Nilai spiritual sebagai bagian dari psikologi berpandangan bahwa seseorang yang taat beragama belum tentu memiliki nilai spiritual. Namun bisa jadi seseorang yang berjiwa humanis-non-religius mempunyai nilai-nilai spiritual yang tinggi, sehingga sikap hidupnya inklusif, mufakat dalam perbedaan, dan penuh toleransi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana transformasi nilai-nilai spiritual pada masyarakat Juguran Syafaat di Purwokert.
Hasil dari penelitian ini adalah upaya yang dilakukan oleh komunitas Juguran Syafaat terkait dengan transformasi nilai-nilai spiritual yaitu dengan hadirnya forum diskusi dengan teknik pelaksanaan yang mewujudkan nilai-nilai kekeluargaan yaitu duduk melingkar dan menghilangkan sekat-sekat sosial dan setelahnya finishingnya mereka diajak berjabat tangan secara melingkar. Lebih lanjut, tema yang dibawakan dalam forum tersebut, meskipun berkaitan dengan persoalan ekonomi sosial dan budaya, namun selalu berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan sehingga Jama'ah selalu dilatih dalam segala hal agar berada dalam kesadaran Ilahi. Abah Kholid Abdul Rasyid yang selalu membimbing saya Pak akhirnya menghasilkan sebuah karya sederhana yang saya persembahkan untuk ibu saya, Fatimah dan ayah saya.
Berkat bimbingan dan arahannya, penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Upaya Transformasi Nilai-Nilai Spiritual pada Masyarakat Juguran Syafaat di Purwokerto”. Tn. Agus Sukoco, Mas Kukuh, Mas Kusworo selaku aktivis komunitas Juguran Syafaat Purwokerto mengucapkan terima kasih atas bantuan dan waktu yang diberikan. Kepada Mba Anisah, Mas Fadil Amin, Mas Afriyadi, Mas Samsul Anwar, Royan Al-Kautsar, semua saudara-saudaraku yang selalu memberikan semangat dan mendoakanku.
Abah Kholid Abdul Rasyid selaku Mursyid saya yang selalu membimbing Bapak dan Ibu Nyai Kholidah sekeluarga di Pondok Pesantren Darul Muhajirin Ajibarang.
PENDAHULUAN
- Penegasan Istilah
- Rumusan Masalah
- Telaah Pustaka
- Sistematika Penulisan
Teknologi dan birokrasi bangkit dengan kekuatannya yang dahsyat dalam mengendalikan masyarakat dan masyarakat menjadi bergantung padanya, sehingga pentingnya nilai-nilai spiritual keagamaan hilang dari benak dan tanggung jawab umat manusia. Namun bisa jadi seseorang yang berjiwa humanis-non-religius mempunyai nilai-nilai spiritual yang tinggi, sehingga sikap hidupnya inklusif, mufakat dalam perbedaan, dan penuh toleransi. Sedangkan masyarakat Juguran Syafaat yang tanpa atribut agama, mempelajari berpikir siklis selain berpikir linier dan selalu menghubungkan setiap permasalahan dengan pemikiran transendental atau ketuhanan dan bersifat substansial yaitu berusaha mencari sisi-sisi permasalahan, lalu bagaimana caranya. menemukan nilai-nilai spiritual.
Secara implisit nilai-nilai spiritual masyarakat ini selalu berusaha menghubungkan permasalahan hidup dengan hikmah Ilahi, seperti filsafat Peripatetik yang merupakan penghubung antara nilai-nilai Al-Quran dengan budaya Hellenic dan juga konsep hikmah dari Wahdatiiyah Armahedi Mahzar yang merupakan jembatan antara nilai-nilai Al-Quran dengan ilmu pengetahuan modern.7. Penerapan nilai-nilai spiritualitas hidup dapat berarti melakukan atau melaksanakan nilai-nilai dasar ruh atau dorongan atau kekuatan keimanan dalam bentuk gerak jasmani dan rohani, yang akan membentuk berbagai perilaku gaya hidup. Nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan antar peserta terasa erat dan hal inilah yang diajarkan oleh Komunitas Juguran Syafaat.
Kata lembab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti usaha, ikhiyar (mencapai suatu tujuan, menyelesaikan suatu masalah, dan sebagainya) nilai-nilai spiritual dalam diri seseorang dan orang lain. Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan nilai-nilai dari judul skripsi ini adalah sesuatu yang esensial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunitas diartikan sebagai sekumpulan organisme (manusia, dan lain-lain) yang hidup dan berinteraksi satu sama lain dalam suatu wilayah tertentu; 15 Sedangkan komunitas yang dimaksud dalam skripsi ini adalah komunitas Juguran Syafaat di Purwokerto.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengkategorikan rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana upaya transformasi nilai-nilai spiritual pada masyarakat Juguran Syafaat di Purwokerto”. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini berupaya untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk mentransformasikan nilai-nilai spiritual pada masyarakat Juguran Syafaat di Purwokerto. Manfaat penelitian bagi semua kalangan khususnya peneliti swasta diharapkan dapat memperoleh wawasan yang mendalam terkait upaya transformasi nilai-nilai psikologis pada komunitas Juguran Syafaat di Purwokerto.
Selain itu, peneliti I Ketut Rupa menuangkan spiritualitas berupa ajaran agama Hindu melalui karya sastra dengan judul penelitiannya “Pendidikan Berbasis Nilai Spiritual (Spirit Of Education) (Analisis Deskriptif Beberapa Naskah Sastra Hindu)”. Penelitian ini berupaya menemukan nilai-nilai spiritual dalam teks sastra Hindu yang dapat dijadikan pendidikan bagi pemiliknya. 18 Dalam Ketut Rupa, “Pendidikan Berbasis Nilai Spiritual (Spirit Of Education) (Analisis Deskriptif Beberapa Naskah Sastra Hindu)”, (Jurnal Ilmiah Widya Sastra No.7 Vol.13 Th. 2012).
Seorang pemimpin yang berlandaskan nilai-nilai spiritual menempatkan Allah dan Rasul-Nya sebagai pusat segala tindakannya, yang senantiasa bergerak untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas akhlak dan prestasinya. Oleh karena itu, lahirnya sikap kasih sayang, kejujuran, disiplin dilandasi oleh prinsip Rahmatal lill 'alamin.19 Dalam konteks kepemimpinan, nilai-nilai spiritual lebih berorientasi pada konsep ihsan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk lebih fokus pada transformasi nilai-nilai yang terkandung dalam spiritualitas masyarakat majemuk bernama Juguran Syafaat yang berlokasi di Purwokert.
Bab ini akan membahas tentang latar belakang teori yang mencakup teori-teori yang berkaitan dengan transformasi nilai-nilai spiritual.
PENUTUP
Saran-Saran
Forum Diskusi diharapkan berlokasi di titik-titik strategis yang konsisten sehingga lebih mudah dikunjungi dan lebih akrab dengan masyarakat. Kemunculan Cak Nun lebih sering di forum-forum sehingga mempererat silaturahmi dengan pencipta pertama Jama'ah Maiyah. Diharapkan dengan mengajak sanak saudara dan teman dekat untuk mengikuti forum diskusi Juguran Syafaat sehingga mempercepat perkembangan komunitas Juguran Syafaat.
Diharapkan dapat meningkatkan aktualisasi di lingkungan manapun atas apa yang telah diperoleh dalam forum diskusi Juguran Syafaat, sehingga perubahan yang terjadi pada diri sendiri semakin terasa. Diharapkan mereka dapat menyebarkan wawasan yang diperoleh dalam forum diskusi Juguran Syafaat agar ilmunya bermanfaat bagi orang lain.
Kata Penutup
