• Tidak ada hasil yang ditemukan

rpjpd ngawi 2005 2025

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "rpjpd ngawi 2005 2025"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 i DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi ... i

Daftar Tabel ... iii

Daftar Gambar ... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... BAB I – 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ... BAB I – 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen ... BAB I – 4 1.4 Sistematika Penulisan ... BAB I – 10 1.5 Maksud dan Tujuan ... BAB I – 11

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

(3)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 ii BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1 Permasalahan Pembangunan Daerah ... BAB III – 1 3.2 Isu Strategis ... BAB III – 14

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

4.1 Visi ... BAB IV – 1 4.2 Misi ... BAB IV – 3 4.3 Tujuan ... BAB IV – 5 4.4 Sasaran ... BAB IV – 7

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

5.1 Sasaran Pembangunan Jangka Panjang ... BAB V – 1 5.2 Arah Pembangunan Daerah ... BAB V – 11

5.2.1 Arah Pembangunan Daerah Tahun 2005-2009 ... BAB V – 11 5.2.2 Arah Pembangunan Daerah Tahun 2010-2014 ... BAB V – 11 5.2.3 Arah Pembangunan Daerah Tahun 2015-2019 ... BAB V – 12 5.2.4 Arah Pembangunan Daerah Tahun 2020-2024 ... BAB V – 13 5.3. Sasaran Pokok ... BAB V – 13 5.3.1 Arah Pembangunan Tahun 2005-2009 ... BAB V – 13 5.3.2 Arah Pembangunan Tahun 2010-2014 ... BAB V – 23 5.3.3 Arah Pembangunan Tahun 2015-2019 ... BAB V – 32 5.3.4 Arah Pembangunan Tahun 2020-2024 ... BAB V – 42

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN

(4)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 iii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin

Tahun 2011 ... BAB II – 7 Tabel 2.2 Tingkat Kepadatan penduduk Akhir Tahun 2011 ... BAB II – 8 Tabel 2.3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 atas Dasar

Harga Konstan ...

BAB II – 9

Tabel 2.4 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 atas Dasar

Harga Berlaku ...

BAB II – 10

Tabel 2.5 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 .

BAB II – 11

Tabel 2.6 Perkembangan PDRB Kabupaten Ngawi ... BAB II – 11 Tabel 2.7 Distribusi PDRB Kabupaten Ngawi Menurut Sektor Atas Dasar Harga

Konstan ... BAB II – 12 Tabel 2.8 Laju Inflasi PDRB Tahun 2007 – 2011 ... BAB II – 13 Tabel 2.9 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2007 s.d 2011 ... BAB II – 13 Tabel 2.10 Pendapatan per Kapita Kabupaten Ngawi Tahun 2007-2011 Atas Dasar

(5)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 iv Tabel 2.28 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak ... BAB II – 27 Tabel 2.29 Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ... BAB II – 28 Tabel 2.30 Capaian Kinerja Urusan Sosial ... BAB II – 28 Tabel 2.31 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan ....………... BAB II – 29 Tabel 2.32 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UMKM ... BAB II – 30 Tabel 2.33 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal ... BAB II – 31 Tabel 2.34 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan ... BAB II – 31 Tabel 2.35 Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga ... BAB II – 32 Tabel 2.36 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ... BAB II – 32 Tabel 2.37 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan umum,

Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan

Persandian ... BAB II – 33 Tabel 2.38 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan ... BAB II – 34 Tabel 2.39 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa ... BAB II – 34 Tabel 2.40 Capaian Kinerja Urusan Statistik ... BAB II – 35 Tabel 2.41 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan ... BAB II – 35 Tabel 2.42 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika ... BAB II – 37 Tabel 2.43 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan ... BAB II – 37 Tabel 2.44 Capaian Kinerja Urusan Pertanian ... BAB II – 38 Tabel 2.45 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan ... BAB II – 39 Tabel 2.46 Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral ... BAB II – 40 Tabel 2.47 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata ... BAB II – 40 Tabel 2.48 Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan ... BAB II – 41 Tabel 2.49 Capaian Kinerja Urusan Perdagangan ... BAB II – 41 Tabel 2.50 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian ... BAB II – 41 Tabel 2.51 Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi ... BAB II – 42 Tabel 2.52 Kemampuan Ekonomi Daerah ... BAB II – 42 Tabel 2.53 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ... BAB II – 42 Tabel 2.54 Fokus Iklim Berinvestasi ... BAB II – 43 Tabel 2.55 Fokus Sumberdaya Manusia ... BAB II – 43 Tabel 2.56 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian

Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten

(6)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 v DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan Dokumen RPJP dengan Dokumen Lainnya ... BAB I – 7 Gambar 1.2 Rencana Tata Ruang Kabupaten Ngawi ... BAB I – 8 Gambar 1.3 Hubungan Perencanaan Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang BAB I – 9 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Ngawi ... BAB II – 2 Gambar 2.2 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin di Jawa Timur Tahun

(7)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah merupakan dokumen

perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Dokumen RPJPD

bersifat makro dan memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang daerah,

penyusunannya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur pelaku

pembangunan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ngawi

Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan dan pengembangan dari tahap pembangunan

sebelumnya untuk mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, dalam 20 tahun ke depan sangat

penting dan mendesak bagi masyarakat Kabupaten Ngawi untuk melakukan penataan

kembali berbagai langkah-langkah, baik di bidang pengelolaan sumber daya alam,

sumber daya manusia maupun kelembagaannya sehingga dapat maju dan berkembang

sejajar dengan daerah lain di wilayah Negara Indonesia.

Dengan demikian Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang

berwujud visi, misi, dan arah pembangunan daerah adalah produk dari semua elemen

pemangku kepentingan pembangunan (stakeholders), yang meliputi masyarakat umum,

pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik.

Penyusunan visi, misi dan arah pembangunan daerah dalam Dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) didasarkan pada kondisi, potensi,

permasalahan, tuntutan kebutuhan, dan aspirasi masyarakat. Untuk itu dokumen RPJPD

dilengkapi dengan analisis dan proyeksi terhadap kondisi dan potensi serta permasalahan

Daerah.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Ngawi Tahun 2005-2025 melalui beberapa tahapan. Pasal 21 ayat (2) Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 menyebutkan Tahapan penyusunan RPJPD adalah:

1).Persiapan Penyusunan RPJPD, 2).Penyusunan Rancangan Awal RPJPD,

3).Pelaksanaan Musrenbang RPJPD, 4).Penyusunan Rancangan Akhir RPJPD, dan

5).Penetapan RPJPD.

(8)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 2

Penyusunan Rancangan Awal RPJPD Kabupaten Ngawi diteruskan dengan

Proses Teknokratik dan Proses Bottom-Up dan Top-Down, Proses Teknokratik

maksudnya penyiapan materi RPJPD Kabupaten Ngawi melibatkan para ahlinya.

Proses-proses Bottom-Up dan Top-Down maksudnya memperhatikan arahan dari pemerintah

atasan, dan menyerap masukan dari stakeholder di bawah. Hasil pengolahan data dan

penelahaan RTRWN, RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten menghasilkan Analisa

Gambaran Umum Kondisi Daerah. Analisa Gambaran Umum Kondisi Daerah dipakai

dasar untuk Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah.

Di sisi lain dilakukan telaahan RPJPN, RPJPD Provinsi dan RPJPD kabupaten

lainnya. Hasil telaahan RPJPN, RPJPD Provinsi dan RPJPD Kabupaten lainnya serta

Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah dipakai untuk melakukan Analisis

Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Hasil Analisis Isu-Isu-Isu-Isu Strategis

Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipakai sebagai dasar penyusunan Visi dan Misi

Daerah. Visi dan Misi Daerah dijabarkan dalam sasaran pokok dan arah kebijakan.

Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan Daerah dalam

sistem pembangunan Nasional, seluruh Pemerintah Daerah baik Provinsi

maupun Kabupaten/Kota wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah,

yang disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah.

Tujuan utama pembangunan daerah adalah meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Upaya mewujudkan tujuan tersebut harus dilaksanakan melalui rencana

pembangunan yang dituangkan dalam RPJPD, sedangkan jika suatu daerah tidak

mempunyai dokumen RPJPD akan mengakibatkan tidak terselenggaranya pembangunan

daerah yang berkelanjutan karena dokumen RPJPD merupakan dokumen perencanaan

pembangunan daerah periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai

2025, ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan

bagi seluruh komponen pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam

mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi dan

arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh

pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif dan saling melengkapi satu dengan

lainnya dalam satu pola sikap dan pola tindak serta untuk memberikan landasan dan arah

bagi penyelenggara pemerintahan daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam

(9)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 3

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Dalam penyusunan RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 ini, sejumlah

peraturan digunakan sebagai rujukan, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten di Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 ; Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108; Tambahan Lembaran Negara

(10)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 4

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor.4438);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140; Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor.4585);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah

Di Wilayah Provinsi;

13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

14.Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi Tahun 2010-2030.

1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah lainnya

Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka

panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara

negara dan masyarakat baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam hal ini keterkaitan

suatu dokumen perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat menentukan

(11)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 5

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, ruang lingkup

perencanaan pembangunan nasional dan dokumen perencanaan terdiri atas Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja

Kementerian/Lembaga dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ngawi

sebagai salah satu bentuk dokumen perencanaan daerah memiliki keterkaitan serta

rangkaian yang tak terpisahkan dengan dokumen perencanaan daerah lainnya,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 memuat visi, misi dan arah kebijakan

pembangunan jangka panjang, yang disusun dengan mengacu Dokumen RPJPN.

Dokumen RPJPD Kabupaten Ngawi selanjutnya akan menjadi acuan bagi

penyusunan Dokumen RPJMD setiap lima tahun, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD), merupakan dokumen perencanaan daerah yang

memuat visi dan misi Kepala Daerah terpilih dan arah pembangunan jangka

menengah daerah yang digunakan sebagai pedoman penyusunan Pembangunan

Daerah setiap lima tahun sekali.

2. RPJPD juga menjadi pedoman bagi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) untuk menjabarkan visi, misi, dan strategi kebijakannya ke dalam dokumen

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Sehingga

penyusunan Renstra SKPD selain mengacu pada Dokumen RPJMD, juga

memperhatikan Dokumen RPJPD. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renstra SKPD), merupakan dokumen perencanaan teknis operasional dan

merupakan penjabaran teknis RPJMD untuk setiap unit kerja daerah, yang memuat

visi, misi, arah kebijakan teknis dan indikasi rencana program setiap bidang

kewenangan dan atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan

disusun oleh setiap satuan kerja perangkat daerah di bawah koordinasi Bappeda.

3. Dokumen RPJMD yang disusun mengacu RPJPD itu selanjutnya dijabarkan ke

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang berjangka waktu satu tahun.

RKPD inilah yang menjadi acuan bagi penyusunan APBD melalui penyusunan

terlebih dahulu dokumen penganggaran yang berupa: (1) Kebijakan Umum

(12)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 6

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), merupakan dokumen perencanaan

yang disusun setiap tahun sebagai perencanaan pembangunan tahunan dan

merupakan kompilasi kritis atas Renja SKPD setiap tahun anggaran dan merupakan

bahan utama pelaksanaan Musrenbang Daerah yang dilaksanakan secara

berjenjang, mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan

provinsi.

4. Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD), merupakan dokumen perencanaan tahunan

setiap unit kerja daerah dan disusun sebagai derivasi Renstra SKPD yang memuat

rencana kegiatan pembangunan tahunan, yang dilengkapi dengan formulir kerangka

anggaran dan kerangka regulasi serta indikasi pembiayaan dua tahun ke depan.

Kepala SKPD menjabarkan Renstra SKPD ke dalam rencana kerja tahunan dengan

menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sesuai

dengan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) serta TUPOKSI (Tugas Pokok

dan Fungsi) dari masing-masing SKPD. Dengan demikian penyusunan Renja SKPD

selain menjabarkan Renstra SKPD juga memperhatikan dokumen Rencana Kerja

(13)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 7

Gambar 1.1

Hubungan Dokumen RPJP dengan Dokumen Lainnya

RPJM- Nasional

(5 Tahun) RPJP-Nasional (20 Tahun)

RPJM-Daerah Propinsi/ Renstrada-Propinsi dan Standar Pelayanan Minimal

RPJP-Daerah Propinsi (20 Tahun)

RPJP- Daerah Kab/Kota (20 Tahun)

RPJM-Daerah Kab/Kota (5 Tahun)

Rancangan Restra-SKPD

RKPD Kab/Kota (1 Tahun)

Renstra-SKPD (5 Tahun)

Renja-SKPD (1 Tahun)

RAPBD Kab/Kota

(1 Tahun) RKP

Pedoman

Acuan

Memperhatikan Acuan

Acuan

Memperhatikan

Penjabaran

Input

Pedoman

Acuan

Pedoman Pedoman

Input Pedoman

(14)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 8

Sementara itu berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008,

mensyaratkan bahwa Rencana Tata Ruang merupakan dasar dalam menyusun prioritas

program pembangunan. Rencana Tata Ruang digunakan sebagai dasar penyusunan

prioritas program pembangunan sesuai dengan pusat pengembangan wilayah dan tata

guna ruang.

Gambar 1.2

Rencana Tata Ruang Kabupaten Ngawi

Hubungan RPJPD dengan Rencana Tata Ruang Wilayah digambarkan pada

gambar 1.3 di bawah ini :

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI

(15)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 9

Gambar 1.3

Hubungan Perencanaan Pembanggunan dengan Rencana Tata Ruang

(16)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 1 0

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ngawi

Tahun 2005-2025 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan RPJPD, dasar hukum

penyusunan, hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika

penulisan, serta maksud dan tujuan.

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menguraikan statistik dan gambaran umum daerah yang meliputi:

aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan mayarakat, aspek

pelayanan umum dan daya saing daerah.

BAB III. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini memuat penjelasan tentang isu strategis sebagai dampak dari kinerja

pengelolaan kepemerintahan dalam lima-sepuluh tahun lalu yang dipakai

acuan dalam menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran serta cara mencapai

tujuan dan sasaran dua puluh tahun ke depan. Pada bab ini diuraikan

permasalahan pembangunan dan isu strategi

BAB IV. VISI DAN MISI DAERAH

Bab ini menguraikan visi dan misi daerah, serta tujuan dan sasaran

pembangunan setiap misi yang akan dicapai selama dua puluh tahun ke depan

yang dirumuskan bersama para pemangku kepentingan.

BAB V. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

Bab ini berisi sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang

daerah berdasarkan masing-masing misi. pada bab ini juga diuraikan tentang

tahapan dan prioritas pembangunan setiap lima tahunan yang nantinya dipakai

dasar perumusan arah dan kebijkanan pembangunan setiap lima tahun dalam

RPJMD.

BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN

Bab ini memuat penjelasan tentang pedoman transisi serta proses, mekanisme

(17)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 1 1

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan Dokumen RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun

2005-2025 adalah untuk memberikan landasan kebijakan strategis dalam kerangka pencapaian

visi, misi dan program daerah. Sebagai suatu dokumen perencanaan, RPJPD akan

digunakan oleh bupati tepilih setiap lima tahunan sebagai acuan/dasar bagi perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan periode lima tahunan sebagai bagian dari pelaksanaan

visi, misi, dan strategi utama Pemerintah Kabupaten Ngawi 2005-2025.

Tujuan penyusunan Dokumen RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025

tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan sebagaimana yang

tercantum dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam hal ini,

tujuannya adalah untuk :

1. Untuk menetapkan visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten

Ngawi.

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi Dokumen RPJPD dengan dokumen

perencanaan pembangunan lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal,

sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.

3. Untuk mendukung koordinasi antar pemangku kepentingan dalam pencapaian visi

dan misi daerah serta nasional.

4. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan, dan

berkelanjutan, sejalan dengan upaya menggeser ketergantungan pada pemanfaatan

sumber daya yang tidak dapat diperbaharui kepada pemanfaatan sumber-sumber

daya yang dapat diperbaharui.

5. Mengidentifikasi isu-isu pembangunan dan kebijakan perencanaan pembangunan

daerah, sehingga betul-betul bisa berorientasi pada pemberdayaan masyarakat,

dalam rangka mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

6. Melakukan analisis kebijakan perencanaan pembangunan daerah, untuk dapat

merumuskan arah kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah yang menjamin

tercapai pemanfaatan sumber daya secara optimal tersebut di atas.

7. Meletakkan landasan kokoh dan kuat untuk mencapai kejayaan untuk masa depan

(18)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.1. Karakteristik lokasi dan wilayah

1). Letak dan kondisi geografis

Kabupaten Ngawi merupakan salah satu Kabupaten yang secara

geografis berada di Provinsi Jawa Timur bagian Barat, merupakan daerah

penghubung dengan Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta,

dan Jakarta yang mempunyai aksesibilitas transportasi cukup ramai.

Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.295,98 Km2 atau 2,71%

dari luas Provinsi Jawa Timur, secara administratif pemerintahan terbagi

dalam 19 Kecamatan, 4 Kelurahan, 213 Desa. Adapun kecamatannya

Secara astronomis terletak pada posisi 7º21’ - 7º31’ Lintang Selatan

dan 111º07’ - 111º40’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan (Provinsi

Jawa Tengah) dan Kabupaten Bojonegoro

(Provinsi Jawa Timur)

- Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen

(Provinsi Jawa Tengah)

-Sebelah Selatan : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun

(Provinsi Jawa Timur)

(19)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 2

Gambar 2.1

Peta Adminitrasi Kabupaten Ngawi

Sumber : RTRW Kabupaten Ngawi

2). Topografi

Kondisi topografi wilayah cukup bervariasi, yaitu topografi datar,

bergelombang, berbukit dan bahkan pegunungan tinggi, dengan ketinggian

40 - 3.031 meter dari atas permukaan air laut.

Secara umum, di bagian Tengah adalah daerah dataran yang

merupakan lahan pertanian subur, di bagian Selatan merupakan daerah

perbukitan dan pegunungan yang membujur dari Timur ke Barat, meliputi

wilayah Kecamatan Kendal, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Ngrambe

dan Kecamatan Sine yang berada di lereng Gunung Lawu.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

(20)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 3

3). Geologi

Luas dan Struktur tanah kawasan Kabupaten Ngawi adalah sebagai

berikut:

a. Alluvial : 7.957 Ha ( 6,14% )

b. Grumusol : 55.753 Ha ( 43,02% )

c. Mediteran : 25.608 Ha ( 19,76% )

d. Mediteran dan regosol : - Ha ( - % )

e. Mediteran dan Grumosol : - Ha ( - % )

f. Mediteran dan Litosol : 21.487 Ha ( 16,58% )

g. Latosol dan Litosol : 5.349 Ha ( 4,12% )

h. Andosol dan Litosol : 8.060 Ha ( 6,22% )

i. Litosol : 5.349 Ha ( 4,12% )

Jumlah 129.566 Ha ( 100,00% )

Tanah Grumusol terdapat didataran rendah sebelah Selatan

Bengawan Solo dan Sebelah Timur-Barat Sungai Madiun. Tanah

Mediteran, Litosol, dan Andosol di kawasan Kaki Gunung Kendeng,

sedangkan tanah Litosol di sepanjang perbukitan pegunungan Kendeng

serta tanah Alluvial di sepanjang tepi Sungai Madiun dan Bengawan Solo.

4). Hidrologi

Kawasan Kabupaten Ngawi termasuk dalam daerah aliran sungai

(DAS) Solo dan Madiun yang bertemu di Kota Ngawi, dimana didalamnya

terdapat sistem sungai seperti : Sungai Banger, Sawur, Sidolaju, Alas

Tuwo, Batu Bunder, Kenteng, Kelompok dan Ketonggo. Terjadinya

fluktuasi debit air sungai yang mencolok akhir-akhir ini, menunjukkan

ketidakseimbangan antara proses penyerapan air kedalam tanah dengan

meningkatnya aliran permukaan (run off). Hal ini dikarenakan terjadi

kerusakan lingkungan akibat kerusakan hutan.

Wilayah Kabupaten Ngawi terbagi menjadi wilayah utara dan

selatan. Pengelompokan wilayah berdasar aliran Sungai Bengawan Solo

(21)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4  Utara Bengawan Solo : Karanganyar dan Pitu

 Selatan Bengawan Solo : Sine, Ngrambe, Jogorogo, Kendal, Gerih,

Geneng, Kwadungan, Pangkur, Padas Karangjati, Bringin, Kasreman,

Ngawi, Paron, Kedunggalar, Widodaren dan Mantingan.

Wilayah Selatan sebagian besar lahannya mendapatkan pengairan

dari Sungai Bengawan Solo jadi berpotensi untuk tanaman pangan.

Sedangkan wilayah utara sebagian besar lahannya merupakan lahan tadah

hujan dan lahan tegalan.

Keberadaan beberapa waduk di Kabupaten Ngawi seperti Waduk

Pondok, Sangiran dan Kedung Bendo juga merupakan salah satu sarana

penunjang di sektor pertanian.

Berdasarkan potensi yang ada di Kabupaten Ngawi bisa

direncanakan pengembangan sumber daya air Daerah Aliran Sungai

Bengawan Solo berupa pembuatan Waduk dan Embung dengan sasaran

layanan untuk domestik industri.

Pengelolaan terhadap sumber-sumber air bersih yang menjadi

prioritas bagi masyarakat setempat, Pendistribusian air bersih baik untuk

pengairan sawah atau pemenuhan kebutuhan sehari-hari perlu adanya

pengawasan agar dapar dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat, serta

Penetapan peraturan yang lebih tegas dan pemberlakuan yang di

mulai dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemberitahuan

sebelumnya.

5). Klimatologi

Keadaan iklim di Kabupaten Ngawi adalah tropis dan bertemperatur

sedang. Ditinjau dari keadaan curah hujan maka Kabupaten Ngawi

termasuk daerah beriklim kering dengan curah hujan rata-rata di bawah

3.000 mm/tahun yaitu 1.603,63 mm/tahun dan mempunyai hari hujan

dengan rata-rata yaitu sebesar 158,85 hari/tahun.

Curah hujan yang rendah di kabupaten Ngawi menjadikan daerah ini

sering mengalami kesulitan pengairan terutama pada lahan sawah saat

musim kemarau tiba, sehingga petani harus menggunakan mesin diesel

(22)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 5

6). Penggunaan lahan

Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Ngawi adalah sebagai

berikut:

a. Persawahan : 50.476 Ha (38,9%)

b. Perkebunan : 2.275 Ha (1,75%)

c. Tegalan : 13.547 Ha (10,45%)

d. Pekarangan : 2.021 Ha (1,55%)

e. Hutan : 45.428 Ha (35,05%)

f. Pemukiman : 16.323 Ha (12,6%)

g. Waduk, Bendungan dan Lain-lain : 3.057 Ha (2,35%)

Jumlah : 129.598 Ha (100%)

Kabupaten Ngawi masih mempunyai Kawasan Hutan Lindung yang

terdiri dari 3 KPH yaitu KPH Ngawi, KPH Sadaran dan KPH Lawu, seluas

3.086 Ha. Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya saat

ini berupa hutan lindung dan kawasan resapan air yang luasannya mencapai

27.403,13 Ha dari luas hutan secara keseluruhan yaitu 45.428,60 Ha.

Kawasan perlindungan setempat yang terdapat di Kabupaten Ngawi

sebagian besar masih terpelihara. Kawasan ini meliputi kawasan sempadan

sungai yaitu Sungai Bengawan Solo dengan 15 aliran sungai, Kali Madiun

dengan 13 aliran. kawasan sekitar danau/waduk yaitu Waduk Pondok, Air

Terjun Srambang dan beberapa mata air yang ada di Kabupaten Ngawi.

2.1.2. Potensi pengembangan wilayah

Sektor unggulan Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian, hal ini

terlihat dari sektor utama yang menunjang PDRB adalah pertanian tanaman

pangan, sehingga data wilayah produktif adalah wilayah kawasan pertanian,

sedangkan kawasan budidaya adalah kawasan non pertanian.

Potensi sawah cukup besar yakni seluas 44,668 Ha. Sawah ini tersebar di

kawasan perkotaan maupun perdesaan. Komoditi pertanian terbesar di

Kabupaten Ngawi adalah padi, jagung dan kedelai yang terkonsentrasi di

beberapa lokasi yakni di sebagian wilayah Kecamatan Padas, sebagian wilayah

Kecamatan Kasreman, sebagian wilayah Kecamatan Kedunggalar, sebagian

wilayah Kecamatan Paron, sebagian wilayah Kecamatan Ngrambe. Potensi ini

cukup besar karena pertanian di Kabupaten Ngawi selain untuk memenuhi

kebutuhan penduduk wilayah Kabupaten Ngawi sendiri juga untuk kebutuhan

daerah lainnya (seperti ke Madiun, Sragen dan Solo) dan beberapa komoditas

(23)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 6

Luas Perkebunan di Kabupaten Ngawi adalah 5.837,66 ha yang tersebar

dengan jenis produksinya antara lain : kelapa (di Kecamatan Sine, Kecamatan

Jogorogo, Kecamatan Paron dan Kecamatan Widodaren), tebu, tembakau

virginia, tembakau rakyat, cengkeh dan melinjo yang mempunyai nilai jual

cukup tinggi. Komoditas unggulan ini sebagian besar untuk diolah dan dieksport

(seperti ke Madiun, Kediri dan Sragen).

Potensi perikanan darat di Kabupaten Ngawi terdiri dari 26.68 ha kolam,

0,86 ha karamba dengan dan 1.351 ha perairan umum. Pemeliharaan perikanan

di Kolam terbesar berada di Kecamatan Ngawi dengan produksi 189.756 kg,

untuk pemeliharaan perikanan karamba terbesar di Bringin dengan produksi

68.823 kg karena adanya Waduk Pondok dan pemeliharaan perairan umum

terbesar juga berada di Kecamatan Bringin dengan produksi 43.536 kg.

Kegiatan industri di Kabupaten Ngawi memiliki potensi yang cukup

besar, seperti home industri kerajinan khas Kota Ngawi yaitu kerajinan kayu jati

di Kecamatan Mantingan, batik tulis di Kecamatan Widodaren, kerajinan tas

anyaman plastik di Kecamatan Karangjati, industri makanan dan minuman,

Ledre Pisang di Kecamatan Ngawi, Kripik Tempe di Kecamatan Ngawi.

Potensi pariwisata di Kabupaten Ngawi cukup besar baik wisata alam,

wana wisata, maupun wisata sejarah. Wisata-wisata alam tersebut meliputi

Waduk Pondok, Taman Rekreasi dan Pemandian Tawun, Monumen Suryo,

Perkebunan Teh dan Bumi Perkemahan Jamus, Air Terjun Srambang, Bumi

Perkemahan Selondo, Museum Trinil, Benteng Van Den Bosch, Arca Banteng,

Pesangrahan Srigati, Gunung Liliran.

2.1.3. Wilayah rawan bencana

Kawasan Rawan Bencana alam terdiri dari kawasan rawan tanah longsor

yaitu disekitar lereng Gunung Lawu khususnya Kecamatan Kendal, selain itu

juga di sekitar hutan gundul seperti di Kecamatan Karangannyar. Untuk di

kawasan rawan banjir yaitu di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, Kali

Madiun dan Waduk Pondok.

2.1.4. Demografi

Berdasarkan data kependudukan, sampai dengan akhir tahun 2010

jumlah penduduk Kabupaten Ngawi, selengkapnya dapat di lihat pada tabel

(24)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 7

Berdasarkan data kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Ngawi

dari tahun 2007 sampai dengan akhir tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada

akhir tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Ngawi adalah sebanyak 911.911

jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih

sedikit dibandingkin penduduk berjenis kelamin perempuan (sex ratio : 96,75)

penduduk laki-laki sejumlah 448.424 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah

463.487 jiwa.

Dilihat dari segi kepadatan penduduk tahun 2011 maka kepadatan

penduduk per Km² menurut Kecamatan adalah : Tabel. 2.1

Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2011

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

0 1 2 3 4 5

(25)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 8

Tabel 2.2

Tingkat Kepadatan penduduk Akhir Tahun 2011

No Kecamatan Luas daerah (Km²) Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Sumber : Kabupaten Ngawi Dalam Angka Tahun 2012

Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ngawi secara rata-rata

berdasarkan perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah Kabupaten

Ngawi masih tergolong jarang. Namun tingkat kepadatan penduduk untuk

kawasan perkotaan (Kecamatan Ngawi) sudah tergolong cukup padat

dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Pada akhir Tahun 2011 Tingkat

kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Ngawi adalah 704 jiwa/km².

Sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Kecamatan

Karanganyar adalah 230 jiwa/km².

Kecamatan Paron merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah

penduduk terbanyak dibanding 18 kecamatan lainnya dalam wilayah Kabupaten

Ngawi dengan jumlah penduduk 88.510 jiwa.

Sebaliknya wilayah Kecamatan Kasreman merupakan wilayah yang

paling sedikit jumlah penduduknya yaitu 24.545 jiwa. Wilayah ini mempunyai

luas wilayah yang kecil dan merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan

(26)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 9

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Aspek Kesejahteraan Masyarakat terdiri atas : a. Fokus Kesejahteraan dan

Pemerataan Ekonomi, b. Fokus Kesejahteraan Masyarakat, dan c. Fokus Seni budaya

dan Olahraga.

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi ditunjukan dengan

pertumbuhan PDRB, Laju Inflasi, PDRB Perkapita, Indeks Gini, Pemerataan

Pendapatan Versi Bank Dunia, Indeks Ketimpangan Wilayah dan Persentase

penduduk di atas garis kemiskinan.

1). Pertumbuhan PDRB

Kabupaten Ngawi memiliki berbagai potensi ekonomi sebagai

potensi unggulan daerah baik industri, jasa, perdagangan, sumber daya

manusia, modal yang tersebar diberbagai wilayah dan sumber daya alam

yang meliputi pertanian, pertambangan dan pariwisata. Indikator

keunggulan ini dapat di lihat melalui data Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Ngawi yang dikeluarkan oleh Badan Statistik

Kabupaten Ngawi.

Tabel 2.3

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)

No. Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 985.007,46 37,31 1.039.356,65 37,32 1.092.374,15 37,12 1.145.589,73 36,70 1.182.083,93 35,68

2 Pertambangan

745.925,20 28,26 793.681,83 28,50 848,170,35 28,82 923.010,01 29,57 1.012.315,75 30,55

7

(27)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 0

Tabel 2.4

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

No. Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 1.843.370,50 36,64 2.129.128,28 36,90 2.378.578,04 36,91 2.654.359,37 36,63 2.899.469,33 35,72

2 Pertambangan

1.412.591,98 28,08 1.610.680,64 27,91 1.807.677,16 28,05 2.076.707,35 28,66 2.370.210,11 29,20

7

Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ngawi selama

kurun waktu 2007 hingga 2011 menurut harga berlaku, mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, PDRB Kabupaten

Ngawi atas dasar harga berlaku sebesar 6.444.782,83 juta rupiah, sedangkan

pada tahun 2010 menjadi 7.245.842,42 juta rupiah, kemudian meningkat

pada tahun 2011 menjadi 8.116.202,90 juta rupiah.

Ada tiga sektor yang menjadi penyumbang utama PDRB Kabupaten

Ngawi tahun 2011, yaitu sektor pertanian (35,72 %), disusul sektor

perdagangan, hotel, dan restoran (29,20 %), dan sektor jasa-jasa (13,45 %).

Penghitungan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas

dasar harga konstan tahun 2000 berguna untuk melihat fluktuasi

pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ketahun. Hal ini disebabkan

jika penghitungan dilakukan dengan harga konstan, berarti pengaruh

perubahan harga telah dikeluarkan. Pada tahun 2011, PDRB Kabupaten

Ngawi atas dasar harga konstan (2000) senilai 3.313.434,98 juta rupiah,

(28)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 1

Tabel 2.5

Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011

No. Sektor

Pertumbuhan

Hb Hk

% %

1 Pertanian -0.92 -1.63

2 Pertambangan & Penggalian -0.06 -0.03

3 Industri Pengolahan 0.48 0.16

4 Listrik,Gas, & Air bersih 0.13 0.06

5 Konstruksi 0.5 0.03

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.12 2.29

7 Pengangkutan & Komunikasi -0.02 0.17

8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan -0.24 -0.2

9 Jasa-jasa -1 -0.84

PDRB 0 0

Tabel 2.6

Perkembangan PDRB Kabupaten Ngawi (Juta Rupiah)

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 PDRB Tanpa Migas Atas Dasar

Harga Berlaku 5.031.428,99 5.770.273,06 6.444.782,83 7.245.842,42 8.116.202,90

2 PDRB Tanpa Migas Atas Dasar

Harga Konstan 2.639.717,89 2.785.335,43 2.942.602,51 3.121.821,49 3.313.434,98

Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

Struktur perekonomian Kabupaten Ngawi didominasi oleh sektor

Pertanian dan sektor Perdagangan . Pada tahun 2011 nilai PDRB dari sektor

Pertanian mencapai Rp. 2.899.469,33 juta dan Perdagangan mencapai

Rp. 2.370.210,11 juta, sektor penyumbang PDRB Ngawi terbesar ketiga

adalah sektor Jasa yang mencapai Rp. 1.091.282,79 juta.

Sementara kontribusi sektor pertambangan dan penggalian paling

rendah, yaitu hanya mencapai Rp. 39.881,74 juta dan sektor listrik, gas dan

air bersih sebesar Rp. 69.068,08 juta. Dalam periode 2007-2011, PDRB

atas dasar harga konstan (2000), sektor primer yang berbasis sumber daya

alam yaitu sektor Pertanian memberikan sumbangan lebih dari 37 %

terhadap PDRB sedangkan sektor pertambangan dan penggalian rata-rata

mencapai 0,60 % dan cenderung menurun sejak tahun 2010. Oleh sebab itu,

tantangan yang harus diatasi dalam lima tahun mendatang adalah

optimalisasi sumber daya pertambangan melalui eksploitasi dan kerjasama

investasi bidang pembangunan yang lebih baik. Pembangunan infrastruktur

pendukung dan percepatan pembangunan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat dan mendorong kemajuan daerah dengan tetap

memperhitungkan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam dan

(29)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 2

Mengingat struktur perekonomian Kabupaten Ngawi didominasi

oleh sektor pertanian dan perdagangan maka tantangan yang harus diatasi

dalam lima tahun mendatang adalah revitalisasi sektor pertanian melalui

pengembangan agroindustri dan agribisnis yang didukung oleh peningkatan

kapasitas sumber daya manusia, pembangunan jaringan infrastruktur,

pengembangan sistem transportasi, penguatan kerjasama investasi, dan

penataan pelayanan perijinan terpadu.

Tabel 2.7

Distribusi PDRB Kabupaten Ngawi Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-20011 (%)

Perdagangan, Hotel dan Restoran 28,26 28,50 28,82 29,57 30,55 Pengangkutan dan Komunikasi 2,50 2,53 2,57 2,62 2,67 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 6,28 6,22 6,13 6,09 6,08

Jasa-jasa 13,91 13,71 13,57 13,22 13,07

Rata-Rata 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

2). Inflasi Sektoral Kabupaten Ngawi dan Provinsi Jawa Timur

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi cenderung

meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2007-2011 pertumbuhan

ekonomi rata-rata 5,72 % per tahun. Dengan sektor non migas menjadi

penggerak utama bagi perekonomian Kabupaten Ngawi. Seluruh sektor

ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif terhadap perekonomian di

Kabupaten Ngawi. Gambaran pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi

dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Laju inflasi di Kabupaten Ngawi dalam lima tahun terakhir rata-rata

adalah 6,71%. Faktor utama penyebab inflasi adalah biaya pendidikan, jasa

kesehatan, perumahan dan biaya transportasi. Selain itu, kenaikan harga

barang dan jasa disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan tingkat upah.

Dalam upaya menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan

kesejahteraan rakyat, maka tantangan untuk lima tahun mendatang adalah

(30)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 3

Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2007-2011 (%)

No. Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 4,67 5,52 5,10 4,87 3,19

9. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 3,62 4,51 4,22 5,28 5,96

10. Jasa-jasa 3,11 3,98 4,54 3,40 4,92

RATA-RATA 5,16 5,52 5,65 6,09 6,14

Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

3). Pendapatan per Kapita

Penduduk Kabupaten Ngawi yang berjumlah 903.293 jiwa pada

tahun 2011, mempunyai andil yang cukup besar dalam pembentukan angka

pendapatan perkapita. Pendapatan regional perkapita Kabupaten Ngawi

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bila dihitung menurut harga

berlaku. Pada tahun 2011, pendapatan perkapita mencapai

Rp..8.733.544,07, meningkat dari tahun 2010 yang hanya mencapai

Rp..7.883.647,34.

Tabel 2.10

Pendapatan per Kapita Kabupaten Ngawi Tahun 2007-2011 atas Dasar Harga Berlaku

[[

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku (Juta Rp.) 5.552.980,71 6,332.350,61 7.033.529,80 7.883.647,34 8.733.544,07

2 PDRB Atas Dasar Harga

Konstan (2000) (Juta Rp.)

2.913.347,79 3.056.652,66 3.211.416,58 3.396.615,36 3.565.464,15

(31)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 4

Sumber : Hasil PKIB 2001, PSE 2005, PPLS 2008 termasuk data tahun lainnnya

20,73

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

4). Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan

Jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Ngawi dalam

konstelasi di Jawa Timur pada periode 2001-2006 berfluktuasi dari tahun ke

tahun dapat dilihat pada gambar 2.2.

Pada periode 2001-2004 jumlah penduduk miskin cenderung

menurun dari 7,26 juta pada tahun 2001 menjadi 6,98 juta pada tahun 2004

(Hasil Estimasi SSN Kor). Jika dipersentasekan nampak terjadi penurunan

dari 20,73 persen pada tahun 2001 menjadi 19,10 persen pada tahun 2004.

Selanjutnya pada tahun 2005 dan 2006 (Hasil SSN Panel Maret

2005-2006), terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis, yaitu

menjadi 7,14 juta orang atau 19,95 persen (tahun 2005) dan 7,68 juta orang

atau 21,09 persen (tahun 2006). Selanjutnya dengan adanya program aksi

mengatasi dampak kenaikan harga BBM (PAMDKB) pada tahun 2006 lalu

secara berturut-turut, persentase jumlah penduduk miskin terus menurun.

Pada tahun 2007 menjadi sebesar 19,98 persen, tahun 2008 menjadi sebesar

18,51 persen dan tahun 2009 menjadi sebesar 16,68 persen.

Gambar 2.2

Perkembangan Persentase Penduduk Miskin di Jawa Timur Tahun 2001–2009

Penanggulangan kemiskinan merupakan program prioritas utama di

Kabupaten Ngawi. Menurut Program Pendataan Perlindungan Sosial

(PPLS) tahun 2008 Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Ngawi

sejumlah 90.118 RTM, yang di golongkan menurut klasifikasi Sangat

Miskin sejumlah 16.409 RTM, Miskin sejumlah 33.209 RTM dan Hampir

(32)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 5

Tabel 2.11

Jumlah Rumah Tangga PPLS 2008 Menurut Klasifikasi (Keadaan 30 Oktober 2009)

KECAMATAN

RUMAH TANGGA

SANGAT MISKIN MISKIN HAMPIR MISKIN JUMLAH

Sine 581 1488 2022 4091

Pemerintah dalam menangani penanggulangan kemiskinan melalui

program pengentasan kemiskinan, diantaranya melalui penyaluran bantuan

langsung tunai (BLT) pada rumah tanggga miskin dan program-program lainnya.

Untuk mengukur keberhasilan program penanggulangan kemiskinan

tersebut, pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan pendataan rumah

tangga miskin Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur (Pendataan

Gremakertasusila 2009 dan Pendataan Kemiskinan 28 Kabupaten/Kota

2010). Menurut pendataan tersebut Rumah Tangga Miskin di Kabupaten

Ngawi pada tahun 2010 sejumlah 88.525 RTM, yang digolongkan menjadi

klasifikasi Sangat Miskin sejumlah 16.173 RTM, Miskin sejumlah 32.125

RTM dan Hampir Miskin sejumlah 40.227 RTM.

Persentase jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Ngawi pada

tahun 2010 dibandingkan pada tahun 2008 (PPLS) turun sebanyak 1,77%,

apabila dilihat menurut klasifikasi Sangat Miskin turun sebanyak 1,44%,

Miskin sebanyak 3,26% dan Hampir Miskin sebanyak 0,67%. Hal ini

disebabkan semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Ngawi pada Tahun 2010. Selengkapnya dapat di lihat dalam tabel sebagai

(33)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 6

Tabel 2.12

Updating PPLS'08 BPS (Pendataan Kemiskinan 28 Kab/Kota 2010)

KABUPATEN

PPLS 08 GREMAKERTASUSILA 09 + NON GREMAKERTASUSILA '10

HAMPIR

KAB. NGAWI 40.500 33.209 16.409 90.118 40.227 32.125 16.173 88.525

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat

Fokus Kesejahteraan Masyarakat didukung oleh: 1). Pendidikan, 2).

Kesehatan, 3). Pertanahan dan 4). Aspek Ketenagakerjaan.

1). Pendidikan

Capaian Kinerja Pendidikan diukur dengan IKK : Angka melek huruf,

Angka rata-rata lama sekolah, Angka Pendidikan yang di tamatkan, Angka

1. Angka Melek Huruf 97,39 98,40 97,85 98,25 98,75

2. Angka Rata-rata lama

sekolah SD/MI 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

3. Angka Rata-rata lama

sekolah SMP/MTs 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

4. Angka Pendidikan yang di

tamatkan 4.59 4.45 3.54 3,65 3,5

Bayi, Angka Usia Harapan Hidup, Persentase Balita yang mengalami Gizi

Buruk, Jumlah Kelahiran dan Jumlah Kematian, Angka kelangsungan hidup

(34)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 7

Tabel 2.14

Capaia Kinerja Kesehatan

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1. Angka kematian bayi - - 112 107 139

2. Angka Usia Harapan Hidup 70 70 68 65 66

3. Persentase balita yang mengalami gizi

buruk - - 1,02 0,84 0,55

4. Jumlah kelahiran 7.029 4.959 6.243 7.820 8.015

5. Jumlah Kematian 3.540 3.085 3.755 4.109 4.270

6. Angka kelangsungan hidup bayi - - 12,304 12,325 12,330

7. Persentase balita gizi buruk mendapat

perawatan - - 100 100 100

3). Capaian Kinerja Pertanahan

Capaia Kinerja Pertanahan diukur dengan IKK : Persentase Penduduk

yang Memiliki Lahan.

Tabel 2.15

Capaia Kinerja Pertanahan

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1. Persentase Penduduk yang Memiliki

Lahan - - 13,90 13,90 13,66

4). Capaian Kinerja Ketenagakerjaan.

Capaian Kinerja Ketenagakerjaan diukur dengan IKK : Rasio

Penduduk yang Bekerja.

Tabel 2.16

Capaian Kinerja Ketenagakerjaan

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1. Rasio Penduduk yang bekerja 93,88 93,88 93,88 90,21 93,88

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Fokus Seni Budaya dan Olahraga terdiri atas dua aspek yaitu :

Kebudayaan dan Pemuda Olahraga.

1). Capaian Kinerja Kebudayaan

Capaian Kinerja Kebudayaan diukur dengan IKK : Jumlah Group

(35)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 8

Tabel 2.17

Capaian Kinerja Kebudayaan

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah Group Kesenian per 10.000

penduduk - - - - 203

2 Jumlah Gedung Kesenian per 10.000

penduduk - - - - -

2). Capaian Kinerja Pemuda dan Olahraga

Capaian Kinerja Pemuda dan Olahraga diukur dengan IKK : Jumlah

Klub Olahraga dan Jumlah Gedung Olahraga.

Tabel 2.18

Capaian Kinerja Pemuda dan Olahraga

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah Klub Olahraga Kesenian per

10.000 penduduk 2 2 2 2 2

2 Jumlah Gedung Olahraga per 10.000

penduduk - - - - -

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

Capaian Kinerja Aspek Pelayanan Umum terdiri atas fokus : Urusan Wajib dan

Urusan Pilihan.

2.3.1. Layanan Umum Urusan Wajib

1. Urusan Pendidikan

Faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan adalah rasio

siswa terhadap daya tampung sekolah. Pencermatan atas data sebaran

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH) menunjukkan

bahwa ketersediaan sarana prasarana, aksesibilitas, serta kondisi sosial

ekonomi, berpengaruh pada peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

dan Angka Melek Huruf (AMH).

Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur salah

satu pendidikan murid, diantaranya adalah Angka Partisipasi Sekolah

(APS). Indikator ini menunjukkan seberapa besar anak usia menurut tingkat

pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia

pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. APS dihitung

berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih

menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan

(36)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 9

Pembangunan sektor pendidikan tidak hanya diarahkan pada

perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, tetapi juga

peningkatan mutu pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan pasar

kerja. Pada tahun 2010 Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk berusia

7-12 tahun yang bersekolah tercatat sebesar 99.56. Sedangkan APS

kelompok usia 13-15 tahun adalah sebesar 94,59. Sementara angka melek

huruf di Kabupaten Ngawi pada tahun 2007 sebesar 97,39 dan meningkat

menjadi 99,95 pada tahun 2010.

Capaian kinerja urusan pendidikan diukur dengan indikator : Angka

Partisipasi Sekolah SD/MI, Rasio ketersediaan sekolah perpenduduk usia

sekolah SD/MI, Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs, Rasio ketersediaan

sekolah perpenduduk usia sekolah SMP/MTs, Rasio guru: murid SD/MI,

Rasio guru : murid SMP/MTs.

Kondisi pendidikan ditentukan oleh ketersediaan sarana dan

prasarana pendidikan, dan tenaga pengajar. Dalam periode 2007 jumlah

sekolah SD/MI 709 unit dan pada tahun 2010, jumlah sekolah SD/MI

menjadi 673 unit.

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan tingkat

pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan. Rasio

ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah

ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Sementara

tenaga pengajar SD/MI tahun 2007 sebanyak 5.357 orang dan pada tahun

2010 mencapai 7.233 orang. Sedangkan jumlah murid SD/MI sebanyak

85.493 orang pada tahun 2007 menjadi 79.358 orang pada tahun 2010.

Pada jenjang pendidikan SMP/MTs, bangunan sekolah pada tahun

2007 sebanyak 118 unit dan pada tahun 2010 menjadi 116 unit. Jumlah

guru sebanyak 2.876 orang pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 2.917

orang pada tahun 2010. Sedangkan jumlah murid SMP/MTs sebanyak

(37)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 2 0

3. Jumlah penduduk kelompok usia

SD/MI 80.157 75.226 76.563 72.892 81.904

4. Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTS 91,57 92,83 93,53 94,59 95,24

5. Jumlah murid usia SMP/MTS 38.138 40.892 36.860 36.166 37.669

6. Jumlah penduduk kelompok usia

SMP/MTS 41.650 44.051 39.410 38.234 83.506

7. Rasio ketersediaan sekolah per

penduduk usia sekolah SD/MI 1 : 113 1 : 109 1 : 112 1 : 108 1 :121

8. Jumlah gedung sekolah SD/MI 709 688 686 673 679

9. Rasio ketersediaan sekolah

perpenduduk usia sekolah SMP/MTs 1 : 353 1 : 393 1 : 346 1 : 330 1 :739

10. Jumlah gedung sekolah SMP/MTs 118 112 114 116 113

11. Jumlah Guru SD/MI 5.357 5.712 5.939 7.233 7.644

12. Jumlah Murid SD/MI 85.493 79.504 82.389 79.358 75.610

13. Rasio guru : murid SD/MI 1 : 16 1 : 14 1 : 14 1 : 11 1 :10

14. Jumlah Guru SMP/MTs 2.876 2.720 2.758 2.917 2.873

15. Jumlah Murid SMP/MTs 39.637 42.476 38.312 37.371 37.669

16. Rasio guru : murid SMP/MTs 1 : 14 1 : 16 1 : 14 1 : 13 1 : 14

2. Urusan Kesehatan

Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu

merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia,

mengatasi kemiskinan, dan membangun pondasi pembangunan ekonomi

yang berkelanjutan.

Capaian kinerja layanan umum dalam urusan kesehatan diukur

dengan indikator kinerja : Persalinan yang ditangani dokter, tenaga medis

dan bidan, Balita yang sudah mendapatkan imunisasi, Cakupan kunjungan

ibu hamil Cakupan kunjungan ibu hamil, Cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani, Cakupan kunjungan bayi, Cakupan pertolongan persalianan

oleh tenaga kesehatan yang memiliki kopetensi kebinanan, Cakupan desa

kelurahan UCI, Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

(38)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 2 1

Tabel 2.20

Capaian Kinerja Urusan Kesehatan

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1. Persalinan yang ditangani dokter,

tenaga medis dan bidan - - 101,26 99,87 97,10

2 Balita yang sudah mendapatkan

imunisasi - - 88,56 82,9 97,20

3 Cakupan kunjungan ibu hamil - - 93,42 91 92

4 Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani - - 94,71 65 70

8 Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit TBC BTA - - 91,63 85 85

9 Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit DBD - - 100 100 100

3. Urusan Pekerjaan Umum

Sarana dan prasarana wilayah yang meliputi infrastruktur

transportasi, sumber daya air dan irigasi, telekomunikasi, listrik dan

energi serta sarana dan prasarana dasar permukiman merupakan

aspek yang utama dalam pembangunan suatu daerah serta memiliki

peran yang penting bagi peningkatan perekonomian dan kehidupan

sosial masyarakat.

Prasarana transportasi merupakan tulang punggung pengembangan

wilayah sehingga sangat penting untuk menunjang kelancaran

aktivitas sosial dan ekonomi. Pada saat ini prasarana transportasi belum

maksimal dalam memfasilitasi tingginya pergerakan masyarakat

yang ditunjukkan oleh masih terdapat jalan dalam kondisi rusak, dimensi

jalan masih kecil, geometrik belum memenuhi standar teknis, dan panjang

jalan masih terbatas.

Belum maksimalnya infrastruktur transportasi dalam memfasilitasi

pergerakan masyarakat disebabkan rendahnya jumlah jalan dalam kondisi

baik dan pembangunan jalan-jalan baru, serta belum maksimalnya

struktur konstruksi jalan. Kondisi tersebut diperburuk dengan

(39)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 2 2

Capaian kinerja layanan umum pada urusan Pekerjaan Umum

diukur dengan indikator kinerja antara lain : Proporsi Panjang Jaringan

Jalan dalam Kondisi Baik, Persentase panjang jalan kabupaten dalam

kondisi baik, Persentase Panjang Jaringan Irigasi dalam kondisi baik,

Persentase rumah tinggal bersanitasi, Rasio Tempat Pembuangan Sampah

(TPS) per Satuan Penduduk, Rasio Rumah Layak Huni, Rasio Pemukiman

Layak Huni, dan Panjang jalan yang memiliki trotoar dan

drainase/saluran pembuangan air minimal 1,5 m, Persentase sempadan

jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan liar, Persentase

drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran tidak tersumbat, Luas baku

sawah yang tercukupi air irigasi, Luas layanan jaringan irigasi yang

direhabilitasi, Jumlah HIPPA yang aktif dari jumlah 314 lembaga, Jumlah

sumur air tanah yang di bangun, Jumlah embung selesai di bangun.

Tabel 2.21

Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam

kondisi baik 0,617 0,516 0,527 0,530 0,518

2 Persentase panjang jalan kabupaten

dalam kondisi baik (%) 61,759 51,699 52,724 52,988 51,733

3 Persentase panjang jaringan irigasi

dalam kondisi baik (%) 71 75 78 79,95 82,32

4 Persentase rumah tinggal yang

bersanitasi (%) 40,25 42,40 45,50 50,75 56,55

5 Rasio tempat pembuangan sampah

(TPS) per satuan penduduk (%) 1,310 1,394 1,510 1,756 1,896

11 Luas baku sawah yang tercukupi air

irigasi (Ha) 39.154 40.322 42.384 36.511 37.059

12 Luas layanan jaringan irigasi yang

direhabilitasi (Ha) 3.133 4.502 5.075 5.664 6.792

13 Jumlah HIPPA yang aktif dari jumlah

314 lembaga 139 139 139 150 170

14 Jumlah sumur air tanah yang di

bangun 111 118 126 126 126

(40)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 2 3

4. Urusan Perumahan

Pembangunan prasarana dasar permukiman pada hakekatnya untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata dan menyediakan

pelayanan dasar Pembangunan prasarana dasar permukiman meliputi

penyediaan prasarana air minum, sanitasi, drainase, perumahan dan

permukiman, serta penataan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Berbagai isu strategis yang dihadapi di bidang keciptakaryaan

antara lain : masih rendahnya tingkat pelayanan prasarana air minum,

sebagian masyarakat tingkat kemampuannya masih ada yang relatif

rendah untuk memiliki rumah layak huni serta belum mantapnya

dukungan aspek pembiayaan dan sumber daya lainnya. Untuk itu,

berbagai upaya dilakukan oleh Kabupaten Ngawi dalam pemenuhan

kebutuhan air bersih antara lain melaksanakan Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan Air Minum dengan upaya peningkatan pelayanan

berupa penambahan jaringan pipa distribusi, sambungan rumah, terminal

air, hidran umum serta peralatan dan bangunan pelengkap lainnya. Hal ini

juga dilaksanakan guna mewujudkan target MDG’s 2015 dalam

pemenuhan air minum sebesar 60 %.

Kebutuhan perumahan diperkirakan akan bertambah dari tahun

ketahun diakibatkan sebagai konsekuensi pertumbuhan penduduk dan

seiring dengan perkembangan kemajuan Kabupaten Ngawi.

Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perumahan diukur

dengan indikator: Rumah tangga pengguna air bersih, Rumah tangga

pengguna listrik, Rumah tangga bersanitasi, Lingkungan pemukiman

kumuh, pemukiman layak huni dan Rumah layak huni.

Tabel 2.22

Capaian Kinerja Urusan Perumahan

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1 Persentase Rumah tangga pengguna

air bersih (%) 58,54 58,63 58,99 59,26 60,15

2 Persentase rumah tangga pengguna

listrik (%) 1 12 13 39 40

3 Persentase rumah tinggal yang

bersanitasi (%) 40,25 42,40 45,50 50,75 56,55

4 Rasio rumah layak huni (%) 79,20 80,10 82,00 86,00 -

5 Rasio permukiman layak huni (%) 72,10 74,08 76,20 78,40 -

6 Persentase lingkungan permukiman

(41)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 2 4

5. Urusan Tata Tuang

Dengan di susunnya Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW

Ngawi 2010-2030 yang mengacu Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang secara otomatis semua Peraturan tentang Tata

Ruang harua mengacu pada peraturan daerah tersebut

Capaian kinerja layanan umum pada urusan Tata Ruang diukur

dengan indikator : Ruang terbuka Hijau dan Rasio bangunan ber-IMB.

Tabel 2.23

Capaian Kinerja Urusan Tata Ruang

No Indikator TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

1 Persentase penanganan ruang terbuka

hijau (%) 14,429 15,509 16,203 20,447 24,691

2 Persentase bangunan ber-IMB 80 85 87 88 90

6. Urusan Perencanaan Pembangunan

Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perencanaan

Pembangunan diukur dengan indikator : Tersedianya dokumen

perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda, Tersedianya

Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda,

Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan

Perkada, dan Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD.

Gambar

Tabel 2.9 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2007-2011 (%)
Tabel 2.11
Tabel 2.12
Tabel 2.16
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005- 2025 yang selanjutnya disebut RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Kuningan untuk

JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) PROVINSI BANTEN

Merujuk pada ketentuan mengenai pengertian RPJP tersebut di atas, maka Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Banten Tahun 2005-2025 didefinisikan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (Dua Puluh) tahun, yang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 2025 yang selanjutnya. disebut RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Buru Selatan Tahun 2009-2029 yang selanjutnya disingkat RPJPD Kabupaten Buru Selatan adalah dokumen perencanaan

Sistematika penulisan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tamrauw Tahun 2005-2025 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Kabupaten Nunukan adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah