• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resusitasi Cairan Dan Elektrolit

N/A
N/A
M I N K A K A Z E

Academic year: 2024

Membagikan "Resusitasi Cairan Dan Elektrolit"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Resusitasi Cairan Resusitasi Cairan

Dan Dan

Elektrolit

Elektrolit

(2)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Gangguan Cairan & Elektrolit Gangguan Cairan & Elektrolit

Resusitasi Cairan Resusitasi Cairan

& elektrolit & elektrolit

Kegawatan Kegawatan

I W L Sindroma I W L Sindroma

(3)

TERAPI CAIRAN

Resusitasi

Kristaloid Koloid Nutrien + elektrolit

Mengganti kehilangan akut

(Syok, dehidrasi, hipovolemik) Memasok

Kebutuhan harian

Rumatan

(4)

Distribusi cairan tubuh Distribusi cairan tubuh

Cairan tubuh 60%

Cairan ekstraseluler

Plasma darah 5%

Cairan interstisial 15%

Cairan intraseluler40%

Membran sel

(5)

ANATOMI CAIRAN TUBUH ANATOMI CAIRAN TUBUH

CIS CISt CIV CIS CISt CIV

40% 15% 5% 40% 15% 5%

Dekstrose 5%

Dekstrose 5%

Dekstrose 5%

Dekstrose 5%

Asering, RL Asering, RL

NaCl 0,9 % NaCl 0,9 % Asering, RL Asering, RL NaCl 0,9 % NaCl 0,9 %

Koloid Koloid

Protein plasma Protein plasma

Darah Darah

Koloid Koloid Protein plasma Protein plasma Darah

Darah

(6)

Resusitasi Cairan Pada Pasien Resusitasi Cairan Pada Pasien

Perdarahan Akut

Perdarahan Akut

(7)

PERDARAHAN SYOK HIPOVOLEMIK

KONSEKUENSI METABOLIK BIOMOLEKULER SHOCK TIME

RESUSITASI CAIRAN

(8)

KONSEP DASAR TRANSPORT OKSIGEN KONSEP DASAR TRANSPORT OKSIGEN

AVAILABLE 0

AVAILABLE 0

22

= CO X CaO = CO X CaO

22

Available 0Available 022 = Oksigen yang tersedia untuk jaringan = Oksigen yang tersedia untuk jaringan

CO = Cardiac Output (SV x F)CO = Cardiac Output (SV x F)

CaOCaO2 2 = Kandungan Oksigen dalam darah arteri = Kandungan Oksigen dalam darah arteri

RUMUS NUNN-FREEMAN RUMUS NUNN-FREEMAN

CaOCaO2 2 = (Hb x Saturasi 0= (Hb x Saturasi 022 x 1,34) + (pO x 1,34) + (pO22 x 0.003) x 0.003)
(9)

Normal

Normal Hb = 15 gr%Hb = 15 gr%

Sa0Sa022= 100%= 100%

CO = 5 liter CO = 5 liter

Jadi Available = 50 x 15 x 1 x 1,34 Jadi Available = 50 x 15 x 1 x 1,34

= 1005 mn/menit= 1005 mn/menit Kompensasi

Kompensasi Hb turun

Hb turun = 5 gr% = 5 gr%

SaOSaO22 = tetap = tetap

CO = naik 3 kali CO = naik 3 kali

Jadi Available = 150 x 5 x 1 x 1.34 Jadi Available = 150 x 5 x 1 x 1.34

= 1005 ml/menit= 1005 ml/menit Dulu Hb 10 gr%

Dulu Hb 10 gr%

Sekarang Hb 7-8 gr%

Sekarang Hb 7-8 gr%

(10)

PATOFISIOLOGI PERDARAHAN

PERDARAHAN

SINTESA PROTEIN

TAKIKARDIA

KEHILANGAN VOLUME

(GANGGUAN CURAH JANTUNG & PERFUSI) DAN

KEHILANGAN HEMOGLOBIN

(gangguan oksigen jaringan)

ERITRO POESIS TRANSCAPILLARY

REFILL VASO

KONSTRIKSI

KOMPENSASI CEPAT

SUDAH MAKSIMAL DAPAT

DIPERCEPAT KOMPENSASI LAMBAT

Mekanisme Kompensasi Perdarahan

(11)

ESTIMASI PERDARAHAN ESTIMASI PERDARAHAN

1. GEJALA KLINIK 1. GEJALA KLINIK

Estimasi Loss % EBV

Estimasi Loss % EBV Gejala Gejala 10-15%

10-15%

MinimalMinimal

15-25 %

15-25 %

Pre syok, akral dinginPre syok, akral dingin

25-35 %

25-35 %

Syok, perfusi menurunSyok, perfusi menurun TS <,90, N >120

TS <,90, N >120

> 35-40 %

> 35-40 %

Syok berat, perfusi Syok berat, perfusi sangat buruk, tensi sangat buruk, tensi

tak terukur, nadi tak tak terukur, nadi tak

teraba, ganguan teraba, ganguan

kesadaran kesadaran

(12)

2. Trauma status dari giescek 2. Trauma status dari giescek

TANDA

TANDA TS I TS I TS II TS II TS III TS III

Sesak nafas

Sesak nafas -- RinganRingan ++++

Tekanan Tekanan

darah

darah NN TurunTurun Tak terukurTak terukur N a d i

N a d i CepatCepat Sangat cepatSangat cepat Tak terabaTak teraba Urine

Urine NN OligouriaOligouria AnuriaAnuria Kesadaran

Kesadaran NN DisorientasiDisorientasi /koma/koma Gas darah

Gas darah NN pOpO2 2 /pCO/pCO22 pOpO22 /pCO /pCO22 C V P

C V P NN RendahRendah Sangat Sangat rendah rendah Blood loss %

Blood loss %

EBVEBV Sampai 10%Sampai 10% Sampai 30%Sampai 30% Sampai 50%Sampai 50%

(13)

3. Pedoman committee on trauma ATLS 1989 3. Pedoman committee on trauma ATLS 1989

Kelas I

Kelas I Kelas IIKelas II Kelas IIIKelas III Kelas IVKelas IV

Kehilangan darah (ml)

Kehilangan darah (ml) Sampai 750Sampai 750 750-1500750-1500 1500-20001500-2000 >2000>2000 Kehilangan darah

Kehilangan darah (% volume darah) (% volume darah)

Sampai 15%

Sampai 15% 15-30 %15-30 % 30-40 %30-40 % >40%>40%

Denyut nadi

Denyut nadi <100<100 >100>100 >120>120 >140>140 Tekanan darah

Tekanan darah NormalNormal NormalNormal MenurunMenurun MenurunMenurun Tekanan nadi

Tekanan nadi Normal atau naikNormal atau naik MenurunMenurun MenurunMenurun MenurunMenurun Frekuensi pernapasan

Frekuensi pernapasan 14-2014-20 20-3020-30 30-4030-40 >35>35 Produksi urine (ml/jam)

Produksi urine (ml/jam) >30>30 20-3020-30 5-155-15 Tidak berartiTidak berarti CNS / status mental

CNS / status mental Sedikit cemasSedikit cemas Agak cemasAgak cemas Cemas, Cemas, bingung

bingung Bingung, Bingung, lesulesu (lethargic) (lethargic) Pengganti cairan

Pengganti cairan (hukum 3:1) (hukum 3:1)

Kristaloid

Kristaloid KristaloidKristaloid Kristaloid dan Kristaloid dan darah

darah Kristaloid Kristaloid dan darah dan darah

Untuk laki-laki yang beratnya 70 kg

(14)

Pilihan Cairan Pilihan Cairan

1.1.

Cairan kristaloid Cairan kristaloid

a)a) Asering ( Ringer asetat )Asering ( Ringer asetat )

b)b) Ringer laktatRinger laktat

c)c) Na Cl 0,9%Na Cl 0,9%

2.2.

Cairan koloid Cairan koloid

Alami : plasma, albuminAlami : plasma, albumin

Buatan : dextran L,gelatin, strach.Buatan : dextran L,gelatin, strach.

3.3.

Cairan hipertonik + Dextran Cairan hipertonik + Dextran

(15)

ALGORITME PERDARAHAN ALGORITME PERDARAHAN

PENDERITA PERDARAHAN PENDERITA PERDARAHAN PASANG INFUS JARUM BESAR PASANG INFUS JARUM BESAR AMBIL CONTOH DARAH

AMBIL CONTOH DARAH

ASERING, RINGER LAKTAT Atau NaCl ASERING, RINGER LAKTAT Atau NaCl 1000-2000 ML DALAM 30-60 MENIT, 1000-2000 ML DALAM 30-60 MENIT,

Ulangi sampai 2-4 x lost volume(kalau perlu 2 infus) Ulangi sampai 2-4 x lost volume(kalau perlu 2 infus) HEMODINAMIK BAIK

HEMODINAMIK BAIK

Tekanan darah >100, nadi <100 Tekanan darah >100, nadi <100 Perfusi hangat, kering

Perfusi hangat, kering Urine > ½ ml /kg/ jam Urine > ½ ml /kg/ jam

AA

CATAT TEKAN DARAH,CATAT TEKAN DARAH,

NADI, PERFUSI, (produksi urine)NADI, PERFUSI, (produksi urine)

Siap darah 500-1000 mlSiap darah 500-1000 ml

HERMODINAMIK BURUKHERMODINAMIK BURUK

TERUSKAN CAIRANTERUSKAN CAIRAN

2-4 x lost volume2-4 x lost volume

HEMODINAMIK BAIK HEODINAMIK BURUK HEMODINAMIK BAIK HEODINAMIK BURUK

B CB C

(16)

ASERING VS RINGER LAKTAT ASERING VS RINGER LAKTAT

1.1. Asetat dimetabolisme di otot sedangkan laktat Asetat dimetabolisme di otot sedangkan laktat dimetabolisme di hati menjadi bikarbonat

dimetabolisme di hati menjadi bikarbonat

oleh karen itu, pada pasien dangan gangguan fungsi hati konversi menjadi bikarbonat tidak terganggu

2.2. Laju metabolisme asetat adalah 250-400 mEq/jam, Laju metabolisme asetat adalah 250-400 mEq/jam, sedangkan laktat 100 mEq/jam

sedangkan laktat 100 mEq/jam

Lebih cepat mengatasi asidosis yang menyertai syok.

3.3. Walaupun asetat dan laktat keduanya merupakan Walaupun asetat dan laktat keduanya merupakan

prekursor ion bikarbonat, asetat juga merupakan dapar prekursor ion bikarbonat, asetat juga merupakan dapar

fisiologis untuk menetralkan metabolisme asam yang fisiologis untuk menetralkan metabolisme asam yang

berlebihan berlebihan

Efisien untuk mengatasi syok yang disertai asidosis

(17)

Perbandingan komposisi RL dan Asering Perbandingan komposisi RL dan Asering

Nama product Nama product

ELEKTROLI Meq/L

ELEKTROLI Meq/L

OsmolaritasOsmolaritas mOsm/L mOsm/L

NaNa++ KK++ ClCl-- CaCa-- LaktatLaktat-- AcetatAcetat-- RL (RL (Ringer Laktat)Ringer Laktat)

130130 44 109109 33 2828 -- 273273 ASERING(

ASERING(Ringer Asetat)Ringer Asetat)

130130 44 109109 33 -- 2828 273273

(18)

Peningkatan terjadinya

asidosis metabolik hipercloremia yg selama ini dianggap tdk

berdampak negatif & akan hilang dgn sendirinya ternyata dpt mengganggu

perfusi organ akhir &

mekanisme pertukaran sel.

Dexter et al : berdampak negatif pd RBF &

GFR

NaCl 0.9 % vs ASERING

NaCl 0.9 % vs ASERING

(19)
(20)

Resusitasi Cairan Pada Resusitasi Cairan Pada

Kasus Dehidrasi

Kasus Dehidrasi

(21)

DEHIDRASI DEHIDRASI DEHIDRASI DEHIDRASI

Defisit cairan interstitiel dengan gejala : Defisit cairan interstitiel dengan gejala : - - turgor kulit yang jelek turgor kulit yang jelek

- mata cekung - mata cekung

- ubun-ubun cekung (bayi & anak) - ubun-ubun cekung (bayi & anak) - mukosa bibir dan kornea kering

- mukosa bibir dan kornea kering

Defisit cairan intravaskular dengan gejala : Defisit cairan intravaskular dengan gejala :

- hipotensi, takikardi - hipotensi, takikardi - vena-vena kolaps - vena-vena kolaps

- “Capillary refilled time” memanjang - “Capillary refilled time” memanjang - oligouri - oligouri

- syok ( renjatan ) - syok ( renjatan )

Defisit cairan interstitiel dengan gejala : Defisit cairan interstitiel dengan gejala : - - turgor kulit yang jelek turgor kulit yang jelek

- mata cekung - mata cekung

- ubun-ubun cekung (bayi & anak) - ubun-ubun cekung (bayi & anak) - mukosa bibir dan kornea kering

- mukosa bibir dan kornea kering

Defisit cairan intravaskular dengan gejala : Defisit cairan intravaskular dengan gejala :

- hipotensi, takikardi - hipotensi, takikardi - vena-vena kolaps - vena-vena kolaps

- “Capillary refilled time” memanjang - “Capillary refilled time” memanjang - oligouri - oligouri

- syok ( renjatan ) - syok ( renjatan )

(22)

DEHIDRASI DITINJAU DARI DEHIDRASI DITINJAU DARI DEFISIT CAIRAN & ELEKTROLIT DEFISIT CAIRAN & ELEKTROLIT

1.1.

Dehidrasi ringan ( defisit 4% BB ) Dehidrasi ringan ( defisit 4% BB )

2.2.

Dehidrasi sedang ( defisit 8% BB ) Dehidrasi sedang ( defisit 8% BB )

3.3.

Dehidrasi berat ( defisit 12% BB ) Dehidrasi berat ( defisit 12% BB )

4.4.

Syok ( defisit lebih dari 12% BB ) Syok ( defisit lebih dari 12% BB )

(23)

JENIS-JENIS DEHIDRASI JENIS-JENIS DEHIDRASI

1.1.

Dehidrasi Dehidrasi

hipertonikhipertonik

( hipernatremik ) ( hipernatremik )

2.2.

Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik ) Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik )

3.3.

Dehidrasi isotonik Dehidrasi isotonik

1.1.

Dehidrasi Dehidrasi

hipertonikhipertonik

( hipernatremik ) ( hipernatremik )

2.2.

Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik ) Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik )

3.3.

Dehidrasi isotonik Dehidrasi isotonik

(24)

CONTOH KASUS CONTOH KASUS

Seorang laki – laki umur 35 tahun Seorang laki – laki umur 35 tahun

dgn BB = 50 kg menderita peritonitis dgn BB = 50 kg menderita peritonitis

& mengalami dehidrasi berat.

& mengalami dehidrasi berat.

Bagaimana resusitasi cairannya ? Bagaimana resusitasi cairannya ?

(25)

DEHIDRASI = ECF DEFICIT DEHIDRASI = ECF DEFICIT

BB 50kg: ileus, peritonitis, GE M = 2500 ml + R (defisit) DEHIDRASI 5% BB = 2500 ml INTERSTITIAL SIGN +++

50% - 8 jam …. 50% - 16 jam

R 1250 + M 800 …. R 1250 + M 1700 DEHIDRASI 10% BB = 5000 ML

PLASMA SIGN +++

20-40 ml/kg diguyur 1-2 jam Jam I : 1000 – 2000 ml diguyur

sisa: 50% - 8 jam…50% - 16 jam R 2000 + M 800…R 2000 + M 1700

(26)

Terapi Cairan Rumatan

Terapi Cairan Rumatan

(27)

KEBUTUHAN DASAR AIR KEBUTUHAN DASAR AIR

Jumlah air yang hilang selama 24 jam : Jumlah air yang hilang selama 24 jam :

Produksi urine per 24 jam : 1.500 ml Produksi urine per 24 jam : 1.500 ml Insensible loss 1,3 x 700 ml : 900 ml Insensible loss 1,3 x 700 ml : 900 ml

(luas permukaan tubuh orang Indonesia rata-rata 1,3 m(luas permukaan tubuh orang Indonesia rata-rata 1,3 m22) )

Air bersama faeces : 100 ml Air bersama faeces : 100 ml

--- ---

Jumlah : 2.500 ml Jumlah : 2.500 ml

Kebutuhan air : 30 – 50 ml / Kg BB / 24 jam Kebutuhan air : 30 – 50 ml / Kg BB / 24 jam

Jumlah air yang hilang selama 24 jam : Jumlah air yang hilang selama 24 jam :

Produksi urine per 24 jam : 1.500 ml Produksi urine per 24 jam : 1.500 ml Insensible loss 1,3 x 700 ml : 900 ml Insensible loss 1,3 x 700 ml : 900 ml

(luas permukaan tubuh orang Indonesia rata-rata 1,3 m(luas permukaan tubuh orang Indonesia rata-rata 1,3 m22) )

Air bersama faeces : 100 ml Air bersama faeces : 100 ml

--- ---

Jumlah : 2.500 ml Jumlah : 2.500 ml

Kebutuhan air : 30 – 50 ml / Kg BB / 24 jam Kebutuhan air : 30 – 50 ml / Kg BB / 24 jam

(28)

KEBUTUHAN DASAR KEBUTUHAN DASAR

ELEKTROLIT ELEKTROLIT

Kebutuhan K Kebutuhan K

+ +

: :   K K

+ +

x BB x 0,4 x BB x 0,4

- Kecepatan pemberian max 20 mEq/jam - Kecepatan pemberian max 20 mEq/jam

atau 200 mEq / 24 jam atau 200 mEq / 24 jam - Produksi urine - Produksi urine   1 ml / Kg BB / jam 1 ml / Kg BB / jam - 1 – 2 mEq / Kg BB / 24 jam - 1 – 2 mEq / Kg BB / 24 jam

Kebutuhan Na Kebutuhan Na

++

: :   Na Na

++

x BB x 0,6 x BB x 0,6 - - 2 – 3 mEq / Kg BB / 24 jam 2 – 3 mEq / Kg BB / 24 jam

Kebutuhan K Kebutuhan K

+ +

: :   K K

+ +

x BB x 0,4 x BB x 0,4

- Kecepatan pemberian max 20 mEq/jam - Kecepatan pemberian max 20 mEq/jam

atau 200 mEq / 24 jam atau 200 mEq / 24 jam - Produksi urine - Produksi urine   1 ml / Kg BB / jam 1 ml / Kg BB / jam - 1 – 2 mEq / Kg BB / 24 jam - 1 – 2 mEq / Kg BB / 24 jam

Kebutuhan Na Kebutuhan Na

++

: :   Na Na

++

x BB x 0,6 x BB x 0,6

- - 2 – 3 mEq / Kg BB / 24 jam 2 – 3 mEq / Kg BB / 24 jam

(29)

Kebutuhan Elektrolit Kebutuhan Elektrolit

Elektrolit

Elektrolit Dosis harian Dosis harian (mEq/hari) (mEq/hari)

Dosis harian Dosis harian (mEq/kg/hari) (mEq/kg/hari)

Na Na

++

50-100 50-100 2-4 2-4 K K

++

50-100 50-100 1-2 1-2 Mg Mg

++++

10-20 10-20 0.2-0.5 0.2-0.5

Ca Ca

++++

10-15 10-15 0.2-0.3 0.2-0.3

P P 20-45 20-45 0.5-1 0.5-1

Cl Cl

--

50-100 50-100 1-2 1-2

(30)

Cairan maintenance pasien dewasa 50 kg Cairan maintenance pasien dewasa 50 kg

RD 1000 + D5 1000 mlRD 1000 + D5 1000 ml Natrium 147

Natrium 147 Kalium 4 Kalium 4 Kalori 400 Kalori 400

KaEnMg 2000 ml Natrium 100

Kalium 40 Kalori 800

Kebutuhan sehari Volume : 2000 ml

Natrium : 100-200 mEq (2-4 mEq/kg)

Kalium : 50-150 mEq (1-3 mEq/kg)

Kalori : 1500 kcal (20-30 kcal/kg)

(31)

LARUTAN KAEN LARUTAN KAEN

Nama Produk

Nama Produk NaNa++ KK++ MgMg++

++

ClCl-- HPOHPO44---- LaktatLaktat-- DextroseDextrose (g/l)

(g/l)

Kalori Kalori (kcal/l) (kcal/l) KA-EN 1 B

KA-EN 1 B 38.538.5 -- -- 38.538.5 -- -- 37.537.5 150150 KA-EN 3 A

KA-EN 3 A 6060 1010 -- 5050 -- 2020 27.027.0 108108 KA-EN 3 B

KA-EN 3 B 5050 2020 -- 5050 -- 2020 27.027.0 108108 KA-EN MG3

KA-EN MG3 5050 2020 -- 5050 -- 2020 10.010.0 400400 Ringer Laktat

Ringer Laktat 130130 44 -- 109109 -- 2828

(32)

KESIMPULAN KESIMPULAN

1.1. Pemahaman tentang anatomi cairan tubuh yang Pemahaman tentang anatomi cairan tubuh yang terdiri atas CES dan CIS dengan komposisi

terdiri atas CES dan CIS dengan komposisi elektrolit yang berbeda.

elektrolit yang berbeda.

2.2. Penambahan/pengurangan cairan dan elektrolit Penambahan/pengurangan cairan dan elektrolit

ditujukan untuk mengembalikan volume cairan dan ditujukan untuk mengembalikan volume cairan dan

komposisi elektrolit ke batas yang normal.

komposisi elektrolit ke batas yang normal.

3.3. Pemilihannya didasarkan atas patofisiologi penyakit Pemilihannya didasarkan atas patofisiologi penyakit yang diderita

yang diderita

4.4. Keberhasilannya dilihat dari pengamatan Keberhasilannya dilihat dari pengamatan

hemodinamik dan komposisi elektrolit penderita.

hemodinamik dan komposisi elektrolit penderita.

Prinsip dasar terapi cairan dan elektrolit

Prinsip dasar terapi cairan dan elektrolit

(33)

ANATOMI CAIRAN TUBUH ANATOMI CAIRAN TUBUH

CIS CISt CIV CIS CISt CIV

40% 15% 5% 40% 15% 5%

Dekstrose 5%

Dekstrose 5%

Dekstrose 5%

Dekstrose 5%

Asering, RL Asering, RL

NaCl 0,9 % NaCl 0,9 % Asering, RL Asering, RL NaCl 0,9 % NaCl 0,9 %

Koloid Koloid

Protein plasma Protein plasma

Darah Darah

Koloid Koloid Protein plasma Protein plasma Darah

Darah

(34)

TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN

KRISTALOID

TERAPI CAIRAN

ELEKTROLIT RESUSITASI

KOLOID

RUMATAN

NUTRISI

Menggantikan kehilangan akut

cairan tubuh Memelihara keseimbangan

Cairan tubuh dan nutris

ASERING Ringer laktat Normal Saline

Dextran-40 KA-EN 3B

KA-EN 3A KA-EN 1B

KA-EN 4A Paed KA-EN 4B Paed

AMIPAREN AMINOVEL-600 PAN-AMIN G KA-EN MG 3 MARTOS 10 TRIPAREN

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah kebutuhan dasar Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Radiografi Jantung Anak Babi (Sus scrofa) Sepsis dengan Terapi Cairan Koloid atau Kristaloid adalah

kebutuhan cairan atau terapi cairan bertujuan untuk memenuhi dan mempertahankan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh seseorang yang menjalani pembedahan

 Cairan koloid digunakan pada pasien dengan perembesan plasma hebat, dan tidak ada respon pada minimal volume cairan kristaloid yang diberikan.  Volume cairan rumatan

GANGGUAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN KESEIMBANGAN CAIRAN dan dan ELEKTROLIT ELEKTROLIT Dr.. Syaiful Azmi, SpPd

Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ( volume expanders ) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada

 Cairan koloid digunakan pada pasien dengan perembesan plasma hebat, dan tidak ada respon pada minimal volume cairan kristaloid yang diberikan.  Volume cairan rumatan

DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini menggambarkan kemampuan perawat dalam meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah komplikasi pada klien/pasien yang mengalami gangguan