• Tidak ada hasil yang ditemukan

repository.umj.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "repository.umj.ac.id"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

Pengantar

Program dilaksanakan dalam berbagai tahapan seperti perencanaan, strategi dan penilaian keterampilan sosial anak berkebutuhan khusus. Buku pegangan ini merupakan edisi pertama dan kami yakin masih banyak kekurangan di sana-sini, dan dari situ kami berkomitmen untuk melakukan beberapa perbaikan di masa mendatang. Penyajian buku pegangan ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan ilmiah dan pemahaman tentang model layanan pengembangan keterampilan sosial bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi, khususnya anak berkebutuhan khusus.

Kami memahami bahwa buku ajar ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, demi perbaikan di masa yang akan datang.

Tinjauan Buku Ajar

RELEVANSI

Pembahasan mengenai tumbuh kembang anak berkaitan dengan suatu proses perubahan yang terjadi secara alamiah dan akibat proses belajar. Mempelajari proses perkembangan yang dialami setiap orang sangatlah penting bagi guru, agar mereka dapat menyikapi dengan baik perilaku yang ditunjukkan anak selama interaksi di kelas. Pemahaman tentang perkembangan anak, termasuk pemahaman tentang ciri-ciri normatif dan tugas perkembangan anak pada setiap usia, akan memudahkan pengembang model pembelajaran dalam menggambarkan kompetensi pada setiap usia perkembangan.

Tumbuh kembang anak memerlukan proses yang panjang, hal itu merupakan cara alam mempersiapkan manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi luar biasa sebagai khalifah di muka bumi.

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

TUJUAN INSTRUKSIONAL Tujuan Umum

Setelah mempelajari materi pembelajaran perkembangan sosial emosional anak usia dini, siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian perkembangan anak usia dini, hakikat anak usia dini, perkembangan sosial emosional anak dan tahapan perkembangan sosial emosional anak.

PETUNJUK BELAJAR

  • Setiap Anak Memiliki Kualitas dan Tempo Perkembangan Yang Berbeda
  • Perkembangan Mengikuti Pola-Pola Tertentu Yang Relatif Beraturan,
  • Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit
  • Perkembangan Mengikuti Proses Diferensiasi Dan Integrasi
  • Perkembangan Mengikuti fase Tertentu
  • Perkembangan Sesuatu Aspek Dapat Dipercepat Atau Diperlambat
  • Perkembangan dipengaruhi aspek Perkembangan lainnya
  • Perkembangan Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin
  • Aspek Perkembangan Fisik Anak Usia Dini
  • Aspek Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
  • Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
  • Aspek Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini

Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara garis besar mengacu pada keseluruhan proses perubahan potensi yang dimiliki individu dan munculnya kualitas kemampuan, sifat, dan karakteristik baru. Pola pergerakannya rumit karena merupakan produk dari berbagai proses – biologis, kognitif, dan sosio-emosional.” Perkembangan adalah suatu proses perubahan fungsi tubuh secara kualitatif, baik yang berkaitan dengan fungsi fisik maupun mental akibat belajar dan faktor lingkungan. Dalam prosesnya, aspek-aspek perkembangan tertentu terkadang menjadi lebih jelas dan terlihat, sedangkan aspek lainnya tersembunyi.

Demikian pula aspek-aspek lain pada umumnya tidak berdiri sendiri-sendiri dan bersinergi dengan satu atau dua aspek perkembangan anak. Aspek perkembangan fisik anak usia dini merupakan proses perubahan fisik pada anak yang meliputi pertambahan tinggi dan berat badan, pertumbuhan dan perkembangan sel saraf otak, pematangan fungsi motorik kasar dan motorik halus. Jean Piaget, profesor psikologi di Universitas Jenewa, Swiss, membagi aspek perkembangan kognitif pada anak usia dini menjadi empat tahap. Salah satu teori pembangunan adalah sebagai berikut.

Sebagai salah satu aspek perkembangan anak usia dini, perkembangan bahasa dapat menjadi indikator keberhasilan anak dalam aspek perkembangan lainnya. Dyson (dalam Rita Kurnia, 2009:39) berpendapat bahwa “perkembangan berbicara memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan menulis pada anak”. KEGIATAN BELAJAR: 2 Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. Perkembangan sosial emosional adalah dua aspek perkembangan yang sering ditulis dalam satu kalimat.

Persaingan

Kerjasama pada anak masih merupakan suatu proses dan biasanya berbentuk permainan yang memerlukan kegiatan bersama. Terkadang anak-anak terlihat berkumpul dan bermain, namun mereka tidak melakukan kegiatan bersama karena masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda.

Konflik

Akomodasi

  • Takut
  • Khawatir
  • Anxiety atau cemas,
  • Cemburu
  • Gembira
  • Sedih
  • Kasih Sayang

Jika anak melakukannya karena merasa terdorong untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya maka hal ini dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap perkembangan kinerja dan motivasinya, namun jika persaingan dipandang sebagai perjuangan dan kesombongan maka dapat mengakibatkan sosialisasi yang buruk. Ketika anak mempunyai keinginan yang kuat terhadap penerimaan sosial, hal ini akan mendorong anak untuk melakukan penyesuaian sosial yang baik. Hal ini hanya akan berkembang jika anak dapat memahami ekspresi wajah orang lain atau maksud pembicaraan orang lain.

Berdasarkan pengalamannya semasa kecil, ketika seorang anak merasakan keterikatan yang hangat dan penuh kasih sayang dengan ibunya, anak mengembangkan sikap tersebut untuk membangun persahabatan dengan orang lain. Hubungan seseorang dengan orang lain memerlukan perilaku yang merupakan kebiasaan rutin, seperti kebiasaan makan, pakaian, jam tidur. Jika sifat egoisnya dikritik, ia akan segera mengoreksi dan merevisi sifat tersebut agar dapat diterima oleh orang lain.

Hal ini dapat diperbaiki ketika anak mengembangkan persahabatan sehingga mereka belajar menempatkan dirinya seperti teman-temannya yang lain. Hal ini masih wajar terjadi pada anak kecil, namun pada usia yang lebih tua sekitar 4-5 tahun hal ini belum dapat diterima oleh lingkungannya. Hal ini juga terlihat pada anak-anak yang mengalami kendala dalam mengekspresikan kehidupan emosionalnya secara terbuka.

Kemarahan jenis ini ditujukan langsung kepada orang lain, hewan, atau benda, bisa dalam bentuk reaksi fisik, bisa juga verbal, bisa ringan, bisa berat, atau intens. Hal ini terlihat dari ciri khas ekspresi wajah mereka, tangisan mereka yang meminta pertolongan, mereka menyembunyikan wajah dan menjauh sejauh mungkin. Pada masa awal dan akhir masa kanak-kanak, reaksi ini muncul ketika mereka merasa tidak mengetahui bagaimana orang lain memperlakukan dirinya.

Malu (perasaan sulit, tidak mampu, atau malu dalam melakukan sesuatu) merupakan reaksi rasa takut terhadap penilaian orang lain terhadap diri sendiri. Tugas perkembangan pada anak usia dini: belajar berjalan, belajar makan, belajar berbicara, belajar mengendalikan buang air kecil, belajar mengenal jenis kelamin, menguasai kestabilan tubuh, mempunyai konsep sosial dan jasmani walaupun masih sederhana, belajar hubungan sosial, belajar membedakan yang baik dan yang buruk serta pengembangan hati nurani.

RELEVANSI

ANAK DENGAN HAMBATAN PERKEMBANGAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL Tujuan Umum

Setelah mempelajari bahan ajar anak dengan hambatan perkembangan, siswa diharapkan dapat menjelaskan apa saja yang perlu dilakukan dalam melakukan identifikasi awal anak yang mengalami hambatan perkembangan, penyebab hambatan perkembangan, macam-macam hambatan perkembangan dan identifikasi awal. anak-anak mengerti. intervensi yang dapat dilakukan pada anak yang mengalami hambatan tumbuh kembang. Berbagai jenis gangguan perkembangan, antara lain: gangguan pemusatan perhatian, autisme, kesulitan belajar membaca, berhitung, dan menulis; serta hambatan intelektual.

PETUNJUK BELAJAR

Jelaskan mengapa deteksi dini penting dan apa dampaknya jika deteksi dini terhadap anak yang diduga mengalami gangguan tumbuh kembang tidak dilakukan. Anak penyandang disabilitas biasanya dibandingkan dengan anak pada umumnya, kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan bidang perbedaannya. Perbedaan intelektual: yaitu anak berkemampuan intelektual tinggi (tergolong berbakat/berbakat) dan anak berkemampuan lambat belajar (yaitu anak berkelainan intelektual dan perkembangan).

Perbedaan komunikasi: yaitu anak yang mengalami hambatan bicara dan bahasa, termasuk anak autis dan keterlambatan bicara. Kesulitan belajar: yaitu anak-anak yang mengalami kesulitan dan hambatan belajar dalam datang ke kelas. Disabilitas ganda dan berat: yaitu anak yang memiliki kombinasi disabilitas (misalnya anak dengan Cerebral Palsy dan disabilitas intelektual dan perkembangan, atau anak tunarungu sekaligus tunanetra).

Perbedaan fisik: yaitu anak yang mengalami hambatan nonsensorik, namun mengalami kesulitan dalam mobilitas, kesehatan, dan kondisi fisik. Berikut kami soroti beberapa hambatan yang mungkin dialami anak, mulai dari karakteristik anak yang mengalami hambatan tersebut hingga asesmen yang dapat dilakukan. Anak yang mengalami disgrafia mengalami hambatan kecepatan menulis sehingga menghambat pencapaian pendidikan dan aktivitas sehari-hari (Guerrini et al, 2015).

Diskalkulia juga sering terlihat pada anak-anak yang memiliki penyakit saraf seperti epilepsi, kelahiran prematur dan gangguan metabolisme (Kaufmann & Aster, 2012). Jika dikaitkan dengan teori pemrosesan informasi Kirk dkk (2012), anak yang mengalami kesulitan belajar tertentu mungkin akan mengalami masalah pada bidang input, pemrosesan, output, konteks emosional, dan fungsi eksekutif. Anak tunagrahita sedang adalah anak yang dapat dilatih keterampilan tertentu untuk membantunya melakukan pekerjaan kelak.

Anak lamban belajar dikatakan mempunyai kecerdasan yang sebanding dengan anak normal dan anak tunagrahita. Oleh karena itu, pengalaman yang kaya di usia muda sangat diperlukan bagi anak, bahkan bagi anak yang mengalami hambatan tumbuh kembang. Contoh kasus yang dikemukakan oleh Kirk dkk (2012) adalah intervensi dini pada anak tunarungu.

Bekerja sama dengan masyarakat untuk menjaring anak-anak putus sekolah, mengundang mereka dan menyekolahkan mereka.

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HAMBATAN PERKEMBANGAN

Pembahasan mengenai pembelajaran keterampilan sosial pada anak tunagrahita berkaitan dengan kajian tentang bagaimana program pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan keterampilan sosial anak tunagrahita. Kurikulum keterampilan sosial diawali dengan apa itu pembelajaran dan apa itu keterampilan sosial, sehingga diharapkan Anda memperoleh pemahaman yang utuh mengenai konstruk teori pembelajaran keterampilan sosial. Aspek penilaian dilakukan melalui kegiatan penilaian keterampilan sosial anak usia dini. Penilaian merupakan upaya mengumpulkan data mengenai kemampuan siswa baik sebelum maupun sesudah pembelajaran dilaksanakan.

Dalam mengajarkan keterampilan sosial kepada anak berkebutuhan khusus, kita dapat menggunakan model pembelajaran keterampilan sosial ini dengan memperhatikan beberapa catatan dan pendekatan khusus yang berkaitan dengan keistimewaan anak. Setelah mempelajari bahan ajar perkembangan sosial untuk anak tunagrahita, siswa diharapkan mampu menjelaskan pentingnya pembelajaran keterampilan sosial, perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran keterampilan sosial, penilaian keterampilan sosial anak usia dini, dan suplemen pembelajaran untuk anak tunagrahita. kecacatan. Pembelajaran keterampilan sosial anak usia dini adalah tentang pengembangan keterampilan yang dapat membantu anak pada tingkat selanjutnya, seperti: keterampilan bertanya, cara menjalin dan memelihara persahabatan, emosi, bersikap positif/tidak agresif ketika menghadapi konflik, dan mengatasi stres.

Pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan sosial berkaitan dengan kompetensi mengenali diri sendiri, keluarga, teman, pendidik dan/atau orang lain. Modul pada bagian pengajaran keterampilan sosial ini diharapkan dapat membantu calon guru mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mengajarkan keterampilan sosial kepada anak-anak dengan hambatan perkembangan di prasekolah atau yang telah mencapai usia sekolah tetapi perolehan keterampilan sosialnya mengalami masalah. . Perolehan keterampilan sosial oleh anak-anak ini menemui kendala, misalnya dalam bidang interaksi sosial, komunikasi dan kemandirian.

Pendapat lain mengatakan bahwa keterampilan sosial adalah pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses interpersonal. Keterampilan sosial sendiri mempunyai cakupan yang luas dan berkaitan dengan cara-cara praktis yang harus digunakan individu dalam bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Yulk bahwa keterampilan sosial disebut juga dengan keterampilan interpersonal.

Mc.Entry Pembelajaran keterampilan sosial yang paling efektif adalah dengan meniru lingkungan, misalnya seseorang tersenyum, menyapa dan keterampilan sosial. Berbagai pernyataan di atas digunakan dalam penelitian ini untuk mempersiapkan penilaian keterampilan sosial dan materi pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait