• Tidak ada hasil yang ditemukan

79 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Alasan–alasan yang sering muncul mangapa kalangan menengah kebawah ikut dalam perjudian adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "79 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Alasan–alasan yang sering muncul mangapa kalangan menengah kebawah ikut dalam perjudian adalah"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Alasan–alasan yang sering muncul mangapa kalangan menengah kebawah ikut dalam perjudian adalah40:

1. Mereka khususnya masyarakat kecil dan miskin merasa tidak pasti akan hari esoknya, dan tidak pasti bahwa dengan hasil usahanya yang wajar mereka itu bisa memperoleh hasil yang seimbang, maka salah satu cara untuk mendapatkan keseimbangan perasaan ialah dengan berspekulasi, bermain untung–untungan dan berjudi.

2. Mereka merasa tidak mendapatkan perlindungan dan keamanan dari pihak yang berwajib, pemerintah dalam usahanya mempertahankan hidup sehari- hari, maka pastilah mereka melakukan banyak tindakan spekulatif dan berjudi, yang kemudian dapat berkembang menjadi perilaku yang menyimpang karena keadaan terpaksa yang dilakukan tidak berulang-ulang atau perilaku penyimpangan ringan (deviasi primer).

3. Pola tingkah laku judi itu kemudian dijadikan alat untuk memecahkan kesulitan hidup sehari-hari, maka berkembanglah pola judi itu menjadi perilaku penyimpangan yang nyata dan seringkali dilakukan dan berakibat cukup parah serta mengganggu orang lain (deviasi sekunder).

40 Muchlis, Porkas Judi Atau Bukan, Panji Masyarakat No. 515 Tahun XXVIII, 11

September 1986

(2)

80

Maraknya tindak pidana perjudian online dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

6. Faktor Sosial & Ekonomi 7. Faktor Situasional

8. Faktor Belajar

9. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan

10. Faktor keyakinan diri akan kemampuan diri dibidang ITE

Definisi judi merujuk Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang dirubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, yang berbunyi: “Permainan judi adalah “tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapatkan untung tergantung pada peruntungan belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain- lainnya, yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.”

Sebagaimana dirumuskan dalam Undang-undang No. 7 tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian disebutkan, bahwa semua tindak pidana perjudian adalah kejahatan. Dalam hal ini ditekankan, bahwa semua perjudian adalah kejahatan apabila tidak mendapatkan izin. Sebelum tahun 1974 ada judi yang berbentuk kejahatan (Pasal 303 KUHP) dan ada juga judi yang berbentuk pelanggaran (Pasal 542 KUHP).

Khusus mengenai judi online diatur dalam BAB VII Pasal 27 ayat (2) UU No.

11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagai perbuatan

(3)

81

yang dilarang. Bunyi Pasal 27 ayat (2) UU ITE sebagai berikut: ”setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memilikii muatan perjudian”. Cakupan pelaku mendistribusikan, mentransmisikan, atau membuat dapat diaksesnya muatan perjudian dalam Pasal 27 ayat (2) UU ITE berada dalam konteks Pasal 303 KUHP dan Pasal 303 bis KUHP. Dalam UU ITE dipisahkan rumusan pasal mengenai perbuatan pidana dan sanksi pidana.

Sebagaimana di dalam BAB VII Pasal 27 ayat (2) UU ITE dimuat mengenai perbuatan judi online yang dilarang sedangkan sanksi tindak pidana judi online di atur dalam Pasal 45 ayat 1 dan Pasal 52 ayat (4) UU ITE.

Dalam putusan perkara Nomor 649/Pid.B/2019/PN. Tng, pertimbangannya berdasarkan fakta-fakta yang ada selama dalam persidangan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pembuktian atas tindak pidana perjudian telah sesuai dengan aturan dalam Pasal 303 Ayat (1) ke-1, Pasal 303 Ayat (1) ke-2 KUHP atau Pasal 45 Ayat (2) Jo. Pasal 27 Ayat (2) UU RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan transaksi Elektronik.

Menurut penulis, aturan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 64 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi “Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang diterapkan.” Sehingga penulis menyimpulkan seharusnya hakim menggunakan aturan khusus yaitu UU ITE, dimana penulis berpendapat dalam kasus ini lebih mengutamakan pada Pasal 27 UU ITE. Tapi karena jaksa tidak dapat membuktikan unsur-unsur yang mengacu

(4)

82

pada Pasal 27 UU ITE, sehingga hakim telah tepat dalam memutuskan perkara dengan menggunakan Pasal 303 KUHP.

B. Saran

Bagi masyarakat selaku pengguna media elektronik yang menggunakan internet untuk lebih bijak dalam menggunakan media elektronik dengan tidak membuka situs-situs yang mengandung unsur criminal seperti judi online, dan harus ikut membantu pihak kepolisian untuk melaporkan hal yang berkaitan dengan judi online atau melakukan upaya preventif seperti sosialisasi bahaya judi online.

Seharusnya penuntut umum dan khususnya Majelis Hakim lebih mencermati lagi terhadap kasus yang dihadapi. Perlu adanya pemahaman 70 yang mendasar mengenai perjudian umum (konvensional) dan perjudian online. Karena kedua perbuatan tersebut walaupun memiliki sifat yang sama yakni berjudi namun keduanya adalah perbuatan yang berbeda dan berdiri sendiri sebagaimana perjudian umum (konvensional) yang diatur dalam Pasal 303 KUHP dan perjudian online yang diatur dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

(5)

83

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Asikin, H. Zainal dan Amiruddin. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Manulang, Fernando M. Hukum Dalam Kepastian, Bandung : Prakarsa, 2007.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana Prenada, 2010.

Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum Suatu Pengntar, Yogyakarta : Liberty, 2007.

Moeljatno. Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008.

Muhammad, Rusli. Hukum Acara Pidana Kontemporer, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2007.

Mukti. Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, cet V, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

M, Agus Santoso. Hukum,Moral & Keadilan Sebuah Kajian Filsafat Hukum, Ctk. Kedua, Jakarta : Kencana, 2014.

M, Marwan dan Jimmy P. Kamus Hukum, Surabaya : Reality Publisher, 2009.

Nazir, M. Metode Penelitian Cet. 5, Jakarta: Ghalia Indoneisa, 2003.

(6)

84

Rahmawati, Mety. Dasar-Dasar Penghapus, Penuntut, Penghapus Peringan Dan Pemberat Pidana Dalam KUHP, Jakarta : Universitas Trisakti, 2010.

Soemitro, Ronny Hanitijo. Dualisme Penelitian Hukum (Normatif dan Empiris), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010.

Soemitro, Ronny Hanitijo. Dualisme Penelitian Hukum (Normatif dan Empiris), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, PT. Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2003.

B. Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek van Strafrecht);

Undang-Undang No.11 tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.

C. Jurnal

Trisnawati, Putri Ayu: Abintoro Prakoso; dan Sapti Prihatmini, “Kekuatan Pembuktian Transaksi Elektronik dalam Tindak Pidana Perjudian Online dari Perspektif Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Putusan Nomor 140/Pid.B/2013/PN-TB),” Jurnal Ilmu Hukum Universitas Jember, I (1), (2015).

(7)

85

Marlando, Marcy. “Tinjauan Yuridis Pembuktian Kasus Perjudian Sepak Bola Via Internet,” DIH, Jurnal Ilmu Hukum, Vol.7, No. 14, (Agustus, 2011).

Mahendra, A.A. Oka. Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan.

Jakarta. Artikel Hukum Tata Negara dan Peraturan Perundang- undangan. 2010, Dipublikasikan pada 29 Maret 2010, http://ditjenpp.kemenkumham.go.id diakses tanggal 24 April 2021 pukul 21.31 wib.

D. Internet

https://www.sekawanmedia.co.id/pengertian-internet/ diakses pada tanggal 24 April 2021 pukul 21.10 wib.

https://suduthukum.com/2017/04/pengertian-tinjauan-yuridis.html diakses tanggal 24 April 2021 pukul 21.00 wib.

http://irwaaan.blogspot.co.id/2013/11/metodologi-penelitian-hukum.html.

http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-online-dan-offline-

secara-lebih-jelas.html diakses pada tanggal 29 April 2021 pukul 14.32

http://irwaaan.blogspot.co.id/2013/11/metodologi-penelitian-hukum.html, dikases pada tanggal 29 April 2021, pukul 21.15 WIB.

(8)

ilmu hukum

by Bima Naufa Edyatama 1

Submission date: 12-Jan-2023 09:17AM (UTC+0700) Submission ID: 1991533465

File name: BIMA_NAUFA_EDYATAMA.pdf (3.23M) Word count: 14723

Character count: 91295

(9)

6

(10)
(11)
(12)

22

25

28

(13)

6

6

6

6

(14)

6 6

(15)
(16)

7

7

(17)

17

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

19

(60)

4 19

(61)

23

23

(62)

11

(63)

11

11

18

(64)

4

4 11

(65)
(66)

5

5

5

5

11

(67)

5

5

10

12

(68)

9 12

(69)
(70)

13

(71)
(72)

3

(73)

1

1 21

(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

1

14

(79)

8

8 14

(80)

4

(81)

3 5

6 20

(82)

3

3

3

3

3

(83)

3

16

(84)

2

(85)
(86)
(87)
(88)

10

12

12

(89)

9

24 27

(90)

3

3 5

6

11 20

(91)

5

15

26

(92)
(93)
(94)
(95)

31 %

SIMILARITY INDEX

30 %

INTERNET SOURCES

10 %

PUBLICATIONS

21 %

STUDENT PAPERS

1 4 %

2 4 %

3 4 %

4 3 %

5 2 %

6 1 %

7 1 %

8 1 %

9 1 %

ilmu hukum

ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

www.hukumonline.com

Internet Source

Submitted to Universitas Negeri Padang

Student Paper

repositori.usu.ac.id

Internet Source

putusan3.mahkamahagung.go.id

Internet Source

repository.umy.ac.id

Internet Source

Submitted to Universitas Nasional

Student Paper

digilib.unimed.ac.id

Internet Source

mkri.id

Internet Source

Submitted to Lampasas High School

Student Paper

(96)

10 1 %

11 1 %

12 1 %

13 1 %

14 1 %

15 1 %

16 < 1 %

17 < 1 %

18 < 1 %

19 < 1 %

20 < 1 %

21 < 1 %

eprints.uns.ac.id

Internet Source

repository.uinjkt.ac.id

Internet Source

eprints.umm.ac.id

Internet Source

media.neliti.com

Internet Source

ejournal.undip.ac.id

Internet Source

digilib.uinsby.ac.id

Internet Source

jce.ppj.unp.ac.id

Internet Source

riset.unisma.ac.id

Internet Source

repository.uma.ac.id

Internet Source

www.pn-binjai.go.id

Internet Source

repository.radenintan.ac.id

Internet Source

Submitted to Universitas Negeri Surabaya The

State University of Surabaya

(97)

22 < 1 %

23 < 1 %

24 < 1 %

25 < 1 %

26 < 1 %

27 < 1 %

28 < 1 %

Exclude quotes On Exclude bibliography On

Exclude matches < 17 words Student Paper

Submitted to Sriwijaya University

Student Paper

www.pn-dompu.go.id

Internet Source

adoc.pub

Internet Source

repository.unibos.ac.id

Internet Source

digilibadmin.unismuh.ac.id

Internet Source

e-journal.uajy.ac.id

Internet Source

eprints.walisongo.ac.id

Internet Source

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui dan memahami hubungan antara layanan yang diberikan oleh lapisan transport dan network 23. Memahami bagaimana lapisan transport menggunakan metoda multiplexing

Apabila pada suatu pada suatu kecelakaan pesawat terbang, kecelakaan pesawat terbang, dua orang dua orang laki-laki laki-laki (36,40) dan 2 orang perempuan (44,48)

(1) Ruang lingkup perjanjian ini adalah PIHAK KEDUA akan melakukan pelayanan medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan lingkup kredensial yang

Dengan demikian, hasil analisis data kuantitatif yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan tarif pajak efektif kini setelah amnesti pajak mencerminkan bahwa

Vertebrae thoraks bagian dorsal ular buhu kanan ular pucuk kiri pengamatan metode rebus dengan kamera digital……….. Vertebrae thoraks ventral ular buhu bagian kanan ular pucuk

Beberapa kasus lain, promotor ditambahkan ke dalam struktur katalis atau penyangga untuk menghambat mekanisme reaksi tertentu yang tidak diinginkan, seperti pembentukan karbon

Dari gambar 4.1 dapat diketahui hasil persentase untuk indikator tentang Kosep Dasar KTSP berdasarkan pengetahuan sebesar 88,29% dan termasuk kedalam kriteria sangat baik,

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, JSPs memungkinkan untuk dilihat sebagai HTML atau XML dokumen dengan berdasar pada Script JSP. Scripting JSP element