RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
P E R A T U R A N D A E R A H
K A B U P A T E N O G A N K O M E R I N G I L I R
N O M O R
TENTANG
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN 2005-2025
P E R A T U R A N D A E R A H
K A B U P A T E N O G A N K O M E R I N G I L I R
N O M O R 1 2 T A H U N 2 0 1 1
DAERAH
K A B U P A T E N O G A N K O M E R I N G I L I R
LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2011
TANGGAL : 30 DESEMBER 2011
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN 2005 - 2025
1.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI - 1 -
DAFTAR GAMBAR - 2 -
DAFTAR TABEL - 3 -
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN - 4 -
BAB I PENDAHULUAN - 6 -
1.1. Latar Belakang - 6 -
1.2. Dasar Hukum Penyusunan - 7 -
1.3. Hubungan RPJPD Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya - 12 -
1.4. Sistematika Penulisan - 15 -
1.5. Maksud dan Tujuan - 16 -
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - 17 -
2.1. Aspek Geografi dan Demografi - 18 -
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat - 21 -
2.3. Aspek Pelayanan Umum - 27 -
2.4. Aspek Daya Saing Daerah - 54 -
BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - 59 -
3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah - 59 -
3.2. Isu – Isu Strategis - 68 -
BAB IV VISI DAN MISI - 75 -
4.1. Visi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 - 75 -
4.2. Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 - 76 -
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN - 81 -
5.1. Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir
2005-2025 - 81 -
5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering
Ilir 2005-2025 - 82 -
5.3. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang - 84 -
BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN -88-
6.1. Prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan -88-
6.2. Mekanisme Pengendalian dan Evaluasi -89-
BAB VII PENUTUP -99-
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 2 -
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar. G-1.1 Keterkaitan Antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah - 13 - Gambar. G-1.2 Hubungan Antara Perencanaan Makro dan Sektoral - 14 - Gambar. G-1.3 Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan
Komering Ilir dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional - 15 - Gambar. G-1.4 Jumlah Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan dalam
Kabupaten Ogan Komering IlirTahun 2009 - 21 - Gambar. G-1.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-
2009 (Persen) - 22 -
Gambar. G-1.6 Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2009 terhadap Capaian Nasional dan Target MDGs 2015
- 25 - Gambar. G-1.7 Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir - 26 - Gambar. G-1.8 Cakupan Penyakit Kabupaten Ogan Komering Ilir (kejadian) 2005 - 26 - Gambar. G-1.9 Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten
Ogan Komering Ilir - 29 -
Gambar. G-1.10 Proporsi Jalan Kabupaten di Kabupaten Ogan Komering Ilir
menurut Kondisi Baik, Sedang, dan Rusak - 30 - Gambar. G-1.11 Perbandingan Proporsi Jalan dalam Kondisi Rusak Antara Jalan
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten - 30 -
Gambar. G-1.12 Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Sanitasi, dan
Listrik - 32 -
Gambar. G-1.13 Persentase Penanganan Sampah Kabupaten Ogan Komering Ilir - 40 - Gambar. G-1.14 Persentase Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir Ber-Akses
Air Minum - 41 -
Gambar. G-1.15 Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Kabupaten Ogan
Komering Ilir - 42 -
Gambar. G-1.16 Angka Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 43 - Gambar. G-1.17 Kinerja Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir - 43 - Gambar. G-1.18 Jumlah Koperasi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 44 - Gambar. G-1.19 Jumlah Seluruh UKM Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 45 - Gambar. G-1.20 Persentase Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang Telah
Memanfaatkan FasilitasTelepon - 46 -
Gambar. G-1.21 Jumlah PopulasiTernak Kabupaten Kabupaten Ogan Komering Ilir - 48 - Gambar. G-1.22 Persentase Luas Areal Komoditi karet dan kelapa Sawit - 49 - Gambar. G-1.23 Produksi Komoditi Karet dan kelapa Sawit - 50 - Gambar. G-1.24 Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir - 55 - Gambar. G-1.25 Rasio Ketersediaan Listrik Kabupaten Ogan Komering Ilir - 56 - Gambar. G-1.26 Waktu yang Dibutuhkan dalam Pengurusan Perizinandi
Kabupaten Ogan Komering Ilir - 57 -
Gambar. G-1.27 Jumlah Pajak dan Retribusi Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun
2009 - 58 -
2.
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel. T-1.1 Perbandingan Kinerja Kabupaten Ogan Komering Ilir terhadap
MDGs - 69 -
Tabel. T-1.2 Tahapan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025 -71- Tabel. T-1.3 Tahapan dan Skala Prioritas RPJPD Provinsi Sumatra Selatan 2005-
2025 - 72 -
Tabel. T-1.4 Sasaran Pokok Pembangunan Ogan Komering Ilir - 85 - Tabel. T-1.5 Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan Perencanaan
Pembangunan Jangka Panjang Daerah -90-
Tabel. T-1.6 Checklist Pengendalian dan Evaluasi terhadap Pelaksanaan RPJPD -96- Tabel. T-1.7 Formulir Evaluasi terhadap Hasil RPJPD -97-
Tabel. T-1.8 Skala Nilai Peringkat Kinerja -98-
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 4 - 3.
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.
2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode dua puluh (20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi, berpedoman pada RTRW kabupaten,serta memperhatikan RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya.
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJMD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode lima (5) tahun yang memuat penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan RTRW kabupaten/kota, memperhatikan RPJMN, RPJMD provinsi, RPJMD dan RTRW kabupaten/kota lainnya, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), program lintas SKPD, dan program kewilayahan, disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah kabupaten/kota.
6. Rencana tata ruang wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/kepulauan ke dalamstruktur dan pola ruang wilayah.
7. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.
8. Permasalahan pembangunan daerah adalah“gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan atau dibutuhkan dan antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang disusun.
9. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
10. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
11. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
12. Arah kebijakan adalah instrumen perencanaan yang memandu ke mana prioritas pembangunan diarahkan agar lebih fokus dalam upaya mencapai tujuan.
13. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah adalah pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan selama 20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok tahapan lima tahunan RPJPD.
14. Sasaran adalah hasil yang diharapkan pada akhir periode perencanaan selama 20 (dua puluh) tahun.
15. Sasaran pokok adalah minimal target yang disepakati untuk dicapai pada setiap akhir tahapan lima tahunan RPJPD.
16. Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strategic goals)yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan perumusan strategi, kebijakan, dan program.
17. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
18. Kebijakan pembangunan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah pusat/daerah untuk mencapai tujuan.
19. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
20. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, keluaran, hasil, manfaat, atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian suatu program atau kegiatan.
21. Standar pelayanan minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
22. Stakeholderatau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan pembangunan. Stakeholder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan atau pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/pelaksanaan pembangunan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 6 - BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah.
Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun pembangunan antar daerah.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa untuk menjamin agar pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran diperlukan perencanaan pembangunan yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.
Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mengalami pemekaran wilayah menjadi dua kabupaten yaitu Ogan Komering Ilir (Kabupaten Ogan Komering Ilir) dan Ogan Ilir (OI). Pemekaran wilayah menjadi dua kabupaten dimaksudkan untuk mempermudah rentang kendali dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan wilayah.
Dengan pemekaran tersebut, diharapkan terjadi pemerataan dan percepatan pembangunan di seluruh wilayah.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 tahun. RPJPD memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi, serta memperhatikan RPJPD kabupaten/kota sekitar. Selanjutnya, RPJPD ini harus dijadikan pedoman perencanaan pembangunan lima tahunan selama 4 (empat) periode dan pedoman penyusunan visi misi calon Kepala Daerah sesuai tahap berkenaan maupun penjabarannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai perencanaan nasional dan daerah seperti yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir menyusun RPJPDTahun 2006 – 2025 yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor: 11 Tahun 2006 tentang RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Dalam perkembangannya, perubahan dan dinamika penting terjadi dan mempengaruhi beberapa asumsi pokok perencanaan pembangunan dalam 20 (dua puluh) tahun ke depan bagi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Di samping itu, dengan telah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor8 Tahun 2008tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengakibatkan perlunya revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk disesuaikan dengan periode RPJPN dan RPJPD Provinsi Sumatera Selatan yaitu yang semula periode 2006-2025 menjadi periode 2005-2025. Revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir ini dimaksudkan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun pembangunan antar daerah dan untuk lebih memaksimalkan berbagai potensi sumber daya alam dan menjelaskan kondisi existing Kabupaten Ogan Komering Ilir, visi-misi, dan arah pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir selama kurun waktu 20 tahun kedepan.
Dokumen revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 disusun sesuai prinsip-prinsip, sebagai berikut:
1. Penyusunan RPJPD dilakukan secara partisipatif melalui berbagai tahapan musyawarah yang melibatkan berbagai unsur pelaku pembangunan daerah.
2. RPJPD merupakan dokumen perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang.
3. RPJPD sebagai arahan terselenggaranya pembangunan daerah yang demokratis dan mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan, kesatuan nasional, dan berorientasi ke masa depan.
4. RPJPD disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan fleksibel.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Penyusunan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir berlandaskan pada Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah sebagai berikut:
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 8 - 1.2.1. Undang – Undang
Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk undang-undang adalah sebagai berikut:
1. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 55), Undang- Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 57) tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja, dalam Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013);
3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2818);
4. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
5. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427);
6. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
7. Undang–Undang Nomor 5 tahun 1992 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
8. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3479);
9. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);
10. Undang–Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 243, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4045);
11. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);
12. Perpu Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4374);
13. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
14. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
16. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
17. Undang-Undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
18. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
19. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
20. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
21. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
22. Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 10 - 23. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);
24. Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
1.2.2. PERATURAN PEMERINTAH
Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk peraturan pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu-Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);
4. PeraturanPemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran/Kerusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian dalam Penataan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4095);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4156);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);
15. Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070).
1.2.3. Peraturan Daerah
Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk peraturan daerah adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025;
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 12 - 2. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2006-2025.
1.3. Hubungan RPJPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, penyusunan RPJPD harus mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi serta memperhatikan RPJPD kabupaten/kota lainnya. Berdasarkan arahan pembangunan nasional, visi pembangunan nasional jangka panjang 2005-2025 adalah “Indonesia yang Maju, Mandiri, dan Adil”. Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut,dicanangkan 7 (tujuh) misi, meliputi:
1. Mewujudkan daya saing bangsa;
2. Mewujudkan masyarakat demokratis berdasarkan hukum;
3. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;
4. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;
5. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;
6. Mewujudkan masyarakat bermoral, beretika dan berbudaya; dan 7. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia.
Penyusunan revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir pada dasarnya menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor : 11 Tahun 2006 tentang RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai dokumen dasar.
Selanjutnya, dilakukan proses perbaikan mengacu pada peraturan perundangan terbaru yang berhubungan dan mengatur tentang penyusunan RPJPD dan perencanaan pembangunan daerah pada umumnya. Revisi RPJPD ini juga disusun sesuai arahan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan yang tertuang dalam visi pembangunan daerah Provinsi Sumatera Selatan, yaitu :
“ Sumatera Selatan Unggul dan Terdepan Tahun 2025”
Selanjutnya,revisi RPJPD ini akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 4 (empat) periode pembangunan jangka menengah. Visi dan misi RPJPD diterjemahkan kedalam arah pembangunan dan sasaran pokok lima tahunan. Berdasarkan indikator dan target kinerja sasaran pokok lima tahunan dan berdasarkan arah kebijakan tersebut, RPJMD dirumuskan. Sasaran pokok revisi RPJPD ini dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan tujuan dan sasaran RPJMD.Berikut ini ditampilkan diagram alur yang memperlihatkan keterkaitan antara dokumen RPJPD dan RPJMD.
Gambar. G-1.1
Keterkaitan antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah
Perencanaan makro selanjutnya diterjemahkan ke dalam perencanaan sektoral yang dikaitkan dengan perencanaan regional dan spasial. Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan hubungan antara perencanaan makro, perencanaan regional, dan spasial.
RPJPD Nasional
Renstra KL
NasionalRPJM
Renja KL
RKP
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
RPJPD
Daerah RPJM
Daerah
Renstra SKPD
DaerahRKP
Renja SKPD
Pedomann
Pedoman Pedoman
Diacu Diperhatikan
Visi Misidan Program Presiden
Visi Misi dan Program Kepala
Daerah
PEMERINTAHPUSATPEMERINTAHDAERAHDDDDDAERAH
Acuan Diselaraskan
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 14 - Gambar. G-1.2
Hubungan antara Perencanaan Makro dan Sektoral.
Penyusunan RPJPD kabupaten akan mempengaruhi perencanaan tata ruang kabupaten. Visi dan misi pembangunan jangka panjang diterjemahkan ke dalam perencanaan spasial. Sehubungan dengan penyusunan revisi RPJPD ini, maka Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sedang disusun sekarang ini harus direvisi. Revisi tersebut didasarkan pada visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang sebagai wujud pembangunan kewilayahan.
Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan kedudukan RTRW Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
PERENCANAAN MAKRO
PERENCANAAN SEKTORAL (Keterkaitan antarwilayah)
PERENCANAAN WILAYAH (Keterkaitan antar
sektor) Spasial,
Efektivitas kebijakan, &
Efisiensi sumberdaya Kapasitas kelembagaan
Dinas /
instansi Regulasi
Pembiayaan Sumberdaya lokal Keperluan
wilayah
KESEJAHTERAAN, PELAYANAN, DAN DAYA
SAING
Gambar. G-1.3
Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan revisi RPJPD ini meliputi tujuh bab, terdiri dari:
BAB I Pendahuluan; berisi latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan revisi RPJPD, landasan hukum, dan hubungan RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah; menggambarkan kondisi umum daerah mencakup aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
BAB III Analisis Isu-isu Strategis; mengemukakan permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
BAB IV Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang; berisi pernyataan visi dan misi pembangunan daerah jangka panjang.
BAB V Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang ; berisi sasaran pembangunan daerah jangka panjang, arah pembangunan, dan sasaran pokok masing-masing tahapan pembangunan lima tahunan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir BAB VI Kaidah Pelaksanaan
mekanisme pelaksanaan hasil RPJP
Bab VII Penutup revisi 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan revisi RPJPD menyesuaikan RPJPD
Permendagri 54 Tahun 2010, dan penyelenggaraan pembangunan daerah waktu 20 (dua puluh) tahun
Sedangkan, tujuan penyusunan
1. mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
2. memungkinkan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar ruang, antar
daerah;
3. membantu memastikan terwujudnya
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
4. mengoptimalkan partisipasi 5. membantu memastikan
efektif, berkeadilan, dan
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025
Kaidah Pelaksanaan; berisi prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan, mekanisme pelaksanaan,pemantauan, pengendalian
RPJPD.
Penutup; merupakan penutup dari keseluruhan tulisan tentang revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Maksud dan Tujuan
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir dimaksudkan untuk Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan PP No 8 Tahun 2008, Permendagri 54 Tahun 2010, dan selanjutnya digunakan sebagai
penyelenggaraan pembangunan daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun, terhitung sejak tahun 2005.
tujuan penyusunan RPJPD adalah:
mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
memungkinkan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah, maupun antar
membantu memastikan terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
membantu memastikan terciptanya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
- 16 - prinsip kaidah pelaksanaan, ,pemantauan, pengendalian, dan evaluasi merupakan penutup dari keseluruhan tulisan tentang
dimaksudkan untuk dengan PP No 8 Tahun 2008, sebagai pedoman Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam jangka
memungkinkan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, fungsi pemerintah, maupun antara pusat dan keterkaitan dan konsistensi antara
terciptanya penggunaan sumber daya secara efisien,
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
ambaran umum kondisi daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir memberikan gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir secara umum. Gambaran umum menjadi pijakan awal penyusunan rencana pembangunan dua puluh tahun kedepan melalui pemetaan secara objektif kondisi daerah dari aspek geografi dan demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Sejak Tahun 2003, berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003, Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir (OI). Dengan luas wilayah 19.023,47 km2, pada 2009 Kabupaten Ogan Komering Ilir berpenduduk 707.627jiwa.
Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir sampai dengan lima tahun terakhir telah mencatat sejumlah capaian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Angka kematian bayi mampu diturunkan dari 43/1000 kelahiran hidup pada Tahun 2006 menjadi 30/1000 kelahiran hidup pada Tahun 2009;
2. Angka kematian ibu melahirkan menurun dari 490/100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2005 menjadi 225/100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2009;
3. Usia harapan hidup meningkat dari 67,50 tahun pada Tahun 2008 menjadi 67,90 tahun pada Tahun 2009;
4. Angka Melek Huruf tahun 2009 mencapai 95,24%
5. Angka partisipasi sekolah tahun 2009adalah:
- 7 – 12 tahun telah mencapai 98,22%;
- 13 – 15 tahun mencapai 56,24%;
- 16 – 18 tahun baru mencapai42,50%.
G
BAB II
GAMBARAN
UMUM KODISI
DAERAH
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 18 - 6. Rata-rata lama sekolah meningkat dari 6,70 tahun pada Tahun 2005 menjadi 6,73
tahun pada Tahun 2009;
7. Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada 5,72%;
8. Pertumbuhan pendapatan per kapita atas harga berlaku mencapai 8,87%(Rp.
7.381.394) dan pendapatan perkapita atas harga konstan tumbuh sebesar 3,43%
(Rp. 4.069.011);
9. Tingkat pengangguran turun dari 9,91% pada Tahun 2005 menjadi 7,4% pada Tahun 2009;
10. Tingkat kemiskinan turun dari 24,7% pada Tahun 2005 menjadi 18,3% pada Tahun 2009;
11. Sekitar 95% wilayah telah terjangkau jaringan transportasi darat (jalan dan sungai);
12. Rasio desa berlistrik mencapai 72,3% dan 100% wilayah telah dilengkapi dengan prasarana telekomunikasi;
13. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 68,80% pada Tahun 2005 menjadi 70,60% pada Tahun 2009.
2.1. Aspek Geografidan Demografi
Aspek geografi dan demografi menggambarkan karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, kerentanan wilayah, dan demografi Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibukota Kayuagung terdiri dari 18 kecamatan, 13 kelurahan, 297 desa. Dengan luas wilayah 19.023,47 Km2, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Tahun 2009 berpenduduk 707.627 jiwa. Dengan demikian, pada Tahun 2009 tingkat kepadatan penduduk sekitar 37 jiwa per km2.
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak diantara 1040, 20” sampai 106000’ Bujur Timur dan 20,30’ sampai 40,15’ Lintang Selatan, dengan ketinggian rata- rata 10 meter diatas permukaan laut. Daerah tertinggi diperlihatkan oleh topografi Bukit Gajah di kecamatan Pampangan, dengan titik ketinggian sekitar 14 meter dari permukaan laut, sedang daerah terendah terletak di kawasan timur, tepatnya di Kecamatan Tanjung Lubuk, dengan rata-rata ketinggian sekitar 6 meter dari permukaan laut. Bentang alam pada umumnya disusun oleh endapan aluvial yang bersifat lempungan liat atau lembek dan endapan gambut, kecuali Bukit Gajah dimana batuan penyusun utamanya adalah batuan beku intrusi granit.
Kabupaten Ogan Komering Ilir secara administratif berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin;
Sebelah Selatan : Kabupaten Mesuji (Provinsi Lampung);
Sebelah Timur : Selat Bangka dan Laut Jawa, dan;
Sebelah Barat : Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur
Kota Kayuagung sebagai ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan pusat sekunder dari Satuan Pembangunan Wilayah (SPW) Palembang. Pusat utama satuan pembangunan wilayah ini adalah Palembang dan pusat sekunder berikutnya adalah Prabumulih. Ditetapkannya Kota Kayuagung sebagai pusat sekunder SPW Palembang menunjukkan bahwa kabupaten ini memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dengan kata lain, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran strategis dalam pembangunan wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Karakteristik geomorfologi pembentuk wilayah Ogan Komering Ilir terdiri dari daerah rawa dan daerah aliran sungai, meskipun di beberapa lokasi keduanya saling berinteraksi dan agak sulit untuk dibedakan.
a. Satuan Geomorfik Rawa
Daerah rawa di sejumlah lokasi telah kering atau tidak berair kecuali pada musim penghujan akibat proses sedimentasi terutama oleh sungai. Satuan geomorfik rawa mendominasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, terutama kawasan timur.
Satuan geomorfik rawa ini mencapai 75% dari luas wilayah KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR. Pada satuan geomorfik rawa ini dijumpai empat danau, yaitu : Danau Deling di Kecamatan Pampangan, Danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, (3) Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam, dan (4) Danau Teloko di Kecamatan Kota Kayuagung.
Berdasarkan pada pola penyebaran areal permukiman di Kabupaten Ogan Komering Ilir maka perubahan satuan geomorfik rawa yang paling signifikan terjadi di kawasan barat dan kawasan tengah. Penyusutan areal rawa berair terjadi pula akibat pembukaan lahan-lahan perkebunan dengan sistem drainasenya yang berperan dalam pengeringan rawa. Perubahan akibat pemanfaatan lahan rawa menjadi areal perkebunan sebagian besar terjadi di Kecamatan Mesuji, Kecamatan Cengal, dan Kecamatan Sungai Menang.
b. Satuan geomorfik sungai
Sungai utama yang mengalir di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari (1) Sungai Komeringyang berhulu dari Kabupaten OKU Selatan dan bermuara ke Sungai Musi, dan (2)Sungai Mesujiyang membatasi Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan Provinsi Lampung, dan bermuara ke Laut Jawa. Kedua sungai utama—Sungai Komering dan Sungai Mesuji— berair sepanjang tahun. Selain kedua sungai utama tersebut, daerah Ogan Komering Ilir dialiri pula oleh sungai-sungai kecil yang
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 20 - bermuara ke Selat Bangka. Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Sugihan yang mengalir di wilayah Kecamatan Air Sugihan, Sungai Dua belas dan Sungai Lebong Itam yang mengalir di wilayah Kecamatan Tulung Selapan, Sungai Lumpur yang membatasi Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal, Sungai Jeruju dan Sungai Pasir yang mengalir di wilayah Kecamatan Cengal.
Sungai-sungai ini memiliki peran yang sangat vital bagi masyarakat di sekitarnya, yaitu sebagai prasarana transportasi air, terutama sebagai akses bagi daerah-daerah yang tergolong masih terisolir seperti di kawasan timur. Selain itu, sungai berperan pula dalam kegiatan ekonomi seperti pencaharian ikan, perdagangan (pasar terapung), dan pengadaan air bersih (water intake).
c. Kerawanan Bencana Alam
Kemungkinan bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilirsesuai dengan topografi wilayah antara lain: banjir, kebakaran hutan/gambut, dan angin puting beliung. Tinjauan terhadap kawasan rawan bencana alam, menunjukkan bahwa Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki sejumlah kawasan yang tergolong sebagai kawasan rawan bencana alam, terutama bencana banjir, kebakaran hutan, dan angin puting beliung. Kecamatan Lempuing memiliki kawasan rawan banjir di Desa Cahaya Bumi, Desa Tebing Suluh, Desa Bumi Arja, dan Desa Sungai Belida.
Adapun di Kecamatan Tanjung Lubuk, kawasan rawan banjir adalah di Desa Tanjung Beringin. Fenomena alam ini pada dasarnya dikarenakan volume air yang meresap ke bawah permukaan jauh lebih kecil dari pada air yang membentuk aliran bebas (run off)di permukaan sebab tanah pembentuk alam bersifat impermiabel atau kedap air.
Selain faktor tanah, bencana alam banjir kemungkinan diakibatkan pula oleh:
1) Luapan air dari sungai-sungai kecil, karena air sungai tidak mengalir akibat sampah buangan yang membendung aliran sungai;
2) Sistem pengaliran (drainase) yang kurang baik sehingga terjadi konsentrasi atau genangan air permukaan;
3) Penyempitan areal tangkapan air (catchment areas) akibat penimbunan untuk areal permukiman dan pembuatan jaringan jalan;
4) Naiknya permukaan air rawa ketika musim penghujan dan;
5) Kombinasi peristiwa-peristiwa tersebut.
Tercatat pada tahun 2008 terjadi bencana terpaan puting beliung di Kecamatan Teluk Gelam, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kecamatan Lempuing, Kecamatan Sirah Pulau Padang dan Kecamatan Pedamaran. Kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan yang paling mendesak ditangani dalam periode lima tahun ke depan.
d. Demografi
Jumlah penduduk pada tahun 200
tahun 2025 berjumlah 934.065 jiwa dengan tingkat pertumbuhan pertahun. Ditinjau dari
Komering Ilir terbanyak
terletak di kecamatan Pedaman Timur sebesar 2,75 jumlah per kecamatan ditunjukkan pada
Sumber : Kab. Ogan Komering Ilir
Gambar di atas menunjukkan bahwa persebaran penduduk tidak merata antar kecamatan. Kondisi ini memicu ketidakmerataan pembangunan, terutama
Kecamatan Lempuing dan
antar bagian wilayah ini, terutama dengan kawasan
memerlukan prioritas penanganan guna mencegah bertambahnya tingkat kesenjangan, meningkatkan ti
sehingga mencegah potensi konflik horizontal.
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat kesejahteraan Kabupaten Ogan Komering Ilir pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial,
Pedamaran Timur 3%
Tanjung Lubuk 5%
Teluk Gelam 3%
Kayuagung 8%
Sirah Pulau Padang 6%
Jejawi 6%
Pampangan 4%
Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 707.627 jiwa dan diprediksi pada tahun 2025 berjumlah 934.065 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata
Ditinjau dari sebaran geografis, jumlah penduduk di Kabupaten Ogan banyak di Kecamatan Lempuing sebesar 9,13% dan yang terkecil terletak di kecamatan Pedaman Timur sebesar 2,75%. Sebaran penduduk menurut
per kecamatan ditunjukkan pada grafik berikut ini : Gambar. G-1.4
Ogan Komering Ilir Dalam Angka 2009
Gambar di atas menunjukkan bahwa persebaran penduduk tidak merata antar kecamatan. Kondisi ini memicu ketidakmerataan pembangunan, terutama
empuing dan Kecamatan Pedamaran Timur. Kesenjangan pembangunan antar bagian wilayah ini, terutama dengan kawasan-kawasan yang masih terisolasi memerlukan prioritas penanganan guna mencegah bertambahnya tingkat kesenjangan, meningkatkan tingkat pemerataan pembangunan antar wilayah sehingga mencegah potensi konflik horizontal.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
spek kesejahteraan masyarakat menjelaskan tentang perkembangan Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditinjau dari sisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.
Lempuing
9% Lempuing Jaya
9% Mesuji
Mesuji Makmur 6%
Mesuji Raya 7%
Tulung Selapan Cengal 7%
4%
Pedamaran 5%
Pampangan
Pangkalan Lampam 4% Air Sugihan
5%
Persebaran Penduduk (%) Menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2009
dan diprediksi pada rata-rata sebesar 2 % Kabupaten Ogan dan yang terkecil . Sebaran penduduk menurut
Gambar di atas menunjukkan bahwa persebaran penduduk tidak merata antar kecamatan. Kondisi ini memicu ketidakmerataan pembangunan, terutama antara . Kesenjangan pembangunan kawasan yang masih terisolasi memerlukan prioritas penanganan guna mencegah bertambahnya tingkat ngkat pemerataan pembangunan antar wilayah
menjelaskan tentang perkembangan kesejahteraan dan seni budaya dan olahraga.
Mesuji 5%
Sungai Menang 5%
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir
a. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Indikator yang umum dipakai untuk
suatu daerah adalah dengan melihat perkembangan Produk (PDRB) daerah yang bersangkutan
tanpa migas. Pertumbuhan ekonomi
dengan PDRB dengan migas selama kurun waktu 2005 sebesar 5,72% per tahun.
Beberapa sektor/
tinggi tahun 2005 –
komunikasi (6,40%). Hal ini sejalan dengan apa yang diharapkan bahwa sektor jasa jasa akan menggeser peranan sektor pertanian, sehingga sektor ini mampu berperan lebih signifikan dalam perekonomian yang akan datang.
Sektor lainnya yang juga mampu tumbuh cepat selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sektor bangunan (5,98%) dan sektor perdaga
Sebagian lagi mengalami pertumbuhan yang relatif rendah, seperti sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan (4,77%) dan sektor listrik, gas dan air bersih (4,10%).
Perkembangan laju pertumbuhan PDRB pada grafik berikut:
Sumber: Kabupaten Ogan Komering Ilir
Mencermati lebih jauh andil masing
sektor primer yang mendominasi pembentukan PDRB,
yaitu sebesar 48,65%. Sektor pertambangan dan penggalian hanya menyumbang sekitar 1,92% pada PDRB
Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, gas dan Air Bersih Perdag., Hotel dan Restorn Pengangkutan dan Komunikasi keu., Persewaan & Js pers.
Laju Pertumbuhan Sembilan Sektor PDRB
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Indikator yang umum dipakai untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah yang bersangkutan, baik dengan minyak dan gas (migas) maupun
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir
dengan PDRB dengan migas selama kurun waktu 2005 – 2009 tumbuh rata ,72% per tahun.
Beberapa sektor/sub-sektor yang memiliki laju pertumbuhan rata
2009 yaitu sektor jasa-jasa (7,21%) serta pengangkutan dan komunikasi (6,40%). Hal ini sejalan dengan apa yang diharapkan bahwa sektor jasa
eser peranan sektor pertanian, sehingga sektor ini mampu berperan dalam perekonomian yang akan datang.
Sektor lainnya yang juga mampu tumbuh cepat selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sektor bangunan (5,98%) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (5,81%).
Sebagian lagi mengalami pertumbuhan yang relatif rendah, seperti sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan (4,77%) dan sektor listrik, gas dan air bersih (4,10%).
erkembangan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir
Gambar. G-1.5
Kabupaten Ogan Komering IlirDalam Angka 2009
Mencermati lebih jauh andil masing-masing sektor, terlihat bahwa untuk sektor primer yang mendominasi pembentukan PDRB, adalah dari sektor
%. Sektor pertambangan dan penggalian hanya menyumbang sekitar 1,92% pada PDRB. Sementara pada sektor sekunder, andil terbesar berasal dari
0 1 2 3 4 5 6
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, gas dan Air Bersih Bangunan Perdag., Hotel dan Restorn Pengangkutan dan Komunikasi keu., Persewaan & Js pers.
Jasa-Jasa
3.95
5.79 2.9
4.1 4.77 Laju Pertumbuhan Sembilan Sektor PDRB (%)
Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009
- 22 - laju pertumbuhan ekonomi
Domestik Regional Bruto , baik dengan minyak dan gas (migas) maupun Kabupaten Ogan Komering Ilir yang diukur 2009 tumbuh rata-rata yang memiliki laju pertumbuhan rata-rata relatif pengangkutan dan komunikasi (6,40%). Hal ini sejalan dengan apa yang diharapkan bahwa sektor jasa- eser peranan sektor pertanian, sehingga sektor ini mampu berperan Sektor lainnya yang juga mampu tumbuh cepat selama 5 (lima) tahun terakhir ngan, hotel dan restoran (5,81%).
Sebagian lagi mengalami pertumbuhan yang relatif rendah, seperti sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan (4,77%) dan sektor listrik, gas dan air bersih (4,10%).
Komering Ilir, ditunjukkan
masing sektor, terlihat bahwa untuk dari sektor pertanian
%. Sektor pertambangan dan penggalian hanya menyumbang sektor sekunder, andil terbesar berasal dari
7 8
5.79 5.98 5.91
6.4 7.21
%
sektor industri pengolahan dan bangunan, yaitu masing-masing sebesar 7,89% dan 13,36%. Selebihnya sektor listrik, gas dan air minum hanya menyumbang sebesar 0,07%. Untuk sektor tersier, andil terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,05%, sementara sektor lainnya seperti pengangkutan dan komunikasi; keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa hanya memberi andil masing-masing sebesar 1,37%, 2,34% dan 10,36%. Berkembangnya sektor-sektor ini tidak lepas dari peran pemerintah sendiri selaku motor penggerak pembangunan. Hal ini terlihat dari andil sektor jasa yang relatif besar, terutama dari subsektor administrasi pemerintahan dan pertahanan (8,94%). Sektor pertanian dan perdagangan dinilai berperan strategis dalam perkembangan sektor industri pengolahan. Hal ini terlihat dari andil yang diberikan terhadap PDRB yang sebagian besar didominasi oleh industri tanpa migas dari subsektor makanan, minuman dan tembakau (5,44%).
Secara umum perkembangan inflasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir selama kurun waktu 2005-2009 relatif berfluktuatif dengan pola menurun sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ilir cukup stabil dengan tingkat inflasi yang cukup rendah.
Dibandingkan dengan capaian nasional, kinerja pembangunan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir yang ditinjau dari pertumbuhan ekonomi dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dapat dikatakan relatif lebih rendah.
Sehingga aspek kesejahteraan masyarakat masih harus menjadi fokus selama pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir.
5.72%
6.20%
6.80%
Kab. OKI (2009) Nasional (2009) Target Nasional 2014
Pertumbuhan PDRB
82% 86% 90%
Kab. OKI (2009) Nasional (2009) Target Nasional 2014
Persentase Penduduk di Atas
Garis Kemiskinan
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 24 - b. Kesejahteraan Sosial
Faktor pendidikan dan kesehatan merupakan kunci peningkatan kualitas sumber daya dan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi pendidikan masyarakat, kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Ogan Komering Ilir akan semakin baik.
Agar kualitas pendidikan yang baik dapat tercapai maka perlu didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan yang memadai seperti gedung sekolah, ruang kelas dengan disertai fasilitas pendukung yang memadai. Disamping itu, ketersediaan guru juga harus mencukupi, disertai kurikulum dan manajemen yang baik.
Ditinjau dari angka melek huruf, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 2009 telah mencapai 95,24%. Artinya masih terdapat sekitar 4,76% penduduk di atas 15 tahun yang belum mampu membaca dan menulis dalam huruf latin dan lainnya.
Angka melek huruf Kabupaten Ogan Komering Ilir ini dapat dikatakan relatif lebih baik jika dibandingkan dengan capaian nasional yang baru mencapai 94,03% pada Tahun 2008 (data dalam RPJMN 2010-2014). Meskipun masih menyisakan tantangan untuk menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir bebas buta huruf, namun pencapaian sementara ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan buta huruf dan kesiapan penduduk dalam menyerap informasi.
Ditinjau dari angka rata-rata lama sekolah, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 2009 baru mencapai 6,73 tahun. Artinya, rata-rata penduduk hanya menamatkan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Kondisi ini menyebabkan masih rendahnya daya saing sumber daya manusia dalam menciptakan ataupun memperoleh pekerjaan. Idealnya, angka rata-rata lama sekolah adalah sekitar 12 tahun yaitu menamatkan pendidikan menengah atas.
Penyediaan akses dan pemerataan pendidikan dasar bagi masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir telah berhasil meningkatkan secara signifikan Angka Partisipasi Murni (APM). Pada Tahun 2009, APM SD/MI/Paket A mencapai 94,20%, sedikit lebih rendah dari capaian nasional (2009) sebesar 95,1%, namun hampir mencapai target nasional 2014 sebesar 96%. Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan menengah pertama terus meningkat dalam kurun waktu 2006-2009 dimana APM SMP/MTs/Paket B mencapai 66,48 persen pada tahun 2008. Begitupun, capaian ini masih lebih rendah dari capaian nasional 2009 sebesar 72,3%. Sedangkan angka partisipasi pendidikan menengah atas relatif tertinggal dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Pada tahun 2009, APM SMA/SMK/MA baru mencapai sekitar 38,82 persen. Rendahnya angka partisipasi pendidikan menengah dan atas kemungkinan diakibatkan oleh minimnya jumlah sekolah menengah di kota kecamatan dan terbatasnya kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sampai minimal sekolah menengah atas.
Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pengembangan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat terus dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa capaian pada sejumlah indikator utama kesehatan telah melampaui capaian nasional pada 2009. Angka Kematian Bayi dapat ditekan menjadi 30 per 1000 kelahiran hidup, dimana capaian ini telah melampaui capaian nasional sebesar 34 per
1000 kelahiran hidup. Adapun pada indikator persentase balita penderita gizi buruk, pencapaian Kabupaten Ogan Komering Ilir sangat baik, yaitu dapat ditekan menjadi 2,6% dimana capaian ini hampir menyamai target Milennium Development Goals (MDGs) sebesar kurang dari 3,6%. Begitupun, capaian-capaian yang baik ini masih menyisakan tantangan pada Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan yang dinilai masih cukup tinggi yaitu sebesar 225 perseratus ribu kelahiran hidup, walaupun capaian ini masih lebih baik dari capaian nasional yang berada di angka 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Gambar. G-1.6
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 Dinas Kesehatan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010 Data dalam RPJMN 2010-2014
Ditinjau dari Usia Harapan Hidup (UHH), angka usia harapan hidup (UHH) tahun 2009 mencapai 67,9 tahun, meningkat dari 67,50 pada tahun sebelumnya.
95%
94%
66%
97.00%
3%
100%
100%
100%
97.70%
16%
94%
95%
72%
96.60%
18%
96%
96%
76%
98%
15%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Angka melek huruf
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
Angka kelangsungan hidup bayi
Persentase balita gizi buruk
Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten OKI Tahun 2009
Terhadap Capaian Nasional dan Target MDGs 2015
Data Kab OKI Target MDGs 2015 Capaian Nasional 2009 Target Nasional 2014
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering
Ditinjau dari kejadian penyakit,
2005 memiliki tiga kasus penyakit besar yakni Diare ( klinis (6103 kasus atau
Sedangkan, sisanya terdiri dari kasus TB Paru ( (87 kasus). Angka kesakitan
sanitasi lingkungan yang kurang baik, masih rendahnya perilaku hi ekonomi, dan faktor gizi masyarakat.
Sumber 67.9
Data 2009
- 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 Gambar. G-1.7
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
Ditinjau dari kejadian penyakit, Kabupaten Ogan Komering Ilir
memiliki tiga kasus penyakit besar yakni Diare (30,887 kasus atau 7,9%), Malaria kasus atau 1,2%), dan ISPA (76,774 kasus atau mencapai
sisanya terdiri dari kasus TB Paru (318 kasus), DBD (54 kasus), dan kusta esakitan diare dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sanitasi lingkungan yang kurang baik, masih rendahnya perilaku hidup bersih, sos
tor gizi masyarakat.
Gambar. G-1.8
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
70.7 72.0
Data Nasional 2009 Target Nasional 2014
Angka Usia Harapan Hidup
Diare Malaria
Klinis ISPA TB Paru DBD Kusta
30,887 6,103
76,744
318 54 87
Cakupan Penyakit Kabupaten OKI (Kasus) 2005
- 26 - Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun
asus atau 7,9%), Malaria kasus atau mencapai 19,6%).
kasus), dan kusta iare dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dup bersih, sosial
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
c. Seni Budaya dan Olahraga
Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang terbuka sehingga masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri heterogenitas masyarakat dapat ditilik dari kebudayaan. Pengelompokan kebudayaan ditunjukkan antara lain oleh adanya kebudayaan asli penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk dalam satuan-satuan kehidupan budaya yang terikat oleh kesatuan teritorial-genealogis.
Kesatuan budaya yang menonjol bersumber dari ikatan kesukuan. Suku bangsa yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari suku bangsa asli yaitu suku Melayu Palembang dengan varian Pegagan, Penesak, Rambang Senuling, Komering, dan Kayuagung. Secara popular dan praktis suku-suku di Ogan Komering Ilir dibedakan melalui dialek bahasa yang dipergunakannya. Namun, bahasa yang umumnya dipakai adalah bahasa Melayu Palembang.
Disamping itu, terdapat pula kesatuan budaya dari luar yang berkembang di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk oleh adanya transmigrasi maupun migrasi, di antaranya adalah kesatuan budaya Bali, Jawa, Bugis, Sunda dan lain sebagainya. Ikatan budaya merupakan ikatan yang dilandasi oleh ikatan primordial yang disertai ikatan emosional di antara anggota-anggotanya. Oleh karena itu, harmonisasi dalam kehidupan keragaman budaya harus didasarkan pada toleransi antar budaya melalui pemahaman antar bkelompok terhadap kelompok budayalain.
Unsur-unsur budaya yang ada seperti bahasa, sistem kelembagaan, kesenian, sistem teknologi, adat istiadat dan lain sebagainya pada masing-masing kebudayaan yang ada muncul sebagai identitas kelompok.
Peninggalan budaya masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sampai sekarang masih dijumpai antara lain rumah bari, rumah seratus tiang, rumah adat, masjid tua, makam, bedug tua, Al Quran tua, dan peninggalan dalam bentuk benda purbakala seperti batu lesung, dan batu pengantin batu gajah. Nilai-nilai tradisionil dapat dijumpai dalam bentuk legenda seperti legenda negeri silap, legenda putri rambut putih, legenda jemaran, legenda seman lempuing, legenda berdirinya marga bengkulah, legenda buluh cawang, legenda bukit batu dan lain sebagainya.
Kabupaten Ogan Komering Ilir juga memiliki berbagai adat seperti adat perkawinan, adat nyucuk, midang, mabang handak, legenda siberanak dan sembilan muyang, legenda panglima batu api, legenda puyang atung bungsu mengarak haji.
2.3. Aspek Pelayanan Umum
Bagian aspek pelayanan umum berikut ini menjelaskan perkembangan kinerja yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir, baik pada urusan pelayanan wajib dan urusan pilihan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 28 - a. Urusan Pelayanan Wajib
Urusan pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselengarakan oleh pemerintahdaerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
Secara umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Kabupaten Ogan Komering Ilir masih perlu ditingkatkan.
Pendidikan dan Kesehatan
Penyelenggaraan pendidikan merupakan pelayanan dasar yang wajib diberikan kepada masyarakat secara merata dan berkeadilan. Semua lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan standar dan mutu yang sama
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan indikator yang secara spesifik menunjukkan partisipasi dan tingkat kepedulian penduduk terhadap pentingnya pendidikan. APS menunjukkan daya serap pendidikan pada tiap jenjang dengan menghitung jumlah murid semua yang bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikan.
APSSD/MI Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami kenaikan dari 98,08% pada tahun 2008 menjadi 98,22% pada tahun 2009. Peningkatan APS SD/MI ini menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan kepedulian masyarakat serta pemerintah dalam pendidikan dasar. Capaian ini hampir memenuhi target nasional APS SD/MITahun 2014 sebesar 99%.
Di tingkat SMP/MTS, pada Tahun 2009, Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai 56,24 persen. Angka ini meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya, namun masih jauh dari target nasional Tahun 2014 sebesar 95%. Masih rendahnya angka partisipasi untuk pendidikan menengah disebabkan oleh minimnya ketersediaan sekolah dan kecukupan guru sebagai komponen mutu input pendidikan.
Dibidang kesehatan, cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mengindikasikan terlaksanakannya imunisasi dasar pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis hepatitis B, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak.Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Ogan Komering Ilirmengalami penurunan antara tahun 2005-2009, dimana pada tahun 2007 cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mencapai 92,8% namun menurun pada Tahun 2008 dan 2009 menjadi 80%. Penurunan ini mengindikasikan ketersediaan sumber daya penyelenggaraan desa/kelurahan UCI ini tidak mampu memenuhi kebutuhan pelayanan yang meningkat, seperti meningkatnya jumlah ibu hamil, wanita usia subur, meningkatnya jumlah bayi, maupun anak sekolah tingkat dasar.
Gambar. G-1.9
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010 Dinas Kesehatan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010 Data dalam RPJMN 2010-2014
Pekerjaan Umum
Pada urusan Pekerjaan Umum, gambaran umum mencakup tingkat pelayanan prasarana jalan, yang ditunjukkan oleh indikator proporsi panjang jalan yang berkondisi baik. Ditinjau dari kondisi permukaan jalan (baik, sedang, rusak), dari total panjang jalan kabupaten di Kabupaten Ogan Komering IlirTahun 2009 yaitu 1.853,57 km,22,43% panjang jalan berada pada kondisi baik, 31,40% berada pada pada kondisi sedang, dan sisanya (46,17%) berkondisi rusak. Panjang jalan nasional dan provinsi yang berkondisi rusak pada tahun yang sama (2009), masing-masing adalah 6% dan 3%. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan jaringan jalan kabupaten sangat tidak memadai karena lebih dari 40% panjang jalan berada pada kondisi rusak. Dengan kata lain, hanya sekitar 54% dari panjang jalan kabupaten yang tersedia yang mampu berfungsi optimal.
98%
56%
80%
98%
84%
80%
99%
95%
90%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Angka partisipasi sekolah SD/MI
Angka partisipasi sekolah SMP/MTs
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir
Data 2009 Data Nasional 2009 Target Nasional 2014
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumber: Data Kabupaten Ogan Komering Ilir
Sumber: Data Kabupaten Ogan Komering Ilir
Perumahan dan Permukiman
Perumahan
Tinjauanterhadap
tangga yang memenuhi kriteria rumah sehat. Sampai dengan terdapat sekitar 155.592
Kabupaten Ogan Komering Ilir
yang ada. Dengan demikian masih terdapat 22,20% rumah yang belum merupakan rumah layak huni. Capaian ini telah hampir menyamai data
diharapkan mampu mem 0
20 40 60
Baik Proposi
0%
20%
40%
60%
Nasional
Proporsi Jalan Dalam Kondisi Rusak (%)
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 Gambar. G-1.10
Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009 Gambar. G-1.11
Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009 an dan Permukiman
Tinjauanterhadap proporsi rumah layak huni, digunakan data proporsi rumah tangga yang memenuhi kriteria