KARAKTERISTIK BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
Abstrak: Revitalisasi Program Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (Pkk) Dalam Mencegah Penularan Hiv/Aids Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). HIV menimpa kehidupan anak-anak dan keluarga di seluruh dunia. Dilihat dari jumlah penderita AIDS berdasarkan pekerjaan/status dari bulan Januari sampai Maret 2012 sebanyak 94 orang ibu rumah tangga menduduki peringkat pertama. Perempuan seringkali tidak tahu status HIV dan AIDS pasangannya dan tidak tahu kalau dirinya sudah terinfeksi HIV dan AIDS. Sekalipun sudah mengetahui status HIV dan AIDS, perempuan seringkali takut memberitahu keluarganya karena takut akan stigma dan diskriminasi dari keluarga dan masyarakat.
Program promosi dan pelayanan kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS seringkali hanya menjadikan perempuan sebagai objek intervensi. Perempuan dekat dengan organisasi PKK sehingga organisasi ini dijadikan sebagai fasilitas dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Saat ini Program PKK hanya berfokus pada kesehatan secara general saja. Informasi kesehatan yang disampaikan tidak terevaluasi dengan baik. Sesuai dengan program ke-7 yaitu kesehatan hendaknya program ini di optimalkan kembali. Bentuk pendidikan yang diberikan secara komprehensif mulai dari pengetahuan tentang HIV/AIDS sampai dengan proses pendampingan kepada keluarga dan masyarakat sekitar dalam mencegah penularan penyakit tersebut. Sehingga perempuan mampu berkontribusi dalam penurunan angka kejadian HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yaitu pretetst posttest with control group design.
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Yogyakarta pada bulan Juni sampai Oktober 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu PKK di Kecamatan Kretek Bantul Yogyakarta yang terdiri dari lima desa yaitu desa Donotirto, Parangtritis, Tirtomulyo, Tirtosari dan Tirtoharjo. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling yaitu yang terdiri dari 11 dusun. Jumlah sampel akan diambil 40 orang yang dibagi menjadi dua kelompok.
Analisis data yang digunakan adalah uji beda. Jika data terdistribusi normal, menggunakan uji beda independent t test. Jika data tidak terdistribusi normal, menggunakan uji Mann-Whitney. Dalam menguji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk. Berdasarkan hasil penelitian nilai p =0,000 pada kelompok perlakuan dan p =0,003 pada kelompok kontrol yang berarti ada perbedaan pada kelompok perlakuan yang mendapatkan ceramah dan pendampingan dan kelompok kontrol yang mendapatkan ceramah saja
Kesimpulan:. Dengan pemberian perlakuan ceramah dan pendampingan ibu akan lebih intensif mendapatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS. Pemberian pengetahuan yang berulang membuat ibu- ibu semakin paham tentan HIV/AIDS. Pada kelompok kotral yang hanya diberikan ceramah saja ibu- ibu yang datang pada kegaian PKK dengan hanya mendpatkan satu kali pertemuan dan pemberian informasi tidak maksimal dalam peningkatan pengetahuan pre dan post ceramah.
Kata Kunci: revitalisasi, PKK, HIV/AIDS Pendahuluan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). HIV menimpa kehidupan anak-anak dan keluarga di seluruh dunia. Lebih dari dua juta anak di bawah usia 15 tahun hidup dengan HIV (terinfeksi HIV) (Depkes, 2007). Sampai saat ini, penyakit HIV/AIDS termasuk penyakit yang mematikan. Sebab, cara kerja virus HIV AIDS ini adalah menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga berbagai jenis penyakit mudah masuk. Virus
HIV menjadi penyebab melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini banyak berada di dalam cairan tubuh manusia seperti darah, cairan sperma, cairan vagina dan lain-lain. Namun, tidak semua cairan tubuh manusia mengandung HIV AIDS, ada juga yang tidak berpotensi mengandung virus HIV misalkan cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain (Kasih, 2013).
Beberapa hal yang berkaitan dengan infeksi melalui hubungan seksual adalah resiko penularan lebih besar perempuan daripada laki-laki, hal ini disebabkan perempuan adalah pasangan penerima (recipient partner) dalam hubungan seksual. Data dari dinas kesehatan propinsi tahun 2012 yaitu presentasi AIDS menurut faktor resiko dari Januari sampai Maret 2012 sebanyak 77% disebabkan heteroseksual, 9% perinatal, 6%
homoseksual, 5% Injecting Drug Use (IDU) dan 3% tidak diketahui. Dilihat dari jumlah penderita AIDS berdasarkan pekerjaan/status dari bulan Januari sampai Maret 2012 sebanyak 94 orang ibu rumah tangga menduduki peringkat pertama, sedangkan pekerja sek saja hanya diangka 38 orang. Sedangkan angka komulatif kasus AIDS menurut pekerjaan di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukan bahwa pada ibu rumah tangga selalu mengalami peningkatan, yaitu 3092 menduduki nomor dua setelah wiraswasta (Kemenkes, 2012).
Beberapa penelitian yang dilakukan, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berstatus ibu rumah tangga akan sangat tidak terima ketika mendapatkan keterangan bahwa dirinya positif AIDS. Hal ini sangat miris melihat kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat. Penanganan HIV/AIDS sudah dilakukan secara gencar baik pada kalangan pemerintah maupun swasta. Perempuan seringkali tidak tahu status HIV dan AIDS pasangannya dan tidak tahu kalau dirinya sudah terinfeksi HIV dan AIDS.
Sekalipun sudah mengetahui status HIV dan AIDS, perempuan seringkali takut memberitahu keluarganya karena takut akan stigma dan diskriminasi dari keluarga dan masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, perempuan cenderung tidak ditanya tentang perilaku risiko tinggi dirinya atau pasangannya sehingga kebanyakan kasus ditemukan saat sudah stadium akhir (terlambat didiagnosis pada stadium awal). Program promosi dan pelayanan kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS seringkali hanya menjadikan perempuan sebagai objek intervensi. Hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman gender pada petugas kesehatan dan belum tersosialisasikannya strategi penanganan HIV/AIDS (Kemeneg PP dan PA, 2008).
Daerah pariwisata merupakan resiko penyebaran HIV/AIDS. Yogyakarta salah satu propinsi yang perlu digalakkan program penangulangan HIV/AIDS. Salah satu kabupaten
di Yogyakarta yaitu Bantul terdapat daerah-daerah yang rawan terhadap HIV/AIDS ini yaitu daerah wisata pantai Parangtritis, Samas dan Parangkosumo ditempat itu juga terdapat aktifitas penjaja seksual (rumah bordir). Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada masyarakat sekitarnya. Berbagai upaya sudah dilakukan secara aktif oleh Puskesmas Kretek di wilayah tersebut dengan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Baik penyuluhan dan pemeriksaaan, screening, melakukan mobile ke tempat-tempat yang dianggap resiko terhadap penularan HIV/AID seminggu dijadwalkan dua kali. Dari hasil evaluasi kegiatan, masyarakat terutama perempuan kurang dilibatkan dalam penangulangan HIV/AIDS.
Kemandirian perempuan dalam pencegahan HIV dan AIDS dalam masalah penyebaran HIV dan AIDS, perempuan yang paling banyak menerima dampaknya. Untuk memberikan perlindungan dari bahaya HIV dan AIDS bagi kaum perempuan dan keluarganya, perempuan harus dilibatkan atau diikutsertakan secara aktif, baik sebagai individu maupun aktifitasnya dalam organisasi perempuan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peduli AIDS. Dengan demikian perempuan tidak hanya sebagai obyek, tetapi juga sebagai pelaku dalam upaya pencegahan bahaya HIV dan AIDS.
Perempuan dekat dengan organisasi PKK sehingga organisasi ini dijadikan sebagai fasilitas dalam penanggulangan HIV/AIDS. Organisisi PKK yang beranggotakan ibu-ibu dari dasawisma dapat menjadi tempat yang tepat untuk pencegahan HIV/AIDS dari level yang paling bawah. Perkumpulan yang beranggotakan ibu-ibu ini, akan sangat efektif bila salah satu programnya yaitu program ke-7 tentang kesehatan dioptimalkan pada penanganan pencegahan dan patisipasi aktif anggotanya. Sehingga program ke-7 dari PKK ini tidak hanya sebagai pelengkap saja tetapi memberikan kontribusi terhadap kesehatan kelaurga khususnya kaum perempuan.
Program yang dapat direncanakan dalam penanggulangan kasus HIV/AIDS adalah dengan memberikan pendidikan kepada kelompok PKK yang berada pada lima desa dalam satu wilayah Kecamatan Kretek. Bentuk pendidikan yang komprehensif mulai dari pengetahuan tentang HIV/AIDS sampai dengan proses pendampingan kepada keluarga dan masyarakat sekitar. Sehingga perempuan mampu berkontribusi dalam penurunan angka kejadian HIV/AIDS.
Melihat fenomena di atas diharapkan perempuan dapat mengontrol kesehatannya sendiri, peran perempuan dalam sektor publik dan politik tinggi yang berhubungan dalam pencegahan terhadap HIV dan AIDS, perempuan dapat mengambil inisiatif dalam relasi seksual yang serasi dan seimbang serta pandangan memiliki banyak pasangan adalah
dianggap tidak wajar. Akses terhadap pelayanan kesehatan maupun informasi mudah didapatkan sehingga pengetahuan perempuan terutama mengenai HIV dan AIDS menjadi tinggi/baik. Kontrol terhadap perilaku seksual baik perempuan itu sendiri maupun pasangannya semakin baik (karena pendidikan, budaya).
METODE
Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yaitu pretetst-posttest with control group design.
Berikut ini gambar rangcangan penelitian.
01 X1 02
03 X2 04
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Yogyakarta pada bulan Juni sampai Oktober 2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu PKK di Kecamatan Kretek Bantul Yogyakarta yang terdiri dari lima desa yaitu desa Donotirto, Parangtritis, Tirtomulyo, Tirtosari dan Tirtoharjo. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan unit geografis ataupun unit organisasi.
Setelah dilakukan teknik sampling tersebut, diperoleh Desa Parangtritis yang terdiri dari 11 dusun. Jumlah sampel akan diambil 40 orang yang dibagi menjadi dua kelompok.
Dalam penelitian ini instrumen untuk pengambilan data menggunakan ceklist yang berisi tentang pertanyaan dalam pencegahan HIV/AIDS. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi product moment dan uji reliabilitas menggunakan menggunakan Cronbach’s Alpha. Pengujian instrumen ini menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows.hasil dari uji validitas dan reliabelitas dengan hasil normal.
Analisis data yang digunakan adalah uji beda. Jika data terdistribusi normal, menggunakan uji beda independent t test. Jika data tidak terdistribusi normal, menggunakan uji Mann-Whitney. Dalam menguji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk.
HASIL
1. Karakteristik Responden
Penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas kretek mulai tanggal Mei - Agustus 2014 tentang Revitalisasi Program Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (Pkk) Dalam Mencegah Penularan HIV/AIDS di Puskesmas Kretek Desa Parangtritis 2014, mendapatkan jumlah sampel yaitu 20 ibu PKK pada kelompok perlakuan ceramah dan pendampingan tentang HIV /AIDS dilakukan pre dan post tes pengetahuan dan partisipasinya dalam pencegahan HIV dan 20 ibu PKK pada kelompok kontrol ceramah saja tentang HIV /AIDS dilakukan pre dan post tes pengetahuan dan partisipasinya dalam pencegahan HIV, dengan karakteristik responden sebagai berikut:
a. Umur Ibu
Tabel 1. Distribusi frekuensi Umur Ibu pada kelompok perlakuan(ceramah dan pendampingan) dan kelompok kontrol (ceramah) di desa Parangtritis tahun 2014
Umur ibu Ceramah dan pendampingan Ceramah
n % n %
20-35 tahun
15 75 13 65
>35 Tahun 5 25 7 35
Total 15 100 15 100
Pada tabel 1 dapat dilihat karakteristik ibu menunjukkan bahwa responden pada kelompok perlakuan (ceramah dan pendampingan) 75 %
berusia areproduksi yaitu 20 sampai 35 tahun. dan 65 % pada kelompok kontrol(ceramah).
b. Pendidikan
Tabel 2. Distribusi frekuensi pendidikan Ibu pada kelompok perlakuan(ceramah dan pendampingan) dan kelompok kontrol (ceramah) di desa Parangtritis tahun 2014
Pendidikan Ibu Ceramah dan pendampingan
Ceramah
n % n %
SD/SMP 12 60 13 65
SMA 6 30 6 30
Sarjana 2 10 1 5
Total 15 100 15 100
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa karakteristik pendidikan ibu pada kelompok perlakuan (ceramah dan pendampingan) sebagian besaar berpendidikan SD/SMP yaitu 60 %. pendidikan ibu pada kelompok kontrol (ceramah) menunjukan angka yang tidak jauh berbeda yaitu sebagian besar berpendidikan SD/SMP sebesar 65 %.
c. Informasi HIV/AIDS
Tabel 3. Distribusi frekuensi Informasi HIV/AIDS yang pernah didapatkan Ibu pada kelompok perlakuan(ceramah dan pendampingan) dan kelompok kontrol (ceramah) di desa Parangtritis tahun 2014
Informasi HIV/AIDS
Ceramah dan pendampingan
Ceramah
n % n %
Teman / Tenaga kesehatan
6 30 5 20
Media elektronik 5 25 7 35
Belum pernah 9 45 8 40
Total 15 100 15 100
Karakteristik cara responden mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS menunjukkan bahwa Ibu pada kelompok perlakuan(ceramah dan pendampingan) di desa Parangtritis tahun 2014 sebagian besar belum mengetahui informasi tentang HIV/AIDS sebesar 45 %. Selanjutnya Ibu pada kelompok kontrol (ceramah) di desa Parangtritis tahun 2014 sebagian besar belum mengetahui informasi tentang HIV/AIDS sebesar 40 % .
1.2. Hasil Observasi/perlakuan
Sebelum dilakukan pengujian perbedaan pengetahuan ibu PKK tetang HIV/AIDS pada kelompok perlakuan yaitu ceramah dan pendampingan dan kelompok kontrol yaitu cermah saja, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunkan Kolmogorov-Smirnov test. Didapatkan hasil uji K-S degan nilai kurang dari 0.7 dibaawah α=0,05, jadi dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal. Karena data tidak berdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya dengan wilcoxon.
Uji statistik selanjutnya akan mengukur kebermaknaan perbedaan pengetahuan sebelum dan sesedah diberi perlakuan pada kelompok perlakuan yaitu ceramah dan pendampingan dan kelompok kontrol diberi ceramah saja.
Perbdaan perlakuan terhadap ibu PKK, disajikan melalui tabel 4.
Table 4. Perbedaan rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir kelompok perlakuan (IMD) dan kelompok kontrol (tidak IMD) di Puskesmas Mergangsan tahun 2013
Test Statisticsb IntervensiPostte
st - IntervensiPretes
t
KontrolPosttest - KontrolPretest
Z -3.876a -2.961a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .003
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel 4 nilai p =0,000 pada kelompok perlakuan dan p =0,003 pada kelompok kontrol yang berarti ada perbedaan pada kelompok perlakuan yang mendapatkan ceramah dan pendampingan dan kelompok kontrol yang mendapatkan ceramah saja.
Pembahasan
Dari analisis univariat karakteristik dari 40 responden yang terdiri karakteristik ibu menunjukkan bahwa responden pada kelompok perlakuan (ceramah dan pendampingan) 75 % berusia areproduksi yaitu 20 sampai 35 tahun. dan 65 % pada kelompok kontrol(ceramah). karakteristik pendidikan ibu pada kelompok perlakuan (ceramah dan pendampingan) sebagian besaar berpendidikan SD/SMP yaitu 60 %. pendidikan ibu pada kelompok kontrol (ceramah) menunjukan angka yang tidak jauh berbeda yaitu sebagian besar berpendidikan SD/SMP sebesar 65 %.
Karakteristik cara responden mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS menunjukkan bahwa Ibu pada kelompok perlakuan(ceramah dan pendampingan) di desa Parangtritis tahun 2014 sebagian besar belum mengetahui informasi tentang HIV/AIDS sebesar 45 %. Selanjutnya Ibu pada kelompok kontrol (ceramah) di desa Parangtritis tahun 2014 sebagian besar belum mengetahui informasi tentang HIV/AIDS sebesar 40 % .
Hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar responden berusia reproduktif dimana tingkat pendidkan dan juga akan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentan HIV/AIDS Dalam hal ini PKK memanfaatkan
jalur pendidikan non-formal. Dengan adanya Program “Wajib Belajar”, maka PKK menganjurkan keluarga untuk dapat memberikan pendidikan yang baik bagi putera- puterinya. Anak laki-laki maupun perempuan, perlu mendapat kesempatan belajar yang sama. Sebagai mitra pemerintah, maka dewasa ini PKK juga berperan dalam melaksanakan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Bina Keluarga Balita (BKB). Dalam rangka Pemberantasan Buta Aksara, PKK melaksanakan “Paket A, B dan C”, yang dapat disejajarkan dengan SD, SMP dan SMU. PKK percaya bahwa pendidikan adalah proses seumur hidup. PKK juga melaksanakan program Keaksaraan Fungsional. Proses belajar program ini berdasarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan peserta kursus. Selesai kursus kelompok belajar diikutkan dalam kursus keterampilan kerja, dan selanjutnya kelompok diberi modal usaha. Selain dari itu, PKK juga menggalakkan pelatihan atau kursus untuk membuat berbagai kerajinan tangan, produk-produk makanan dan minuman yang hasilnya dapat dijual. Ini membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Program PKK dapat digunakan sebagai sarana dalam peningkatan pengetahuan ibu-ibu dalam bidang kesehatan khusunya HIV AIDS.
Berdasarkan hasil penelitian nilai p =0,000 pada kelompok perlakuan dan p
=0,003 pada kelompok kontrol yang berarti ada perbedaan pada kelompok perlakuan yang mendapatkan ceramah dan pendampingan dan kelompok kontrol yang mendapatkan ceramah saja. Dengan pemberian perlakuan ceramah dan pendampingan ibu akan lebih intensif mendapatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS. Pemberian pengetahuan yang berulang membuat ibu-ibu semakin paham tentan HIV/AIDS. Pada kelompok kotral yang hanya diberikan ceramah saja ibu-ibu yang datang pada
kegaian PKK dengan hanya mendpatkan satu kali pertemuan dan pemberian informasi tidak maksimal dalam peningkatan pengetahuan pre dan post ceramah.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian diatas dapat diambil kesimpulan Sebagaian besar ibu –ibu PKK baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol berusia reproduksi.
Sebagaian besar ibu –ibu PKK baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol berpendidikan SD/SMP . Sebagaian besar ibu –ibu PKK baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol belum mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS. peningkatan pengeatahuan pada ibu-ibu PKK akan lebih maksimal bila diberikan dengan cara ceramah dan pendampingan.tenaga kesaehtan dapat menggunakan metode ceramah dan pendampingan pada ibu PKK efektif dalam mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu-ibu PKK maka disarankan kepada seluruh bidan untuk menggunakan oraganisasi PKK dan mangaktifkan kegatan PKK yang berhubugan degan kesehatan.
DAFTAR RUJUKAN
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). 2006. Serba Serbi HIV/AIDS.
Jakarta : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
---. 2008. Handout Presentasi Fasilitasi Untuk Topik HIV dan AIDS. Jakarta : Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi BKKBN.
Departemen Kesehatan. 2007. Mengenal HIV dan Cara Menanggulanginya.
http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/topik-kesehatan/58-mengenal-hiv-dan- cara-menanggulanginya. Diakses tanggal 26 Mei 2014.
Kasih, Maharani. 2013. Mengenal Penyakit HIV AIDS.
http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2013/02/18/2/534694/mengenal-penyakit- hiv-aids.html. Diakses tanggal 26 Mei 2014.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 2012. Laporan Situasi Perkembangan HIV & AIDS di
Indonesia s.d Maret 2012.
http://www.aidsindonesia.or.id/repo/perpustakaan/LAPORAN_HIV- AIDS_TRIWULAN_I_2012.pdf. Diakses tanggal 26 Mei 2014.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemeneg PP dan PA).
2008. Pemberdayaan Perempuan dalam Pencegahan Penyebaran HIVAIDS.http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=peran+ibu+dalam+hiv+aids&source=web&cd=7&ved=0CHQQFjA G&url=http%3A%2F%2Fwww.menegpp.go.id%2Faplikasidata%2Findex.php
%3Foption%3Dcom_docman%26task%3Ddoc_download%26gid%3D256%26Itemid
%3D61&ei=Iy9EUZOJFI2GrAfsx4DIAg&usg=AFQjCNGvrN0JUxoZWvwTk_qC3n5T qljzpA. Diakses tanggal 26 Mei 2014.
Komisi Penanggulangan AIDS. 2014. Indo HIV dan AIDS.
http://www.aidsindonesia.or.id/contents/37/78/Info-HIV-dan- AIDS#sthash.eMPyo1Zs.dpbs. Diakses tanggal 4 Juni 2014.
Laretna, Adishakti. 2006. Revitalisasi Bukan Sekedar Beautification, Urdi Vol.13.
www.urdi.org (Urban and Reginal Development Institute).
Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantul. 2014. Profil PKK. http://pkk.bantulkab.go.id/.
Diakses tanggal 4 Juni 2014.
taka Sarwono Prawirohardjo.