• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Restorative Justice oleh Pengadilan dalam Kasus Tindak Pidana Penghinaan dan Pencemaran Nama Baik ditinjau dari Perspektif Hak atas Upaya Hukum yang Efektif sebagai HAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Restorative Justice oleh Pengadilan dalam Kasus Tindak Pidana Penghinaan dan Pencemaran Nama Baik ditinjau dari Perspektif Hak atas Upaya Hukum yang Efektif sebagai HAM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

45 BAB IV

PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan tesis bahwa penerapan kebijakan RJ oleh pengadilan sebagai pendekatan dalam penyelesaian perkara pidana secara umum, dan tindak pidana penghinaan dan pencemaran nama baik secara khusus, melanggar kewajiban negara terhadap hak atas upaya hukum yang efektif sebagai HAM dari korban tindak pidana dapat dijustifikasi. Proses menjustifikasi tersebut dilakukan melalui penelitian hukum dengan memberikan justifying reasons terhadap tesis penelitian. Dalam proses menjustifikasi tersebut

dibangun argumentasi sebagai berikut.

Pertama, penerapan kebijakan RJ oleh pengadilan untuk tindak pidana pencemaran nama baik/penghinaan melanggar hak atas upaya hukum yang efektif sebagai HAM dari korban tindak pidana karena bertentangan dengan kewajiban to respect dan to fulfil.

Kedua, penerapan kebijakan RJ oleh pengadilan bertentangan dengan kewajiban to respect karena sesuai dengan hakikat dari kekuasaan yudisial, pengadilan seharusnya fokus dengan fungsinya yaitu “memutus perkara berdasarkan hukum”, bukan “menawarkan perdamaian” antara pelaku tindak pidana dan korban dengan implikasi bahwa pada hakikatnya “perkara ini diserahkan putusannya kepada kedua belah pihak, bukan oleh pengadilan sendiri.”

Ketiga, penerapan kebijakan RJ oleh pengadilan bertentangan dengan kewajiban to fulfil karena dalam kasus tertentu dapat menjadi praktik indirect

(2)

46 discrimination (dalam hal ini jika dalam kasus tindak pidana yang terjadi

terdapat unsur relasi kuasa yang tidak berimbang antara korban yang powerless dan pelaku yang powerful).

Secara umum, dalam kaitan dengan hak atas upaya hukum yang efektif sebagai HAM dari korban, penerapan RJ oleh pengadilan menjadi ancaman serius terhadap the Rule of Law ketika korban tindak pidana gagal memperoleh upaya hukum yang

efektif karena pengadilan bertindak tidak di luar legitimate expectation korban bahwa pengadilan akan keadilan korektif (corrective justice) kepada dirinya.

2. Saran

Supaya penerapan kebijakan RJ oleh pengadilan tidak kontroversial seperti temuan penelitian ini maka diberikan rekomendasi sebagai berikut. Pertama, pembatasan penerapan RJ hanya pada tingkat penyidikan dan penuntutan (ranah kekuasaan eksekutif). Kedua, dekriminalisasi ketentuan tindak pidana penghinaan dan pencemaran nama baik di mana untuk selanjutnya perlindungan hukum bagi korban menjadi isu hukum di ranah Hukum Perdata.

Referensi

Dokumen terkait