• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Film "Gundala" Sutradara Joko Anwar

Yuhiko 88

Academic year: 2023

Membagikan "Review Film "Gundala" Sutradara Joko Anwar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL NUSANTARA SINEAS UJIAN TENGAH SEMESTER

REVIEW FILM GUNDALA DAN SUTRADARA JOKO ANWAR

Oleh:

Kartika Verra Indyastuti (202105041)

JURUSAN/PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2023

(2)

Gundala

Gambar 1.Poster Gundala (Sumber : id.wikipedia.org, 2019)

1. Identitas Film

- Judul Film : Gundala

- Durasi : 123 menit

- Tahun Produksi : 2019

- Sutradara : Joko Anwar

- Rumah Produksi : PT. Screenplay Bumilangit Produksi 2. Sinopsis

Gundala mengisahkan tentang Sancaka, seorang laki-laki miskin yang bekerja sebagai petugas kebersihan di Jakarta. Hidupnya yang sulit diwarnai dengan kehilangan ayahnya dalam kecelakaan saat Sancaka masih kecil. Suatu malam, ketika ia mencoba membantu seorang anak perempuan yang terjebak di jalanan hujan, petir menyambar dan memberinya kekuatan super. Sancaka berubah menjadi Gundala, pahlawan super dengan kekuatan yang terhubung dengan keadilan.

3. Unsur Intrinsik

- Tema : Superhero - Tokoh :

a. Protagonis - Sancaka b. Antagonis

(3)

- Pengkor c. Tritagonis

- Wulan - Teddy

- Ridwan Bahri - Ghazul - Awang - Nemo

- Ganda Hamdan - Sri Asih

- Swara Batin - Cantika - Desti Nikita - Jack Mandagi - Tanto Ginanjar - Mutiara Jenar - Adi Sulaiman - Kamal Atmaja - Sam Buadi - Kanigara - Ki Waluwuk

- Alur : Alur yang digunakan dalam film ini adalah alur maju. Dengan tahapan sebagai berikut;

1. Pengenalan

Pada tahap awal cerita dimulai dengan memperkenalkan tokoh Sancaka yang kehilangan ayahnya dan ditinggal oleh ibunya. Sancaka hidup seorang diri dengan bekerja sebagai satpam pada suatu pabrik surat kabar.

2. Munculnya Masalah

Sancaka ikut campur masalah orang lain dengan membantu Wulan untuk membereskan masalah pasar. Saat malam hujan disertai petir, Sancaka tersambar. Munculah kekuatan petir dalam dirinya.

Kemudian, Sancaka menolong setiap orang yang sedang mempunyai masalah dengan kekuatan petirnya tersebut.

3. Klimaks

Pertarungan Sancaka dengan anak buah Pengkor. Setelah itu, Gundala berhadapan dengan musuh utamanya Pengkor. Akar semua permasalahan yang dihadapi Sancaka.

4. Penyelesaian

Sancaka berhasil mengalahkan Pengkor dan sekutunya. Kemudian, ia berhasil menyelamatkan masyarakat dengan kekuatannya. Dengan mengembalikan keadaan menjadi lebih baik. Sancaka

(4)

mempertimbangkan untuk menjaga dan menjadi harapan bagi kota dan masyarakat.

- Latar :

1. Latar waktu

Latar waktu pada film ini banyak diambil pada waktu malam hari, siang hari, dan beberapa di pagi hari

2. Latar tempat

latar tempat pada film ini adalah pabrik, tempat tinggal Sancaka, gang perkotaan, rumah susun, pasar, jalan, hotel, rumah fahri bahri, kantor legislatif dan atap bangunan.

3. Latar suasana

Suasana dalam film ini bermacam-macam, yaitu tegang, iba, lucu, dan patriotik.

- Genre : Action, Thriller, Drama - Style : Dark

- Pesan : Jangan sampai terkena sambaran petir.

4. Unsur Ekstrinsik

- Latar Belakang Masyarakat

Tempat diambilnya adegan dalam film Gundala ini bertempat di Indonesia. Tepatnya di Pulau Jawa di tahun 1980an. Pada masa itu merupakan masa orde baru dari Presiden Soeharto. Banyaknya kejahatan-kejahatan pada masa itu seperti preman-preman yang meresahkan masyarakat. Namun, ditindak tegas oleh Presiden Soeharto sehingga kejahatan-kejahatan yang terjadi pada masa itu mendapatkan hukuman-hukuman kejam. Di dalam film ini, terdapat konflik preman dengan pedagang pasar. Pada tahun 1980an juga dilakukan survei upah buruh yang dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah pada masa itu. Konflik buruh dan pemilik perusahaan pun dimasukan dalam film ini karena tidak ada keadilan dalam pemberian upah yang sesuai dengan jam kerja. Sehingga banyak buruh yang melakukan aksi protes. Konflik lain pada masa itu sangatlah banyak. Pada film, terjadi masalah pada panti asuhan dan anak-anak yang diasuhnya. Saat itu, terjadi adopsi ilegal yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Banyaknya penyiksaan pada anak-anak yang dititipkan di panti asuhan. Selain itu, konflik antara Dewan Perwakilan Rakyat dengan masyarakat juga dimasukan ke dalam film.

Hingga sekarang konflik ini juga tak kunjung selesai. Dari konflik yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa konflik ini terjadi karena perbedaan otoritas atau kedudukan dalam struktur sosial.

- Latar Belakang Sutradara

Joko Anwar adalah seorang sutradara, penulis skenario, produser asal Indonesia. Dia lahir pada tanggal 3 Januari 1976, di Medan, Sumatera Utara.

Joko Anwar sangat terkenal dengan karya-karya filmnya. Ia memulai pendidikan tingginya di Fakultas Teknik Arsitektur, Universitas Indonesia.

(5)

Namun, pada akhirnya ia memutuskan untuk fokus belajar perfilman di Institut Kesenian Jakarta dan memulai karirnya sebagai kritikus film sebelum memasuki dunia persutradaraan. Sebelum menyutradarai film Gundala, Joko Anwar sudah dikenal dengan film-film sebelumnya yaitu “Arisan!” di tahun 2003, “Janji Joni” di tahun 2005, “Kala” di tahun 2007, “Pintu Terlarang” di tahun 2009, “Modus Anomali” di tahun 2012, “Pengabdi Setan” di tahun 2017, dan setelah itu “Gundala” di tahun 2019. Dilihat dari film-film sebelum Gundala, Joko Anwar sudah mencoba macam-macam genre seperti drama, komedi, horor dan thriller. Namun pada Gundala kali ini Joko Anwar berani mencoba tantangan baru dengan tema film superhero. Demi mendukung perkembangan film di Indonesia, Joko Anwar mencoba hal baru dalam perfilman Indonesia dan menghasilkan film “Gundala” yang berhasil diterima oleh masyarakat Indonesia.

- Nilai

Pada film “Gundala”, nilai yang ada pada film ini adalah nilai kekeluargaan dan solidaritas persatuan ditunjukan pada Ayah Sancaka yang peduli dengan teman buruh yang lainnya yang tidak terlihat selama 3 hari, bersamaan dengan hal itu nilai keadilan juga termasuk karena pentingnya berjuang jika merasa tidak adil dengan apa yang terjadi. Karakter Sancaka juga mewakili nilai perjuangan dan keteguhan hati. Meskipun banyaknya masalah dan rintangan yang datang, ia dengan sabar menghadapi masalah dan rintangan itu dengan tetap percaya bahwa akan ada perubahan yang akan terjadi. Jika dia tetap berjuang dengan sekuat tenaga.

5. Kritik Film

Kelebihan film Gundala yaitu kedekatannya dengan fenomena sosial yang terjadi di Indonesia sehingga film ini mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.

Seperti masalah sosial tentang struktur sosial, orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi pasti akan lebih dihormati dibandingkan orang biasa tanpa status sosial apapun. Jadi banyak masyarakat yang akan menilai bahwa apa yang dihadirkan dalam film Gundala ini benar terjadi.

Kekurangan dalam film Gundala yaitu pengembangan latar belakang mengenai karakter terlalu lambat. Sehingga masyarakat yang menonton menjadi bingung. Masyarakat mudah menebak alur atau kelanjutan dalam film ini.

Peluang film Gundala sangat besar. Dikarenakan pada tahun 2019, masyarakat sedang menggebu-gebu untuk menonton film superhero luar negeri. Sehingga, pada saat film Gundala tayang perdana, banyak masyarakat yang merasa penasaran bagaimana film Gundala ini. Hal ini membuat film Gundala mengalami kesuksesan besar.

Ancaman yang terjadi pada film Gundala pada saat dirilis ialah banyaknya platform legal yang menyediakan film-film yang dapat ditonton di rumah dengan hanya berlangganan. Dibandingkan dengan menonton film ke bioskop dengan sekali bayar. Masyarakat banyak yang beralih ke platform ini karena dapat menonton

(6)

puluhan hingga ratusan film dengan berlangganan. Sehingga minat menonton ke bioskop dapat menurun karena hal ini.

Menurut saya, film Gundala biasa saja. Mungkin karena saya yang penyuka film Marvel membuat saya berekspektasi tinggi terhadap film Gundala. Banyak adegan pertarungan yang terkesan aneh dan mengganggu pada bagian tengah dan akhir film. Pengambilan adegan pertarungan yang monoton membuat saya bosan saat menonton. Saat film sudah di puncak konflik dan menuju penyelesaian, adegan pertarungan di atap pabrik Sancaka melawan Pengkor dan sekutunya, saya berekspektasi bahwa akan hal yang lebih mengejutkan yang akan terjadi tetapi yang terjadi hanya adegan Sancaka dapat kekuatan petir dari dirinya sendiri. Kemudian dia berhasil mengalahkan pengkor dan sekutunya itu.

6. Analisa Film dan Sutradara

Menurut saya dari pandangan jurusan desain interior terhadap film Gundala adalah dari tata letak properti atau furniture di setiap adegan dalam film sudah sesuai dengan apa yang film ini ingin tunjukan. Seperti pada latar tempat rumah Sancaka pada saat masih kecil, furniture yang ditampilkan sangat minimalis dengan banyaknya noda pada dinding, lantai, dan furniture terlihat bahwa Sancaka berasal dari keluarga dengan ekonomi kekurangan namun tetap dapat hidup. Terlihat perbedaan pada latar tempat rumah Ridwan Bahri yang memiliki banyak furniture dan gaya klasik minimalis pada interiornya ditambah banyaknya jumlah lampu yang digunakan. Hal itu dapat menegaskan bahwa interior rumah seseorang dapat memperlihatkan status sosialnya.

Menurut saya, alasan Joko Anwar membuat film ini adalah karena Joko Anwar ingin keluar dari zona nyaman. Dia ingin mencoba hal baru mengenai genre film yang dia telah buat. Maka dari itu, ia menggarap film Gundala ini yang kebetulan pihak Bumilangit Studio mempunyai visi dan misi yang sama dengannya. Sehingga dia dapat menjadi sutradara film Gundala.

7. Kesimpulan

Film Gundala merupakan film superhero Indonesia yang masih dapat ditonton walaupun masih terdapat kekurangan dalam film ini. Tentu ini tidak luput dari usaha Joko Anwar dan tim produksinya yang berhasil membuat film superhero yang masih berkaitan dengan isu-isu yang ada di Indonesia. Sehingga, masyarakat yang menonton dapat merasakan bahwa film ini berlokasi di Indonesia. Dengan berhasilnya film ini diterima oleh masyarakat, semoga akan banyak film yang akan dihasilkan yang sesuai dengan keinginan masyarakat Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Vol , Iranian Journal of Natural Resources , Natural Environmental Journal of Investigation of the Groundwater Contamination Due to the Use of Diazinon Insecticide in Mazandaran

Jadi ketika sutradara dan penulis naskah dilakukan dengan orang yang sama, dapat menghasilkan film yang baik, dan ketika ada kekurangan sutradara mampu mengubah atau memperbaiki alur