• Tidak ada hasil yang ditemukan

Research In Accounting Journal

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Research In Accounting Journal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, Vol 2 (5) 2022: 615-620, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

ANALYSIS OF PRODUCTION PRICE CALCULATION WITH THE APPLICATION OF FULL COST ACCOUNTING METHOD IN PEMPEK FANISA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENERAPAN METODE AKUNTANSI BIAYA PENUH PADA UMKM FANISA

Saskia Aulya

*1

Sopia Ananda

2

Wahyu Miftahani

3

Linda Hetri Suriyanti

4

Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru Email: sskyalya242@gmail.com

Abstract

Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) have an important and strategic role in national economic development. Apart from playing a role in economic growth and employment, MSMEs also play a role in distributing the results of development. (Wijaya, 2018). The rapid and diverse growth of MSMEs is very helpful for the economy of the Indonesian people, especially for people in the lower sector. MSMEs also assist the government in efforts to improve the economy of small communities and the general public. The high growth rate of MSMEs in Indonesia causes a high level of competition between similar or non-similar MSMEs that compete with each other to dominate market share. Competition in entrepreneurship is a natural thing. Where every business actor competes in offering various kinds of superiority of their respective products. Various kinds of MSME fields in Indonesia, one of which is the culinary field, which creates a wide variety of food and drinks. Competition that occurs among MSME actors in the culinary field usually occurs in providing superior products from other MSME actors but still at affordable prices.

Keyword : Cost of Production, Full Cost Accounting Method

ABSTRACT

Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) memiliki peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan didalam pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan didalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. (Wijaya, 2018). Pertumbuhan UMKM yang pesat dan beragam sangat membantu perekonomian masyarakat Indonesia terutama bagi masyarakat disektor bawah. UMKM juga membantu pemerintah dalam upaya memperbaiki ekonomi masyarakat kecil maupun masyarakat umum. Tingginya angka pertumbuhan UMKM di Indonesia menyebabkan tinggi pula tingkat persaingan antar UMKM sejenis ataupun tidak sejenis yang saling bersaing untuk menguasai pangsa pasar. Persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang wajar.

Dimana setiap pelaku usaha bersaing dalam menawarkan berbagai macam keunggulan produknya masing-masing. Berbagai macam bidang UMKM di Indonesia salah satu diantaranya adalah bidang kuliner yang tidak habis-habisnya menciptakan beranekaragam makanan dan minuman. Persaingan yang terjadi diantara pelaku UMKM dibidang kuliner biasanya terjadi dalam memberikan produk yang unggul dari para pelaku UMKM lainnya namun tetap dengan harga yang terjangkau.

Keyword : Harga Pokok Produksi, Metode Akuntansi Biaya Penuh

1. Pendahuluan

Para pelaku UMKM dituntut agar bisa lebih efektif, efisien, dan ekonomis dalam menjalankan sebuah usaha agar produk yang dihasilkan mempunyai keunggulan dan mempunyai daya saing yang tinggi diantara pelaku UMKM lainnya. Penentuan harga pokok produksi yang tepat dan akurat menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan harga jual yang tentunya akan berguna untuk perkembangan usaha kedepannya. Kesalahan dalam penentuan harga pokok produksi akan berakibat juga pada kesalahan penentuan harga jual .

(2)

616

Harga jual yang terlalu tinggi akan menyebabkan pelaku usaha kesulitan dalam bersaing dengan pelaku UMKM lainnya, namun harga jual terlalu rendahpun akan menyebabkan terlalu rendahnya keuntungan yang didapatkan, hal ini bisa menjadi penyebab tidak berkembangnya usaha yang dijalankan dan bahkan bisa menjadi penyebab terjadinya kerugian dalam menjalankan sebuah usaha.

UMKM Pempek Fanisa merupakan salah satu UMKM yang bergerak dibidang kuliner selama 8 tahun. UMKM Pempek Fanisa setiap harinya memproduksi ratusan pempek yang nantinya akan dijual di pasar tradisional dan juga memproduksi untuk memenuhi berbagai pesanan untuk acara-acara besar seperti pesta pernikahan, acara keluarga dan lain-lain. Dalam menentukan harga pokok produksi Pempek Fanisa tidak tidak menggunakan perhitungan yang sesuai dengan standar akuntansi. Penentuan harga pokok produksi sesuai dengan standar akuntansi dianggap meribetkan, hal ini dikarenakan rendahnya pengetahuan pemilik usaha tentang penting nya penentuan harga pokok produksi dalam menentukan harga jual sebuah produk.

Peneliti dalam hal ini ingin membantu pemilik usaha dalam menentukan harga pokok produksi menggunakan metode full costing pada UMKM Pempek Fanisa, karena metode ini memperhitungkan semua unsur biaya produksi baik dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ke produk yang bersangkutan, sehingga ditemukan harga pokok produksi yang tepat dan akurat tentunya bisa menjadi dasar dalam penentuan harga jual yang pas.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Penerapan Metode Full Costing Pada UMKM Fanisa.”

2. Tinjauan Pustaka

Pengertian Akuntansi Biaya

Menurut Mulyadi (Mulyadi, 2010) Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, pengelompokan, peringkasan, dan penyajian biaya produksi dan penjualan produk atau jasa, dengan langkah-langkah tertentu, dan penafsiran terhadapnya. Riyawadi (Riyawadi, 2016) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai langkah pengidentifikasian, pendefinisian, pengukuran, penyampaian, dan analisis berbagai unsur biaya langsung dan biaya tidak langsung yang berkaitan dengan proses produksi dan pemasaran produk.

Siregar dkk (Siregar, et al., 2014) Menyatakan bahwa akuntansi biaya adalah proses mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis informasi yang berkaitan dengan biaya sehingga memudahkan manajemen dalam menyusun anggaran, pengendalian, menentuan harga, menentuan laba, sebagai dasar pemilihan alternatif untuk pengambilan keputusan, dan pengendalian biaya dalam kemajuan teknologi.

Pengertian Biaya

Di Indonesia Cost (biaya) diartikan menjadi harga perolehan atau kos. kos merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan untuk mendapatkan barang atau jasa dengan tujuan memberikan manfaat langsung atau dimassa yang akan datang dan dinilai dengan satuan mata uang. (Siregar, et al., 2014)

Horngren (Horngren, et al., 2012) juga menjelaskan bahwa akuntansi biaya merupakan akuntansi yyang menyediakan informasi tang dibutuhkan dalam akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur serta melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu organisasi.

Menurut Mulyadi (Mulyadi, 2010) dalam arti luas biaya ialah pengorbanan sumber ekonomi, dinilai dengan satuan mata uang, baik yang sudah terjadi atau yang akan terjadi untuk kepentingan suatu hal.

(3)

617 Klasifikasi dan Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi biaya digolonggkan menjadi 5 , yakni sebagai berikut :

1. Menurut Objek Pengeluaran, dimana penggolongan ini menjadikan nama dari objek pengeluaran sebagai dasar penggolongan biaya.

2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, dalam penggolongan ini perusahaan manufaktur biaya dikelompokkan menjadi 3 kelompok yakni , biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Biaya Pemasaran yakni biaya yang digunakan untuk aktivitas pemasaran produk. yang terakhir biaya administrasi umum yakni biaya yang dikeluaekan untuk mengkoordinasi proses pengolahan dan pemasaran produk.

3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai, biaya ini dikelompokkan menjadi dua yakni ; Biaya Langsung (Direct Cost), merupakan biaya yang terjadi karena adanya hal yang perlu dibiayai. Sedangkan Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) merupakan biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

4. Menurut Prilakunya dalam hubungan dengan Perubahan Volume Aktivitas, biaya digolongkan menjadi :

 Biaya Variabel, yakni biaya yang jumlah totalnya berubah sama dengan perubahan volume kegiatan.

 Biaya Semivariable, merupakan biaya yang berubah tidak sama dengan perubahan volume kegiatan.

 Biaya Semifixed, adalah biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang sebanding bersamaan volume produksi tertentu.

 Biaya Tetap, ialah biaya yang jumlahnya tetap dalam jumlah volume kegiatan tertentu.

5. Menurut Dasar Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dibagi menjadi dua ; Pengeluaran Modal (capital expenditures) , adalah biaya yang manfaatnya lebih dari satu periode akuntansi. dan Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures) merupakan biaya yang masa manfaatnya hanya dalam masa periode akuntansi yang berjalan.

Harga Pokok Produksi

Menurut David (Wijaya, 2018) harga pokok produksi ialah biaya yang diperhitungkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual. Yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Selanjutnya wiratna (Sujarweni, 2019) juga bependapat bahwa harga pokok produksi ialah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi suatu produk yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Elemen Harga Pokok Produksi

Menurut David (Wijaya, 2018) unsur -unsur harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan biaya yang digunakan untuk diolah dan akan menjadi bahan utama produk yang akan diproduksi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang langsung mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya overhead pabrik adalah komponen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang terdiri dari lima macam, yakni; biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya yang timbul akibat penilaian asset tetap, biaya listrik dan air.

Manfaat Harga Pokok Produksi

Mulyadi (Mulyadi, 2010) berpendapat terdapat empat manfaat informasi harga pokok

(4)

618 produksi bagi manajemen yakni ;

Menentukan harga jual. Perusahaan yang memproduksi dalam jumlah besar produknya untuk memenuhi persediaan di gudang, dengan begitu biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu dalam memberikan informasi biaya produksi per produk. Untuk menentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dihitung disamping data biaya lain dan data non biaya.

Memantau Realisasi Biaya Produksi. Manajemen membutuhkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya terjadi di dalam proses rencana produksi tersebut. Maka dari itu akuntansi biaya digunakan untuk memberikan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah kegiatan produksi mengkonsumsi jumlah biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

Menghitung Laba atau Rugi Bruto Periode Tertentu. Untuk mengetahui apakah proses produksi dan pemasaran produk perusahaan dalam periode tertentu dapat memperoleh laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memnutuhkan informasi terkait biaya produksi yang sudah terjadi untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodik dibutuhkanuntuk mengetahui kotribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.

Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca. Pada saat manajemen diharuskan untuk membuat pertanggungjawaban keuangan secara periodik, manajemen harus menyediakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses.

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut baldric dkk, terdapat dua metode dalam menentukan biaya produksi, yakni metode penentuan penuh (full costing) dan Metode penentuan biaya variable (variable costing).Metode penentuan penuh (full costing) adalah penentuan biaya produk dengan cara menjumlahkan semua unsur biaya, baik biaya variable maupun biaya tetap. Metode penentuan biaya variable (variable costing) adalah penentuan biaya dengan cara memasukkan semua biaya variable saja.

UMKM

Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah menjelaskan usaha mikro merupakan usaha produktif milik perorangan dari atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang- undang. David juga menjelaskan UMKM adalah kelompok usaha dengan jumlah terbesar dan terbukti handal menghadapi goncangan krisis ekonomi.

3. Metode Penelitian Full Costing

Menurut Mulyadi metode penentuan harga pokok produksi Full Costing, merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku variable maupun tetap. Dengan demikian biaya-biaya produksi full costing sebagai berikut :

Biaya bahan baku xxxx

Biaya tenaga kerja langsung xxxx Biaya overhead pabrik variable xxxx Biaya overhead pabrik tetap xxxx Biaya produksi xxxx

(5)

619 4. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan

No Uraian Biaya per Bulan Rp

1 Bahan Baku Langsung Rp2.400.000 2 Tenaga Kerja Langsung Rp600.000

3 Biaya Listrik Rp90.000

Total Biaya Produksi Rp3.090.000 Jumlah Produk yang Dihasilkan Rp5.400 Harga Pokok Produksi per

Potong Rp572

No Uraian Biaya per Bulan Rp

1 Bahan Baku Langsung Rp2.400.000

1 Tenaga Kerja Langsung Rp600.000

3 Biaya Overhead Pabrik :

Biaya Bahan Penolong Rp150.000

Biaya Listrik Rp90.000

Biaya Penyusutan Rp10.843

Total Biaya Produksi Rp3.250.843

Jumlah Produk yang Dihasilkan Rp5.400 Harga Pokok Produksi per Potong Rp602

Dengan perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut UMKM Pempek Fanisa mendapatkan hasil yang berbeda, dimana menurut perhitungan Pempek Fanisa harga pokok produksi per potong pempek adalah Rp 572 sedangkan menurut perhitungan harga pokok produksi metode full costing memperoleh harga pokok produksi perpotongnya sebesar Rp 602.

Terjadinya perbedaan ini dikarena perhitungan harga pokok menurut Pempek Fanisa tidak memasukkan biaya overhead pabrik, sehingga tidak memasukkan biaya yang sesungguhnya dalam perhitungan harga pokok. Sedangkan menurut perhitungan harga pokok produksi metode full costing berbeda hal ini dikarenakan pada metode full costing perhitungan harga pokok dilakukan dengan memasukkan biaya overhead pabrik, sehingga biaya menunjukkan biaya yang sesungguhnya terjadi.

Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dinilai lebih baik dibandingkan perhitungan harga pokok menurut Pempek Fanisa. Dilihat dari perhitungannya metode full costing membebankan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi kedalam biaya produksi pempek. Biaya yang termasuk dalam biaya produksi pempek meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik(biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya penyusutan). Penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing juga menunjukkan hasil yang lebih akurat yang tentunya harga jual setiap produk pempek akan dijual dengan harga yang wajar.

Dengan perhitungan harga pokok produksi yang lebih akurat, tentu akan menghindari kesalahan dalam penentuan harga jual, dan juga tentunya akan menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan agar tidak terjadinya kegagalan usaha seperti kerugian. Hendaknya setiap pelaku usaha memiliki pengetahuan tentang cara pengelolaan usaha yang memadai seperti penentuan harga pokok produksi yang baik, agar minimnya terjadi kesalahan dalam pelaksanaan usaha yang dijalankan oleh pelaku UMKM.

(6)

620 5. Penutup

Kesimpulan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa :

Dengan perhitungan harga pokok produksi metode full costing hasil yang diperoleh untuk biaya produksi pempek fanisa sebesar Rp 602. Berdasarkan perhitungan menurut pemilik usaha pempek fanisa harga pokok produksi hanya sebesar Rp 572. Dalam penentuan harga ini terdapat perbedaan antara perhitungan pemilik pempek fanisa lebih rendah dibandingkan perhitungan metode full costing karena dalam perhitungan metode full costing memasukkan biaya overhead pabrik yang mengakibatkan harga akhirnya lebih akurat, namun dalam perhitungan menurut pemilik pempek fanisa tidak memasukkan biaya overhead pabrik.

Keterbatasan

Penelitian untuk penentuan harga pokok produksi dalam jangka pendek , yakni hanya dalam 1 bulan saja, lebih baiknya dilakukan untuk mengukur dalam jangka waktu panjang agar lebih efektif. Penelitian hanya dilakukan pada 1 UMKM saja yakni UMKM Pempek Fanisa yang belum menerapkan perhitungan harga pokok produksi metode full costing, sehingga tidak mengetahui bagaimana penentuan harga pokok produksi untuk UMKM lainnya. Data yang digunakan berupa hasil wawancara langsung dengan pemilik, sehingga hanya menarik kesimpulan dari 1 narasumber saja.

Saran

Dari hasil pembahasan yang diambil dari penelitian yang telah dilakukan, berikut beberapa saran untuk UMKM Pempek Fanisa agar bermanfaat dan membantu untuk memajukan usaha Pempek Fanisa di Pekanbaru, berikut hal yang dapat dilakukan yaitu :

1. Melakukan pencatatan untuk pengeluaran atau pendapatan yang terjadi secara teratur, agar dapat menganalisis kinerja usaha dan sebagai dasar pengambil keputusan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Membuat inovasi yang baru untuk pempek yang dijual agar mempertahankan pelanggan yang sudah lama dan agar memancing pelanggan yang baru.

3. Berani menetapkan harga yang wajar dan tepat agar usaha yang dijalankan dapat berkembang secara baik.

Daftar Pustaka

Charles T. Horngren, Srikant M.Datar dan George Foster. 2012. Akuntansi Biaya. Bandung : Erlangga, 2012.

David Wijaya, S., M.M. 2018. Akuntansi UMKM. Jakarta : GAVA MEDIA, 2018.

Riyawadi. 2016. Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba empat, 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Dimana dengan menggunakan metode Full Costing ini harga pokok produksinya lebih besar, karena dalam metode ini memasukkan seluruh biaya yang terkait dalam