• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resepsi Masyarakat Terhadap Mushaf Kuno Tembaruk di Desa Sajang Kecamatan Sembalun NTB (Living Qur’an)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Resepsi Masyarakat Terhadap Mushaf Kuno Tembaruk di Desa Sajang Kecamatan Sembalun NTB (Living Qur’an)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Agama (M.Ag) dalam bidang Tafsir dan Tafsir Al-Qur'an. Skripsi berjudul “Penerimaan Naskah Tembaruk Kuno oleh Masyarakat di Desa Sajang Kecamatan Sembalun NTB (Living Qur’an)”. Oleh Hamzah Fansyuri dengan NIM 218410816, ia diuji pada 28 Februari 2022 dalam sidang munaqasyah Institut Program Pascasarjana Ilmu Al-Qur'an (IIQ) di Jakarta.

Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Agama (M.Ag) bidang Al-Qur'an dan Tafsir. Almamater tercinta Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) dan Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Jakarta. Seluruh sahabat penulis sejak kecil hingga saat ini, khususnya sahabat seperjuangan di Lembaga Pascasarjana Ilmu Al-Qur'an Program Studi Al-Qur'an dan Tafsir tahun 2018.

Ahmad Syukron, M.A., selaku Ketua Program Kajian dan Tafsir Al-Qur'an Program Pascasarjana IIQ Jakarta. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Pascasarjana Tafsir Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan. Seluruh staf pascasarjana Institut Sains Al-Qur'an Jakarta yang telah membantu penulis dalam proses administrasi dan akademik.

Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Al-Qur'an dan Pascasarjana Tafsir Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta tahun 2018 sebagai mitra kuliah dan mitra diskusi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Beberapa di antaranya adalah masuknya masyarakat Sasak ke Islam oleh Sunan Prapen yang berasal dari Pulau Jawa. Pasca runtuhnya kerajaan Majapahit di tangan pasukan Demak yang dipimpin oleh Sunan Giri4, masyarakat Muslim Jawa memiliki kemudahan akses jalur perdagangan ke berbagai wilayah di Nusantara, termasuk Pulau Lombok. Berawal dari bukti etnografi sederhana, suku Sasak disebut-sebut merupakan bagian dari keturunan orang Jawa yang menyeberang ke Pulau Bali dan kemudian ke Pulau Lombok.

Selain itu, orang Makassar juga tiba di Pulau Lombok pada abad ke-16 dan berhasil menguasai Kerajaan Selaparang, kerajaan orang Sasak asli. 6 Lihat Mohammad Noor, dkk, Visi Kebangsaan Religius: Kiprah dan Perjuangan, Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pendidik, Pejuang, Pendiri Tarekat, Pendiri Ormas Terbesar Lombok dan Politisi Muslim (Jakarta: Pesantren Wahdlat dan Lembaga Percetakan Al Quran Bagi masyarakat Sasak, makam dan bangunan ini merupakan bukti sejarah sekaligus simbol diterimanya agama Islam di Pulau Lombok.

Bukan hanya makam dan arsitektur kuno yang menandai masuknya Islam ke Pulau Lombok, para penyebar Islam yang datang ke Lombok juga membawa mushaf Alquran, dan secara bergantian murid-murid penerbit Islam menyalin mushaf yang dibawa oleh stasiun TV Islam pertama.8 Di Pulau Lombok telah ditemukan beberapa naskah kuno yang saat ini disimpan di Museum NTB, Masjid At-Taqwa Mataram Raya dan beberapa naskah kuno yang masih disimpan oleh ahli waris, seperti naskah kuno Sajang Sembalun , naskah kuno Bayan, naskah kuno Monjok, naskah kuno Selaparang dan naskah kuno Sapit. 8 naskah kuno yang ditulis oleh Sunan Sudar (murid stasiun TV Islam pertama) masih disimpan oleh ahli waris generasi kedelapan di Desa Monjok Kebon Mataram. Syatibi Al Haqiri, "Menelusuri Al-Qur'an Tulisan Tangan di Lombok" dalam Mushaf Kuno Indonesia, ed.

Lihat juga Mustofa, “Naskah Kuno Lombok: Kajian Aspek Penulisan dan Teks” dalam Shuff Journal, vol.Masyarakat “enggan” memberikan manuskrip kuno mereka ke museum karena menurut pandangan mereka, manuskrip kuno memiliki nilai sakral yang tinggi, sehingga mereka tidak boleh berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan ada yang percaya bahwa manuskrip kuno yang mereka simpan bisa menyelamatkan mereka dari bencana alam.

Berdasarkan kepercayaan itu, mushaf-mushaf lama yang berada di tengah-tengah masyarakat masih dihormati dengan melakukan upacara-upacara tertentu. Sesungguhnya Al-Quran itu adalah bacaan yang sempurna, sangat mulia, dalam kitab yang terpelihara. Pentafsiran kedua adalah berdasarkan hadis Nabi yang melarang bermusafir ke negara musuh dengan salinannya,9 malah ulama terdahulu melarang bermusafir ke negara bukan Islam dengan membawa naskah al-Quran.10 Antara ulama tafsir lain yang memahami perkataan hā’. kembali kepada mushafen ialah al-Biqa'i seperti yang dipetik oleh Quraish Shihab,.

عا ل

Jika dibandingkan dengan pendapat di atas, pendapat Imam Nawawy adalah "lebih keras", maka Imam Nawawy menghukum mereka yang mengingkari Mushaf yang dibaca oleh masyarakat Islam sebagai kafir.

  • Tujuan dan Kegunaan Penelitian
  • Kajian Pustaka
  • Metode Penelitian
  • Sistematika Pembahasan

Terlepas dari perbedaan pandangan para ulama mengenai ayat di atas, yang jelas umat Islam dianjurkan untuk menghormati Mushaf Al-Qur'an. Cara lain dilakukan oleh masyarakat Desa Sajang, namun dengan semangat yang sama, yaitu menghormati dan memuliakan Mushaf Al-Qur'an. Salah satu alasannya adalah mushaf kuno memiliki dualitas nilai; sebagai firman Tuhan untuk dipercaya.

Manuskrip cetak tidak memiliki fungsi lain, sehingga manuskrip cetak tidak dapat menggantikan posisi manuskrip lama. Hasil dari perbandingan ini adalah perbedaan penghargaan terhadap naskah kuno dan naskah cetak di masyarakat. Selain itu, ada kepuasan psikologis tersendiri yang mereka rasakan dengan tetap menjalankan ritual penghormatan mushaf kuno di desa mereka.

Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis, mengolah dan mendeskripsikan data tentang bentuk-bentuk penghormatan naskah kuno di Desa Sajang; mulai dari asalnya. Melalui teknik penelitian yang penulis lakukan, penulis berharap dapat memberikan kontribusi ilmiah terhadap penemuan realitas penghormatan naskah kuno di sebuah desa terpencil di kaki Gunung Rinjani. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan penulisan mushaf Al-Qur'an di Indonesia.

Tulisannya yang berjudul Menelusuri Al-Qur'an Tulisan Tangan di Lombok terbitan tahun 2005 banyak bercerita tentang naskah-naskah kuno di Lombok dan ritual-ritual yang terkait dengan naskah-naskah kuno tersebut. Oleh karena itu, Syatibi tampaknya lebih menitikberatkan pada aspek penulisan naskah kuno daripada interaksi masyarakat dengan naskah kuno tersebut. Kajian Ali Akbar terhadap manuskrip kuno di NTB mengambil pendekatan sejarah, namun terkesan sederhana.

Sementara itu, kajian Mustofa terhadap manuskrip kuno di museum NTB menggunakan pendekatan filologis dengan objek kajian yang lebih spesifik. 27Didi Junaedi, "Memahami teks, melahirkan konteks" dalam Journal of Qur'an and Hadith Studies, vol. Jenis penelitian ini merupakan gabungan dari cabang ilmu Al-Qur'an dan ilmu sosial.

Dua sub bab sebagai pembanding cara atau model penghormatan terhadap naskah kuno Tembaruk di Desa Sajang. Oleh karena itu, subbab terakhir secara khusus membahas tentang penghormatan terhadap naskah kuno Tembaruk di Desa Sajang.

PENUTUP

Kesimpulan

Masyarakat Sajang dalam memahami ayat-ayat Alquran diwujudkan dalam berbagai bentuk, mulai dari resepsi tafsir, resepsi estetis dan resepsi fungsional. Penerimaan dalam kajian antropologi budaya ini merupakan upaya penafsiran Al-Qur'an oleh masyarakat Sajang. Struktur luar (surface structure) yang dimaksud adalah tradisi masyarakat Sajang yang mengaplikasikan Al-Qur’an untuk diamati secara eksegetis (dibaca, dipahami dan dimaknai), secara estetis (diubah menjadi ornamen seni kaligrafi) dan fungsional (diubah menjadi ritual dan mistis). ) instrumen).

Sedangkan struktur dalam adalah ideologi yang dibangun oleh penduduk terkait dengan simbolisasi ayat-ayat Alquran dalam aktivitas sehari-hari. Abu 'Abd Allah Muhammad ibn Ahmad ibn Abi Bakr al-Qurṭūby, al-Jāmi' al-Aḥkām al-Qur'an, Beirut: Muasasah al-Risālah, 2006, Juz XXII, 409. Akbar, Ali, "The Tradition" Al - Qur'an in Lombok” dalam Katalog Pameran Pengembangan Mushaf, Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an di Indonesia, ed.

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama, Mengenal Mushaf Al-Qur'an Standar Indonesia, Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia. Badr al-ddīn Muhammad ibn Abd Allāh al-Zarkasyy, al-Burhān fī Ulūm Al-Qur'ān, Kairo: Dār al-Turāṡ, tth, vol. Didi, Junaedi, “The Living Qur’an: Pendekatan Baru Pengkajian Al-Qur’an (Studi Kasus di Pesantren As-Siroj Al-Hasan, Desa Kalimukti, Kec. Pabedilan, Kab.

Didi, Junaedi, "Memahami Teks, Melahirkan Konteks" i Journal of Qur'an and Hadith Studies, vol. Muhammad ibn 'Abdillah az-Zarkasyi, al-Burhan fi 'Ulum al-Qur'an, Kairo: Dar Ihya' al-'Ulum al-Arabiyah, 1957. Muhammad, Quraish Shihab, Fortolkning af Al-Misbah: Beskeder, indtryk og Harmoni Al-Quran, Jakarta: Lampion Hati, 2002, 382.

Mustaqim, Abdul, "Metodologi Penelitian Living Qur'an: Model Penelitian Kualitatif" dalam Metode Penelitian Living Qur'an dan Hadits, ed. Lihat juga Hamam Faizin, “Mencium dan Nyunggi Al-Qur'an: Upaya Mengembangkan Kajian Al-Qur'an Melalui Living Qur'an” dalam Jurnal Ṣuḥuf, vol. Syatibi, Al Haqiri, Muhamad, "Menelusuri Al-Qur'an Tulisan Tangan di Lombok" dalam Mushaf Kuno Indonesia, ed.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian yang dilakukan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Samarinda mengenai analisis laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja