• Tidak ada hasil yang ditemukan

Report_Turnitin_16.C1.0119_Muhammad Anwar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Report_Turnitin_16.C1.0119_Muhammad Anwar"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

Apa kendala yang dihadapi pekerja sosial dalam mendampingi anak yang berkonflik dengan hukum dalam proses diversi. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi pekerja sosial dalam mendampingi anak yang berkonflik dengan hukum dalam proses diversi.

Peran dan Peranan

Peran adalah konsep tentang apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi. Ini juga berarti bahwa peran menentukan apa yang dilakukan seseorang untuk masyarakat sesuai dengan tempatnya dalam struktur sosial, serta peluang apa yang diberikan masyarakat kepada pemegang peran.

Pekerja Sosial dan Pekerjaan Sosial

Konsep teori sistem digunakan oleh pekerja sosial untuk membantu orang berinteraksi lebih efektif dengan lingkungan sosial mereka. Pekerja sosial dapat membantu orang mengevaluasi solusi alternatif untuk masalah dan memberikan penjelasan tentang pilihan untuk membantu mereka membuat keputusan. P.

Pengertian Anak

Hak atas perlindungan, yaitu hak-hak dalam konvensi tentang hak-hak anak yang meliputi hak atas perlindungan dari diskriminasi, tindak kekerasan dan penelantaran bagi anak yang tidak memiliki keluarga bagi anak pengungsi. Hak untuk berpartisipasi, yaitu hak anak yang meliputi hak untuk menyatakan pendapatnya tentang segala hal yang menyangkut anak.

Perlindungan Anak

Dukungan yang diperlukan diatur dalam Pasal 20 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan atas Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa negara, pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga dan orang tua atau wali terikat dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan perlindungan anak. Prinsip-prinsip pengasuhan anak diatur sesuai dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah dengan UU No. 23 tahun 2002.

Anak Berhadapan dengan Hukum

ABH) adalah “anak yang berhadapan dengan hukum, anak korban tindak pidana, dan anak saksi tindak pidana. 50. Oleh karena itu, perlu memperhatikan dan memperjuangkan keberadaan anak yang melanggar hukum, antara lain: 55.

Proses Diversi

Artinya, wartawan tidak boleh ikut serta kecuali mendapat izin dari hakim dengan catatan identitas anak tidak boleh diungkap. proses penyidikan dan penyidikan oleh kepolisian, proses penuntutan oleh kejaksaan dan persidangan di pengadilan56. Redirection adalah tindakan yang dilakukan dengan pertimbangan yang mencakup anak dan orang tua, korban, pendamping sosial, pekerja sosial, berdasarkan keadilan restoratif dalam Pasal 8 UU No. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak. Tujuan diversi adalah untuk mencapai perdamaian antara korban dan anak, menyelesaikan perkara anak di luar pengadilan, mencegah perampasan kemerdekaan anak, mendorong kerjasama masyarakat dan menanamkan rasa tanggung jawab.

56 Tarif Azwad Rachmat Hambali, Penerapan Diversi Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana, Vol 13 No 1 Maret 2019,. Proses diversi diselenggarakan dengan tujuan penyelesaian masalah anak secara keluarga di luar pengadilan guna mencapai perdamaian, dalam proses diversi sendiri menurut pasal 8 angka 1 undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana bagi anak di bawah umur. proses diversi melibatkan anak dan orang tua, walinya, pemandu masyarakat dan pekerja sosial profesional59. Model diversi dilaksanakan dengan tujuan menghindari dan menjauhkan anak dari proses peradilan formal untuk menghindari stigmatisasi terhadap anak yang berkonflik dengan hukum dan diharapkan setelah berakhirnya konflik dengan hukum, anak dapat kembali ke lingkungan sosial. lingkungan secara normal.

Dalam proses diversi, semua pihak yang terlibat dalam suatu tindak pidana dilibatkan (seperti: korban, anak dan masyarakat) untuk mencari solusi guna memperbaiki, mendamaikan dan menenteramkan hati yang tidak berdasarkan retribusi. 60. Penyelesaian tindak pidana terhadap anak yang melanggar hukum melalui proses diversi dilakukan dengan tujuan menyadarkan pelaku bahwa tindak pidana yang dilakukannya tidak benar dan merugikan orang lain. Dalam hal proses redirection berhasil disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat, solusi penyelesaian alternatif yang disepakati oleh semua pihak yang terlibat diterapkan.

Gambaran umum

Susunan struktur dan visi misi Dinas Sosial

62 UU No. 68 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Sosial. Pekerja sosial yang bertugas di Dinas Sosial Kota Semarang adalah pekerja sosial yang ditugaskan pada bagian Pemberdayaan Sosial dan pekerja sosial termasuk PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial). Jumlah pekerja sosial di Dinas Sosial adalah 4 orang dan semuanya berpendidikan sekolah formal di bawah Kementerian Sosial dengan pendidikan terakhir D-IV di Politeknik Kesejahteraan Sosial Kota Bandung.

Latar belakang yang dimaksud adalah pendidikan pekerja sosial di bidang Kesejahteraan Sosial tersebut di atas (struktur Dinas Sosial Kota Semarang).

Kasus Anak Yang Berkonflik dengan Hukum yang didampingi oleh Pekerja Sosial

Program Bakti Sosial bagi ABH yang dilakukan oleh para pekerja sosialnya merupakan program pendampingan. Program pendampingan adalah membantu memulihkan perilaku anak dengan memberikan bimbingan melalui konsultasi sosial bagi anak. Bantuan yang dimaksud adalah bantuan pemenuhan hak dasar anak sesuai dengan kebutuhannya, seperti pemberian bantuan sembako sebagai tambahan gizi bagi anak, kebutuhan sekolah, sandang dan dukungan aksesibilitas seperti pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelatihan.

Pengembangan diri dan kreativitas dilakukan dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan bidang dan minat anak, pelatihan-pelatihan seperti: pelatihan otomotif, service keliling, desain grafis dan catering. Kedua implementasi tersebut bekerja sama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LPKS) Kota Semarang dan Dinas Pendidikan Kota Semarang.

Pendampingan pekerja sosial terhadap anak yang berkonflik dengan hukum

Hasil diversi dikembalikan kepada keluarga dan pengawasan dari pekerja sosial memantau perkembangan anak melalui orang tua dan pengurus setempat (RT). Hasil diversi dikembalikan kepada keluarga dan pengawasan dari pekerja sosial memantau perkembangan anak melalui orang tua dan pengurus setempat (RT). Pendampingan yang diberikan oleh pekerja sosial dalam penanganan kasus ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu: sebelum proses diversi dimulai, selama proses diversi dan setelah proses diversi selesai.

Menurut pekerja sosial, hasil asesmen bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan terbaik anak, terutama untuk menentukan langkah selanjutnya dalam proses diversi. Seperti pada kasus 1, pendampingan yang diberikan pekerja sosial dalam menangani kasus 2 juga terdiri dari tahapan sebelum dimulainya proses diversi, selama proses diversi dan setelah proses diversi berakhir. Setelah proses diversi selesai, pekerja sosial tetap memantau perkembangan anak melalui orang tua, tokoh masyarakat (RT) setempat yang bergotong royong memantau perkembangan anak.

Jumlah pekerja sosial di Kota Semarang hanya 4 orang (1 pekerja sosial ASN dan 3 pekerja sosial dari kementerian. Panti Asuhan masih bekerja sama dengan lembaga kesejahteraan anak yang fasilitas panti asuhannya memadai dan asalkan bisa sangat mendukung pekerja sosial dalam melaksanakan Proses tersebut dilakukan oleh pekerja sosial bekerjasama dengan psikiater untuk membantu proses kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak.

Tabel 2. Hasil diversi kasus 1 dan 2.
Tabel 2. Hasil diversi kasus 1 dan 2.

Pembahasan

Peran pekerja sosial mendampingi Anak yang Berkonflik dengan Hukum dalam proses Diversi

Bantuan yang diberikan oleh pekerja sosial tidak boleh membuat anak merasa tertekan atau terpojok. Semua kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial berdasarkan kasus yang diteliti sesuai dengan Pasal 7 UU No. 14 Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial yaitu: Perlindungan sosial dilakukan oleh87. Bantuan sosial berupa bantuan kepada keluarga dan masyarakat juga dilakukan oleh pekerja sosial pada kasus yang diteliti.

Bantuan sosial yang diberikan oleh pekerja sosial terkait dengan proses ABH terkait dengan proses hukum dan setelah proses hukum sesuai dengan Pasal 59 (d) UU No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 tentang anak Proteksi menyatakan bahwa . Menurut penulis, peran pembinaan pekerja sosial dalam dua kasus yang diteliti sangat komprehensif. Menurut penulis, pekerja sosial dalam dua kasus yang diteliti memainkan peran koersif dan fakultatif.

Terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, pekerja sosial menjalankan tugasnya sebagai pendamping anak yang berkonflik dengan hukum dalam kasus 1 dan 2. Dalam kedua kasus yang diteliti, pekerja sosial menjalankan peran pilihannya sesuai dengan keahliannya. melakukan penilaian terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, berkonflik dengan hukum dan keluarganya, serta lingkungannya. Kendala atau kesulitan yang dihadapi pekerja sosial untuk membantu Anak yang Berhadapan dengan Hukum.

Kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh pekerja sosial dalam mendampingi Anak Yang Berkonflik dengan Hukum

Menurut penulis, keberadaan pekerja sosial yang berperan sebagai pendamping sangat diperlukan agar hak ABH mendapat perlindungan khusus dan jaminan pemenuhan haknya. Oleh karena itu, jumlah pekerja sosial yang terbatas perlu dipertimbangkan untuk ditingkatkan, karena mereka adalah pekerja yang secara khusus ditugaskan dengan keahliannya untuk membantu anak bermasalah, sebagaimana dimaksud dalam pasal 68 undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan. Kejahatan Anak. Faktor kedua yang membatasi pekerja sosial dalam menjalankan perannya sebagai pendamping adalah kurangnya tempat penitipan anak.

Untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi para pekerja sosial tersebut selama bekerja sama dengan Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial, dalam hal fasilitas penitipan anak mengacu pada ketentuan pasal 30 ayat 3 undang-undang no. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak di bawah umur. Fasilitas perawatan ABH di Dinas Sosial Kota Semarang belum memiliki tempat penitipan anak sendiri sehingga menyulitkan para pekerja sosial untuk memberikan pendampingan. Menurut penulis tentang fasilitas sebagai sarana pendukung pekerja sosial dalam memberikan bantuan, apabila fasilitas kurang memadai maka kinerja pekerja sosial tidak akan maksimal.

Pekerja sosial mencoba melakukan pendekatan yang menenangkan dan menggunakan pilihan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak dengan memposisikan mereka sebagai teman, menunjukkan rasa peduli dan perhatian terhadap anak. Jika masalah tersebut tidak dapat diatasi, pekerja sosial bersama psikiater dapat membantu dalam kasus 1 dan 2 untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan agar anak tidak merasa takut101. Pekerja sosial berpendapat bahwa bantuan yang mereka berikan kurang memadai karena peran orang tua yang tidak ikut serta dalam permasalahan yang menyertainya.

PENUTUP

Saran

Bagi Pemerintah Kota Semarang, sebaiknya menambah jumlah pekerja sosial untuk memaksimalkan dan memperlancar kinerja pekerja sosial dalam memberikan bantuan kepada ABH. Pemerintah Kota Semarang khususnya Dinas Sosial Kota Semarang hendaknya menyiapkan fasilitas penitipan anak bagi ABH untuk memfasilitasi kinerja pekerja sosial dalam memberikan pendampingan selama proses diversi.

BAB IPENDAHULUAN

  • PERUMUSAN MASALAH
  • ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentangPerlindungan Anak
  • ayat 3 Undang-Undang
    • Perdamaian dengan atau tanpa ganti rugi.2
  • Undang-undang No
    • Mencapai perdamaian antara korban dan anak.2) Menyelesaikan perkara anak
    • Pengembalian kerugian dalam hal ada korban.2) Rehabilitasi medis dan
  • ayat 3 Undang-undang

Aniliansyah dan Syarifah Rahmatillah, Perlindungan memiliki anak.. .. https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/equality/article/view. Gambaran Umum Sistem Peradilan Pidana Anak, https://www.pn-palopo.go.id/inde.. .. mengacu pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana.. .. dengan ketentuan yang ada. depo.usu.ac.id.

Gambar

Tabel 2. Hasil diversi kasus 1 dan 2.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut penulis, aturan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 64 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi “Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana