• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF RESIKO PEMBIAYAAN KHUSUSNYA KREDIT MACET PADA KOPERASI SIMPAN ... - Unismuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF RESIKO PEMBIAYAAN KHUSUSNYA KREDIT MACET PADA KOPERASI SIMPAN ... - Unismuh"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang

Artinya, risiko-risiko yang mungkin timbul dapat dimitigasi dengan menerapkan manajemen risiko di semua lini dan bidang. Risiko strategis adalah risiko yang berkaitan dengan keputusan jangka panjang yang dibuat oleh administrator dan manajer.

Rumusan masalah

Jadi, meskipun bisnis pembiayaan merupakan bisnis yang cukup menjanjikan dari segi ekonomi, bukan berarti unit KSP Bakti Huria Kaluku tidak menghadapi permasalahan atau risiko dalam ketenagakerjaan. Risiko pembiayaan khususnya kredit macet pada Unit Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Tujuan dan Manfaat penelitian

TINAJUAN PUSTAKA

Koperasi

  • Konsep koperasi
  • Aliran koperasi
  • Pengertian koperasi
  • Tujuan koperasi
  • Prinsip-prinsip koperasi
  • Pola manajemen
  • Asas-asas koperasi

Memang benar, tidak ada aktivitas yang kita lakukan yang tidak mengandung risiko, namun bukan berarti dengan adanya risiko yang timbul dari suatu aktivitas menyebabkan kita tidak melakukan aktivitas apapun untuk menghindari risiko yang akan timbul. Risiko usaha adalah risiko yang berkaitan dengan posisi kompetitif antar koperasi dan prospek keberhasilan koperasi dalam perubahan pasar.

Resiko Pembiayaan

  • Pengertian resiko pembiayaan
  • Jenis-jenis resiko pembiayaan

Definisi di atas memberikan informasi bahwa risiko berkaitan dengan kemungkinan terjadinya akibat (kerugian) buruk yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan. Dan jika dikaji lebih lanjut, “keadaan tidak pasti” ini muncul karena berbagai sebab, antara lain; jarak waktu saat perencanaan dimulai, informasi terbatas. Menurut penulis sendiri, risiko adalah suatu keadaan dimana terdapat kemungkinan kerugian ekonomi atau fisik yang dapat terjadi dalam suatu usaha.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko pembiayaan adalah suatu keadaan yang timbul akibat adanya ketidakpastian terhadap kemungkinan terjadinya suatu peristiwa tertentu, yang apabila terjadi akan menimbulkan akibat yang merugikan dalam kegiatan pembiayaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengurus dan pengelola koperasi seharusnya mempunyai kemampuan mengelola risiko atau pernah mengikuti program sertifikasi manajemen risiko. Risiko investasi berkaitan dengan kemungkinan kerugian akibat turunnya nilai pokok suatu portofolio surat berharga, misalnya: obligasi dan surat berharga lainnya yang dimiliki oleh koperasi.

Risiko penipuan adalah risiko yang berkaitan dengan kerugian yang timbul karena ketidakjujuran, penipuan atau buruknya moral dan perilaku petugas, karyawan, dan pelanggan. Risiko operasional bank dapat timbul dari kemungkinan kerugian dalam kegiatan perbankan jika terjadi penurunan keuntungan, yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional koperasi dan kemungkinan kegagalan layanan/produk yang baru diperkenalkan.

Resiko kredit

  • Pengertian kredit
  • Unsur-unsur kredit
  • Jenis-jenis kredit
  • Pengertian resiko kredit
  • Kredit macet (NPL)
  • Faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet
  • Penyelamatan kredit macet

Oleh karena tujuan pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, maka koperasi hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat dalam bentuk kredit kepada nasabahnya apabila koperasi benar-benar yakin bahwa nasabah penerima kredit mampu dan bersedia menggunakan pengembalian kredit yang diterimanya. . Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat mengakibatkan pembayaran melalui cek, giro, dan wesel. Dukungan kredit dari lembaga pembiayaan akan mampu mengatasi kekurangan modal pengusaha, sehingga pengusaha dapat meningkatkan usahanya.

Bukti perkembangan kredit dapat dilihat melalui jenis-jenis kredit yang populer saat ini. Penjelasan seluruh kriteria tersebut pada hakikatnya menunjukkan perkembangan kredit yang telah memenuhi berbagai aspek aktivitas manusia. Begitu pula dengan kegiatan koperasi, salah satu risiko yang dihadapi koperasi adalah risiko tidak terbayarnya pinjaman yang diberikan kepada debitur.

Perkembangan yang paling tidak memuaskan dalam pemberian kredit bagi koperasi adalah ketika kredit yang diberikannya ternyata berupa kredit bermasalah (NPL). Kredit bermasalah menurut Kasmir Kredit bermasalah atau kredit macet adalah kredit yang didalamnya terdapat kendala yang disebabkan oleh 2 unsur yaitu dari pihak bank dalam analisanya dan dari pihak nasabah yang sengaja atau tidak sengaja tidak melakukan pembayaran dalam kewajibannya. Sedangkan menurut Dahlan Siamat, kredit bermasalah adalah kredit yang mempunyai kualitas perhatian khusus (DPK), kurang lancar (KL), diragukan (D), bermasalah (M).

Dari kedua pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa kredit bermasalah adalah kredit yang disalurkan kepada masyarakat, namun dalam pelunasannya banyak terdapat hambatan baik yang disengaja maupun tidak disengaja oleh masyarakat atau nasabah.

Manajemen resiko

  • Pengertian Manajemen resiko
  • Manfaat manajemen resiko
  • Tahap-tahap dalam melaksanakan manajemen resiko
  • Mengelola Resiko

Risiko pembiayaan yang timbul pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Artinya, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan mempunyai angka kredit macet sebesar 23%. Pada tahun 2012, total kredit yang dikeluarkan KSP Bakti Huria Unit Kaluku Wajo adalah sebesar Rp.

Artinya, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan memiliki rasio kredit macet sebesar 16%. Pada tahun 2013, total pinjaman yang dikeluarkan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan adalah sebesar Rp. Perkembangan tingkat risiko pembiayaan khususnya kredit macet pada KSP Bakti Huria Unit Kaluku Kabupaten Wajo periode 2009-2013.

Setelah penulis membahas mengenai penelitian dan analisis mengenai “risiko keuangan khususnya kredit macet pada unit Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.” Perkembangan kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan mengalami fluktuasi.

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Metode pengumpulan data
  • Jenis dan Sumber data
  • Metode Analisis

Untuk memperoleh data sebagai bahan penulisan ini, maka perusahaan yang menjadi subjek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Unit Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Pengumpulan data memerlukan waktu penelitian kurang lebih satu bulan, yang dilakukan di Unit Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Metode dokumentasi, dengan melakukan penelitian terdokumentasi terhadap dokumen-dokumen yang tersedia pada Unit Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan mengenai kegiatan pembiayaan.

Setelah melakukan penelitian pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kaluku Unit Bakti Huria di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, penulis memperoleh informasi bahwa risiko yang terjadi adalah risiko kredit, lebih khusus lagi terjadinya kredit macet. Pada tahun 2009, total kredit yang diberikan yang merupakan total pengeluaran yang dikeluarkan oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Unit Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan adalah sebesar Rp. Pada tahun 2010, total kredit yang disalurkan KSP Bakti Huria Unit Kaluku Kabupaten Wajo adalah sebesar Rp.

Total kredit yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Unit Kaluku di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan dan kredit bermasalah yang diperoleh KSP Bakti Huria Unit Kaluku Kabupaten Wajo pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, secara umum dapat dikatakan bahwa analisis perkembangan kredit bermasalah pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan cenderung menurun.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah singkat dan struktur organisasi

Pada tanggal 29 September 2003 diadakan rapat anggota untuk membentuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Acara ini dihadiri oleh 22 anggota. Berdasarkan rapat tersebut diputuskan untuk mendirikan koperasi yang diberi nama Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “Bakti Churia”, singkatan dari “Pusat Aksi Hak Asasi Manusia”, dengan tujuan membantu peningkatan modal kerja.

Dan pada tanggal 30 Juni 2006, berdasarkan hasil RAT, KSP Bakti Churia berubah nama menjadi KSP Bakti Huria. Sebagaimana diketahui bahwa peran keuangan lembaga keuangan mikro telah menjadi titik fokus pengentasan kemiskinan, baik secara nasional maupun internasional, terutama di negara-negara berkembang. Mengusung motto “Solusi Tepat untuk Bisnis Anda”, KSP Bakti Huria menawarkan solusi untuk mengatasi tantangan modal kerja khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Sejak beroperasi, koperasi ini tidak pernah berhenti berinovasi dan terus mengembangkan pelayanannya di bidang simpan pinjam, termasuk dengan mengembangkan beberapa cabang. Termasuk kepercayaan dari lembaga keuangan bank dan non bank serta pemerintah terbukti mendapatkan fasilitas pinjaman modal kerja dari PT PNM (Persero), Bank CIMB Niaga, Bank BNI, Induk Koperasi Simpan Pinjam (IKSP) Jakarta . , Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

Struktur organisasi perusahaan

Gambaran tugas dari masing-masing karyawan

Berdasarkan kebutuhan penelitian maka diambil data untuk diolah yaitu data kredit macet yang terjadi pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yang nasabahnya berasal dari berbagai negara. kalangan, termasuk yang berasal dari kalangan pedagang, petani, bahkan pegawai negeri sipil. Kredit macet adalah keadaan dimana nasabah tidak mampu membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada koperasi sesuai yang diperjanjikan. Dengan demikian, teknik pengendalian kredit macet pada umumnya adalah dengan meminimalkan risiko bahkan menghilangkan risiko yang mungkin timbul atau sudah terjadi.

Sedangkan persentase kredit macet sendiri sebesar 25%, namun pada tahun ini persentase kredit macet pada tahun 2009 merupakan yang terbesar diantara tahun-tahun lainnya. Pada tahun 2010 terjadi penurunan persentase kredit macet dibandingkan tahun 2009, hal ini dikarenakan pihak pemodal telah menelpon seluruh nasabah yang mempunyai kredit macet, sebagian nasabah telah membayar dan sebagian lagi telah dijadwalkan ulang atau dikenakan whitewashing. Pada tahun ini terjadi peningkatan jumlah kredit macet akibat debitur yang dijadwal ulang tidak membayar utang pinjamannya karena buruknya karakter debitur dan kondisi debitur.

Kerugian tahun debitur kembali turun, meskipun jumlah kredit yang disalurkan pada tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2011, namun jumlah kredit macet mengalami penurunan. Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa perkembangan kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kaluku Unit Bakti Huria di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan dari tahun 2009 hingga tahun 2010 mengalami penurunan karena pada tahun 2010 kreditur koperasi mendekati seluruh debitur yang mempunyai debitur macet dalam pembayaran kreditnya sehingga banyak debitur yang melunasi utangnya dan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah kredit macet yang disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor debitur faktor internal mulai kurang dalam penagihan dan pengendalian. . Sedangkan penurunan disebabkan KSP Bakti Huria Unit Kaluku Kabupaten Wajo dapat memantau jumlah kredit yang diberikan kepada pelanggan.

Untuk mengatasi kredit macet, para kreditur (Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Unit Bakti Huria Kaluku di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan) harus lebih tegas dalam menangani kredit bermasalah, seperti pemerasan penagihan dan pemberian sanksi kepada debitur yang kreditnya bermasalah.

Tabel  1 Total  kredit macet  pada KSP Bati Huria Unit  Kaluku  Kabupaten  Wajo tahun 2009-2013
Tabel 1 Total kredit macet pada KSP Bati Huria Unit Kaluku Kabupaten Wajo tahun 2009-2013

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Resiko pembiayaan yang terjadi pada KSP Bakti Huria

Langkah pengendalian resiko yang terjadi

PENUTUP

Kesimpulan

Peningkatan tersebut terjadi karena unit KSP Bakti Huria Kaluku tidak mampu memantau kredit bermasalah.

Saran

Gambar

Tabel  1 Total  kredit macet  pada KSP Bati Huria Unit  Kaluku  Kabupaten  Wajo tahun 2009-2013
Tabel II perkembangan tingkat resiko kredit di tinjau dari kredit macet  pada KSP Bati Huria Unit Kaluku Kabupaten Wajo tahun 2009-2013

Referensi

Dokumen terkait