Dilarang memperbanyak atau menyebarkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. Secara teoritis, siswa harus menguasai keterampilan berbicara sebagai modal untuk mengajarkan keterampilan berbicara kepada siswanya di sekolah. Harapannya, mahasiswa mampu menguasai teori dan mampu mempraktekkan prinsip-prinsip retorika dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, tujuan utamanya tentu saja untuk mencapai profil mahasiswa pascasarjana (sebagai calon guru) program pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang mampu mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan baik di sekolah. Oleh karena itu, mata kuliah Retorika ini juga merupakan mata kuliah penunjang bagi mata kuliah lainnya. Secara keseluruhan, isi buku ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu prinsip dan hakikat retorika sebagai ilmu dan teori, serta cara kerja teori retorika untuk menganalisis bentuk-bentuk kebahasaan yang digunakan masyarakat dan pejabat pemerintah.
Selain itu, pada bab-bab tertentu, buku ini dilengkapi dengan model analisis linguistik dengan menggunakan teori retorika. Selain itu dilengkapi juga dengan beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang ketika berpidato, antara lain faktor luar atau faktor di luar keterampilan berbicara.
INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN
- Sejarah Retorika
- Pengertian Retorika
- Retorika Klasik
- Retorika Modern
- Hakikat Komunikasi
- Metode Retorika
9 dan 10 Bentuk keterampilan berbicara. berbicara di depan umum dan konferensi. acara resmi, acara keagamaan, acara keluarga, acara sosial). Deskripsi sistematis pertama tentang retorika dibuat oleh penduduk Syracuse, sebuah koloni Yunani di pulau Sisilia. Istrinya menjawab, karena dia belum pernah dekat dengan laki-laki lain, dia menganggap semua laki-laki sama.
Retorika adalah seni berbicara di depan umum (studi retorika di Sirikkus, ibu kota Sisilia, Yunani, abad ke-5 SM). Retorika (dari bahasa Yunani rhêtôr, orator, guru) adalah teknik persuasif yang menciptakan persuasi melalui karakter, emosi, atau argumen pembicara. Inilah perbedaan antara retorika klasik (sebagaimana didefinisikan di atas) dan praktik retorika modern, yang melibatkan analisis teks tertulis dan visual.
Retorika adalah ilmu yang mengajarkan keterampilan kepada orang-orang, bagaimana menemukan cara persuasif yang obyektif terhadap suatu kasus (Aristoteles). Retorika adalah ilmu yang mengajarkan tindakan dan upaya efektif dalam penyusunan, penataan, dan pertunjukan pidato untuk meningkatkan saling pengertian, kerja sama, dan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat. RHETORIS Teori dan praktek keterampilan berbicara 7 mencakup sistem kepercayaan, perasaan dan kecenderungan perilaku terhadap objek.
Maksud dari retorika adalah persuasi, yang dimaksud dengan persuasi dalam konteks ini adalah keyakinan dari penanggap (pendengar) pembicara terhadap kebenaran gagasan pokok pembicaraan pembicara (apa yang dibicarakan) . Artinya tujuan retorika adalah untuk meningkatkan saling pengertian sehingga tercipta kerjasama dalam memajukan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat melalui kegiatan berbicara. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika dua orang terlibat dalam suatu percakapan, mereka baru dapat dikatakan berkomunikasi apabila keduanya mempunyai kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan.
Kehidupan kita sehari-hari sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain, termasuk pesan-pesan yang disampaikan oleh orang lain tersebut. Hampir setiap orang mempunyai kebutuhan akan interaksi sosial dengan orang lain, dan kebutuhan tersebut dipenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempertemukan orang-orang yang tanpa komunikasi akan terisolasi. Menurut Citrobroto (1979), komunikasi adalah transmisi pemahaman dari seseorang ke orang lain dengan menggunakan simbol-simbol dan transmisi ini merupakan suatu proses.
Komunikator adalah sumber pengertian yang dikomunikasikan, atau seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pikiran, perasaan, atau keinginannya kepada orang lain. RHETORIS Teori dan praktek keterampilan berbicara| 13 Saluran atau media adalah sarana penyalur pesan, pengertian, atau simbol-simbol yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
HAKIKAT BERBICARA
- Berbicara Bagian dari Keterampilan Berbahasa
- Fungsi Berbicara
- Aturan-Aturan dalam Berbicara
- Proses Berbicara
- Bahasa Sebagai Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
- Ketepatan Ucapan (Tata Bunyi)
- Penempatan Tekanan, Nada, Sendi, dan Durasi yang Sesuai
- Pilihan Kata (Diksi)
- Kalimat Efektif
- Beberapa Hal Teknis Penunjang Keefektifan Berbicara
Menurut Tarigan (1990:15), berbicara adalah kemampuan mengartikulasikan bunyi atau kata untuk mengungkapkan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Teori Retorika dan Praktek Praktek | 17 Jadi berbicara sebenarnya adalah suatu proses, bukan suatu kemampuan, yaitu proses penyampaian pikiran, gagasan, pemikiran dengan bahasa lisan kepada komunikan (orang lain atau diri sendiri). Teori Retorika dan Praktek Praktek | 19 Tingkah laku verbal pembicara selalu berkaitan dengan respon aktual atau yang diharapkan dari pendengar dan sebaliknya.
RHETORIS Teori dan praktek keterampilan berbicara| 21 Sebelum memulai pembicaraan, pembicara hendaknya memperhatikan keseluruhan situasi, terutama pendengarnya. Setelah sapaan di awal pembicaraan, pembicara yang baik akan menyatakan tujuan pidatonya dan menjelaskan pentingnya topik tersebut kepada pendengar. Faktor-faktor tersebut antara lain: keakuratan ucapan (sound system), penempatan penekanan yang tepat, nada, kesimpulan dan durasi, pilihan kata (diksi), dan kalimat yang efektif.
RHETORIS Teori dan praktek keterampilan berbicara| 25 Sampai saat ini bahasa Indonesia belum mempunyai bahasa baku. Tempo (cepat dan lambatnya suara) dan dinamika (intonasi, tekanan, aksen) suara. Pemahaman, berbicara memerlukan kesungguhan hati agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi. Kesalahan pengucapan bunyi-bunyi bahasa akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan atau menarik, atau paling tidak mengalihkan perhatian pendengar. Penempatan tekanan, tonus, sendi dan durasi yang tepat. Penempatan atau penggunaan tekanan, nada, sendi atau tempo serta durasi yang tepat akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pendengarnya. Kadang-kadang bahkan menjadi faktor penentu. Kegagalan dalam menempatkan hal-hal tersebut mengakibatkan kurang jelasnya isi dan pesan percakapan yang ingin Anda sampaikan kepada lawan bicara. Menyampaikan materi yang Anda bicarakan secara gamblang hampir pasti akan menimbulkan rasa bosan dan efektivitas pidato Anda tentu akan menurun. Di sisi lain, ketika seorang pembicara sedang berbicara, seorang pembicara dapat menggunakan hal-hal tersebut dengan cara tertentu. RHETORIS Teori dan praktek keterampilan berbicara| 27 benar maka pidato yang disampaikannya akan berhasil menarik perhatian pendengar dan pada akhirnya pendengar akan senang, tertarik dan akan terus mengikuti pidato yang disampaikannya. Tekanan berhubungan dengan keras dan lemahnya suara, nada berhubungan dengan tinggi rendahnya suara, suku kata atau tempo berhubungan dengan kecepatan bicara, dan durasi atau jeda berhubungan dengan penghentian. Keempat hal tersebut harus dipadukan secara harmonis untuk menghasilkan intonasi yang baik dan menarik. Variasi penggunaan bahasa dipengaruhi oleh situasi percakapan. Variasi tersebut dapat dilihat melalui wujud pengucapan, ejaan, pilihan kata, dan struktur kalimat. Faktor penting yang mempengaruhi pemilihan kata adalah sikap penutur, yaitu sikap terhadap umur dan kedudukan lawan bicara, masalah yang ingin disampaikan, dan tujuan informasi. Saat berbicara, pemilihan kata harus tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maknanya mudah dipahami oleh khalayak sasaran. Pemilihan kata dalam suatu percakapan juga harus disesuaikan dengan topik dan. dengan siapa kita berbicara atau berkomunikasi. Komunikasi akan berjalan lancar dan baik jika kata-kata yang diucapkan pembicara dapat dipahami oleh pendengarnya. Mengenai pilihan kata ini, Glenn R. Capp dan Richard Capp, Jr. Rachmat mengatakan, bahasa lisan (termasuk tuturan) hendaknya menggunakan kata-kata yang jelas, tepat, dan menarik. Menggunakan kata-kata yang jelas artinya kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada pendengarnya tidak boleh mempunyai makna ganda dan tetap dapat mengungkapkan gagasan secara hati-hati.
Penggunaan kata yang tepat artinya kata-kata yang digunakan harus sesuai dengan kepribadian komunikator, jenis pesan, dan keadaan khalayak. Penggunaan kata-kata dalam pidato formal akan berbeda dengan kata-kata yang digunakan dalam pidato informal atau sehari-hari. Kata-kata yang digunakan pembicara tidak hanya harus tepat dan jelas, tetapi juga menarik, menimbulkan kesan yang kuat dan hidup, serta menarik perhatian pendengar.
Setiap pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pembicara akan dapat diterima dengan baik oleh pendengar apabila disampaikan dengan kalimat-kalimat yang benar, baik dan tepat. Kalimat yang tepat adalah kalimat yang dibangun dari pilihan kata yang tepat, disusun menurut kaidah yang benar dan digunakan pada situasi yang tepat. Kalimat yang benar dan jelas sehingga mudah dipahami oleh pendengar sesuai dengan maksud pembicara disebut kalimat efektif.
Ciri-ciri keseluruhan dalam sebuah kalimat efektif akan terlihat jika setiap kata yang digunakan benar-benar merupakan bagian kalimat yang koheren. Oleh karena itu, seorang penutur harus membekali dirinya dengan pengetahuan tentang pola dasar kalimat dan jenis kalimat.