Setelah melaksanakan petunjuk, bimbingan dan koreksi penulisan skripsi oleh Ilham Fahmi, NIM yang berjudul : “MENJUAL DAN MEMBELI UANG RUSAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Pasar Wage Purwokerto Kabupaten Banyumas)”. Jual Beli UANG RUSAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Pasar Upah Purwokerto Kabupaten Banyumas). Berdasarkan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh pembeli uang rusak (keranjang uang keliling) dan pedagang di Pasar Wage Purwokerto Kabupaten Banyumas bahwa terdapat transaksi jual beli uang rusak.
Dengan kata lain, pembeli uang rusak (keranjang uang traveller) menetapkan harga sebesar setengah nilai nominal uang yang ditukarkan. Rumusan masalahnya adalah 1) bagaimana praktek jual beli uang rusak yang terjadi di Pasar Wage Purwokerto, dan 2) bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktek jual beli uang rusak yang dilakukan pembeli uang rusak ( keranjang uang keliling) dan penjual uang rusak (pasar pedagang) di Wage Purwokerto. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari para pelaku jual beli uang rusak di pasar upah Purwokerto, dan sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari catatan dan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. kajian penulis.. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jual beli uang rusak yang terjadi di pasar upah purwokert telah memenuhi rukun jual beli seperti adanya 'a>qid (penjual dan pembeli). ), pengucapan (i>ja>b dan qabu>l ) dan adanya ma'qu>d 'alaih yaitu uang.
Dilihat dari hukum Islam, jual beli uang rusak masih mengandung unsur riba, dimana kelebihan nilai jual beli tersebut diperoleh pembeli uang rusak (keranjang uang keliling). Hal ini diharamkan dalam Islam karena menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak yaitu penjual uang rusak (pedagang pasar). Adapun skripsi yang ditulis penulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar di Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto yang berjudul “BELI BELI UANG RUSAK DALAM PERSPEKTIF.
Ketertarikan penulis pada judul ini karena penulis ingin mengetahui bagaimana amalan jual beli uang rusak yang sesuai dengan syariat Islam. Pengelola UPT Pasar Wage Purwokerto beserta para pegawai yang memberikan ijin dan membantu penulis untuk meneliti skripsi ini hingga selesai. Seluruh responden yang memberikan informasi mengenai praktek jual beli uang kertas rusak di pasar Wage Purwokerto.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Telaah Pustaka
- Sistematika Penulisan
Salah satu kegiatan muamela yang sesuai dengan ketetapan Allah. itu adalah perdagangan atau jual beli. Secara terminologi jual beli disebut dengan al-ba`i yang berarti menjual, mengganti dan menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Barang tersebut harus bermanfaat, karena diharamkan jual beli khamr, daging babi, dan lain-lain, yang termasuk dalam hukum haram.
Jumhur Ulama membagi jual beli menjadi dua jenis, yaitu jual beli yang masuk kategori sah (sah) dan jual beli yang masuk kategori haram. Sedangkan jual beli haram adalah jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat dan rukun jual beli tersebut sehingga jualannya rusak (fasad) atau batal. Seiring dengan kemajuan jaman, permasalahan jual beli semakin banyak dan banyak hal baru yang bermunculan saat ini.
Lain halnya dengan jual beli uang rusak yang dilakukan pedagang di Pasar Wages Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Pasar Paga Purwokerto terletak di pusat kota Purwokerto, transaksi jual beli di pasar ini berlangsung sehari penuh. Bagaimana praktek jual beli uang kertas rusak yang dilakukan oleh pembeli uang kertas rusak (keranjang uang keliling) dan penjual uang kertas rusak (pedagang pasar upah) di pasar upah Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktek jual beli uang kertas rusak yang dilakukan oleh pembeli uang kertas rusak (keranjang uang keliling) dan penjual uang kertas rusak (pedagang pasar gaji) di pasar upah Purwokerto Kabupaten Banyumas. Untuk mengetahui bagaimana praktek jual beli uang rusak yang dilakukan oleh pembeli uang rusak (keranjang uang keliling) dan penjual uang rusak (pedagang pasar upah) di Pasar Wage Purwokerto Kabupaten Banyumas. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam terhadap praktek jual beli uang rusak yang dilakukan oleh pembeli uang rusak (keranjang uang keliling) dan penjual uang rusak (pedagang pasar gaji) di Pasar Gaji Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Memberikan informasi dan wawasan kepada penulis dan pembaca mengenai praktek jual beli uang rusak ditinjau dari hukum Islam. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis akan memaparkan serangkaian tinjauan pustaka yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan jual beli uang rusak di pasar upah Purwokerto. Penelitian ini menjelaskan tentang jual beli mata uang asing menurut Tinjauan Hukum Islam, dan membahas tentang teori jual beli mata uang yang berbeda.
Dari berbagai penelitian di atas, sepanjang pengetahuan penulis belum ada yang meneliti jual beli uang kertas rusak di Pasar Wage Purwokerto secara detail dari sudut pandang hukum Islam. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk membahas lebih lanjut mengenai jual beli uang kertas rusak sebagai bahan penelitian.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hadis Nabi SAW di atas: “Emas dan emas, setiap tingkatannya sama.” Artinya, emas dijual dengan emas yang cangkangnya sama, bukan sifatnya, karena menurut kaidah “emas baik dan buruk itu sama”.
Saran-saran
Aminah, “Perdagangan Valuta Asing dalam Tinjauan Hukum Islam (Kajian Analitik Peraturan Bank Indonesia No. 6/1/PBI/2004 Tentang Pedagang Valuta Asing).