• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU AJAR - Repository UMJ

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU AJAR - Repository UMJ"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Rabbi, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah dan izin-Nya yang memberikan kekuatan dan kesehatan kepada kami untuk menyelesaikan buku ajar yang berjudul “PERKEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK-ANAK DISABILITAS PERKEMBANGAN DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN INKLUSIF”. Buku ajar ini dapat digunakan sebagai buku ajar bagi siswa program sarjana PG-PAUD dan PGSD/MI terkait kajian tentang pengembangan keterampilan sosial bagi anak dengan rentang usia di kelas awal TK dan SD. Kemudian, pada Modul II, materi pembelajaran ini mengkaji anak dengan keterlambatan perkembangan, dan Modul III melihat lingkungan pendidikan inklusif, dimana anak berkebutuhan khusus (walaupun jumlah per sekolahnya terbatas) bersekolah dan umumnya bersosialisasi dengan anak yang tidak bermasalah. . cacat fisik, cacat mental dan belajar.

Kajian dalam buku ini juga berfokus pada anak dengan keterlambatan perkembangan, dengan mempertimbangkan rata-rata keberadaan anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, yaitu anak dengan kasus. Program tersebut dilaksanakan dalam beberapa tahapan, seperti perencanaan, strategi dan penilaian keterampilan sosial anak berkebutuhan khusus. Penyajian buku ajar hendaknya memberikan wawasan, pengetahuan ilmiah dan pemahaman tentang model layanan pengembangan keterampilan sosial anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, khususnya anak tunagrahita.

Tinjauan Buku Ajar

RELEVANSI

Pembahasan perkembangan anak berkaitan dengan proses perubahan yang terjadi secara alami dan sebagai akibat dari proses belajar. Mempelajari proses perkembangan yang dilalui setiap orang sangat penting bagi guru untuk dapat merespon dengan baik perilaku anak selama interaksi di kelas. Pemahaman tentang perkembangan anak, termasuk pemahaman normatif tentang karakteristik dan tugas perkembangan anak pada periode usia individu, akan memudahkan pengembangan model pembelajaran yang mampu menggambarkan kompetensi pada periode perkembangan individu usia.

Pertumbuhan dan perkembangan anak membutuhkan proses yang panjang, sebenarnya itu adalah cara fitrah mempersiapkan manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi luar biasa sebagai khalifah di muka bumi.

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

TUJUAN INSTRUKSIONAL Tujuan Umum

Siswa setelah mempelajari materi pendidikan perkembangan sosial emosional anak usia dini, peserta diharapkan mampu menjelaskan pengertian perkembangan anak usia dini, hakikat anak usia dini, perkembangan sosial emosional anak dan tahapan perkembangan sosial emosional anak.

PETUNJUK BELAJAR

  • Setiap Anak Memiliki Kualitas dan Tempo Perkembangan Yang Berbeda
  • Perkembangan Mengikuti Pola-Pola Tertentu Yang Relatif Beraturan,
  • Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit
  • Perkembangan Mengikuti Proses Diferensiasi Dan Integrasi
  • Perkembangan Mengikuti fase Tertentu
  • Perkembangan Sesuatu Aspek Dapat Dipercepat Atau Diperlambat
  • Perkembangan dipengaruhi aspek Perkembangan lainnya
  • Perkembangan Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin
  • Aspek Perkembangan Fisik Anak Usia Dini
  • Aspek Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
  • Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
  • Aspek Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini

Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “pembangunan secara garis besar mengacu pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh individu dan muncul dalam kualitas kemampuan, ciri dan ciri baru. Pola geraknya kompleks karena merupakan produk dari beberapa proses – biologis, kognitif dan sosio-emosional.” Perkembangan adalah suatu proses perubahan fungsi tubuh secara kualitatif, baik yang berkaitan dengan fungsi fisik maupun mental akibat faktor belajar dan lingkungan, serta aspek lainnya, umumnya tidak berdiri sendiri dan bersinergi dengan satu atau dua aspek perkembangan anak.

Aspek perkembangan fisik anak usia dini adalah proses perubahan fisik pada anak yang meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, pertumbuhan dan perkembangan sel saraf otak, pematangan fungsi motorik kasar dan motorik halus. Jean Piaget, profesor psikologi dari Universitas Jenewa, Swiss, membagi aspek perkembangan kognitif anak usia dini menjadi 4 tahap, salah satu teori perkembangannya adalah sebagai berikut. Sebagai salah satu aspek perkembangan anak usia dini, perkembangan bahasa dapat menjadi indikator keberhasilan anak dalam aspek perkembangan lainnya.

Dyson (dalam Rita Kurnia, 2009:39) mengklaim bahwa “perkembangan berbicara memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan menulis pada anak”. KEGIATAN BELAJAR: 2 Awal perkembangan sosial emosional. Perkembangan sosial emosional adalah dua aspek perkembangan yang sering ditulis dalam satu kalimat.

Persaingan

Kolaborasi pada anak, bentuknya masih berkembang dan biasanya dilakukan dalam bentuk permainan yang memerlukan kegiatan bersama. Terkadang anak-anak terlihat bermain bersama, namun belum melakukan kegiatan kolaboratif karena masing-masing memiliki tujuan yang berbeda.

Konflik

Akomodasi

  • Takut
  • Khawatir
  • Anxiety atau cemas,
  • Cemburu
  • Gembira
  • Sedih
  • Kasih Sayang

Ketika anak memiliki keinginan yang kuat untuk penerimaan sosial, maka akan mendorong anak untuk melakukan penyesuaian sosial yang baik. Hal ini hanya akan berkembang jika anak dapat memahami ekspresi wajah orang lain atau maksud ucapan orang lain. Berdasarkan pengalaman masa kecilnya, ketika anak merasakan ikatan yang hangat dan penuh kasih sayang dengan ibunya, anak mengembangkan sikap tersebut untuk membangun persahabatan dengan orang lain.

Seseorang dalam berhubungan dengan orang lain membutuhkan perilaku yang merupakan kebiasaan rutin seperti kebiasaan makan, pakaian, jam tidur. Jika sifat egosentrisnya dikritik, ia akan segera memperbaiki dan merevisi sifat tersebut agar dapat diterima oleh orang lain. Hal ini dapat diatasi jika anak menjalin persahabatan sehingga mereka belajar memposisikan diri sebagai teman lainnya.

Untuk anak kecil hal ini masih wajar, namun pada usia yang lebih tua sekitar 4-5 tahun, hal ini belum bisa diterima oleh lingkungannya. Hal ini juga diamati pada anak-anak yang menghadapi hambatan dalam mengungkapkan kehidupan emosional mereka secara terbuka. Jenis kemarahan ini ditujukan langsung kepada orang lain, binatang atau benda, bisa berupa reaksi fisik, bisa verbal, bisa ringan, bisa berat atau intens.

Hal ini terlihat pada ekspresi wajah yang khas, tangisan yang merupakan permintaan tolong, mereka menyembunyikan wajah mereka sejauh mungkin. Pada masa awal dan akhir masa kanak-kanak, reaksi ini muncul ketika mereka merasa tidak tahu bagaimana orang lain memperlakukan mereka. Malu (merasa sulit, tidak mampu atau malu untuk melakukan sesuatu) merupakan reaksi ketakutan akan penilaian orang lain terhadap dirinya.

Tugas perkembangan anak usia dini: belajar berjalan, belajar mengambil makanan, belajar bicara, belajar mengontrol cara buang air besar, belajar gender, menguasai kestabilan fisik, memiliki konsep sosial dan fisik walaupun sederhana, belajar hubungan sosial, belajar membedakan baik dan buruk serta perkembangan hati nurani.

RELEVANSI

ANAK DENGAN HAMBATAN PERKEMBANGAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL Tujuan Umum

Setelah mempelajari materi pembelajaran untuk anak dengan keterlambatan perkembangan, diharapkan siswa mampu menjelaskan apa saja yang perlu dilakukan dalam identifikasi dini anak dengan keterlambatan perkembangan, memahami penyebab keterlambatan perkembangan, macam-macam hambatan perkembangan, serta intervensi dini yang dapat dilakukan untuk anak dengan keterlambatan perkembangan. Berbagai jenis keterlambatan perkembangan, termasuk: gangguan pemusatan perhatian, autisme, kesulitan belajar membaca, berhitung dan menulis; serta hambatan intelektual.

PETUNJUK BELAJAR

Jelaskan mengapa identifikasi dini itu penting dan apa akibatnya jika anak yang diduga mengalami disabilitas perkembangan tidak diidentifikasi sejak dini. Anak yang mengalami hambatan biasanya akan dibandingkan dengan anak pada umumnya, kemudian dikategorikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan wilayah perbedaannya. Perbedaan intelektual: yaitu anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi (tergolong berbakat) dan anak yang memiliki kemampuan belajar lambat (yaitu anak yang memiliki hambatan intelektual dan perkembangan).

Perbedaan komunikasi : yaitu anak yang mengalami keterlambatan bicara dan bahasa, termasuk disini anak autis dan keterlambatan bicara. Kesulitan belajar: yaitu anak yang mengalami masalah dalam belajar dan hambatan mengikuti kelas. Disabilitas ganda dan berat: Yaitu anak yang memiliki disabilitas kombinasi (misalnya anak dengan cerebral palsy dan hambatan intelektual dan perkembangan, atau anak yang tunarungu dan tunanetra secara bersamaan).

Perbedaan Fisik : yaitu anak yang mengalami hambatan non sensori tetapi mengalami kesulitan dalam mobilitas, kesehatan dan fisik. Di bawah ini kami uraikan beberapa kendala yang mungkin dialami oleh anak, dimulai dari karakteristik anak yang mengalami hambatan tersebut dan penilaian yang dapat dilakukan. Anak dengan disgrafia mengalami hambatan dalam kecepatan menulis yang menghambat pencapaian pendidikan dan aktivitas sehari-hari (Guerrini et al, 2015).

Dyscalculia juga sering terlihat pada anak yang memiliki penyakit saraf seperti epilepsi, kelahiran prematur dan gangguan metabolisme (Kaufmann & Aster, 2012). Jika dikaitkan dengan teori pemrosesan informasi dari Kirk et al (2012), anak-anak yang mengalami kesulitan belajar tertentu dapat mengalami masalah di bidang input, pemrosesan, output, konteks emosional, dan fungsi eksekutif. Anak tunagrahita sedang adalah anak yang dapat dilatih keterampilan tertentu untuk membantunya melakukan pekerjaannya kelak.

Anak lamban belajar dikatakan memiliki kemampuan intelegensia diantara anak normal dan anak tunagrahita. Untuk itu, pengalaman anak usia dini yang kaya sangat dibutuhkan oleh anak, termasuk anak yang mengalami hambatan perkembangan. Salah satu contoh yang dikemukakan oleh Kirk et al (2012) adalah intervensi dini yang dilakukan pada anak tunarungu.

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HAMBATAN PERKEMBANGAN

Pembahasan pembelajaran keterampilan sosial anak tunagrahita terkait dengan kajian tentang bagaimana program pembelajaran dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan sosial anak tunagrahita. Program pembelajaran keterampilan sosial diawali dengan apa itu belajar dan apa itu keterampilan sosial, sehingga diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang utuh tentang konstruk teori pembelajaran dalam keterampilan sosial. Aspek penilaian dilakukan melalui penilaian keterampilan sosial anak usia dini Penilaian merupakan upaya mengumpulkan data yang berkaitan dengan kemampuan siswa baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan pembelajaran selesai.

Mengajarkan keterampilan sosial kepada anak tunagrahita dapat menggunakan model pembelajaran keterampilan sosial ini, dengan memperhatikan beberapa catatan dan pendekatan khusus yang berkaitan dengan kekhasan anak. Setelah mempelajari bahan ajar perkembangan sosial bagi anak tunagrahita, siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian Pengajaran Keterampilan Sosial, RPP, Strategi Pengajaran Keterampilan Sosial, Penilaian Keterampilan Sosial Anak Usia Dini dan Suplemen Pembelajaran Anak Perkembangan. Hambatan. Mengajarkan keterampilan sosial pada anak usia dini adalah mengembangkan keterampilan yang dapat membantu anak pada tingkat selanjutnya seperti: keterampilan bertanya, bagaimana menjalin dan menjaga persahabatan, perasaan, bersikap positif/tidak agresif saat menghadapi konflik dan membiasakan diri dengan stres.

Pengetahuan yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan sosial yang berhubungan dengan kompetensi diri, keluarga, teman, pendidik dan/atau. Pemerolehan keterampilan sosial anak ini mengalami kendala, seperti dalam hal interaksi sosial, komunikasi dan kemandirian. Pandangan lain mengatakan bahwa keterampilan sosial adalah pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses interpersonal.

Keterampilan sosial sendiri cakupannya luas dan berhubungan dengan cara-cara praktis yang dibutuhkan individu untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan tesis Yulk, bahwa keterampilan sosial disebut juga sebagai keterampilan interpersonal. Mc.Entry Pengajaran keterampilan sosial yang paling efektif adalah dengan meniru dari lingkungan, misalnya seseorang tersenyum, menyapa dan keterampilan sosial.

Berbagai pendapat di atas digunakan dalam penelitian ini untuk mengembangkan penilaian keterampilan sosial dan bahan ajar.

Referensi

Dokumen terkait

CONCLUSION Based on the results of study, the conclusion of study are; 1 most of the conceptual action items identified, have been implemented in primary schools, and a small part

Pendidikan khusus diperlukan karena mereka tampak berbeda dari siswa pada umumnya pada satu atau lebih hambatan seperti : mereka memiliki hambatan intelektual kecerdasannya, ketidak