• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Suatu Tinjauan dalam Proses Pemberian Sertifikat Terhadap Tanah•Tanah Transmigrasi Sebagai Objek Landreform di Provinsi Sumatera Utara : Studi Kasus di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasionol Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Suatu Tinjauan dalam Proses Pemberian Sertifikat Terhadap Tanah•Tanah Transmigrasi Sebagai Objek Landreform di Provinsi Sumatera Utara : Studi Kasus di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasionol Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

SUA TU TTNJAUAN DA LAM PROSES PEMBER.IAN SERTIFIKA T TERHADAP T ANAH-T ANAH TRANSMIGRAS1 SEBA GA

I

OBJEK LAND REFORM DI PROPINSI

SUMATERA UTARA

AB ST RAK

OLER: NURUL KUSNUL HASANAH HARAHAP NPM : 07.840.0080

Kchidupan manusia tidak dapat ctipisahkan dari tanah, karena manusia hidup di atas :Jmhdan memperoleh segala kebutuhan hidup dari tanah. "SUATU TINJAUAN DALAM SES PEMBERIAN SERTIFIKA T TERHADAP T ANAH-T ANAH TRANSMJGRASI Slii.\GAI OBJEK LANDREFORM DI PROVJNSI SUMATERA UTARA". Di dalam GBHX TAP MPR No. Il/MPR/1983. Dengan adanya perobagian tanah scluas minimum 2 ia �da setiap Kepala keluargga dan adanya pemyataan yang tegas di dalam GBHN

!Q;;lab dimasukkan tanah-tanah transmigrasi dimaksudkan untuk menjamin kepastian

Definisi praktis dari landreform ini adalah : Pcnataan kcmbali hubungan antara u.sia dcngan tanah. Dengan adanya dalam hal uasaba penataan kembali penggunaan,

�u:isaan dan pemilikan tanah dari pemerintah maka jelaslah Landreform itu telah n-r;"-ii suatu kemauan politik dan pcmerintah wajib untuk melaksanakannya. Jadi, tanah

_ telah dicadangkan untuk para transmigran itu tcrkena ketentuan Land.reform dan

•<•;•Ii objek Landreform. Objck-objek Landrcform yaitu : Tanah-tanah surplus, tanah­

absentis, tanah-tanah ex swapraja dan swapraja, tanah-tanah ex partikulir/eigcndom t:mah bekas hak erfpacht/HGU yang merupakan tanah pertanian yang sekarang .;( · ,>ai langsung oleh Negara, dan Landscolidation yang mengatur konsolidasi.

Senifikat adalah alat pembuktian yang paling kuat tentang adanya sesuatu hak atas

\fasalah yang saya rwnuskan di dalam skripsi ini adalah :

Hambatan-hambatan apa yang timbul sehingga sertifikat itu sering terlambat?

' Scjauh mana pengertian para transmigran ani pentingnya sertifikat ?

Departemen trnsmigrasi sebagai peroegang hal pengelolaan yang teJah menerbitkan

"-· -bak dari pengelolaan

ini,

apakah pengelolaan untuk menerbitkan hak-bak lain

r-Ia para transmigran

,::;::.:c:;s; dalam penelitian adalah sebagai bcrikut :

AtlllpUD hambatan-harnbatan yang timbul dalam sertifikat sering terlambat karena : - Sertifikat itu tergantung kepada APBN, Jalu diserahkan kepada BPN

sehingga biaya yang dikeluarkan itu tergantung biaya yang dialokasikan kcpada BPN.

Ketersectiaan

data dari

trunsmigrasi, yakni data

dari para

trandmigran dan yang dibuat transrnigran. Seringkali transmigran

rnelarikan diri, padahal

data

transmigran sudah diusulkan untuk diterbitkan sertiftkat.

..\:"' oentingnya Serti.fikat bagi para transmigran terlambat k

arena

pendidikan yang

=id:!h kepada

para

transmigrasi itu menimbulkan anggapan kepada diri penulis blhw3 mereka itu belwn mengerti

betul

akan

arti

pentingnya Sertifikat.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

3. Bahwa unmk mendapatkan suam kapasitas hukum perlu didaftnrkan dan wajib didaftarkan bak pengdolaan pada kamor pendaftaran tanah setempat. Dalam j1f3iaeknya temyata Departemen transmigrasi belum atau lidak mcndaftarkan hak tcrsebut tempi telah diterbitkan hak lain yang muncul dari hak pcngelolaan tersebut Tujuan penelitian saya adalah :

I. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang sering timbul diantara instansi yang terkait di dalam pelaksanaan transmigrusi im.

2. Pendidikan yang rendah pada para transmigran itu mcnimbulk1.11J anggapan kcpada diri pcnulis bahwa mcreka belum mengerti bctul akan acti pcntingnya scnifikat.

3. PerJulis ingin mcngctahui bahwa untuk mendapatkan suatu kepastian hukum perlu didaftarkan bak pada kantor ianah tersebut.

Metode penelitian yang penulis pergunakan dalam garis besamya sebagai berikut : I. Libr.uy Research. di mana penulis mengwnpulkan bahan-bahan clari perpustakaan

dengan membaca buku-buku dan diktat-diktat yang dirasa ada hubungannya dengan judul skripsi.

2. Field Research. yaitu dengan mengadakan penelitian ke lapangan, ant.am lain : Dengan meminta ketenu1g1111-ke1erangan kepada yang dianggap dapat memberikan data-data yang pasti dan berhubungan dengan fimgsin) a dengan mnsalah yang diteliti.

Kesimpulan dari peneJitian saya ini adalah:

I. Program transmigrasi itu dari Pelita ke Pelita menjadi objck yang hcndak diwujudkan, di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negaro TAP MPR No.

ll/MPR/1983 transmigrasi itu mcrupak.an penataan kcmbali pcnggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah di daerah asaJ maupun di daerah tujuan.

Pelak.sanaan transmigrasi sekaligus juga merupakan pembagian tanah kepada para petani sehingga jelaslah bahwa transmigrasi sekaligus juga merupakan objek Jandrefonn.

Minimum luas

tanah

yang discmhkan kepada para transmigran adalah 2 Ha. ha! ini sesuai dengan batas minimum yang ditentukan oleh peraturan dengan seluas itu diharapkan para transmigran telah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karellll lahan di luar Pulau Jawa dengan luas I Ha mereka untuk hidup layak.

3. Pemberian sertifikat Hak Palati/l lak M'tlik kepada para transmigran begitu penting selain untuk menan1bah gairah kerja mereka karena telah adanya kcpastian hukum nias hak mereka juga sebagai jaminan agar tanah tersebut lidak diserobot oleh penduduk setempat.

Saran saya adalah :

I T ransmigrasi mcrupaknn program oasionaJ dengan dana yang 1 idak scdiki t ::<hingga diharnpkan calon tmru>migrasi itu benar-bcnar ten;eleksi.

" Jangka waktu pendafiaran dan pemberangkatan transmigran hendaknya jangan tttl3lu lama

Perlu semalcin ditingkatkan koordinasi dan sinkronisasi di antara

Dcpertemen/Lembaga yang terkait.

PICnberian senifitikat

diusahakan secepat mungkin.

II

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Referensi

Dokumen terkait

Kendala dalam implementasi kewenangan menyelesaikan sengketa pertanahan adalah ketidaksiapan para pihak untuk berperan aktif, keterbatasan aturan hukum dan kekurangcakapan

Sertifikat sebagai Alat bukti telah diterbitkan oleh Kantor Pertanahan, dalam hal ini apabila terdapat sengketa maka dapat dijadikan sebagai alat bukti yang kuat di

Apabila semua keterangan yang diperlukan telah lengkap dan tidak ada keberatan dari pihak lain, maka dalam hal keputusan pemberian hak milik kewenangannya telah dilimpahkan

Dengan demikian maka dalam hal pembatalan sertipikat hak milik atas tanah baik sebagai pelaksanaan Putusan Pengadilan yang menjadi dasar bagi Aparatur Badan

Perkembangan Regulasi SKB dimulai tahun 1998 sampai yang terakhir tahun 2017 dengan dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN No. 2 Tahun 1998 tentang Surveyor

Dari pengertian di atas penulis berpendapat bahwa sertifikat adalah surat tanda bukti hak yang dijilid dan diterbitkan oleh Kantor Pertanahan, yang berlaku

Apabila semua keterangan yang diperlukan telah lengkap dan tidak ada keberatan dari pihak lain, maka dalam hal keputusan pemberian hak milik kewenangannya telah dilimpahkan

Tanah yang dijadikan sebagai jaminan tersebut harus dibebani dengan hak tanggungan sebagaimana menurut Widjaja et al., 2020 Pasal 1 UU Hak Tanggungan, bahwa: “Hak Tanggungan atas tanah