli pada kesulitan orang lain.

53. tidak nyaman berada di sekolah.

54. mematuhi semua peraturan yang ada di rumah.

*55. Jika saya menghadapi masalah, teman terdekat saya siap membantu.

*56. prestasi belajar saya menurun.

57. saya tidak puas dengan diri saya sendiri.

*58. pemarah.

*59. puas ketika teman-teman mengutamakan saya.

60. berani berkata kasar pada orang yang tidak saya sukai.

61. perduli pada kesulitan orang lain.

62. jarang beribadah.

63. tidak cepat bertindak jika ada tugas.

64. saya puas dengan diri saya sendiri.

65. pemaaf.

NO PERNYATAAN SS S TS STS

66. tidak terampil berbicara.

*67. jarang berolah raga.

68. dapat menerima kekurangan diri sendiri.

(28)

*69. teman terdekat saya tidak perduli, ketika saya menghadapi masalah.

*70. lebih suka menyendiri.

71. merasa mampu dalam mengerjakan sesuatu.

72. tidak dapat menerima kekurangan diri sendiri.

73. percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak.

74. merasa bahagia.

75. diri saya cukup berharga, setidaknya sama dengan orang –orang disekeliling saya.

76. bila saya merencanakan sesuatu, saya cukup yakin untuk dapat melaksanakannya.

77. tidak yakin untuk mengerjakan sesuatu.

78. pemurung.

*79. berharap dapat lebih di hargai oleh orang – orang di sekeliling saya.

80. tidak yakin untuk merencanakan sesuatu karena takut tidak terlaksana.

2. PEDOMAN WAWANCARA KONSELING

1. Apa yang menyebabkan kamu tidak masuk sekolah tanpa keterangan? Ada yang bisa kamu ceritakan ke saya?

2. Apa yang kamu pikirkan ketika bangun pagi dan harus berangkat ke sekolah?

3. Lalu, apa yang kamu rasakan ketika berpikiran seperti itu?

(29)

4. Apa yang menjadi alasanmu berbuat seperti itu?

5. Apakah ada masalah dengan keluarga, teman, atau guru di sekolah? Kira2 apa masalahnya?

6. wants and needs

Apa yang sebenarnya kamu inginkan? dari belajar, keluarga, teman-teman, dan lain-lain.

7. direction and doing (arah dan tindakan) Apa yang kamu lakukan?

Jika kamu terus menerus melakukan apa yang kamu lakukan sekarang, akan ke mana kira-kira arah hidupmu?

8. self evaluation

Apakah yang kamu lakukan akhir-akhir ini dapat membantumu memenuhi keinginanmu?

Bagaimana dengan perilaku membolos yang kamu lakukan, apa yang kamu dapatkan dari membolos itu? Apa dampak yang kamu rasakan?

Katanya kamu ingin sekolah, lalu apa yang membuatmu sering tidak masuk tanpa keterangan? Sering membolos?

9. Planning

apa yang akan kamu lakukan agar dapat memenuhi keinginanmu?

dulu di kelas sebelumnya kan sudah seperti ini..sekarang juga masih. Lalu sekarang kira2 apa hal lain yang bisa kamu lakukan agar tidak membolos lagi? kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika kamu tetap membolos?

LAPORAN KONSELING

Pertemuan ke…

Hari/tanggal : ...

(30)

Konselor : ...

Konseli : ...

PROSES KONSELING

Berisi deskripsi tentang pelaksanaan konseling: jumlah pertemuan, waktu

pelaksanaan, dan proses konseling secara detail (apa yang dilakukan oleh konselor sejak awal hingga akhir sesi konseling bersama konseli).

Deskripsi konseli: cara berpakaian, penampilan fisik, tanda-tanda sakit fisik, cacat fisik, level energi, presentasi diri secara umum

Keluhan subjektif: presentasi masalah-masalah atau isu-isu dari sudut pandang konseli. Apa yang konseli katakan tentang penyebab, lama, dan tingkat keseriusan isu atau masalah. Apabila konseli memiliki lebih dari satu masalah, masalah tersebut diurut berdasarkan sudut pandang konseli.

Penemuan obyektif: observasi konselor tentang tingkah laku konseli selama sesi konseling. Hal ini meliputi: tingkah laku verbal dan non verbal antara lain: kontak mata, nada suara, volume suara dan gerak tubuh. Konselor perlu membuat catatan bila terjadi perubahan bila mendiskusikan topik tertentu atau terdapat tingkah laku yang kontradiktif.

DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS

Berisi diagnosa berdasarkan pendekatan teori yang digunakan serta rekomendasi treatment yang akan dilakukan, kemungkinan keberhasilan pelaksanaan konseling serta kemungkinan yang akan terjadi bila masalah konseli tidak ditangani

Selain itu berisi rencana konselor antara lain: apa sumber bacaan (buku, artikel, hasil penelitian) yang perlu dibaca dan dianalisis sebagai persiapan? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah konselor membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli atau berpengalaman?

HASIL KONSELING

Berisi tentang hasil apa yang dicapai pada penerapan pendekatan dan teknik konseling yang telah dilakukan. Hasil konseling akan menggambarkan sejauh apa pencapaian tujuan konseling yang telah ditetapkan pada ancangan konseling dapat diperoleh

Merupakan deskripsi hasil asesmen yang telah dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan konseling yang ditetapkan. Dilengkapi interpretasi atau kesimpulan dari semua data hasil asesmen yang diperoleh pada sesi ini. Berisi pula penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan teknik yang akan dilakukan oleh konselor berdasarkan referensi teoritis yang membantu. Di dalamnya juga terdapat skenario pelaksanaan konseling, misalnya: Teknik Manajemen Diri. Langkah Pertama yang akan dilakukan adalah self-monitoring, jelaskan hal apa yang akan dilakukan oleh konselor terhadap konseli pada langkah pertama tersebut, dst.

Selanjutnya penjelasan mengenai hasil dari setiap langkah penerapan teknik yang telah dilakukan. Hasil penerapan teknik juga akan memperlihatkan hasil menyeluruh

(31)

dari proses konseling yang telah dijalankan oleh konseli, meliputi ada tidaknya perubahan dalam emosi, kognisi, dan tingkah laku konseli.

EVALUASI PERKEMBANGAN

Berisi pandangan konselor tentang konseli, apa yang ada dibalik perkataan dan perbuatan konseli. Evaluasi ini dilakukan secara berkelanjutan. Sejauh apa konseli mengalami perubahan dari sesi demi sesi, meliputi: emosi, kognisi, dan tingkah laku konseli. Identifikasi tema dan pola perkataan dan perbuatan konseli dengan mengacu pada teori-teori perkembangan dan kepribadian. Termasuk pula hipotesis, interpretasi dan konseptualisasi tentang konseli.

Berisikan penjelasan mengenai hasil dari setiap langkah penerapan teknik yang telah dilakukan. Hasil penerapan teknik juga akan memperlihatkan hasil menyeluruh dari proses konseling yang telah dijalankan oleh konseli, meliputi ada tidaknya perubahan dalam emosi, kognisi, dan tingkah laku klien.

RENCANA SESI SELANJUTNYA

Berisi rencana yang akan dilakukan pada sesi konseling selanjutnya.

Rencana untuk sesi berikut:

Rencana untuk konseli, bukan untuk konselor. Rencana jangka pendek dan panjang. Bagaimana konselor ingin berinteraksi dengan konseli, apa yang direncanakan untuk merespons konseli pada sesi selanjutnya (kelanjutan diskusi masalah). Apakah konselor berencana untuk membantu perasaan, pemikiran atau tingkah laku? Apa strategi atau pendekatan tertentu yang mungkin digunakan? Apa dasar berpikir rencana tersebut?

Berisikan penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan teknik yang akan

dilakukan oleh konselor berdasarkan referensi teoritis yang membantu. Di dalamnya juga terdapat skenario pelaksanaan konseling, misalnya : Teknik Manajemen Diri.

Langkah Pertama yang akan dilakukan adalah self-monitoring, jelaskan hal apa yang akan dilakukan oleh konselor terhadap konseli pada langkah pertama tersebut, dst.

Rencana untuk konselor:

Apa sumber bacaan (buku, artikel, hasil penelitian) yang perlu dibaca dan dianalisis sebagai persiapan? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah konselor membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli atau berpengalaman?

REFLEKSI KONSELOR

Berisi refleksi konselor dalam proses konseling LAMPIRAN

1. Verbatim wawancara konseling

2. Kertas kerja atau homework yang digunakan (tergantung pada pendekatan dan teknik konseling yang digunakan)

3. Rekaman digital (audio visual)

(32)

Gambar

Table 2.1 Model Staged Self-Directed Learning (SSDL)

Referensi

Dokumen terkait

3.1 Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan 3.2 Guru BK mengajak peserta didik agar dapat bergaul dengan menjunjung tinggi etika

Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan tentang pentingnya rasa percaya diri, ciri-ciri dan manfaat orang yang memiliki

E Tujuan umum Peserta didik/konseli dapat menghubungkan layanan bimbingan dan konseling dengan masalah yang mereka hadapi untuk teratasinya masalah dan mencapai

Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyapa peserta didik dengan kalimat yang membuat siswa bersemangat 2.. Guru bimbingan dan konseling atau

model yang disajikan dalam bentuk video atau media lainnya, dimana perilaku model yang akan diperlihatkan telah disetting untuk ditiru oleh peserta didik.. Guru BK

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu memahami tentang mind mapping serta dapat membuat suatu peta pikiran untuk meningkatkan dan menerapkan dalam hal prestasi belajar.. F

belajar serta strategi belajar sesuai dengan diri peserta didik masing masing.. G Sasaran Layanan

Guru BK menyampaikan materi tentang etika bergaul di sosial media dan mengajak peserta didik untuk mengamati fenomena yang sering terjadi dalam penggunaan sosial media 3..