• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reyhan Rizki Hutyanda - Artikel Kepemimpinan Sektor Publik

Reyhanrizkii

Academic year: 2023

Membagikan "Reyhan Rizki Hutyanda - Artikel Kepemimpinan Sektor Publik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGAGAS PERUBAHAN POSITIF MELALUI KEPEMIMPINAN DI PEMERINTAHAN INDONESIA

Reyhan Rizki Hutyanda

Program Studi Strata Satu Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta

[email protected]

ABSTRAK

Kepemimpinan yang efektif dalam konteks pemerintahan memainkan peran penting dalam menciptakan perubahan yang positif. Artikel ini menggambarkan pentingnya kepemimpinan visioner, responsif, dan inklusif dalam mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi masyarakat modern. Dengan menggunakan penelitian literatur yang mendalam dan contoh kasus dari berbagai sumber artikel yang sudah membahas tentang ini. artikel ini menganalisis peran pemimpin pemerintahan yang terintegrasi dan etis dalam mendorong keadilan sosial, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan berkelanjutan.

Memahami pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik dan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi tujuan utama penelitian ini.

Selain itu, artikel ini menyoroti pentingnya beradaptasi terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik serta kemampuan pemimpin pemerintahan untuk mengelola krisis secara efektif. Pada akhirnya, artikel ini memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana kepemimpinan berkualitas dapat menjadi solusi.. katalis untuk transformasi positif dan pembangunan berkelanjutan di tingkat pemerintah. Kami berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada para praktisi, akademisi, dan pengambil kebijakan dalam upaya memperkuat institusi pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Perubahan, Pemerintahan

I. PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup dalam kelompok dan berinteraksi satu sama lain, dengan ini kepemimpinan diperlukan. seperti halnya di bidang pendidikan dan bisnis. Kesuksesan dan efisiensi kerja sangat bergantung pada pemimpin pemerintahan negara. Pemimpin yang baik dapat mencapai tujuan organisasi dalam waktu singkat.

Seorang pemimpin sangat dibutuhkan di era modern ini, tetapi kebanyakan pemimpin tidak lahir dengan bakat atau wawasan. Namun, kepemimpinan membutuhkan pengetahuan dan pengalaman. Peran kepemimpinan terdiri dari peran interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan. (Siagian, 2002:47).

Saat ini, kepemimpinan harus berubah sesuai dengan perubahan lingkungan. Selain itu, ada tiga kategori perubahan. yang berkaitan dengan kepemimpinan masalah Ini merupakan perubahan biasa, perubahan pengembangan dan inovasi secara mandiri.

Mengelola perubahan memanglah hal rumit. Untuk mengevaluasi kemampuan kepemimpinan salah satunya adalah kemampuan manajemennya transformasi.

Kemampuan ini sangat penting karena pada Saat ini, pemimpin harus mampu

(2)

menganjurkan perubahan lingkungan. Kemampuan adalah bagian dari kepemimpinan.

individu dalam memengaruhi orang lain untuk mengikuti arahan dari seorang pemimpin.

(Siagian, 2002:51).

Kepemimpinan mempunyai peranan yang dominan untuk meningkatkan produktivitas kerja, baik pada tingkat individual, pada tingkat kelompok, maupun pada tingkat organisasi. Peranan pemimpin sangat diperlukan dalam usaha menetapkan tujuan, mengalokasi sumber daya yang langka, memfokuskan pelatihan pada tujuan-tujuan organisasi, mengkoordinasikan perubahanperubahan yang terjadi, membina kontak antar pribadi dengan pengikutnya, dan menetapkan arah yang benar atau yang paling baik bila kegagalan terjadi (Titik Rosnani, 2012:2).

Begitupun dengan bernegara, dibutuhkan figur yang baik dan kompeten untuk menjadi pemimpin pemerintah disebuah negara. Di negara Indonesia sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan presidensial, dimana presiden adalah sebagai kepala pemerintahan dan kepala negaranya, sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945 melalui Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, negara Indonesia dibagi ke dalam daerah provinsi dan daerah kabupaten atau kota.

Perubahan kepemimpinan di pemerintahan Indonesia diperlukan agar ide-ide, visi, dan strategi sesuai dengan zaman. Perubahan kepemimpinan juga penting untuk memperkuat lembaga-lembaga demokratis, mendorong transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan yang lebih efisien, dan memastikan bahwa berbagai kelompok masyarakat menerima representasi yang adil, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, perubahan kepemimpinan juga membantu menangani masalah rumit seperti ketimpangan sosial, korupsi, dan perubahan iklim dengan menawarkan solusi baru dan berorientasi masa depan. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang terus berubah, diperlukan perubahan kepemimpinan di pemerintahan Indonesia. Perubahan ini termasuk penyelenggaraan pemerintahan yang lebih responsif dan peningkatan partisipasi politik.

Selain itu, perubahan kepemimpinan di pemerintahan Indonesia dapat membantu meningkatkan diplomasi, kolaborasi lintas sektor, dan hubungan internasional untuk mendorong perdamaian, keamanan, dan stabilitas di wilayah tersebut. Oleh karena itu, perubahan kepemimpinan di pemerintahan Indonesia adalah alat penting untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan dan memperkuat posisi Indonesia di panggung global.

II. KAJIAN PUSTAKA Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi (Daft, 2006 : 313) lebih lanjut Rifai (2006 : 2) mengemukakan bahwa kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, dan mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Menurut pendapat lain yang dikemukakan oleh Hasibuan (2005 : 170) mendefinisikan kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

Sifat-sifat Kepemimpinan Dalam melakukan kepemimpinannya, seorang pemimpin memiliki beberapa sifat kepemimpinan. Sifat kepemimpinan seorang pemimpin akan berpengaruh terhadap keberhasilan untuk memimpin perusahaan atau organisasi.

Menurut Keith Devis dalam Rivai dan Mulyadi (2009 : 133) ada empat sifat-sifat kepemimpinan, yaitu kecerdasan, kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan berprestasi dan Sikap-sikap hubungan manusia.

Kepemimpinan yang efektif akan tercapai jika sesuai dengan fungsinya. Fungsi

(3)

kepemimpinan menurut Kartono (2009 : 93) adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan organisasi yang baik, membiarkan supervisi atau pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

Perubahan Di Pemerintahan

Gerakan reformasi politik tahun 1998 yang disusul dengan diberlakukannya UU No.

22 Tahun 1999, tentang otonomi dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, telah menyebabkan terjadinya perubahan sistem penyelenggaraan negara dari model sentralisasi menjadi model desentralisasi. Kedua undang-undang ini membawa perubahan pada peran yang harus dimainkan oleh pemerintah pusat dan daerah. Sebelum berlakunya UU Otonomi Daerah, peran pemerintah pusat sangat penting dalam segala bidang pembangunan. Pemerintah pusat mengendalikan administrasi dan mengatur pembangunan di daerah. Namun dengan diberlakukannya otonomi daerah, peran pemerintah pusat berangsur-angsur berkurang, karena saat ini pemerintah pusat hanya menjalankan peran di lima bidang, yaitu politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, mata uang, dan pajak. , dan agama.

(Purwanto, 2005; 31).

Mustopadidjaja AR dalam Road Map mengatakan, Reformasi Birokrasi 2010-2014, Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai kebutuhan masyarakat yang ditandai dengan penyalahgunaan kekuasaan dan masih maraknya praktik KKN, rendahnya efisiensi sumber daya manusia dan aparatur administrasi. kelembagaan; Sistem kelembagaan (organisasi) dan tata kelola (manajemen) belum lengkap. Rendahnya kualitas pelayanan publik, kehidupan miskin pegawai negeri; dan jumlah undang-undang dan peraturan tidak lagi memadai untuk menghadapi perubahan keadaan dan kebutuhan yang terus berkembang.

Transformasi Digital

Transformasi digital terdiri dari efek gabungan dari beberapa inovasi dan teknologi digital yang menghadirkan struktur, praktik, nilai, pengaturan, dan keyakinan baru yang mengubah, mngganti, atau melengkapi aturan yang ada dalam organisasi, ekosistem, industry (Westerman et al., 2014).

Transformasi digital penting bagi seluruh perusahaan sektor industri dan pemerintahan yang sangat bergantung pada sistem, TI, strategi, dan sumber daya manusia. Transformasi digital adalah tentang mengekstraksi nilai dari proses bisnis dan mengembalikan nilai tersebut kepada pelanggan, sembari menggunakan data dan analitik untuk menciptakan pengalaman baru yang inovatif. Perjalanan transformasi digital akan menjadikan organisasi yang berbasis analitik dan menerapkan teknologi AI terintegrasi menjadi sebuah kebiasaan. Transformasi digital dianggap oleh banyak orang sebagai pendorong perubahan di segala konteks, terutama konteks bisnis, dan berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia yang berbasis pada pemanfaatan teknologi dan digitalisasi. Teknologi digital telah mengubah sektor publik dengan berdampak pada aplikasi, proses, budaya, struktur, serta tanggung jawab dan kewajiban pegawai negeri.

(Tangi et al., 2021).

Perubahan Organisasi

Perubahan organisasi adalah tindakan memindahkan suatu organisasi dari keadaannya saat ini ke keadaan masa depan yang diinginkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensinya. Suatu organisasi harus melakukan perubahan dalam menjalankan aktivitasnya, karena lingkungan organisasi selalu berubah sehingga organisasi harus melakukan perubahan jika ingin terus eksis dan sukses dimasa yang akan datang. hibrida. Suatu perusahaan atau organisasi tidak akan berubah dan berkembang ke

(4)

arah yang diinginkan jika pemimpinnya sendiri, apapun departemennya, tidak berubah dan berkembang. Suatu organisasi tidak dapat tumbuh di luar kelompoknya sampai para pemimpinnya tumbuh dari dalam. Jika unit manajemen aktif berkembang, maka dengan sendirinya perkembangan organisasi atau perusahaan akan berlangsung. Pemimpin yang lemah berarti organisasi yang lemah.

Pemimpin yang kuat berarti organisasi yang kuat. Semua naik turunnya tergantung pada kekuatan pemimpinnya. Tergantung pada karakteristik masing-masing individu yang berbeda dan cara memandang perubahan yang berbeda, hal ini akan menyebabkan perbedaan sikap dan perilaku terhadap perubahan, meskipun setiap perubahan memerlukan penyesuaian, sedangkan karyawan pada umumnya lebih menyukai cara kerjanya. yang telah dilakukan selama ini, sehingga ketika pemimpin melakukan perubahan harus memahami bagaimana kesiapan karyawannya, mengetahui sumber daya yang dapat berdampak pada kemampuan menolak perubahan, hingga mampu mengatasinya agar perubahan tersebut dapat mencapai tujuan organisasi secara optimal.

Perubahan lingkungan (environmental change) akan menimbulkan tekanan pada organisasi untuk melakukan perubahan organisasi (organizational change). Di tengah derasnya gelombang perubahan lingkungan, tanpa adanya perubahan yang tepat dan bermakna, organisasi tentu akan cepat kolaps atau bahkan mati. Sejumlah faktor lingkungan eksternal yang mendorong, yaitu kekuatan kompetisi, kekuatan ekonomi, kekuatan politik, kekuatan globalisasi perubahan, kekuatan sosial-demografik, dan kekuatan etika.

III. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan metode literature review untuk menyelidiki peran penting kepemimpinan dalam membentuk dan mengimplementasikan perubahan positif dalam struktur pemerintahan. Dengan dengan memperhatikan temuan-temuan dari jurnal- jurnal terkait, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan transformasi positif, serta menawarkan wawasan tentang strategi yang efektif untuk memperkuat peran kepemimpinan dalam mewujudkan perubahan yang berkelanjutan di pemerintahan.

IV. PEMBAHASAN

Implikasi Temuan Terhadap Praktik Kepemimpinan di Pemerintahan

Pentingnya Gaya Kepemimpinan yang Adaptif: Studi literatur menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang adaptif dan responsif terhadap perubahan merupakan kunci dalam memimpin perubahan positif di lingkungan pemerintahan. Pemimpin yang mampu beradaptasi dengan dinamika politik, sosial, dan ekonomi sering kali mampu mencapai hasil yang lebih baik.

Peran Kepemimpinan Transformasional dalam Merangsang Perubahan: Temuan menunjukkan bahwa pemimpin yang mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional, dengan menekankan pada motivasi intrinsik, pengembangan visi bersama, dan pemberdayaan bawahan, cenderung memiliki pengaruh yang lebih besar dalam mendorong perubahan yang signifikan di pemerintahan.

Keterlibatan Karyawan sebagai Kunci Kesuksesan Perubahan: Studi literatur menyoroti pentingnya keterlibatan karyawan dalam proses perubahan. Pemimpin yang memprioritaskan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan inisiatif perubahan, dan peningkatan proses kerja sering kali mampu mencapai hasil yang lebih signifikan.

Pentingnya Kepemimpinan Etis dalam Membangun Kepercayaan: Temuan

(5)

menunjukkan bahwa integritas dan kejujuran dalam praktik kepemimpinan memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan antara pemimpin dan karyawan, yang pada gilirannya mendorong komitmen yang lebih tinggi dan kolaborasi yang lebih baik dalam proses perubahan.

Pengaruh Budaya Organisasi yang Mendukung Inovasi: Literatur menyoroti bahwa budaya organisasi yang mendukung inovasi, partisipasi, dan pembelajaran kontinu memiliki dampak positif terhadap kemampuan organisasi pemerintahan untuk mengelola perubahan yang kompleks dan berkelanjutan.

Menganalisis pola-pola dan temuan signifikan ini serta memberikan konteks yang mendalam mengenai implikasi temuan tersebut terhadap praktik kepemimpinan di pemerintahan akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana praktik- praktik kepemimpinan tertentu dapat mendukung perubahan yang positif dan berkelanjutan di lingkungan pemerintahan.

Kesesuaian Temuan dengan Konteks Pemerintahan Indonesia

Kesesuaian temuan dengan konteks pemerintahan Indonesia mengacu pada sejauh mana temuan dan hasil penelitian literatur dapat diterapkan dan relevan dalam konteks unik pemerintahan Indonesia. Dalam menjelaskan kesesuaian ini, beberapa poin yang dapat dipertimbangkan meliputi:

Relevansi Terhadap Struktur Pemerintahan Indonesia: Mengidentifikasi sejauh mana temuan tersebut sesuai dengan struktur organisasi dan hierarki pemerintahan di Indonesia, serta bagaimana implementasi praktik kepemimpinan dapat disesuaikan dengan tata kelola pemerintahan yang ada.

Ketepatan Dalam Menanggapi Tantangan Lokal: Menganalisis sejauh mana temuan dan rekomendasi penelitian dapat menanggapi tantangan khusus yang dihadapi oleh pemerintahan Indonesia, seperti tantangan dalam mengelola keberagaman budaya, kondisi geografis, atau isu-isu sosial-politik yang spesifik.

Relevansi Terhadap Kebijakan Pemerintah Indonesia: Menilai kesesuaian temuan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang sedang diterapkan atau direncanakan di Indonesia, serta bagaimana temuan tersebut dapat mendukung atau memperkuat implementasi kebijakan yang ada.

Dukungan Terhadap Tujuan Pembangunan Nasional: Menganalisis sejauh mana temuan dan rekomendasi penelitian dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, seperti dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengembangan ekonomi, atau pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

Kepemimpinan yang Diperlukan Demi Perubahan

Kepemimpinan yang Diperlukan Demi Perubahan Mengingat pentingnya upaya perubahan organisasi dalamlingkungan yang berubah dengancepat dan sering terputus- putus,dan pentingnyaprosedurs dan kritis dari domain tujuanyang berubah dan kompleksitas Sementara faktor dapat menghambat upaya perubahan, perubahan organisasi seringtidak dapat terjadi 'secara alami'.Perubahan seringkali perlu dirancang, direkayasa,dan dikelola dari kepemimpinan yang kuat, visioner, cerdas, dan berorientasi pada pertumbuhan.Perubahan membutuhkan kekuatan, kemandiriandan kemandirian, kepercayaan, kepercayaan diri, dan lebih banyak komitmen demimendorong perubahan disegala kompleksitas masalah dan hambatan, sehingga perubahan adalah aspek otoritas, karakter,dan komitmen. Memerlukan kepemimpinan yang kuat. Pemimpin tidak dari pasif terhadap tujuan organisasi danharus memiliki sikap positif.Dengan cara ini, tidak mudah dipatahkan dari rintangan atau rintangan.Sebaliknya, dia akan terpesona daritantangan perubahan. Itulahyang dia anggap sebagai dasarkepemimpinannya. Pemimpin perubahan

(6)

juga harus visioner karena merekaharus memiliki pemahaman yang baik tentangke manaarah organisasi.

Cotter(1990) mulai memimpin perubahan dengan mengkoordinasikan langkah- langkah orang dengan menetapkan arah setelah mengembangkan visi demi masa depan, kemudian mengkomunikasikan visi dan mendorong mereka demi mengatasi hambatan yang menyatakan bahwa itu harus dilakukan. Ini semua terjadi secara acak. Tetapi

bahkan jika dia mendorong anggota demi berefleksi, kepemimpinan tetap berada di tangannya. Dampak kepemimpinan terhadap perubahan, Hershey (2000: 491) menyatakan bahwa pemimpin yang berpengaruh tidak membuat perbedaan dalam ruang hampa, tetapi perubahan disempurnakan secara hati-hati melalui penciptaan berbagai bagian. Selain itu, Hershey menjelaskan bahwa dengan menelaah dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perubahan, maka dapat berdampak positif terhadap terjadinya perubahan.

Strategi Kepemimpinan yang Berhasil dalam Mengatasi Tantangan

Pada level pemerintahan, strategi kepemimpinan yang efektif memainkan peran kunci dalam memastikan keberhasilan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, memajukan kesejahteraan, serta mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.

Berikut adalah beberapa strategi kepemimpinan yang penting dalam konteks pemerintahan:

Visi dan Komitmen yang Jelas: Seorang pemimpin pemerintahan perlu memiliki visi yang jelas mengenai arah di mana negara atau pemerintahan itu harus menuju. Visi ini harus didukung oleh komitmen yang kuat untuk mencapai sasaran-sasaran strategis.

Transparansi dan Akuntabilitas: Kepemimpinan yang efektif di pemerintahan harus didasarkan pada transparansi dan akuntabilitas. Pemerintah yang transparan dapat membangun kepercayaan masyarakat, sementara akuntabilitas membantu memastikan bahwa tindakan pemerintah dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

Kolaborasi dan Konsensus: Seorang pemimpin pemerintahan yang efektif harus dapat membangun kerjasama dan konsensus di antara berbagai pemangku kepentingan.

Kemampuan untuk bekerja dengan berbagai kelompok dan individu yang memiliki kepentingan beragam adalah keterampilan penting yang diperlukan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang efektif.

Kepemimpinan Transformasional: Pemimpin pemerintahan harus mampu memotivasi dan menginspirasi masyarakat serta aparatur pemerintah untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan transformasional mendorong perubahan positif, inovasi, dan pengembangan berkelanjutan.

Kemampuan Manajerial yang Kuat: Pemimpin pemerintahan perlu memiliki keterampilan manajerial yang kuat, termasuk kemampuan perencanaan strategis, pengelolaan sumber daya, dan pengambilan keputusan yang tepat. Manajemen yang efektif membantu memastikan bahwa sumber daya yang tersedia digunakan secara efisien dan efektif.

Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat: Pemimpin pemerintahan harus responsif terhadap kebutuhan dan masalah masyarakat. Mendengarkan dan merespons aspirasi, kebutuhan, serta masalah yang dihadapi oleh masyarakat membantu pemerintah dalam merancang kebijakan yang relevan dan efektif.

Komitmen terhadap Pembangunan Berkelanjutan: Kepemimpinan pemerintahan harus memiliki komitmen yang kuat terhadap pembangunan berkelanjutan, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Strategi ini melibatkan perencanaan jangka panjang dan implementasi kebijakan yang memastikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan.

Keterampilan Diplomasi dan Hubungan Internasional: Di tengah globalisasi,

(7)

keterampilan diplomasi dan kemampuan dalam membangun hubungan internasional yang baik menjadi penting. Kepemimpinan yang efektif dalam konteks global membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang dinamika hubungan internasional serta kemampuan untuk menjalin kerjasama dan negosiasi yang saling menguntungkan.

V. KESIMPULAN

Kepemimpinan yang efektif memiliki peran krusial dalam menggagas dan mengelola perubahan positif di pemerintahan. Strategi kepemimpinan yang berhasil meliputi pengembangan keterampilan manajerial, adaptasi terhadap perubahan, penanganan konflik dan krisis, promosi inklusivitas, dan pengembangan kepekaan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Implikasi dari temuan penelitian menekankan pentingnya memperkuat kapasitas kepemimpinan, membangun budaya organisasi yang responsif dan beretika tinggi, serta menerapkan sistem evaluasi kinerja yang holistik.

Selain itu, temuan dan rekomendasi penelitian tersebut memiliki relevansi yang tinggi dengan konteks pemerintahan Indonesia, dengan penekanan pada struktur pemerintahan, sistem birokrasi, peran pemerintahan daerah, dan implementasi kebijakan nasional dan otonomi daerah, sehingga dapat memandu upaya untuk mencapai perubahan positif yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat dan pemerintahan secara keseluruhan.

Perubahan positif dalam kepemimpinan pemerintahan merupakan hal yang sangat penting karena memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pemerintahan itu sendiri. Melalui perubahan positif ini, efisiensi dan efektivitas pelayanan publik dapat ditingkatkan, inovasi dan pembangunan berkelanjutan dapat dirangsang, kepercayaan masyarakat dapat diperkuat, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial dapat dirangsang, serta stabilitas dan keberlanjutan institusi dapat diperkuat. Dengan mengutamakan perubahan positif dalam kepemimpinan, pemerintah dapat memastikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di berbagai sektor.

VI. DAFTAR PUSTAKA

A. M. Dadang, “Pentingnya Kepemimpinan dalam Pelayanan Publik,” Journal Governance and Politics (JGP), , vol. 3, no. 1, pp. 133–139, 2023, Accessed: Oct. 15, 2023. [Online].

Available: https://www.iyb.ac.id/jurnal/index.php/jgp/article/view/325

E. Prihana and M. Si, KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG SELATAN.

E. Rostiawati, “EFEKTIFITAS MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DALAM MENCIPTAKAN GOOD GOVERNANCE,” AL-TANZIM: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, vol. 4, no. 1, pp. 59–69, Mar. 2020, doi: 10.33650/al-tanzim.v4i1.965.

E. Resdiana, “KEPEMIMPINAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK.”

E. Tulungen et al., “DIGITAL TRANSFORMATION: ROLE OF DIGITAL LEADERSHIP,” 1116 Jurnal EMBA, vol. 10, no. 2, pp. 1116–1123, 2022R. Dio Siswanto Djambur Hamid,

“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan divisi Human Resources Management Compensation and Benefits PT Freeport Indonesia),” 2017.

Ella Lemanawati Wargadinata, “Kepemimpinan Kolaboratif,” Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah, vol. 8, no. 1, 2017, Accessed: Oct. 15, 2023. [Online]. Available:

(8)

https://ejournal.ipdn.ac.id/JAPD/article/view/73

Fridayana Yudiaatmaja, “KEPEMIMPINAN: KONSEP, TEORI DAN KARAKTERNYA,” Media Komunikasi FPIPS, vol. 2, no. 2, 2013, doi: 10.23887/mkfis.v12i2.1681.

I. Marjaya and F. Pasaribu, “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai,” Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, vol. 2, no. 1, pp. 129–147, Mar.

2019, doi: 10.30596/maneggio.v2i1.3650.

L. Fitriani, “KEPEMIMPINAN DAN PELAYANAN DALAM ORGANISASI PUBLIK Leadership and Services within Public Organizations,” Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek Administrasi, vol. 4, no. 4, p. 05, 2019, doi: doi.org/10.31113/jia.v4i4.390.

O. : Ni, P. Depi, Y. Peramesti, and D. Kusmana, “KEPEMIMPINAN IDEAL PADA ERA GENERASI MILENIAL,” Jurnal Manajemen Pemerintahan, vol. 10, no. 1, pp. 73–84, 2018, doi: 10.33701/jt.v10i1.413.

P. Redaksi Arini Sulistyowati, M. Redaksi, and E. Supriyanto, “Editorial Team.”S. Asnawi,

“SEMANGAT KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN,” 1999.

R. Ginting and T. Haryati, “REFORMASI BIROKRASI PUBLIK DI INDONESIA,” 2011. [Online].

Available: www.pn-yogyakota.go.id

R. Yusnita and N. Aslami, “Strategi Pengelolaan Kepemimpinan dan Perubahan Organisasi,”

SINOMIKA Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Ekonomi dan Akuntansi, vol. 1, no. 2, pp. 127–

136, Jun. 2022, doi: 10.54443/sinomika.v1i2.157.

REGI REFIAN GARIS, “KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN PADA ERA GLOBALISASI,”

Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, vol. 4, no. 1, 2018, doi: 10.25147/moderat.v4i1.1077.

S. Sri Utami, “PENGARUH KEPEMIMPINAN DALAM PERUBAHAN ORGANISASI,” 2007.

U. K. Islam Kuantan Singingi Jl Gatot Subroto, K. Nenas, T. Kuantan, and K. Kuantan Singingi,

“KEPEMIMPINAN DAN PELAYANAN PUBLIK Sumarli Fakultas Ilmu Sosial Program Studi Administrasi Negara.”

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan Kepala Pekon Kubiliku Jaya sebagai seorang pemimpin di pemerintahan Kepala Pekon Kubiliku Jaya memiliki fungsi kepemimpinan untuk mempengaruhi perilaku

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan dari pembangunan, yang berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi regional

Peran pemimpin akuntan publik yang memiliki kepemimpinan etis sangat diperlukan dalam menjunjung perilaku etis bawahannya dalam melakukan audit yang sesuai dengan

Berdasarkan kajian dari buku tersebut, artikel ini akan membahas tentang pola kepemimpinan efektif yang mampu dalam menciptakan iklim sekolah yang positif dan aman melalui

Dalam budaya Lonto Leok, sistem pengambilan keputusan melalui peran Tu'a Golo, seorang pemimpin yang dihormati dan diakui oleh masyarakat, dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk

Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan di mana gaya kepemimpinan yang baik dan efektif dapat membuat kinerja organisasi menjadi lebih baik, seorang pemimpin

Artikel ini membahas peran penting literasi digital dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memberdayakan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya kepemimpinan yang berintegritas, inovatif, efektif, dan konstruktif di desa untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan