61
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam perkara anak Nomor 03/Pid.Sus-Anak/2015/PN Slt tentang penetapan diversi, hakim anak sebagai fasilitator telah menerapkan hukum dengan berdasarkan keadilan dan telah mengandung Asas Kepentingan Terbaik Bagi Anak dengan memperhatikan hak-hak anak juga memprioritaskan kepentingan dan kesejahteraan anak. Asas kepentingan terbaik bagi anak adalah prinsip hukum dan etika yang menempatkan kesejahteraan dan kepentingan anak sebagai faktor utama dalam setiap keputusan, kebijakan, atau tindakan yang melibatkan anak.
Pelaku yang masih dikategorikan sebagai anak mendapatkan penanganan diluar persidangan melalui diversi. Hal tersebut sesuai dengan pengaturan UU No. 11 Tahun 2012 tentang Peradilan Anak dalam hal penerapan pemidanaan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dan sesuai dengan PERMA Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Anak yang merupakan generasi penerus bangsa wajib diberikan perlindungan terhadap masa pertumbuhannya. Salah satu bentuk perlindungan tersebut adalah diversi yang berfokus terhadap penanganan perilaku anak yang menyimpang, bukan pidana penjara sebagai alat balas dendam terhadap perilaku kejatahan yang dilakukan. Dalam hal melakukan diversi, hakim anak sebagai fasilitator juga harus melihat dari Pasal 8 UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, yaitu kepentingan korban, kesejahteraan dan tanggung
62
jawab Anak, penghindaran stigma negatif, penghindaran pembalasan, keharmonisan masyarakat, dan kepatutan, kesusilaan, dan ketertiban umum.
Selain itu diversi juga harus memperhatikan pemenuhan hak anak.
B. Saran
Melalui penulisan ini, penulis memberikan saran kepada aparat penegak hukum, yaitu Hakim, Penuntut Umum, dan Penyidik, yang menangani kasus anak untuk menerapkan penyelesaian perkara diluar pengadilan yakni melalui adanya diversi demi kepentingan terbaik bagi anak. Seorang hakim yang menangani kasus anak juga harus memiliki persyaratan untuk menjadi seorang hakim anak.
Hakim juga mempertimbangkan aspek-aspek sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak meliputi kategori tindak pidana, umur anak, hasil penelitian kemasyarakatan bapas, dukungan keluarga dan masyarakat.
Melalui penulisan ini, penulis memberikan saran kepada masyarakat jika salah seorang anak dilingkungannya ataupun sekitarnya melakukan perbuatan yang menyimpang atau melawan hukum untuk membimbing dan memberikan pembinaan yang baik agar tindakan yang menyimpang yang dilakukan oleh anak dapat diminimalisir atau tidak terulang dikemudian hari.
Setiap instrumen yang terlibat dalam penanganan perkara anak juga harus memenuhi klasifikasi untuk dapat menanganinya. Baik aparat hukum, masyarakat, dan khususnya orang tua anak perlu melakukan pendekatan, pengawasan, pembinaan, dan sosialisasi secara berkesinambungan. Diversi sendiri berangkat dari semangat yang terbaik untuk kepentingan anak. Maka dari itu, penerapan
63
diversi dalam perkara anak yang berhadapan dengan hukum perlu diperhatikan aspek-aspeknya sehingga tujuan utama dari diversi sendiri dapat tercapai. Dengan begitu, anak yang bermasalah dengan hukum dapat diluruskan perilaku menyimpangnya.